Arsip:

Rilis

Thailand Cultural Exchange oleh Karin dan Ayun

Awal November 2012, 2 mahasiswi Fakultas Psikologi UGM angkatan 2009, yakni Karinindya Noorsani dan Devi Lu’luk Qurrotu A’yun S. berangkat ke Bangkok, Thailand menjadi duta bangsa selama seminggu dalam rangka Student Exhange pada program Inter-cultural Learning and Friendship Program (ILFriP) #5 yang diselenggarakan oleh organisasi ASEAN Youth Friendship Network (AYFN).

Program ILFriP yang telah berjalan kelima kalinya oleh AYFN ini bertujuan untuk mengenal kebudayaan masing-masing antar kedua belah negara, melatih kepemimpinan, saling pengertian atas perbedaan karakter dan sikap dalam membangun hubungan persahabatan antar pemuda Indonesia dengan Thailand. Disana, kedua mahasiswi ini mempelajari bahasa, musik tradisional Thailand, seminar pariwisata dan melakukan team building dengan mahasiswa Thailand, serta menyelenggarakan pertunjukkan seni tentang budaya Indonesia yang bertempat di Chulalongkorn University, Bangkok. Selain itu mereka juga berkesempatan mengikuti kelas memasak di Silom Thai Cooking School, dimana mereka diajarkan memasak makanan khas Thailand.

Adapun baik bagi Karinindya dan A’yun menyatakan bahwa program ini telah memberikan pengalaman dan banyak manfaat, dimana membantu mengasah kemampuan komunikasi persuasif mereka dalam memperkenalkan budaya dan adat istiadat Bangsa Indonesia. Selain itu, memberikan pemahaman yang luar biasa akan perbedaan norma dan aturan yang berlaku di masyarakat, dimana banyaknya transgender yang ada ditengah masyarakat Thailand tidak menjadikan mereka dikucilkan oleh masyarakat sekitarnya. Secara keseluruhan, program ini merupakan suatu proses pembelajaran yang sangat berharga dalam berpikir, membentuk sudut pandang dan berpendapat. Oleh karena itu, kami berharap bahwa untuk selanjutnya akan ada delegasi-delegasi lain dari Psikologi yang juga dapat merasakan kesempatan yang sangat berharga ini dalam program kegiatan lainnya.

Kupas Cara Publikasi Karya Ilmiah

UGM telah bercita sebagai universitas Riset dunia, segala upaya demi terwujudnya cita-cita bessar itupun terus diasah. Berbagai penelitian dilakukan. Hal ini untuk menunjukkan pada dunia, bahwa Indonesia juga mampu melahirkan banyak ilmuwan dan peneliti handal di kancah internasional.

Karya dari penelitian ini akhirnya harus juga terpublikasikan, oleh karenanya, mahasiswa magister psikologi Universitas Gadjah Mada mengadakan Workshop untuk membongar rahasia bagaimana mempublikasikan karya Ilmiah tersebut.

Workshop yang bertajuk “Penulisan Publikasi Ilmiah dan Jurnal Internasional” ini bertempat di kampus Fakultas Psikologi UGM  (14/11/2012). Tidak tanggung –tanggung, pembicara yang didatangkan merupakan pakar yang handal, bernama Prof. dr. Mohammad Hakimi, SpOG(K), PhD. Beliau adalah seorang guru besar di fakultas kedokteran UGM.

Workshop ini mengusung beberapa topik yang penting dan menarik untuk disimak, yakni mengenai scinetific writing, getting started, writing your paper, finishing your paper.
Pada sesi scientific writing membahas mengenai betapa pentingnya mempublikasikan hasil riset, lalu bagaimana mengatur waktu saat menulis paper, dan komponen apa saja yang dapat mengembangkan paper.

Sesi selanjutnya, yaitu getting started mengupas mengenai cara merencanakan paper, lalu bagaimana cara memilih jurnal yang tepat, selain itu juga memberi tips bagaimana mrnyiapkan paper dengan format yang tepat. Tak lupa pula disampaikan mengenai bagimana cara membuat keputusan mengenai kepengarangan. Sesi ketiga pada workshop ini membahsa mengenai beberapa hal, mengenai penulisan paper. Dengan membahas, antara lain bagaimana membuat introduksi yang efektif, dan bagaimana melaporan result secara ringkas, juga cara membuat discussion yang relevan dan menarik.

Sesi ke-empat sebagai paripurna atas workshop ini, mengenai finishing paper. Dalam sesi ini mengupas banyak hal yang tak kalah pentingnya. Antara lain, pembahasan ini mengenai penulisan judul yang singat dan tajam, memilih referensi yang tepat, serta mengirimkan paper untuk sebuah jurnal.

Banyak sekali manfaat yang dapat diserap dari workshop ini. Sebagai penunjang kemampuan dalam penulisan paper, hingga menjadikannya jurnal yang dapat terpublikasi dengan baik.

Pengumuman Hasil Seleksi Dosen Non-PNS Fakultas Psikologi UGM

Berdasarkan hasil seleksi Asesmen Psikologis serta Presentasi dan Wawancara yang telah dilakukan oleh Tim Seleksi Penerimaan Calon Dosen Non PNS Fakultas Psikologi UGM, diinformasikan nama-nama yang dinyatakan lolos seleksi yaitu :

1. Idei Khurnia Swasti, M.Psi., Psi.
2. Lu’luatul Chizanah, M.A.

Nama-nama yang telah dinyatakan lolos seleksi dimohon untuk dapat segera menemui Dekan Fakultas Psikologi UGM pada Senin, 19 November 2012, Pukul 13.00.

Temu Ilmiah Nasional IPPI VIII : Psikologi Turut Peran dalam MDG’s

Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia (IPPI) menggelar Temu Ilmiah Nasional IPPI VIII di Fakultas Psikologi UGM (8-10/10/2012). Agenda IPPI kali ini untuk menyatukan persepsi, langkah, penentuan strategi, dan penyampaian rekomendasi kepada pemerintah dalam mengatasi berbagai kendala serta mendukung berbagai program peningkatan kualitas hidup manusia. Peserta berasal dari berbagai sivitas akademika maupun praktisi professional yang dikemas dalam  workshop, temu ilmiah, kunjungan lapangan, serta poster.

Berangkat dari rasa tanggungjawab atas peningkatan kualitas bangsa dan negara bahkan global, IPPI berinisiasi untuk mengkaji lebih dalam dan memberi kontribusi nyata. Sebagai asosiasi minat yang berinduk pada HIMPSI, IPPI dalam disiplin ilmu psikologi perkembangan melakukan konsolidasi untuk menghimpun berbagai aktivitas akademik maupun profesional dalam rangka meningkatkan daya dukung terhadap peningkatan kualitas manusia Indonesia. Dunia sosial terus bergerak dinamis, pelbagai perubahan dan perkembangan selalu terjadi. Tak ayal jika strategi perubahan ini terus ditata demi ketercapaian perkembangan yang diinginkan. Strategi yang sedang hangat dan menjadi fokus pelaksanaan peningkatan Kualitas manusia adalah MDG’s. yakni, Target pencapaian Millenium Development Goal’s (MDG’s) 2015 yang merupakan deklarasi yang disepakati oleh 189 negara anggota PBB. Namun, tentu target ini belum tercapai secara utuh, sebab masih terdapat berbagai kendala, dari internal suatu negara maupun faktor-faktor lain yang bersinggungan dengan hal tersebut. Melihat itu, psikologi memotret beberapa masalah yang juga harus diselesaikan dengan kacamata psikologi.

Keunggulan dari Temu Ilmiah Nasional IPPI VIII ialah mendatangkan banyak pembicara dengan bidang yang berbeda-beda. Sebagai keynote speaker, menghadirkan Dr. Sugiri Syarief, MPA, beliau adalah Kepala BKKBN. Selain itu, mengundang empat pembicara dengan berbagai bidang yang berbeda-beda yakni Dr. Nugaan Yulia Wardhani,M.Psi (Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal Informal –PAUDNI), Dr. Daud Tanujaya (Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada), Dra. Tri Kirana Muslidatun (Ketua TP PKK Kota Yogyakarta), dr. Probosuseno, SpPD,K-Ger (SMF Geriatri RS dr. Sardjito, Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada)

Hari pertama pelaksanaan Temu Ilmiah Nasional IPPI VIII, digelar workshop Diagnosa Banding Anak Berkebutuhan Khusus oleh Dr. Indira L. Gamayanti. Workshop kedua disampaikan oleh Drs. Singgih Wibowo Santoso, SU, membahas “Interpretasi Grafis Anak dengan masalah Patologi Perkembangan”.

Hari kedua Temu Ilmiah Nasional IPPI VIII, dibuka dengan sambutan dari Rektor Universitas Gadjah Mada yang diwakili oleh Supra Wimbarti, M.Sc, Ph.D selaku Dekan Fakultas Psikologi UGM. Dilanjutkan dengan Dr. Sugiri Syarief, MPA, sebagai keynote speaker. Beliau membahas mengenai esensi peran keluarga dalam mewujudkan pencapaian MDG’s 2015. Selanjutnya, Dr. Nugaan Yulia Wardani,M.Psi, sebagai invited speaker, menyampaikan mengenai model pendidikan anak usia dini. Kemudian bergulir pada pembahasan keberagaman etnis dalam pengasuhan anak oleh Dr. Daud Tanujaya, juga sebagai invited speaker.

Pada hari ketiga, peserta akan diajak untuk berkunjung ke SLB Daya Ananda, LP Narkoba, LP/ Rutan (Napi Lansia). Dengan ini peserta diharapkan mampu berinteraksi langsung dengan dimensi masyarakat Indonesia lainnya yang harus diperhatikan. Terlebih dalam pengkajian target dan strategi peningkatan kualitas manusia Indonesia yang utuh dan semakin membaik. Terutama, dengan kacamata psikologi, yang memang sudah seharusnyalah menjadikan manusia dengan segala keberagamannya sebagai fokus utama.

Relaksasi dan Stimulasi Seni untuk Mendidik Anak Usia Dini

Sebagai unit yang melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di bidang Pendidikan Anak Usia Dini – Inklusi, Laboratorium PAUD Inklusi Fakultas Psikologi UGM mengadakan kegiatan pelatihan yang ditujukan kepada para pendidik PAUD Inklusi di Yogyakarta mengenai Ketrampilan Mengelola Emosi Anak (8/11/2012). Dalam pelatihan yang berlangsung di ruang auditorium Fakultas Psikologi, disampaikan  dua materi mengenai "Stimulasi Seni" dan "Metode Relaksasi untuk Anak Usia Dini".

Pada sesi pertama, Ammik Kisriyani, MA yang juga dosen Fakultas Psikologi UGM menjelaskan dan memberi contoh metode relaksasi untuk anak usia dini. Para peserta pun antusias  mencoba metode yang telah dicontohkan ketika mendampingi anak didik masing-masing dan mencari bagaimana cara membuat suasana yang santai dan nyaman.

Sesi selanjutnya yakni stimulasi seni. Aktivitas seni merupakan ekspresi emosi anak melalui media seni, dengan merespon karya yang dihasilkan anak-anak akan merefleksikan kepuasan, ketertarikan, kekaguman, maupun kecemasan. Seni perlu dikaji, dikembangkan, dan dimanfaatkan untuk membantu anak mengembangkan kemampuan mengelola emosinya karena keterbatasan kemampuan verbalnya. "Media seni dapat menjadi media bagi anak-anak untuk mengekspresikan emosi dan pengalaman batinnya yang belum dapat diungkapkan dengan kata-kata", ungkap Diah Ari Tapaningtyas. Diah mendalami art therapy di Graduate Diploma in Art Therapy – LaTrobe University, Australia dan sekarang sedang menempuh Magister Psikologi di Fakultas Psikologi UGM.

Program pelatihan ini sebagai respon upaya pemerintah dalam mendorong kesadaran akan pentingnya pendidikan anak usia dini- inklusi dan peningkatan pelayanan anak-anak berkebutuhan khusus sebagai gerakan nasional.

Wulan Nur Jatmika, from UGM Go Portugal

Wulan Nur Jatmika, mahasiswi Fakultas Psikologi UGM angkatan 2010, tengah menjalani kesempatan menuntut ilmu S1 Psikologi selama sepuluh bulan di Universidade de Minho (UM), Portugal. Mahasiswi asal Bantul ini pun berkeinginan untuk membagi pengalaman studinya pada sivitas akademika Psikologi UGM.

Melalui program Erasmus Mundus 2012, Wulan membagi separuh studi psikologi di semester limanya di Fakultas Psikologi UM. Wilayah kampus UM sendiri merupakan universitas negeri yang terletak di dua tempat yaitu Braga dan Gumaires. Untuk bidang psikologi, kampus terletak di Braga.

“Sebenarnya, banyak persamaan Fakultas Psikologi UGM dan Fakultas Psikolog UM,” ujar Wulan. Kurikulum keduanya pun sama yakni menggunakan sistem blok. “Jadi mata kuliahnya sudah ditentukan dari fakultas, nggak boleh milih sendiri, dan seangkatan sama semua,” terangnya lebih jauh. Akan tetapi penggunaan sistem blok hanya dibatasi pada studi tahun pertama hingga tahun kedua. Untuk tahun ketiga dan seterusnya mahasiswa UM dapat memilih mata kuliah yang ditawarkan di semester itu.

“Di sini nggak ada program undergraduate tapi tergabung di program integrated master,” terang Wulan. Tiga tahun studi pertama memang didedikasikan layaknya program undergraduate seperti Psikologi UGM, namun selanjutnya mahasiswa langsung melanjutkan kuliah selama dua tahun. “Dua tahunnya untuk master,” imbuhnya.

Di Universidade de Minho (UM) juga terdapat unit-unit fakultas, seperti UKP dan UPAP di Psikologi UGM. Terdapat empat unit yaitu Unit Psikologi Klinis dan Kesehatan; Unit Psikologi Pendidikan dan Sekolah; Unit Psikologi Komunitas dan Keadilan; dan Unit Psikologi Organisasi dan Olahraga.

Kesempatan menuntut ilmu di UM membuka cakrawala Wulan terhadap bagian riset psikologi lebih jauh. Terdapat laboratorium neuroscince, kriminologi, dan laboratorium eksperimen perilaku hewan di UM. “Mereka pakainya burung merpati buat eksperimen,” tuturnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa sarana dan prasarana di Psikologi UGM masih perlu ditingkatkan bila dibandingkan dengan UM.

Suasana akademis pun dirasa cukup berbeda setelah dua bulan ini tinggal di Braga. “Di bidang neuroscience dan psikologi eksperimen lebih advance dari psikologi Indonesia,”jelas Wulan. Saat ini ia pun mengambil dua mata kuliah bidang neuroscience. Materi yang dipelajari jauh lebih detail dibanding apa yang telah ia pelajari di Indonesia. Selain itu proses perkuliahan di kelas lebih menantang. Contoh pada mata kuliah Psikologi Pendidikan jarang sekali kelas diisi oleh materi mengenai teori. Mahasiswa dianggap sudah cukup untuk berbicara mengenai teori dan sudah saatnya untuk beranjak ke ranah aplikasi yang sesungguhnya.

UM memberikan kondisi terbaik bagi seluruh mahasiswanya untuk menikmati ilmu sepuasnya. Mahasiwa asing dari luar Portugal pun jarang kesulitan dalam perkuliahan karena fasilitas perpustakaan, buku, dan jurnal langganan berbahasa Inggris cukup lengkap. Sangat menyenangkan bahwa diskusi para mahasiswa pun hidup. Tidak ada jarak antara dosen dan mahasiswa. Sehingga ilmu adalah salah satu hal yang bisa dinikmati mahasiswa di manapun tempat belajarnya.

Lagi, 2 Mahasiswa Hogskolan i Boras Belajar di Fakultas Psikologi UGM

Dua mahasiswi dari University of Borås (Högskolan i Borås)– Swedia, Emilie Hedman dan Karolina Karhunen akan menuntut ilmu di Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Mereka telah tiba di Yogyakarta pada 25 Oktober 2012. Hingga Januari 2013 mendatang, 2 gadis asal Göteborg, Swedia ini melakukan pengambilan data untuk penelitian skripsi mereka. Selain itu, mereka juga mendapat materi perkuliahan lintas budaya. Selama di Indonesia, Emilie dan Karolina  didampingi oleh Wenty Marina Minza, M.A sebagai supervisor.

"Ini adalah bagian dari Kerjasama Fakultas Psikologi UGM dengan Högskolan i Boras yang sudah berjalan 10 tahun. Sudah banyak mahasiswa kita yang belajar ke Borås dengan Dana Linneaus Palme, dan sudah empat dosen yang ke Borås atas biaya Linneaus Palme. Semoga program ini dapat terus berlangsung di masa yang akan datang karena semua dana ditanggung oleh Swedia", ungkap Prof. Djamaludin Ancok, Ph.D.

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada pada Januari 2013 mendatang juga akan mengirim dua mahasiswa ke Swedia. Mereka yang beruntung belajar di negeri Raja Carl XVI Gustaf adalah Regisda Machdy Fuadhy dan Azizah Suli. Rencananya selama 4 bulan di swedia, Regis dan Azizah juga melakukan penelitian dengan bimbingan Prof. Lillemor Adrianson.

Ekspresi dan Deklarasi Sekolah Indonesia Sejahtera: Dari Pelajar Jogja untuk Indonesia

Divisi Pendidikan Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM mengadakan acara Ekspresi dan Deklarasi Sekolah Indonesia Sejahtera: Dari Pelajar Jogja untuk Indonesia (28/10/2012). Acara yang diadakan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret diikuti pelajar menengah atas dari seluruh Indonesia dengan pendaftar sejumlah 620 pelajar. Sebanyak 366 hasil karya pelajar berasal dari berbagai penjuru wilayah Indonesia berhasil terkumpul dalam bentuk esai, foto, komik, dan film pendek. Karya-karya tersebut merupakan media curhat bagi para pelajar.

Sebuah konsep sekolah ideal dengan tajuk Sekolah Indonesia Sejahtera yang harus memenuhi 4 aspek yaitu: 1) kondisi lingkungan sekolah yang sehat dan kondusif, 2) interaksi sekolah yang baik dengan seluruh elemen sekolah, 3) kesempatan siswa untuk mengaktualisasikan diri dan mengembangkan potensi, dan 4) status kesehatan fisik dan mental yang baik. Sekolah Indonesia Sejahtera seharusnya menjadi ciri seluruh sekolah di Indonesia, juga dimaksudkan agar sekolah dapat memberikan ruang ekspresi yang sehat untuk para pelajar.

Sebanyak kurang lebih 400 pelajar Jogja, mendeklarasikan inti dari Sekolah Indonesia Sejahtera. Aksi ini merupakan wujud kepedulian mereka terhadap peran penting pelajar sebagai generasi penerus bangsa. Deklarasi dilakukan dalam semangat pesan “DARI PELAJAR JOGJA UNTUK INDONESIA”. Isi deklarasi tersebut disusun oleh pelajar yang berasal lebih dari 10 SMA/SMK di Propinsi DIY. Penyampaian deklarasi juga dilakukan dengan bahasa isyarat oleh beberapa pelajar berkebutuhan khusus dari Deaf Art Community. Selain itu, unsur mahasiswa dan pelajar sebagai garda depan kemajuan pendidikan berkolaborasi dengan erat dan sinergis dalam kepanitiaan dan bahu membahu menyukseskan acara.

Adalah deklarasi Pelajar Jogja sebagai berikut:
Kami Pelajar Jogja, Menyatakan:

  1. Pelajar Jogja adalah generasi penerus yang cinta tanah air dan bangsa
  2. Pelajar Jogja berkomitmen penuh menjunjung tinggi nilai budaya, kedisiplinan, adab, dan etika
  3. Pelajar Jogja merupakan bagian dari pelajar Indonesia yang berjanji untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan yang ada
  4. Pelajar Jogja merupakan kesatuan utuh yang berkomitmen untuk saling menjaga dan tidak saling menjatuhkan

Kami Pelajar Jogja, Menyerukan:

  1. Pada segenap pelajar Indonesia:
    Ayo bersatu menempa diri untuk menjadi komunitas pelajar yang patut dihargai
  2. Pada segenap pelajar Indonesia:
    Ayo bersama membangun citra pelajar yang cinta damai dan anti kekerasan
  3. Pada segenap pelajar Indonesia:
    Ayo menyatukan barisan untuk menciptakan suasana belajar yang kreatif, penuh dengan penghargaan, dan bebas dari diskriminasi
  4. Pada segenap pelajar Indonesia:
    Ayo bersatu menerapkan dan menjaga nilai-nilai akhlak mulia, moral, dan etika

Ekspresi dan Deklarasi Sekolah Indonesia Sejahtera: Dari Pelajar Jogja untuk Indonesia dimeriahkan dengan flashmob dance oleh kurang lebih 400 pelajar dengan tema “Ini Indonesia”. Juga Unit Tari Swagayugama, pantomim SMA 11 Yogyakarta, band SMA 6 Yogyakarta, dan Javablanca band turut memeriahkan acara.

Bagaimana Mengoptimalkan Fungsi Otak Kita?

Fakultas Psikologi Gadjah Mada beserta Institue for Research Training and Development menyelenggarakan sebuah workshop Smart Moves bersama Carla Hannaford, Ph.D. mengenai optimalisasi fungsi otak. Carla sendiri adalah seorang biologist, educator, award winning author, bahkan musisi yang berasal dari Hawai, Montana. Smart Moves berlangsung Rabu, 24 Oktober 2012 pukul 09.00-15.00 WIB di ruang pertemuan A203 Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta.

Secara general, acara ini menjawab pertanyaan yang sering sekali terjadi pada para praktisi pendidikan mengenai "Why learning is not all in your head?" Smart Moves sangat dianjurkan untuk para psikolog dengan fokus bidang biopsikologi, psikologi perkembangan anak, psikologi klinis, dan psikologi pendidikan.

Sebagai orang tua yang ingin memberikan terbaik untuk putra-putrinya. Dengan menerapkan cara pembelajaran yang tepat dan menyenangkan bagi buah hati sungguh berarti bagi para orang tua. Selain itu, bagi guru yang ingin mempersiapkan para muridnya agar lebih nyaman dan lebih semangat dalam belajar, Smart Moves sangat direkomendasikan bagi para guru. Tidak hanya guru dengan siswa semangat belajar tinggi, namun juga untuk guru dengan kesulitan menangani ulah murid-murid.

Workshop ini juga diperuntukkan bagi para praktisi kesehatan, seperti terapis anak ADHD, autism, dan spektrum lainnya.  Workshop ini baik sekali untuk para pendidik yang ingin mengembangkan pembelajaran berbasis fungsi otak serta dokter dengan fokus perkembangan anak.

Fakultas Psikologi UGM kembali luluskan 39 Psikolog dan 28 Ilmuwan

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada kembali menggelar acara pelepasan wisudawan pascasarjana yang bertempat di ruang auditorium (24/10/2012). Jumlah keseluruhan wisudawan sebanyak 67 orang, 39 lulusan Program Magister Psikologi Profesi dan 28 lulusan Program Magister Psikologi. Sehingga sampai saat ini Fakultas Psikologi UGM telah meluluskan sebanyak 1775 lulusan pascasarjana.

Pada Program Magister Profesi Psikologi, lulusan yang meraih IPK tertinggi 4,00 adalah Bethya Paramitha dan meraih gelar cumlaude. Selain Bethya, gelar cumlaude juga diraih oleh 17 lulusan, diantaranya Venisa Dwipa Sari, Andrian Liem, Esra Paska Bangun, Fitria Rahmi, Widyarsi Mahandriyani Hapsariputri, Adalan Kwartawati Oktavia Simbolon, Irene Fatmawati, Hotpascaman Simbolon, Mia Rahma Romadona, Kristi Maharani, Ifa Nurdiyani, Pratista Arya Satwika, Azri Augustin Suciati, Dida Erlina, Hemi Mahawati, Resty Pramitha Dewi, Tiara Ratih Widiastuti. Rata-rata IPK lulusan adalah 3,72. Masa studi terpendek 1 tahun 10  bulan ditempuh oleh Andrian Liem.

Arumi Savitri Fatimaningrum & Hazhira Qudsyi tampil sebagai peraih IPK tertinggi 3,89 sekaligus cumlaude untuk Program Studi Magister Psikologi. Gelar cumlaude juga diraih oleh Dian Rini Sundari dan Masnaeni Ahmad. Rata-rata IPK lulusan adalah 3,5. Masa studi terpendek 1 tahun 6 bulan ditempuh oleh Laumi.