Arsip:

Rilis

Fakultas Psikologi UGM Terima 330 Mahasiswa Baru

Pada tahun ajaran 2014/2015 Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada resmi menerima 195 mahasiswa sarjana Psikologi, 97 mahasiswa Magister Psikologi Profesi, 38 mahasiswa Magister Psikologi.

Pada program studi Sarjana Psikologi, 195 orang tersebut terdiri dari 148 perempuan dan 47 laki-laki. 97 orang dari jalur masuk SNMPTN, 61 SBMPTN, 30 UM, 5 PBUK, 1 PBOS, dan 1 PBUTM. Tahun ini ada 27 mahasiswa yang beruntung kuliah gratis. Selama enam hari (18-23/08/2014) mereka mengikuti hari pengenalan dan orientasi Psikologi Rumah Kita yang dikenal dengan HALO PRK. "Asyik dan menyenangkan, kakak angkatan (panitia HALO PRK) tidak galak", kesan Dita Novita Sari. Informasi mengenai HALO PRK dapat diakses melalui http://rumahkita.psikologi.ugm.ac.id.

Beralih ke program studi Magister Psikologi Profesi, sebanyak 34 orang memilih minat utama Psikologi Klinis, 35 orang Psikologi Industri dan Organisasi, dan 29 orang Psikologi Pendidikan. Mereka terdiri dari 16 laki-laki dan 81 perempuan. Berdasarkan asal universitas, sekitar 44% mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada, lainnya dari

Sedangkan dari program studi Magister Psikologi, 38 mahasiswa terdiri dari 15 laki-laki dan 23 perempuan. Berdasarkan minat utama, sebanyak 13 orang memilih Psikologi Sosial, 12 orang Psikologi Pendidikan , 5 orang Psikologi Industri dan Organisasi, 5 orang Psikologi Perkembangan, 3 orang Psikologi Klinis.

Zainal Mustofa, S.S selaku kasie akademik dan kemahasiswaan berharap semoga studi mereka lancar, mendapat nilai yang baik, dan tepat waktu. "Kami bangga Anda menjadi bagian Universitas Gadjah Mada", ujar dekan Supra Wimbarti, M.Sc., Ph.D saat membuka HALO PRK.

Laina Isler Berbagi Ilmu Lantent Class Analysis

Laina Isler, dosen tamu dari Zew Zealand menambah jejaring internasional Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Laina hadir sebagai narasumber pada workshop Latent Class Analysis (LCA). Sekitar dua puluh peserta antusias belajar ilmu statistik tersebut di laboratorium komputer (20/8).

Supra Wimbarti, M.Sc., Ph.D selaku dekan mengapresiasi workshop LCA. Pada forum paperless office (PLO) fakultas, dekan mengatakan acara ini akan thought provoking meski Laina masih kandidat doktor dari Victoria University of Wellington. Ya memang benar, dilihat dari minat peserta – sebagian besar mereka adalah mahasiswa pasca sarjana dan alumni yang mendalami Psikometri.

Haidar Buldan Thontowi, M.A., selaku ketua panitia menjelaskan LCA merupakan teknik analisis statistik yang dapat digunakan untuk mengidenfitikasi sub-sub kelompok yang terobservasi (unobservable subgroups) di dalam populasi. Pada dasarnya, LCA bekerja dengan cara menemukan kasus-kasus yang berkaitan (latent classes) dari data kategorial multivariate. Secara praktis, LCA dapat dimanfaatkan oleh peneliti psikologi untuk memetakan sub-sub kelompok dalam populasi secara bottom-up dengan menggunakan data kategorial. Salah satu contohnya adalah pengembangan tipografi kepribadian.

"LCA ini menarik sekali, soalnya kita bisa melihat kelompok-kelompok/kelas-kelas yang tidak dapat terungkap dari teknik-teknik analisis yang saya pelajari sebelumnya. Seru juga kalau saya bisa mencari tahu macam-macam profil koruptor di Indonesia.", cetus Niken Rarasati, S.Psi salah satu peserta.

Sebagai tambahan informasi, Laina menggunakan MPlus. Perangkat lunak tersebut dapat diunduh di situs web www.statmodel.com.

Fakultas Psikologi Kembali Luluskan 55 Sarjana Psikologi


Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada kembali meluluskan 55 sarjana pada wisuda periode 19 Agustus 2014. Wisudawati berjumlah 39 perempuan dan wisudawan berjumlah 16 laki-laki. Hingga saat ini alumni sarjana berjumlah 4.452 orang. Acara pelepasan wisudawan bertempat di ruang auditorium fakultas.

Sebanyak 25 lulusan dinyatakan cumlaude. Mereka adalah Ni Komang Meta Saraswati Sabeh, Errina Puspitasari, Whinda Dwi Saputri, Yuni Anggia Putri, Aria Saloka Immanuel, Regisda Machdy Fuadhy, Rahmatika Kurnia Romadhani, Resa Wuryansari, Rahma Setyaningsih, Taufik Akbar Rizqi Yunanto, Ratri Pratiwi, Miftahani Baroroh, Mayang Dianty Prameswari Katim, Mega Fitriyani, Lusiana Yashinta Ellysa Putri, Pia Rizky Nugraheni, Engkit Surya Buana, Santi Astuti Nugraheni, Dyah Kasita Prabha Siwi, Shabarandhy Heveanthantra, Riauwina Widayani, Candra Indraswari, Edward Septian, Nurhapsari Widhianingtyas, Agus Supriyanto.

Fakultas memberikan piagam penghargaan kepada wisudawan berprestasi. Kategori penghargaan akademik perolehan IPK tertinggi 3,92 diraih oleh Ni Komang Meta Saraswati Sabeh. Kategori lulusan tercepat dengan masa studi 3 tahun 7 bulan diraih oleh Taufik Akbar Rizqi Yunanto. Sedangkan Diah Arum Ayuningtyas sebagai lulusan termuda 20 tahun 10 bulan 21 hari.

Selamat dan sukses.

Fakultas Psikologi UGM Luluskan 15 Ilmuwan dan 11 Psikolog

 

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada  menyelenggarakan acara pelepasan wisudawan pascasarjana (14/08/2014). Jumlah lulusan dari Program Magister Psikologi  sebanyak 15 ilmuwan dan 11 psikolog dari Magister Psikologi Profesi. Hingga saat ini, keseluruhan lulusan pascasarjana dari Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada berjumlah 2013 orang.


Pada Program Magister Psikologi Profesi, indeks prestasi kumulatif (IPK) tertinggi 3,88 diraih oleh Endah Sekarwangi dengan predikat sangat memuaskan. Predikat cumlaude dipegang oleh Difa Ardiyanti (IPK 3,86) dan Galan Dwi Kuncoro (IPK 3,84). Rata-rata indeks prestasi kumulatif lulusan 3,58. Masa studi terpendek selama 2 tahun 6 bulan ditempuh oleh Mega Dianingtyas Nugaheni dan Muthia Aryuni. Rata-rata masa studi lulusan 3 tahun.


Beralih pada Program Magister Psikologi, indeks prestasi kumulatif tertinggi  3,87 diraih oleh Wisnu Wiradhany dan berpredikat cumlaude. Predikat cumlaude juga diraih oleh Andrias David Susilo N (IPK 3,79) dan Dede Fitriana Anatassia (IPK 3,76).  Rata-rata indeks prestasi kumulatif lulusan 3,54. Masa studi terpendek selama 1 tahun 5 bulan ditempuh oleh Andrias David Susilo N. Rata-rata masa studi lulusan 2 tahun 2 bulan.

Fakultas Psikologi kali ini memberikan penghargaan kepada Difa Ardiyanti dan Rijal Abdillah sebagai lulusan dengan naskah publikasi tesis terbaik. Tesis Difa berjudul The “Plans” training to improve career decision-making self-efficacy in high school students, psikolog Psikologi Pendidikan bimbingan Prof. Dr. Asmadi Alsa. Sedangkan tesis karya Rijal berjudul nilai-nilai dan pesan-pesan moral tarling menurut perspektif pelaku kesenian tarling cirebon (sebuah studi Psikologi Budaya), bimbingan Prof. Drs. koentjoro, MBSc., Ph.D.

Prosesi pelepasan wisuda pascasarjana bertempat di ruang auditorium fakultas.  Sumpah profesi psikolog bagi lulusan Magister Psikologi Profesi mengawali acara. Para rohaniawan turut menyaksikan pelafalan sumpah tersebut. Penandatangan sumpah psikolog diwakili oleh Galan Dwi Kuncoro. Selanjutnya penyerahan transkrip kepada para lulusan, sambutan, pemberian penghargaan dan kenang-kenangaan. Acara terakhir pelepasan wisudawan pascasarjana pun ditutup dengan doa.

Drs. Marnio Pudjono, M.S., Psi Berpulang ke Rahmatullah

Kamis, 14 Agustus 2015 sekitar pukul 02.05 WIB, Drs. Marnio Pudjono, M.S., Psi telah berpulang ke  Rahmatullah.  Almarhum meninggal pada usia 60 tahun di RSUP Dr. Sardjito. Jenazah akan dimakamkan di pemakaman Sawitsari pukul 13.00, berangkat dari rumah duka Macanan Dn-5/57 Bausasran Yogyakarta pukul 12.00.

Almarhum lahir pada 15 Februari 1954 silam, meninggalkan seorang istri bernama Susilowati, S.I.P dan dua anak yaitu Caesar Aji Nugroho, S.Psi dan Caesar Agung Wicaksono, S.Psi. Kiprah almarhum menjadi dosen Psikologi Umum dan Eksperimen Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada sejak 1 Maret 1983. Penghargaan yang telah diraih yaitu Satyalancana Karya Satya X dan Satyalancana Karya Satya XX dari Republik Indonesia serta Kesetiaaan 25 tahun UGM.
 
Segenap Civitas Akademika Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada turut berduka cita. Semoga khusnul khotimah, amal & ibadahnya diterima Allah SWT dan diampuni dosa-dosanya serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran.

Gebyar Syawalan 1435 H Keluarga Besar Fakultas Psikologi UGM

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada menggelar syawalan keluarga besar Fakultas Psikologi (Kamis, 7 Agustus 2014). Acara tahunan dalam rangka merayakan hari raya Idul Fitri 1435 H dan untuk mempererat tali silaturahim. Seperti biasa syawalan digelar di ruang auditorium dengan peserta sekitar 300 orang.

Supra Wimbarti, M.Sc., Ph.D selaku dekan mengucapkan selamat dan terima kasih atas kehadiran para senator, pengurus  persatuan orangtua mahasiswa (POTMAPSI), pengurus keluarga alumni (KAPSIGAMA), dosen dan tenaga kependidikan, purna tugas, serta mahasiswa.

 "Acara seperti ini selain bermaaf-maafan juga meneruskan ikatan silaturahmi keluarga besar Fakultas Psikologi UGM. Pada kesempatan ini pula saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada tenaga pendidik yang purna tugas pada tahun ini atas sumbangsih dan pemikirannya. Minal Aidin Wal Faidzin  taqobbalalloohu minna waminkum", pungkasnya.

Sementara itu, AKBP. H. Imam Subarno dalam tausiahnya menyampaikan perihal hikmah syawalan. Pemilik pondok pesantren Tahfidz Quran Yogyakarta tersebut mengutip Al-Qashash:77 yang artinya "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan". Selanjutnya AKBP. H. Imam Subarno menyimpulkan bahwa syawalan ini dalam rangka berbuat baik kepada sesama manusia.

Masih di acara syawalan, Fakultas Psikologi turut memberikan kenang-kenangan bagi tenaga pendidik yang telah purna tugas yaitu Drs. Moh Bachroni,S.U. Sedangkan tenaga kependidikan tidak ada yang pensiun sampai Agustus tahun ini.

Sebagai acara puncak, dilakukan halal bihalal dengan saling berjabat tangan oleh seluruh civitas akademik Fakultas Psikologi UGM. Pada saat inilah suasana kebersamaan dan kebesaran hati dari segenap civitas akademika tercurahkan. Semoga jiwa kita kembali fitrah.

Keluarga Dasar Pembentukan Perilaku Pembelian Kompulsif

Berbelanja merupakan bagian rutin dalam kehidupan shari-hari. Individu melalui aktivitas berbelanja dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun dalam situasi tertentu, membeli atau berbelanja mungkin bisa tanpa perencanaan, bahkan bagi mereka yang memiliki kecenderungan sebagai pembeli kompulsif. Ketidakmampuan mengendalikan hasrat untuk membeli sesuatu dapat mendorong mereka untuk melakukan apa saja asalkan hasrat tersebut dapat terpenuhi.

Menurut Retno Mangestuti, M.Si, dosen Fakultas Psikologi, Universitas Islam negeri (UIN) Malang, pembelian kompulsif merupakan fenomena psikoekonomik yang banyak melanda di kehidupan masyarakat, terutama mereka yang tinggal di perkotaan.Fenomena ini bisa diartikan sebagai suatu aktivitas pembelian yang berulang sebagai akibat dari adanya peristiwa yang tidak menyenangkan ataupun perasaan yang negatif dikarenakan oleh rasa ketagihan (kecanduan), tertekan, atau rasa bosan.

"Pembelian kompulsif ini juga dapat diartikan sebagai bentuk pembelian dengan kontrol yang lemah atau berlebihan, dorongan yang berkenaan dengan pembelajaan dan pengeluaran, yang konsekuensinya bersifat merugikan", ujarnya di Fakultas Psikologi UGM, Rabu sore (13/7) saatmenempuh ujian terbuka program doktor.

Pembelian kompulsif, kata Retno, memiliki konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang. Konsekuensi jangka pendek, ia dapat bersifat positif seperti pengurangan stres dan ketegangan, peningkatan konsep diri, dan peningkatan dalam hubungan interpersonal. Sedangkan jangka panjang, pada umumnya merupakan hal yang merugikan, baik secara ekonomi maupun psikologis seperti tingginya tunggakan kartu kredit, hutang pribadi yang berlebihan, rendahnya tabungan, terjerat kasus hukum, munculnya perasaan rendah diri, rasa bersalah, depresi, cemas, frustasi sertamunculnya konflik interpersonal.

"Banyak faktor yang menyebabkan munculnya pembelian kompulsif. Faktor lingkungan keluarga,faktor psikologis seperti penghargaan diri, status sosial yang dipersepsikan, dan fantasi. Selain itu faktor sosiologis, berupa tayangan televisi, teman sebaya, frekuensi berbelanja, serta kemudahanmengakses dan menggunakan kartu kredit," katanya.

Dalam desertasinya "Model Pembelian Kompulsif Pada Remaja", disebutkan meskipun tidak menutup kemungkinan terjadi pada individu dengan usia rata-rata di awal 30 tahun, pembelian kompulsif rata-rata terjadi pada usia remaja atau awal umur dua puluhan. Bahwa individu di usia 18sampai dengan 21 tahun memiliki kecenderungan yang tinggi untuk berperilaku kompulsif.

Hasil survei bidang klinis menunjukkan 80 persen sampai 95 persen dari mereka yang berperilaku kompulsif adalah perempuan. Hal ini menunjukkan perbedaan jenis kelamin berpengaruh terhadappembelian kompulsif.

"Alasannya perempuan lebih lebih mementingkan penampilan, agar dapat diterima dalam lingkungan pergaulannya. Disamping itu, perempuan cenderung membutuhkan penyaluran bila mengalami permasalahan, salah satu bentuknya adalah melalui pembelian kompulsif," terangperempuan kelahiran Magelang 20 Februari 1975 ini.

Bagi Retno Mangestuti, dinamika psikologi tersebut sesungguhnya dapat dipahami melalui teori belajar sosial, bahwa keluarga adalah dasar terbentuknya perilaku pembelian kompulsif, karena awal dari sosialisasi konsumen berasal dari keluarga. Keluarga dengan orang tua berstatus pembeli kompulsif akan menjadi model untuk ditiru. Selain itu, orang tua yang tidak memberikan dukunganberupa kasih sayang dan perhatian namun justru banyak memberikan tekanan menjadi penguat bagi
remaja untuk melakukan pembelian kompulsif.

"Hal ini akibat dari kondisi keluarga yang tidak menyenangkan. Bagi praktisi di bidang perilaku konsumen, perilaku pembelian kompulsif ini tetap menjadi fenomena menarik dalam kajian perilaku konsumen. Meski memiliki efek negatif, namun hal itu juga dianggap memiliki efek positif dalam jangka waktu yang pendek. Karena itu hal ini akan tetap menjadi penting dan menarik untuk terusdicermati secara seksama," papar Retno Mangestuti. (Humas UGM/ Agung)

sumber: ugm.ac.id

Tes PAPs Khusus Periode Juni 2014

Tes PAPs khusus bagi pelamar yang akan mendaftar ke Magister Psikologi dan Magister Psikologi Profesi UGM akan diselenggarakan dua kali yaitu Senin, 9 Juni 2014 dan Jumat, 20 Juni 2014. Informasi lengkap tertera pada gambar di bawah ini.

Fakultas Psikologi Kembali Luluskan 42 Sarjana Psikologi

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada kembali meluluskan 42 sarjana pada wisuda periode 20 Mei 2014. Hingga saat ini alumni sarjana berjumlah 4.407 orang. Acara pelepasan wisudawan bertempat di ruang auditorium fakultas.

Sebanyak sembilan lulusan dinyatakan cumlaude. Mereka adalah Adelia Khrisna Putri, Hanif Akhtar, Virda Mutiara, Devianita Puspita Wardhani, Rian Effendi, Desak Ayu Wida Pratia Wijaya, Ririn Novia Zulianti Hasibuan, dan Amalia Indah Permata, serta Risanti Restu Prabandari.

Fakultas memberikan piagam penghargaan kepada wisudawan berprestasi. Kategori penghargaan akademik perolehan IPK tertinggi 3,84 diraih oleh Adelia Khrisna Putri yang juga lulusan termuda 20 tahun 9 bulan 3 hari. Kategori lulusan tercepat dengan masa studi 3 tahun 6 bulan diraih oleh Galuh Wulandari.

Selamat dan sukses.

Faktor Psikososial Berpengaruh Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa

Untuk mendapatkan prestasi akademik yang tinggi, diperlukan rasa suka terlebih dahulu pada apa yang akan dilakukan. Sebab jika sudah menyukainya, akan timbul usaha dengan sendirinya untuk mencapai tujuan tersebut. Penggunaan teknologi informasi pada mahasiswa secara tidak langsung dapat menjadi sumber dukungan sosial kedua.

Demikian dikatakan Mahargyantari Purwani Dewi saat menjalani ujian terbuka Program Doktor UGM Bidang Ilmu Psikologi, Senin (19/5). Mempertahankan desertasi "Peran Faktor Psikososial Terhadap Prestasi Akademik pada Mahasiswa", ia mengungkapkan dengan fasilitas blog memungkinkan mahasiswa untuk dapat berinteraksi dengan dosen dan teman-temannya melalui media internet. Interaksi dapat terjadi dalam berbagai hal, seperti bertanya seputar kuliah ataupun saling memberi pendapat.

"Mahasiswa merasa dengan menuliskan sesuatu dalam blognya dapat mengurangi tekanan-tekanan yang ia rasakan. Dengan demikian secara tidak disadari pertemuan mahasiswa dengan dosen serta teman-teman melalui bantuan media teknologi informasi dapat mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa dan kesiapannya untuk belajar di kelas," ujar Margyantari, dosen Universitas Gunadarma, Depok.

Melibatkan 368 mahasiswa dan menggunakan alat ukur berukuran skala, yaitu skala dukungan orangtua, skala minat ekstrakurikuler, skala efikasi diri akademik, skala motivasi belajar dan prestasi akademik yang diperoleh melalui data Indek Prestasi Komulatif (IPK) semester tujuh dan dengan path analysis sebagai analisis, penelitian Mahargyantari menyimpulkan model pengaruh dukungan orang tua terhadap prestasi akademik memiliki goodnes of fit yang baik. Dukungan orang tua tidak berpengaruh langsung terhadap prestasi akademik mahasiswa.

"Ada pengaruh tidak langsung dukungan orang tua terhadap prestasi akademik mahasiswa melalui minat ekstrakurikuler. Demikian pula ada pengaruh tidak langsung dukungan orang tua terhadap prestasi akademik mahasiswa melalui efikasi diri akademik, dan tidak ada pengaruh tidak langsung dukungan orang tua terhadap prestasi akademik mahasiswa melalui motivasi belajar", katanya.

Oleh karena itu, kata Mahargyantari, pemberian dukungan dari orang tua pada anak yang telah menginjak bangku perkuliahan masih tetap dibutuhkan untuk pencapaian prestasi akademik pada mahasiswa. Pemberian dukungan tersebut, tidak sebatas pada kegiatan akademik namun juga pemberian dukungan terkait kegiatan nonakademik yang sifatnya positif.

"Mahasiswa dapat mengikuti ekstrakurikuler baik yang dilaksanakan di dalam kampus maupun di luar kampus karena memberikan manfaar yang positif," papar Mahargyanti. (Humas UGM/ Agung).

sumber: https://ugm.ac.id