Laboratorium PAUD Fakultas Psikologi UGM bekerja sama dengan Fastrack Funschool menyelenggarakan seminar akademik dan parenting yang bertema “Bright Children Bright Future; Investing In Eced To Support Early Childhood Development” (25/07/15). Supra Wimbarti, M.Sc, Ph.D selaku dekan Fakultas Psikologi UGM tampil sebagai keynote speaker. Pembicara lain yakni Alissa Wahid, Psikolog selaku Direktur Utama Fastrack Funschool Yogyakarta dan Prof. Adele Diamond, Ph.D, FRSC, selaku Scientist and Educational Innovator dan Professor of Developmental Cognitive Neuroscience dari The University of British Columbia, Canada. Moderator yang memandu jalannya seminar dan diskusi adalah Ammik Kisriyani, S.Psi, M.A yang merupakan dosen di Fakultas Psikologi UGM sekaligus Ketua Laboratorium PAUD. Acara ini bertempat di G-100, peserta seminar didominasi oleh orangtua anak didik dan pendidik dari berbagai institusi.
Pada saat membuka seminar, Supra menekankan pentingnya EF (Executive Function) bagi manusia. EF merupakan keterampilan untuk regulasi diri, yaitu fungsi mental yang memungkinkan manusia untuk membuat perencanaan, memusatkan perhatian, mengikuti instruksi, dan berpindah dari suatu kegiatan ke kegiatan yang lain dengan sukses (shifting), diperlukan sejak seseorang kecil hingga dewasa. Pada usia 4-6 tahun EF berkembang cepat. EF akan terus berkembang hingga usia 30 tahun namun setelah itu perkembangannya landai. Mengetahui hal ini maka sudah sewajarnya bahwa the golden moment yaitu perkembangan anak-anak pada usia 4-6 tahun jangan disia-siakan. “Seperti topik seminar ini, bright future tidak akan tercapai tanpa bright children, dan bright children tidak akan tercapai tanpa EF yang baik”, pungkasnya.
Acara berikutnya adalah pemaparan dari Alissa Wahid mengenai Five Minds for the Future. Ia menjelaskan lima kemampuan berpikir yang mendasari skill anak, yaitu : (1) discipline thinking: merupakan hasil dari keterampilan berpikir terdisiplin. Ada 3 aspek yaitu, melatih kebiasaan (bangun pagi, membereskan mainan), melatih disiplin ilmu dasar (sains, sejarah, seni, matematika), dan mendalami satu disiplin ilmu; (2) synthesizing thinking : thinking skill yang sangat erat kaitannya dengan multitasking; (3) creative thinking: yaitu melihat suatu hal dapat digunakan untuk apa saja dan memunculkan hal yang berbeda-beda dari suatu hal yang sama; (4) respecful thinking, bagian ini sering tertinggal biasanya karena kita fokus mencari ilmu dan materi, baru setelah itu beramal. Repecting mind berbicara sinergi, menghargai orang lain, membuat kebaikan bersama; (5) ethical thinking: berbicara soal benar dan salah. Lima hal inilah yang harus dikembangkan oleh orangtua dan guru.
Pemaparan dari narasumber selanjutnya yaitu Prof Adele adalah mengenai Executive Function. Terdapat tiga aspek dari EF yaitu pengendalian hambatan, working memory, dan fleksibilitas kognitif. “What activities can improve EF with also improve social, emotion, and physic? For example: dance. But the most important thing is the child want to follow that activity. Things that your children can put their heart and soul in it. We need to care for the whole child (cognitive, social, emotion, spiritual, physical)”, tuturnya ketika menjelaskan mengenai jenis aktivitas yang dapat melatih EF. Untuk melatih EF pada anak, orangtua harus melatih dan menantang anak melakukan berbagai kegiatan dan dilakukan berulang-ulang. EF dapat bekerja lebih baik apabila anak merasa senang dan rileks, stress dapat menggangu fungsi EF. Oleh karena itu, buat anak-anak senang dan rileks dulu sebelum belajar. Sudah tugas orang tua, pendidik, dan orang dewasa di sekitarnya untuk ikut bertanggung jawab dalam menstimulasi anak-anak.