Ditengah situasi COVID-19, kegiatan yang dilakukan masyarakat menjadi lebih terbatas. Banyak dari instansi yang telah menerapkan kebijakan work from home dan kuliah serta sekolah secara daring. Hal ini dilakukan demi menekan penyebaran COVID-19 yang berpotensi menular melalui kontak langsung. Sebagai bentuk penanggulangan, beberapa daerah di Indonesia memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Adapun salah satu daerah yang telah menerapkan kebijakan ini yakni Provinsi DKI Jakarta.
Sehubungan dengan hal tersebut, pada Sabtu, 11 April 2020 lalu, Prof. Dr. Faturochman, M.A selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada menjadi salah satu narasumber dalam dialog penerapan PSBB di salah satu program berita sore stasiun televisi televisi swasta. Pada dialog tersebut, dibahas mengenai bagaimana perkembangan COVID-19 di Indonesia, serta bagaimana agar penyebaran COVID-19 dapat dibendung dan tidak semakin meluas. Diungkapkan bahwa, penting bagi setiap elemen di pemerintahan untuk tetap memberikan edukasi terkait COVID-19 pada masyarakat. Untuk mendukung hal tersebut, maka keterlibatan dari tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama guna memberikan edukasi bagi masyarakat menjadi faktor yang penting agar PSBB dapat berjalan dengan baik.
Penerapan PSBB juga memiliki dampak lain. Pergerakan dan interaksi yang terbatas, bagi sebagian orang dapat menjadi hal yang menimbulkan ketidaknyamanan dan mempengaruhi kondisi mental. Terkait hal ini, Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, MMedSc., Ph.D. selaku Wadek III dan Dr. Diana Setiyawati, M.HSc.Psy., Ph.D. selaku direktur Center of Public Mental Health (CPMH) juga menjadi narasumber dalam bincang-bincang yang bertajuk UGM Berbicara. Acara ini diselenggarakan oleh salah satu radio swasta di Yogyakarta.
Pada kegiatan tersebut, kedua narasumber berkesempatan untuk berbagi perspektif mengenai mental health dan COVID-19. Selain itu, masyarakat juga berkesempatan untuk berinteraksi melalui telepon dan mengajukan pertanyaan serta berbagi mengenai permasalah yang dihadapi pada kondisi sekarang. Adapun beberapa permasalah yang dikemukakan antara lain, perasaan cemas dan tidak produktif, permasalahan ekonomi hingga bagaimana cara coping terbaik untuk situasi saat ini. Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat memperoleh pengetahuan lebih mengenai kesehatan mental dan bagaimana untuk tetap menjaga kesehatan mentalnya di masa-masa ini.