Arsip:

Rilis

International Guest Lecture Series 4: Adjusting The Load- Teaching and Learning Across Context for All

Jumat (30/10) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada kembali selenggarakan International Guest Lecture Series keempat secara daring. Acara yang diselenggarakan oleh Unit Kerjasama Hubungan Internasional dan Alumni Fakultas Psikologi (OCIA) Fakultas Psikologi UGM kali ini mengangkat topik Adjusting The Load – Teaching and Learning Across Context for All.

Prof. David Evans, Professor of Special and Inclusive Education, University of Sydney bekesempatan untuk menjadi pembicara pada sesi kali ini.

Dimoderatori Elga Andriana, S.Psi, M.Ed, Ph.D, acara dibuka dan dilanjutkan dengan sesi presentasi.

Adapun salah satu pokok bahasan pada seri kuliah kali bertujuan untuk memahami arah dan batasan antara proses belajar, ketidakmampuan (lerning disability) dan lingkungan. Menurut David, apabila seseorang memiliki dasar pengetahuan yang sesuai dengan tuntutan dari lingkungan belajar, maka akan lebih mudah baginya dalam proses belajar. Namun, apabila seseorang memiliki kompetensi atau gap yang jauh berbeda dari tuntutan lingkungan belajar, maka besar kemungkinan untuk mengalami disengage atau disability dalam proses belajar.

Acara ditutup dengan sesi diskusi yang dipandu oleh moderator.

UPTB Selenggarakan Pelatihan NVIVO Seri Kedua

Unit Pengembangan Teknologi Belajar (UPTB) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada selenggarakan Pelatihan NVIVO Seri Kedua pada Jumat, 30 Oktober 2020 pukul 14.00 – 16.00 WIB secara daring melalui Zoom Meeting. Acara ini merupakan rangkaian kegiatan Techno Training seri kedua setelah sebelumnya diadakan pada 23 Oktober 2020 lalu oleh UPTB.

Ridwan Saptoto, S.Psi., Psi., M.A., yang juga merupakan salah satu dosen di Fakultas Psikologi UGM kembali menjadi pemateri pada sesi kali ini.

Pada pemarannya beliau menyampaikan bahwa tantangan terbesar bagi peneliti kualitatif adalah perihal subjektivitas (researcher-biased), validitas, dan reliabilitas yang cukup sulit diatasi jika menggunakan data secara manual. Lebih lanjut, beliau menyampaikan mengenai NVIVO secara lebih detail, dimana dijelaskan bahwa NVIVO merupakan software yang membantu mengelola (managing) dan memahami data, agar mempermudah dalam identifikasi, koding, dan review data.

Disamping itu, acara kali ini juga disertai dengan demo atau simulasi analisis data oleh pemateri.

Pasca pemaparan dan simulasi, acara yang dihadiri oleh mayorias mahasiswa Fakultas Psikologi UGM ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator.

Tech In Training SPSS Seri Kedua oleh UPTB

Jumat (30/10), Unit Pengembangan Teknologi Belajar (UPTB) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada selenggarakan Pelatihan Pelatihan SPSS kedua. Acara yang diselenggarakan secara daring ini merupakan kelanjutan dari acara Pelatihan SPSS 1 yang diselenggarakan Jumat, 23 Oktober 2020 lalu.

Wahyu Jati Anggoro, S.Psi., M.A., kembali menjadi pembicara pada sesi kali ini.

Adapun materi yang di bahas pada pelatihan sesi kedua yaitu metode penelitian kuantitatif eksperimen beserta dengan analisis uji beda yang digunakan dalam SPSS, diantaranya uji t dan one way anova. Disamping itu, tedapat juga sesi simulasi analisis dengan mengguakan SPSS berdasarkan data yang disediakan oleh pemateri.

Acara yang dihadiri oleh mayoritas mahasiswa UGM ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator.

International Guest Lecture Series 3: Health Psychology & Well-Being

Fakultas Psikologi UGM selenggarakan International Guest Lecture Series yang ketiga secara daring pada Jumat, 30 Oktober 2020. Mengangkat topik Health Psychology & Well-being, acara kali ini dihadiri oleh mahasiswa Fakultas Psikologi UGM.

Ashley Murray, P.hD, Postdoctoral Fellow, dari National Cancer Institute USA berkesempatan menjadi pembicara pada sesi kali ini.

Pada pemarannya, Ashley menjelaskan mengenai health psychology & wellness serta bagaimana kontribusi psikologi terkait hal ini, psychological model of healthy behavior serta example of psychology and health. Lebih lanjut dijelaskan, definisi dari sehat yaitu sehat secara fisik, mental dan sosial.

Disamping itu, narasumber juga menjelaskan mengenai Health Belief Model. Adapun kunci dari konstruk ini yaitu percieved susceptibility, seriousness, benefits dan barriers yang nantinya akan mempengaruhi bagaimana sesorang dalam berperilaku (actions).

Acara ditutup dengan sesi tanya jawab dipandu oleh moderator, Adelia Khrisna Putri, S.Psi., M.Sc, yang merupakan dosen di Fakultas Psikologi UGM.

Pelatihan NVIVO Seri Pertama oleh UPTB

Jumat (23/10), Unit Pengembangan Teknologi Belajar (UPTB) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada selenggarakan Pelatihan Pelatihan NVIVO seri pertama. Mengingat kondisi pandemi, acara kali yang merupakan rangkaian kegiatan Techno Training rutin oleh UPTB ini diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting.

Pada sesi kali ini, Ridwan Saptoto, S.Psi., Psi., M.A., yang juga merupakan salah satu dosen di Fakultas Psikologi UGM berkesempatan untuk menjadi pemateri.

Pada pemarannya, beliau menyampaikan pengantar ringkas mengenai metode analisis data kualitatif. Pada metode kualitatif, jumlah sample agak berbeda dengan paradigma kuantitatif. Disamping itu, kunci penting dalam kualitatif adalah data yang mendalam.

Selain menyampaikan mengai dasar-dasar dalam paradigma kualitatif, Ridwan Saptoto, S.Psi., Psi., M.A., juga menyampaikan mengenai jenis-jenis koding untuk data, diantaranya theoritical coding, axial coding, dan selective coding. Selain diolah secara manual, alternatif lain untuk mengolah data-data yang dari penelitian kualitatif yaitu software NVIVO. NVIVO dapat digunakan sebagai alternatif karena dapat menganalisis data dalam bentuk teks, gambar, audio dan video.

Sesi pertama kali ini pemateri menjelaskan mengai konsep-kosep dasar dari penlitian kualitatif dan pengenalan NVIVO. Lebih lanjut, praktik menggunakan data akan dilaksanakan pada pertemuan sesi kedua yang akan diselenggarakan pada Jumat, 30 Oktober 2020 mendatang.

Acara yang dihadiri oleh 20 partisipan ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator.

Tech In Training SPSS 1, Pelatihan SPSS oleh UPTB

Unit Pengembangan Teknologi Belajar (UPTB) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada selenggarakan Pelatihan SPSS Seri Pertama pada Jumat, 23 Oktober 2020 pukul 09.00 – 11.00 WIB secara daring melalui Zoom Meeting. Acara ini merupakan rangkaian kegiatan Techno Training yang rutin secara tahunan diselenggarakan oleh UPTB.

Pada sesi kali ini, Wahyu Jati Anggoro, S.Psi., M.A yang merupakan sala satu dosen di Fakultas Psikologi UGM, berkesempatan menjadi pembicara.

Pada pemaparannya, beliau menjelaskan mengenai konsep dasar statistik, diantaranya fungsi dasar statistik, yakni organizing, summarizing dan interpreting data kuantitatif. Selain menjelaskan mengenai konsep, sesi kali ini juga disertai dengan simulasi SPSS yang dipandu oleh pemateri. Adapun simulasi yang dilakukan yakni regresi linier dengan menggunakan variabel serta data yang telah disipakan.

Selain dapat diikuti melalui Zoom Meeting secara gratis, scara ini juga turut ditayangkan secara live melalui channel Youtube Kanal Pengetahuan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

KDM: Equivalence Testing for Anchor Selection in Different Item Functioning (DIF) Detection

Jumat (23/10), Promovendus Club (PC) Program Doktor Ilmu Psikologi selenggarakan Kolokium Dua Mingguan (KDM) dengan mengangkat topik Equivalence Testing for Anchor Selection in Different Item Functioning (DIF) Detection.

Topik ini merupakan disertasi dari pembicara, Agung Santoso, P.hD, yang merupakan salah satu dosen di Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma. Adapun fokus bidang beliau yakni quantitatve psychology.

Acara dimulai pada 09.30 – 11.00 melalui Zoom Meeting dan live pada channel Youtube Doktor Ilmu Psikologi UGM dan dibuka dengan pembacaan aturan selama sesi oleh moderator, dilanjutkan dengan sesi materi oleh pembicara. Selain mahasiswa dan umum, sesi kali ini juga dihadiri oleh sederet dosen dan alumni Fakultas Psikologi UGM.

Beberapa hal pokok yang menjadi bahasan pada KDM kali ini diantaranya, perkenalan umum mengenai istilah Different Item Functioning (DIF) dan Anchor Item, implementasi serta sharing disertasi oleh Agung Santoso, P.hD.

Pasca pemaparan, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator.

Pelepasan Wisudawan Pascasarjana dan Pengambilan Sumpah Psikolog Daring  

Rabu (21/10) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Pelepasan Wisudawan/Wisudawati Periode I Tahun Akademik 2020/2021 Program Pascasarjana. Acara ini diikuti oleh 39 mahasiswa pascasarjana Program Studi Doktor Ilmu Psikologi, Magister Psikologi dan Magister Psikologi Profesi.

Jumlah lulusan pada periode ini dari Program Doktor Ilmu Psikologi sebanyak 1 orang. Sedangkan dari Magister Psikologi sebanyak 18 orang dan Magister Psikologi Profesi berjumlah 20 orang. Sehingga keseluruhan jumlah lulusan Program Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada berjumlah 3.048 alumni dari jenjang S2 dan 155 alumni bagi jenjang S3.

Pada Program Doktor Ilmu Psikologi, Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi adalah 3,91 diraih oleh Tience Debora Valentina yang sekaligus berpredikat cumlaude. Tience juga menjadi wakil wisudawan/wisudawati dalam memberikan sambutan pada pelepasan ini. Dalam sambutannya Tience berpesan “Dengan Ilmu dan keterampilan yang kita peroleh dari pendidikan selama ini kita akan dan harus berkontribusi untuk membangun Indonesia, dengan mengedepankan nilai kemanusiaan sebagai wujud bakti kita mahasiswa Gadjah Mada untuk memenuhi panggilan ibu pertiwi, dengan menjunjung kebudayaan dan kejayaan Indonesia”.

Beralih ke Program Magister Psikologi, Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi adalah 3,85 yang diraih oleh Laila Indra Lestari, Abdullah Azzam Al Afghani, dan Rosita Cahya Hidayanti sekaligus berpredikat cumlaude. Pada periode ini, terdapat 6 lulusan berpredikat Cumlaude, 10 lulusan berpredikat sangat memuaskan dan 2 orang berpredikat memuaskan. Untuk masa studi terpendek 1 tahun 10 bulan 13 hari diraih oleh Maria Bramanwidyantari dan Dewi Fatmasari Edy.

Pada Program Magister Psikologi Profesi, Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi adalah 3,86 diraih oleh Gita Yolanda sekaligus berpredikat Cumlaude. Pada periode ini, terdapat 4 lulusan berpredikat cumlaude, 14 lulusan berpredikat sangat memuaskan dan 2 orang berpredikat memuaskan. Masa studi terpendek 2 tahun 0 bulan 6 hari diraih oleh Sri Dian Fitriani.

Fakultas Psikologi juga memberikan penghargaan kepada dua mahasiswa magister yaitu Abdullah Azzam Al Afghani dan  Maria Stephanie Gunandar sebagai lulusan dengan naskah publikasi tesis terbaik. Abdullah melakukan penelitian tentang “Perbandingan Tes Paralel Hasil Perakitan Otomatis Berdasarkan Pendekatan Teori Tes Klasik dan Teori Respons Butir: Simulasi Monte Carlo” di bawah bimbingan Rahmat Hidayat, S.Psi. M.Sc., Ph.D. Sedangkan tesis milik Maria adalah “Peran Pola Asuh Authoritative terhadap Kemunculan Psychotic Like Experience (PLE) pada Remaja dengan Proactive Coping dan Resiliensi sebagai Mediator” bimbingan, Prof. Dr. Subandi, M.A.

Pada Pelepasan wisudawan/wisudawati ini Dekan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Faturochman, M.A., berpesan agar para alumni tetap berpegang teguh pada etika kebaikan dan upaya untuk peningkatan kualitas hidup manusia. Selain itu juga dapat bermanfaat bagi lingkungan, keluarga, nusa dan bangsa.

International Guest Lecture Series: How Technology Shapes Human Lives Across Time

Jumat (16/10), Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada selenggarakan International Guest Lecture Series yang kedua secara daring.

Seri kali ini menggandeng Ahmed Abdelaal, Ph.D, Program Coordinator – Manufacturing & Mechanical Engineering Technology di Texas A&M University, dengan mengangkat topik How Technology Shapes Human Lives Across Time.

Acara dihadiri oleh 60 peserta yang diantaranya merupakan dosen dan mahasiswa, khususnya mahasiswa magister yang mengambil kelas psikologi teknologi Fakultas Psikologi UGM.

Secara garis besar materi yang disampaikan oleh narasumber berkaitan dengan sejarah perkembangan teknologi diantaranya aglikultur dan industrial revolution, serta bagaimana hal tersebut mempengaruhi manusia dalam berperilaku hingga saat ini.

Pasca pemaparan, acara ditutup dengan sesi tanya jawab anatara nasumber dan beberapa peserta dipandu oleh Yopina Galih Pertiwi, S.Psi., M.A., Ph.D., selaku moderator dan dosen pengampu pada mata kuliah Psikologi Teknologi.

Pandemi dan Revitalisasi Karakter Prososial Bangsa

Pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung saat ini menghadirkan krisis dalam berbagai lini. Perekonomian masyarakat yang melemah, aktivitas pendidikan dan perkantoran yang terkendala, kegiatan distribusi dan ekspedisi industri yang terhambat, dan tenaga kesehatan yang dipaksa menghadapi situasi luar biasa. Sebagaimana dengan berbagai situasi krisis (seperti: bencana alam) yang terjadi di masa-masa sebelumnya, situasi ini merupakan ujian sekaligus momentum bagi bangsa kita untuk memantapkan kembali identitas sebagai bangsa, salah satunya yaitu identitas kegotongroyongan.

Gotong royong dan tolong-menolong tak terpisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Sejarah menunjukkan bahwa keberhasilan Indonesia meraih kemerdekaan, bertahan dalam kebhinekaan, dan membangun menuju kemajuan salah satunya adalah berkat gotong royong. Di masa pembangunan, sebagian infrastruktur kita adalah hasil gotong royong dan swadaya masyarakat. Dalam berbagai situasi bencana yang pernah terjadi, kegotongroyongan dan perilaku menolong ini telah terbukti menjadi kekuatan masyarakat dan sumber resiliensi.

Singkatnya, budaya gotong royong telah memberikan sumbangsih yang begitu besar bagi tumbuh dan berkembangnya Indonesia. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa gotong royong dan tolong-menolong adalah perekat bangsa sekaligus salah satu pilar pembangunan. Oleh karena itu, meski zaman telah berubah, karakter dan budaya ini sangat penting untuk terus dilestarikan dan dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Jangan sampai karakter dan budaya ini mati tergerus oleh pergeseran nilai yang semakin individualistis.

Dalam perspektif psikologi, kajian mengenai gotong royong dan tolong-menolong ini dapat didekati melalui teori perilaku prososial. Perilaku prososial didefinisikan sebagai perbuatan yang dilakukan dengan tujuan untuk memberi manfaat bagi pihak lain ataupun untuk menjaga hubungan sosial yang harmonis (Eisenberg, Fabes, & Spinrad, 2006; Jackson & Tisak, 2001). Perilaku prososial menurut Jackson & Tisak (2001) termanifestasi melalui berbagai bentuk, yakni perilaku menolong (helping), berbagi (sharing), menghibur (comforting), dan bekerja sama (cooperating). Beragam literatur ilmiah telah mendokumentasikan arti penting perilaku prososial dalam kehidupan bermasyarakat. Di antaranya, perilaku prososial ditemukan berkorelasi positif dengan fungsi sosial yang sehat pada diri seseorang, kemampuan adaptasi yang baik, efektivitas ketika bekerja di dalam sebuah tim, dan kecenderungan untuk mempraktikkan kultur berpolitik yang positif (Saha, 2004).

Pandemi Momentum Prososial

Jika diamati secara saksama, pandemi ini telah memunculkan banyak sekali respons prososial di Indonesia. Sebagai contoh, masyarakat bahu-membahu menggalang dana lewat berbagai platform untuk membantu penanganan Covid-19, mulai dari iuran sukarela ibu-ibu arisan, penggalangan dana melalui portal-portal digital seperti Kitabisa, hingga konser amal secara daring yang bahkan sukses mengumpulkan dana hingga miliaran rupiah.

Di level individual, kita juga dapat dengan mudah menemukan berita mengenai pihak-pihak yang berusaha membantu meringankan beban sesamanya. Mereka menyumbangkan masker, menyediakan instalasi cuci tangan di lingkungan tempat tinggalnya, menghibahkan gadget layak pakai kepada anak sekolah yang membutuhkan, hingga menyediakan bahan pangan di pagar rumahnya untuk diambil secara gratis oleh siapa saja yang membutuhkan.

Perilaku-perilaku di atas mengilustrasikan hidupnya karakter prososial, di mana masyarakat Indonesia berhasil menunjukkan kepedulian yang tinggi dan kemampuan bekerja sama yang baik dalam meringankan beban sesamanya saat situasi memanggil. Bentuk perilaku prososial mungkin telah berevolusi; jika dahulu gotong royong diwujudkan melalui kerja bakti membangun jalan, membersihkan gorong-gorong, dan membantu tetangga yang sedang mempersiapkan hajatan, sekarang bentuk gotong royong telah bergeser ke dalam bentuk-bentuk yang lebih modern seperti misalnya menggalang dana secara daring. Namun demikian perubahan bentuk tersebut tampaknya tidak mengurangi esensi prososial.

Memupuk Karakter Prososial Generasi Muda

Menurut Lee dan Kim (2020), respons masyarakat terhadap musibah atau bencana dapat memperlihatkan karakter asli dari masyarakat tersebut. Respons masyarakat Indonesia terhadap situasi pandemi telah mengindikasikan betapa kuatnya potensi kolektivistik dan kegotongroyongan yang sejatinya kita miliki, sehingga kita dapat merasa optimis bahwa karakter tersebut mengakar kuat dalam budaya kita. Namun demikian kita tetap harus memastikan bahwa karakter ini akan terus melekat pada generasi mendatang, tidak hilang seiring pergeseran zaman.

Untuk itu, penting untuk memastikan bahwa generasi muda, yakni anak-anak dan remaja, mendapat kesempatan sebaik-baiknya untuk juga exercising atau melatihkan karakter dan perilaku prososial melalui momentum pandemi ini. Anak-anak dan remaja yang sedang dalam masa perkembangan kepribadian harus difasilitasi untuk menumbuhkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar, mengenali apakah ada orang atau pihak yang memerlukan bantuan dan turun tangan untuk membantu sesuai kemampuannya.

Tuntunan dan panduan dari orang dewasa tentunya sangat diperlukan. Baik orang tua, guru, tokoh masyarakat, maupun tokoh keagamaan dapat melibatkan generasi muda dalam kegiatan-kegiatan prososial mulai yang berskala kecil misalnya dalam keluarga hingga yang berskala lebih besar misalnya melakukan bakti sosial, tentunya sesuai keperluannya dan dengan memperhatikan protokol kesehatan. Jangan biarkan anak dan remaja hanya menjadi objek atau observer dari perilaku prososial orang dewasa, beri mereka kesempatan untuk menjadi pelakunya dan merasakan emosi positif (senang/bangga) dengan berkontribusi.  Jangan lupa bahwa perilaku prososial (menolong, berbagi, menghibur, dan bekerja sama) tidak harus berwujud material atau kebendaan.

Mengutip hasil penelitian Perry dan Lindell (2003), situasi darurat seperti terjadinya musibah atau bencana dapat berperan sebagai stimulus dalam menumbuhkan karakter prososial suatu entitas masyarakat. Oleh karena itu, sudah semestinya situasi pandemi ini dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk merevitalisasi dan menstimulasi kehidupan prososial masyarakat, termasuk pada generasi penerus yang akan menentukan keutuhan bangsa di masa mendatang. (*)

Penulis:

Sutarimah Ampuni, S.Psi., M.Si., M.Psych.

Psikolog dan Dosen Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

Sumber: https://jogja.siberindo.co/05/10/2020/pandemi-dan-revitalisasi-karakter-prososial-bangsa/

Foto: Ilustrasi Pandemi dan Revitalisasi Karakter Prososial (Foto: Istimewa)