Arsip:

Rilis

Raih Doktor Usai Teliti Dinamika Cinta Pekerjaan TNI

Pada dasarnya cinta secara ideal sangat dibutuhkan bagi siapapun yang bekerja. Terlebih jika pekerjaan yang dilakukan memiliki karakteristik yang berbeda secara umum dari pekerjaan lainnya, salah satunya adalah TNI.

Tugas yang diemban oleh para prajurit TNI bukanlah tugas mudah melainkan tugas yang menuntut pengorbanan besar. Sebab, pekerjaan sebagai tentara merupakan pekerjaan yang memiliki risiko sangat tinggi dibandingkan dengan pekerjaan lainnya.

Secara umum pengorbanan dari prajurit TNI untuk menjadi tentara disadari atau tidak sebenarnya sudah dimulai sejak awal individu memutuskan untuk mengikuti proses seleksi calon prajurit TNI. Sementara, secara terstruktur dan sistemik pembentukan cinta pekerjaan dalam dunia militer sudah dimulai sejak proses awal pendidikan militer yang dijalani oleh para calon prajurit TNI.

“Hal inilah yang menjadi salah satu pembeda antara organisasi militer dengan di luar militer,” ujar Aulia, S.Psi., M.Psi, di Fakultas Psikologi UGM, Rabu (24/7) saat menempuh ujian terbuka Program Doktor.

Menurut Aulia, fenomena esensi cinta pekerjaan dari prajurit TNI, khususnya pasukan elite adalah berkorban demi ibu pertiwi. Ibu pertiwi yang dimaksud dalam hal ini bukan secara harfiah diterjemahkan sebagai tanah air dan atau tanah tumpah darah. Ibu pertiwi yang dimaksud merupakan personifikasi nasional Indonesia yang merupakan perwujudan dari tanah air Indonesia. Kecintaan hakiki dari prajurit pada ibu pertiwi ini memiliki makna sebagai rasa cinta yang tulus tanpa syarat dari seorang prajurit kepada tanah air lndonesia.

“Implikasi dari cinta ini adalah adanya kerelaan dari prajurit untuk berkorban apapun dalam rangka menjaga dan melindungi ibu pertiwi melalui pekerjaan mereka sebagai seorang tentara. Kecintaan prajurit kepada ibu pertiwi inilah yang menjadi dasar bagi prajurit untuk rela mengorbankan apapun yang mereka miliki, baik jiwa ataupun raga,” tuturnya.

Mempertahankan disertasi Berkorban Demi Ibu Pertiwi: Esensi dan Dinamika Cinta Pekerjaan Pada Pasukan Elit Indonesia, Aulia menandaskan cinta pekerjaan dapat dirasakan atau dimiliki seseorang bahkan sebelum mereka bergabung menjadi tentara. Hal ini berhubungan dengan adanya ketertarikan individu pada pekerjaan sebelum mereka menjadi tentara dan fase ini di dalam penelitian diistilahkan sebagai fase ketertarikan.

Fase ini menjelaskan tentang latar belakang ketertarikan seseorang terhadap suatu pekerjaan, dalam hal ini yaitu sebagai prajurit TNI ataupun sebagai pasukan elite (khusus). Ketertarikan individu pada suatu pekerjaan tidak terlepas dari nilai, tujuan, motif, orientasi, ataupun kebutuhan yang dimiliki seseorang dalam memaknai pekerjaan.

“Hasil penelitian ini menggambarkan ada lima level dari makna kerja dan derajat terendah dari pekerjaan yaitu dimaknai sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan hidup, mendapatkan identitas diri, mendapatkan harga diri, melakukan eksplorasi kompetensi, serta memenuhi panggilan. Derajat tertinggi dari pekerjaan yaitu ketika seseorang memaknai pekerjaan sebagai panggilan,” ujar Aulia, dosen Fakultas Psikologi, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.

Oleh karena itu, disimpulkan bila pasukan elite cinta pekerjaan dilandasi oleh kecintaan yang hakiki pada ibu pertiwi, dan cinta pekerjaan dikonsepkan sebagai hubungan emosi positif antara pekerja dengan pekerjaannya yang terjadi secara timbal balik, kuat dan memiliki arti mendalam yang ditandai dengan adanya pengorbanan secara tulus pada saat melaksanakan pekerjaan.

Cinta pekerjaan dapat dirasakan atau dimiliki seseorang bahkan sebelum mereka bergabung menjadi tentara, sedangkan rasa cinta terhadap pekerjaan dapat dibentuk dan dipelihara, begitupula dapat mengalami erosi selama proses pendidikan ataupun proses menjalani pekerjaan.

“Untuk itu dibutuhkan bermacam upaya pribadi untuk terus menjaga agar rasa cinta terhadap pekerjaan senantiasa membara, memaknai pekerjaan agar memiliki pengaruh dalam memprediksi cinta prajurit terhadap pekerjaan, serta harus dipahami bila faktor internal dan eksternal memiliki peran besar untuk menumbuhkan, menjaga, atau bahkan mengerosi cinta prajurit terhadap pekerjaan,” ujarnya. (Humas UGM/ Agung)

CPMH Angkat Isu Ketahanan Keluarga pada International Convention on Family Strengthening

Selasa (16/07) Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM mengadakan seminar dengan tema International Convention on Family Strengthening, mengambil lokasi di gedung A-203 Fakultas Psikologi UGM, acara berlangsung dengan lancar. Acara ini dihadiri kurang lebih 50 orang yang berasal dari berbagai kalangan seperti praktisi, profesional, akademisi, penggiat NGO, bahkan sampai dengan ibu rumah tangga. Acara ini sendiri mengawali acara Konferensi Nasional Pascasarjana yang digelar satu hari berikutnya.

Dalam acara ini, Professor John De Frain hadir sebagai pembicara, ia merupakan seorang ahli dalam bidang pengembangan keluarga dan komunitas. John sudah malang melintang dalam bidang ketahanan keluarga. Ia juga merupakan praktisi di University of Nebraska – Lincoln selama kurang lebih 30 tahun, dan menjadi CEO founder dari Network. Penelitian-penelitian yang ditekuninya berkaitan dengan keluarga, krisis dalam keluarga, dan kekuatan keluarga. Tulisan beliau di bidang keluarga tidak perlu diragukan lagi, sekitar lebih dari ratusan publikasi serta puluhan karya tulis telah ia buat berkaitan dengan hal-hal tersebut. 

Acara dibuka dengan sambutan dari berbagai perwakilan. Diana Setiyawati, M.HSc.Psy., Ph.D. selaku ketua Center for Public Mental Health (CPMH) tampil untuk memberikan sambutan mengawali acara tersebut. Dalam kesempatan tersebut dirinya menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan kualitas keluarga di Indonesia. Dilanjutkan dengan sambutan dari Asisten Deputi bidang Pendidikan, Kesehatan, dan Pembangunan Keluarga dari Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (KEMENPPA). 

Seminar berlangsung dari mulai pagi sampai dengan sore hari. Di sesi pertama, acara dimulai dengan pemaparan materi dari John De Frain. Pemaparan materi berlangsung sangat komunikatif karena John mengajak para peserta dalam materi yang dikemas dalam bentuk yang epik sehingga mengesankan suasana santai. Sementara di sesi kedua, Peserta diminta untuk memahami sebuah tes inventory dengan mengambil tema Creating a Strong Family, American Family Strengths Inventory A Teaching Tool for Generating Discussion on the Qualities that Make a Family Strong. Peserta diperlihatkan beberapa aspek yang terdapat dalam tes inventory tersebut kemudian pemateri meminta peserta untuk mendiskusikan hasil penelaahannya. 

Debriefing Calon Lulusan Master Periode 24

Selasa (23/04), Fakultas Psikologi UGM mengadakan pembekalan bagi lulusan. Acara ini pada dasarnya telah dibuka untuk non-lulusan, namun sebagian besar telah didominasi oleh calon lulusan Master. Dalam acara ini, Heru Atikasari S, murti, Psi., M. A sebagai alumnus Master psikologi dan juga Dosen di Universitas Kristen Satya Wacana dan Aloyía Endang S. S juga Psikolog RSJD Dr RM Soedjarwadi Klaten menjadi pembicara. Acara ini dihadiri oleh kandidat lulusan Master Psikologi dan Magister Psikologi Profesi. Tentang 50 lulusan mengikuti agenda yang akan dimulai pada jam 1 sore sampai jam 3 sore. kemudian, calon lulusan yang dipimpin untuk hadir dalam latihan upacara untuk besok.

Acara ini diadakan untuk memberikan pembekalan bagi kandidat lulusan untuk mempersiapkan diri setelah menyelesaikan Program Magister. Kedua pembicara juga telah berbagi pengalaman mereka bekerja sebagai tujuan mereka setelah resmi lulusan dan mendapatkan gelar ilmuwan dan psikolog dari Fakultas Psikologi UGM.

Pembicara menjelaskan bahwa perubahan hari demi hari menuntut lulusan memiliki fleksibilitas dalam menghadapi perubahan. Karena perubahan yang cepat dari teknologi. terutama oleh industri muncul revolusi 4.0. Hal yang selalu harus disadari ketika peran fleksibilitas kognitif akan terus menuntut kita untuk penyesuaian. Kita bisa menyebut tahun ini, setahun erat dengan kami adalah tahun 2020. Dimana semua membutuhkan kompleksitas, keterampilan pemecahan masalah, berpikir kritis, dan kreativitas. Kreativitas sebagai salah satu dimensi yang perlu oleh Alumni Universitas, karena kreativitas sebagai salah satu keterampilan termasuk atas tiga keterampilan menguasai.

Selain itu, IPK yang telah didapat dalam kuliah pada dasarnya akan membantu untuk sukses dalam tahap seleksi kerja. Untuk keberhasilan dalam bekerja, kita harus fokus untuk mengembangkan soft skill kita dalam sebuah label Cumlaude yang dapat diperoleh. kemudian karakter juga menjadi hal yang pasti telah dipastikan oleh kandidat lulusan, grit, Passion, konsistensi, kemampuan sosial dan emosional.

Dalam sesi terakhir, pembicara meminta semua dihadiri melakukan refleksi diri dengan meminta dan melakukan refleksi rencana akan dilakukan setelah lulus. Apa karakter yang telah harus menghadapi tantangan di era digital. Dari banyak rencana telah, memang tidak selalu rencana untuk bekerja. Tapi setidaknya mereka tahu bahwa mereka memiliki banyak kegiatan yang akan dilakukan sehingga mereka akan memimpin tetap untuk membuat rencana setelah lulusan.

Fakultas Psikologi Menjadi Tuan Rumah The 10th International Conference on Indigenous and Cultural Psychology (ICICP)

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada menggelar perhelatan Konferensi Internasional. Konferensi ini bertajuk The 10th International Conference on Indigenous and Cultural Psychology (ICICP). Konferensi berlangsung selama 3 hari yaitu tanggal 4 sampai dengan 6 Juli 2019. Konferensi dimeriahkan oleh para pembicara dari berbagai negara dan Universitas, antara lain: Prof. Subandi dari Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada; Prof. Uichol Kim dari Inha University, South Korea; Prof. Rosnah Ismail dari Cyberjaya University College of Medical Sciences & UMS, Malaysia; Prof. Annamaria Di Fabio dari University of Florence, Italy; Prof. Donald H. Saklofske dari Department of Psychology University of Western Ontario, Canada; Prof. Saadi Lahlou dari Social Psychology of Economic Life London School of Economic, UK; Dr. Satoko Kimpara dari Palo Alto University, USA; Maxi Heitmayer, Ph.D dari London School of Economic and Political Science; Prof. Akira Tsuda dari Department of Psychology Kurume University, Japan, dan Plinio Fabiani yang merupakan Director of Internal Medicine Unit, Versilia Hospita. Rangkaian agenda Konferensi sendiri meliputi special course, workshop, parallel symposium, dan keynote address. Bahkan lebih dari 100 peserta dengan topik penelitian menarik terlibat dalam perhelatan ini. 

Pada hari pertama,  gelaran ICICP menyuguhkan Event Special Course on Indigenous and Cultural Psychology yang disampaikan oleh Prof. Uichol Kim, Prof. Donald H. Saklofske, dan Maxi Heitmayer, Ph.D dengan mengambil tempat di A-203 Fakultas Psikologi. Secara bersamaan Workshop juga digelar namun di lokasi yang berbeda. Workshop sendiri bertemakan Psychology of Leadership and Entrepreneurship in the XXI Century, Clinical Workshop of Systematic Treatment Selection (STS): 8 Principles and Theurapeutic Tools (CBTs & mindfulness), dan Assessing Psychological Strengths and Well Being Cross Cultural Adaptation.

Hari kedua, event ICICP tidak kalah meriah. Kemeriahan bahkan sudah ditunjukkan ketika awal acara, dimana seluruh pembicara tampil mengesankan dengan menggunakan pakaian adat khas nusantara. Opening Ceremony menjadi awal secara resmi gelaran ICICP. Selain itu acara dibuka dengan sambutan dari ketua pelaksana yaitu Wahyu Jati Anggoro, S.Psi., M.A. serta Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, MMedSc., Ph.D. sebagai Wakil Dekan Fakultas Psikologi. Penampilan budaya baik musik dan tari juga menjadi salah satu bagian yang menambah kedahsyatan acara. Acara dilanjutkan dengan keynote address dan presentasi penelitian dari para peserta. 

Sementara hari ketiga sekaligus merupakan hari penutupan ICICP, tetap diisi dengan beberapa keynote address dari para ahli di bidangnya serta penampilan para peserta dalam mempresentasikan hasil penelitian mereka. Setelah itu acara ditutup dengan persembahan budaya berupa tarian yang menjadi saksi kesuksesan acara. 

 

Program “Empowering Leadership” Mengajak Siswa Produktif Selama Liburan

Jumat (28/6) mahasiswa Fakultas Psikologi UGM angkatan 2017 dan 2018 mengadakan pembukaan acara “empowering leadership” yang dikhususkan untuk anak-anak sekolah dasar. Perwakilan mahasiswa angkatan 2017 dan 2018 yaitu Dina Arifka sekaligus juga merupakan ketua pelaksana acara menjelaskan bahwa acara ini merupakan salah satu program nuansa Fakultas Psikologi UGM.

Acara ini merupakan salah satu dari dua program besar Nuansa yang diselenggarakan oleh mahasiswa Fakultas Psikologi UGM yang didominasi dari angkatan 2017 dan 2018. Sebanyak 57 orang peserta mengikuti acara ini. Dina pun menyampaikan bahwa acara ini diselenggarakan selama 3 hari 2 malam dengan mengambil tempat di Kaliboyong Camping Down, Turi, Yogyakarta. Para orang tua juga turut dihadirkan di acara tersebut dan mengantarkan anaknya selama pembukaan acara.

Dina, ketua pelaksana “Empowering Leadership”, mengaku ia bersedia menjadi ketua pelaksana karena program Nuansa. Karena ketertarikannya terhadap hal tersebut akhirnya ia mencoba untuk bisa mempresentasikan program tersebut dihadapan pengurus Nuansa. Dina menjelaskan bahwa ini adalah kali pertama dirinya menjadi ketua pelaksana dalam sebuah acara yang cukup besar. 

Pada hari Jumat berlangsung acara pembukaan. Kemudian di hari kedua yaitu hari Sabtu acara outbound dan juga penyampaian materi berlangsung. Sementara hari terakhir yaitu hari Minggu acara outbound masih berlanjut dan diakhiri dengan seminar parenting serta persembahan anak-anak untuk orang tua. 

Tujuan diselenggarakannya acara ini sendiri adalah agar anak tetap dapat produktif walaupun sedang menjalani masa liburan. Anak yang dilibatkan dalam acara  ini adalah anak Sekolah Dasar (SD). Panitia mengambil judul “Petualangan Gunung Saudara” tujuannya adalah agar anak-anak mampu memiliki kemampuan empowering leadership

Dina berharap acara ini dapat membuat generasi muda dapat memimpin mulai dari dirinya sendiri, sehingga mereka dapat menjadi pemimpin yang bijak dan disiplin di kemudian hari.

Hari Penelitian dan Publikasi Fakultas Psikologi UGM

Selasa (2/4), Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Research and Publication’s Day. Acara ini merupakan tindak lanjut representasi dari penyerahan proposal hibah penelitian Kelompok Bidang Keilmuan (KBK), Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), dan unit Fakultas Psikologi pada 2019. Ada sekitar 27 penelitian disetujui.
Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, M. MedSC., Ph.D. membuka acara ini dengan penjelasan lebih lanjut tentang proses kelanjutan dari hibah penelitian. Acara berikutnya adalah kelanjutan penjelasan Prof. Subandi, M.A., Ph.D. Dari sisi penelitian publikasi akan diadakan setelah selesai, juga didukung rincian dalam penelitian.

Acara ini dihadiri oleh unit penelitian pembangunan, publikasi, dan pengabdian masyarakat (UP4) dalam hal ini sebagai unit yang memiliki tanggung jawab proses hibah penelitian, PKM, dan unit dengan pengelolaan penelitian publikasi temuan.

Acara selanjutnya menyambut semua peserta, disaat acara ini didominasi oleh Dosen Fakultas Psikologi UGM, untuk memulai penulisan penelitian. Acara ini akan dimulai pukul 9 pagi sampai jam 3 sore di A-203 Fakultas Psikologi UGM.

Meraih Gelar Doktor Setelah Menemukan Tingkat Kepemimpinan Diri Siswa

Beberapa siswa saat ini adalah generasi millennials yang dilahirkan pada taun 1995-2000. Mereka memiliki prestasi yang diperlukan dan afiliasi yang tinggi dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Namun, tujuan yang akan dicapai tidak selalu memberikan dampak positif karena sikap toleransi yang rendah dan impulsif menyebabkan siswa memiliki masalah akademik ketika menghadapi tuntutan tinggi. Oleh karena itu, generasi milenial membutuhkan kemampuan untuk mengarahkan diri mereka untuk melarikan diri dari tergantung pada masyarakat atau masyarakat dan bisa langsung motivasi untuk mencapai lebih disesuaikan.

Dosen Fakultas Psikologi UGM, Yuli fajar Susetyo, S. psi., M.Si., menjelaskan hasil penelitian tentang faktor pribadi kepemimpinan diri kepada mahasiswa pada ujian terbuka promosi Doktor di Auditorium G-100 Fakultas Psikologi UGM, (Kamis) 28/3. Penelitian ini telah melibatkan 375 mahasiswa UGM, usia mereka adalah 18-21 tahun. Tesis ini menghasilkan menemukan bahwa kepribadian, grit, kemanjuran diri, motivasi internal, dan regulasi emosi memberikan kontribusi 55, 7% pada kepemimpinan diri. “Kemampuan untuk memimpin diri kita sendiri bukan mekanisme otomatis yang dimiliki oleh orang, tetapi upaya pengendalian diri secara sadar dan melibatkan upaya untuk memimpin pemikiran konstruktif, memotivasi diri dan mengembangkan strategi perilaku,” kata Yuli fajar.

Yuli menambahkan, temuan ini telah dikenal sebagai kontribusi faktor, kepribadian, faktor grit dan kemanjuran diri pada motivasi internal 49, 8%, maka kontribusi kepribadian, grit, dan kemanjuran diri pada regulasi emosi 18, 9%
“Sementara itu kontribusi kepribadian yang efektif pada kemanjuran diri 61, 1%,” katanya.

Dalam temuan ini, ia menjelaskan kepemimpinan diri siswa yang memiliki prestasi yang ditentukan oleh emosi regulasi dan motivasi internal. Oleh karena itu, kemampuan untuk memimpin diri kita sendiri tidak bergantung pada karakteristik pengendalian diri dan kepercayaan diri karena mereka lebih dibutuhkan adalah mekanisme habituasi untuk aplikasi strategi, kontrol emosi, kontrol kognitif, dan kontrol motivasi.

Namun, menjadi pemimpin bagi diri kita sendiri, ia menambahkan, belum bergantung pada pengalaman dan masa lalu, tetapi berapa banyak upaya individu yang lebih kuat untuk mempertahankan diri mereka. “Manajemen kemampuan diri, memimpin pikiran, emosi, dan perilaku untuk mencapai tujuan dan mempertahankan perilaku yang ditujukan,” katanya.

Berdasarkan penelitian ia merekomendasikan program pengembangan diri di Universitas dan diarahkan untuk keterampilan dan habituasi melakukan strategi kepemimpinan diri dan mengembangkan 2 determinan utama, yaitu keterampilan pengendalian emosi, memfasilitasi motivasi internal dan peserta untuk mencari tahu dan mencari tahu aktivitas yang memiliki hubungan dengan motivasi internal. (Humas UGM/Gusti Grehension)

Syawalan Keluarga Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

Rabu (12/6), Dekan Fakultas Psikologi UGM beserta jajaran pimpinan fakultas menyelenggarakan Syawalan dengan keluarga besar Fakultas Psikologi UGM. Acara ini merupakan acara yang setiap tahun dilaksanakan dalam rangka merayakan hari raya Idul Fitri yang ditandai dengan saling bersalam-salaman dan ungkapan saling memaafkan.

Syawalan kali ini diawali dengan penampilan grup gamelan “Nglaras Ati” Fakultas Psikologi UGM, dilanjutkan sambutan dari Dekan Fakultas Psikologi UGM, Prof. Dr. Faturochman, M.A. Pada acara inti yaitu hikmah syawalan disampaikan oleh Drh. H. Agung Budianto, M.P., Ph.D dan ditutup dengan jabat tangan dan makan bersama.

Dekan Fakultas Psikologi UGM menuturkan, bahwa acara Syawalan ini dihadiri oleh keluarga besar Fakultas Psikologi UGM tidak hanya dosen dan tendik tetapi juga mahasiswa, dosen dan tendik purna tugas, dharma wanita dan potmapsi.

“Kami segenap pimpinan fakultas mengucapkan Taqabbalallahu Mina Wa Minkum, mohon maaf lahir dan batin. Tentunya banyak sekali kesalahan dalam menjalankan amanah mohon dimaafkan sekaligus mohon doa dan dukungan untuk terus bersama-sama mendidik dan membangun fakultas ini menjadi instansi yang bermanfaat bagi banyak pihak”, ungkap Faturochman.

Pada acara Syawalan ini pula fakultas psikologi melepas tendik purna tugas, Marsudi, yang telah mengabdikan diri selama puluhan tahun di fakultas psikologi.

Pada akhir sambutannya Faturochman berharap agar pertemuan dan silaturahmi ini menjadi semakin baik dan dapat saling mendoakan. (Humas Psikologi UGM/Jehna)

 

 

Psikologi UGM Meluluskan 45 Sarjana

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada meluluskan 45 sarjana pada wisuda periode III tahun akademik 2018/2019. Jumlah lulusan laki-laki 7 orang dan wanita sebanyak 38 orang. Pelepasan wisudawan bertempat di University Club, Universitas Gadjah Mada setelah prosesi seremonial wisuda di Grha Sabha Pramana UGM (23/05/19).

Jumlah lulusan berpredikat cumlaude sebanyak 24 orang. Mereka adalah Ni Kadek Farida Mertasari, Fakhirah Inayaturrobbani, Aisyah Nurseptiana Mahanani, Annisa Handayaningtyas, Fauzia Ramadhani, Agnes Divana Brilianasty, Zahrah Muhammad, Brigitta Woro Dhira Satya, Brillianda Resibisma, Martania Rizki Permatasari, Mutia Sahida, Tiara Syifa Fadhillah, Yesica Nurzaman, Ni Made Pradnya Amadeandra Kusuma, Hasna Uzzakiyah, Aulia Azzahra Zain, Anissa Nur Khalida, Raden Ajeng Cintya Nivanda Lindilalitya, Ludika Riri Amanda, Samudera Fadlilla Jamaluddin, Sarah Aulia Azzahrah, Deyna Ryana Permata Putri Tantawi, Febri Dewi Saraswati, dan Niken Laras Agustina.

Pada wisuda kali ini Ni Kadek Farida Mertasari tampil sebagai peraih indeks prestasi kumulatif tertinggi yakni 3.88 Ni Made Pradnya Amadeandra Kusuma sebagai wisudawan dengan waktu studi tercepat 3 tahun 5 bulan 7 hari. Fauzia Ramadhani sebagai wisudawan termuda se-UGM yang berumur 21 tahun 4 bulan 13 hari.

Selamat dan sukses!

Kemeriahan Paragon Campus Roadshow Universitas Gadjah Mada

Senin (13/05), bertempat di selasar gedung D Fakultas Psikologi UGM, diselenggarakan Roadshow yang merupakan kerjasama Fakultas Psikologi UGM dengan Paragon. Paragon merupakan perusahaan yang bergerak di bidang kecantikan berupa kosmetik, salah satu diantaranya adalah brand kosmetik nasional terkenal yaitu Wardah. Paragon mengambil tema We Are Hiring Psychology Paragon campus roadshow Universitas Gadjah Mada dengan menghadirkan bintang tamu yaitu Analisa Widyaningrum. Dikemas dalam bentuk talkshow, sebagian peserta yang hadir berasal dari semester 6 dan 8 yang sebelumnya telah mengisi link form khusus beberapa hari sebelum acara digelar. Sekitar 60 orang memadati Bagian Timur Selasar Fakultas Psikologi UGM. Acara berlangsung dari mulai pukul 3 sore sampai dengan buka puasa.

Tajuk acaranya sendiri “how to prepare yourself to be professional in HR scope?”. Roadshow ini bukan kali pertama diadakan di UGM, karena sebelumnya Paragon telah mengadakan di beberapa Fakultas seperti Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Fakultas Ilmu Budaya (FIB), dan juga Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Paragon selalu menargetkan agar sekitar 5 sampai dengan 6 acara dapat terselenggara setiap tahunnya. Acara ini sendiri menargetkan rekrutmen kerja untuk menjadi karyawan paragon. “Target acara ini adalah rekrutmen kerja”, jelas Hana Kusumawardani sebagai Talent Activity Paragon. Ia juga menambahkan bahwa Paragon mencoba untuk menjemput calon wisudawan yang disuguhkan pada acara Talkshow Sharing dan kemudian ditutup acara rekrutmen.

UGM sebagai salah satu kampus terbaik di Indonesia dan juga Universitas yang menyumbangkan kedua terbanyak karyawan di Paragon merupakan landasan pemilihan alasan Talkshow rekrutmen ini seringkali diadakan di UGM. Dikarenakan acara ini hanya diselenggarakan pada bulan Ramadhan sehingga dikemas menjadi road show ngabuburit sambil menunggu berbuka puasa.