Arsip:

Rilis

Fakultas Psikologi Meluluskan 52 Sarjana

Rabu (25/11) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada kembali menyelenggarakan secara daring Pelapasan Wisudawan/Wisudawati Program Studi Sarjana Periode I Tahun Akademik 2020/2021. Acara ini diikuti sejumlah 52 sarjana yang terdiri dari 46 mahasiswa Progam Sarjana Psikologi, dan 6 mahasiswa International Undergraduate Program dengan didampingi orang tua.

Jumlah lulusan yang berpredikat cumlaude dari Program Sarjana Psikologi sebanyak 46 orang, mereka adalah Monica Mega Purnamasari, Maria Gracia Amara Pawitra, Sylvana Yulianti, Alfinurin Istiqomah, Sesty Arum Pangayuninggalih, Sifa Fardhiana, Alita Putri Jasmin Patriani, Elisabeth Vina Novenandari, Atri Rahma Citra, Tengku Rafichea, Hana Safira Arivianti, Gilda Thiefanee Lystianingtyas Alfani Putri, Rayi Tinitah, Faizatur Rachmadanti, Rahmayanti, Firjaun Jannatan, Dwi Astuti Barokah, Natasha Valentina, Adika El Nino, Kurnia Mar’atul Muslimah, Reswara Dyah Prastuty, Adella Savira dan Vina Nur Azizah.

Dari International Undergraduate Program terdapat 3 orang berpredikat cumlaude, mereka adalah Arifa Widyasari, Larasati Indah Sukma Putri dan Karina Kusuma Ratih.

Pada periode kali ini Monica Mega Purnamasari tampil sebagai peraih indeks prestasi kumulatif tertinggi yakni 3.84. Sylvana Yulianti sebagai wisudawan dengan waktu studi tercepat yaitu 3 tahun 2 bulan 9 hari. Sedangkan Maria Gracia Amara Pawitra sebagai wisudawan termuda yang berhasil lulus dengan usia 21 tahun 2 bulan 8 hari.

Lulusan International Undergraduate Program, peraih indeks prestasi kumulatif tertinggi adalah Arifa Widyasari dengan IPK 3,71 sekaligus menjadi lulusan termuda yaitu 22 tahun 0 bulan 24 hari. Sedangkan, Karina Kusuma Ratih menjadi lulusan tercepat. Ia berhasil lulus dalam waktu 3 tahun 11 bulan 27 hari. Selamat dan sukses!

Webinar Cognitive Behavioral Therapy: Basic for Online Counseling oleh CPMH

Kondisi pademi saat ini memiliki dampak secara langsung terhadap cara orang berkomunikasi, tidak terkecuali komunikasi yang dilakukan pada proses konseling maupun terapi psikologi di Indonesia. Berdasarkan hal ini, Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM selenggarakan webinar bertajuk Cognitive Behavioral Therapy: Basic for Online Counseling secara daring pada Jumat, 20 November 2020.

Acara yang dihadiri oleh 210 psikolog dan psikiater ini, bertujuan untuk memberikan gambaran lebih detail mengenai praktik terapi secara secara daring, khususnya Cognitive Behavioral Therapy (CBT).

Pada sesi kali ini, CPMH menggandeng Prof. Theo Bouman (Professor of Clinical Psychology University of Groningen, Belanda) dan Prof. Sako Visser (Professor of Health Care Psychology, University of Amsterdam, Belanda) sebagai narasumber.

Acara dimulai dengan sambutan Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, MMedSc., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Dr. Diana Setyawati, M.HSc., Psikolog selaku ketua CPMH.

Sesi dimulai dengan penjelasan singkat mengenai konsep CBT dan langkah yang dipersiapkan untuk terapi daring, seperti asesmen dan intervensi. Menurut narasumber, CBT dapat dilakukan pada klien dengan berbagai latar berlakang usia, kecerdasan dan status sosial ekonomi.

Lebih lanjut, narasumber juga menyampaikan CBT secara digital dapat dilakukan melalui telepon, WhatsApp Messenger, video session (Facetime, Zoom) dan platform resmi lainnya.

Selain sesi materi, acara juga disertai dengan sesi roleplay oleh kedua narasumber guna memberikan gambaran mengenai proses terapi online dengan beberapa skenario terapi yang telah disiapkan.

Acara ditutup dengan sesi diskusi yang dipandu oleh Dr. Diana Setyawati, M.HSc., Psikolog yang juga berpera sebagai moderator.

KDM: Stigma and Discrimination During COVID-19

Promovendus Club (PC) Program Doktor Ilmu Psikologi kembali selenggarakan Kolokium Dua Mingguan (KDM) secara daring pada Jumat, 20 November 2020.

Ciptasari Prabawanti Ph.D yang saat ini menjabat sebagai Rektor Universitas Cokroaminoto Yogyakarta dan sekaligus Dosen di Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan ini, bekesempatan menjadi narasumber pada sesi KDM kali ini.

Adapun topik yang diangkat yaitu, Addressing and Mitigating Related-COVID-19 Stigma and Discrimination.

Acara dibuka dengan sambutan singkat dari Nida Ul Hasanat, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan dan Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D. selaku Ketua Prodi Doktor Ilmu Psikologi.

Pada pembahasa materi, Ciptasari menyampaikan mengenai gambaran umum proses terjadinya pembetukan stigma mengenai COVID-19 pada masyarkat Indonesia. “Karena penyakit ini relatif baru, hal ini menjadi diluar kontrol. Orang cenderung takut dengan sesuatu yang baru dan tidak biasa, sehingga COVID-19 pun menjadi hal yang menimbulkan ketakutan” ujarnya.

Lebih lanjut, narasumber juga menjelaskan mengenai perancangan intervensi dalam mengatasi permasalah stigma terhadap pasien COVID-19, baik yang masih dalam perawatan maupun sudah sembuh. Menurutnya, dalam merancang intervensi, penting untuk mengelompokkan populasi, menentukan strategi dan tujuan dari intervensi.

Acara yang dihari oleh 40 partisipan yang berasal dari kalangan umum dan civitas akademika UGM ini ditutup dengan sesi diskusi yang dipandu oleh moderator.

International Guest Lecture Series: Why Are We Smart?

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada selenggarakan International Guest Lecture Series yang ketujuh pada Jumat, 13 November 2020 pukul 13.30 – 15.00 WIB secara daring melalui Zoom Meeting. Acara dihadiri oleh 95 partispan mahasiswa, dosen dan umum.

Adapun topik bahasan pada seri kuliah umum kali ini Why Are We Smart? Insight from Cognitive and Developmental Science.

Stella Christie, Ph.D yang merupakan Research Chair di Tsinghua Laboratory if Brain and Intelligence (THBI) berkesempatan menjadi pembicara pada sesi. Ia menyampaikan bahwa manusia memiliki pengetahuan bawaan sejak usia awal perkembangan (infant), diantaranya pengetahuan mengenai object, mumber, agents, place, shapes. Namun, hal yang sama ditemukan juga pada primata seperti bonobo dan simpanse. Akan tetapi yang membedakan manusia dan hewan lain adalah mekanisme belajar dan tools yang dimiliki oleh manusia, diantaranya bahasa. Bahasa merupakan sarana yang dimiliki oleh manusia dan berkontribusi dalam proses berpikir dan membuat perbadingan.

Disamping itu, melalui bahasa dan komunikasi sejak usia dini dengan anak-anak akan meningkatkan kemampuan kognitifnya. Lebih lanjut Stella menyampaikan, “Membacakan cerita dan berbicara dengan anak merupakan salah satu cara yang baik gua meningkatkan kemampuan kognitif anak”. Karena dengn berkomunikasi, anak aka memperoleh data yang dapat melakukan perbandingan. Dimana perbandingan tersebut merupakan metode yang baik untuk belajar.

Pasca pemaparan, acara ditutup dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator, Sutarimah Ampuni, S.Psi., M.Si. yang juga merupakan salah satu dosen di Fakultas Psikologi UGM.

International Guest Lecture Series: Hallucination on Demand

(13/11) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada selenggarakan International Guest Lecture Series yang keenam, dengan mengangkat topik Hallucination on Demand: Using Lab-Induced Hallucinations and Illusions to Study Visual Hallucinations.

Sebastian Rogers, Ph.D, dari Future Minds Lab – University of New South Wales berkesempatan menjadi pembicara pada sesi kali ini. Ia menyampaikan mengenai konsep dan ilusi, illusion is involuntary false perception in the absence if appropriate external stimulation of the corresponding sensory organ. Lebih lanjut, Sebastian membahas mengenai visual ilusi dan contoh riset yang dilakukan di Future Minds Lab, yang umumnya dilakukan dengan menggunakan alat ukur fisiologis.

Acara yang dihadiri oleh 60 partisipan mahasiswa, dosen dan umum ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting pada pukul 07.30 – 09.10 WIB.

Pasca pemaparan, acara ditutup dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator, Galang Lufityanto, M.Psi, Ph.D yang merupakan salah satu dosen di Fakultas Psikologi UGM.

International Guest Lecture Series #5: Supporting Diverse Learners in Early Childhood Education Setting: A Global Perspective

Jumat (6/11), International Guest Lecture Series (IGLS) kembali diselenggarakan. Xie Huichao, Ph.D, dosen di National Institue of Education Singapore menjadi pemateri pada acara IGLS episode lima ini. Sebanyak 51 peserta mengikuti kegiatan ini secara daring.

“Supporting Diverse Learners in Early Childhood Education Setting: A Global Perspective” menjadi topik yang disampaikan oleh Huichao pada kuliahnya kali ini. Ia mengawali kuliahnya dengan memberikan gambaran terkait pendidikan inkulsi pertama untuk anak usia dini yang didirikan pada tahun 1970 di Amerika Serikat. Menurutnya pendidikan inklusi pada tahun tersebut tantangannya sangat berat dikarenakan masyarakat belum paham mengenai pendidikan inklusi. Yang mereka pahami, anak mereka yang tidak berkebutuhan khusus akan tertular dan mengidap down syndrom atau autisme jika berada dalam satu kelas dengan anak berkebutuhan khusus.

Seiring berjalannya waktu, pengetahuan terkait pendidikan inklusi terus berkembang termasuk kurikulum dan model intervensi yang digunakan di sekolah inklusi. Huichao yang berkecimpung dalam pendidikan inklusi di Singapura mengemukakan bahwa pada tahun 2016 untuk pertama kalinya Singapura memiliki sekolah inklusi untuk anak usia. Kindle Garden, menjadi pionir sekolah inklusi di Singapura. “Orang cukup kaget mengetahui fakta jika Singapura yang terkenal dengan sistem pendidikan yang sangat bagus, baru saja  memiliki sekolah inklusi untuk anak usia dini pada tahun 2016” ungkap Huichao.

Huichao mengungkapkan ada sedikitnya lima manfaat dari sekolah inklusi usia dini, manfaat tersebut diantaranya yaitu akan mendapat pekerjaan yang baik di usia dewasa, kurikulum individual dengan kesetaraan yang lebih tinggi, lebih sedikit ketidakhadiran di kelas dan masalah perilaku, hasil akademis yang lebih baik, dan meningkatkan keterlibatan siswa di kelas.

Namun, untuk mencapai tujuan tersebut ada tiga hal yang perlu diperhatikan agar hasil pembelajaran di sekolah inklusi dapat tercapai. “Tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu akses, partisipasi dan dukungan. Tanpa tiga hal ini sekolah inklusi tidak akan sukses.”

Menurut Huichao dukungan memegang peranan penting dari tiga hal tersebut. Dukungan yang diberikan tidak hanya dari satu pihak, namun dari semua pihak yang terlibat dalam terselenggaranya sekolah inklusi, diantaranya orang tua, guru, psikolog, maupun terapis. Sistem dukungan yang diterapkan merupakan sistem dukungan bertingkat. “Sistem dukungan bertingkat dibedakan berdasarkan tujuannya. Tingkat pertama digunakan untuk dukungan umum kepada semua orang, tingkat kedua untuk dukungan yang lebih fokus, tingkatan ketiga merupakan dukungan intensif,” jelas Huichao.

“Selanjutnya adalah tanggung jawab kita, kita adalah generasi baru dan menjadi tanggung jawab kita untuk memikirkan dan menjawab pertanyaan pada agenda berikutnya untuk menjembatani antara penelitian dan praktik. Pastikan penelitian tersebut diterapkan dalam praktik kelas sehari-hari, untuk membantu anak-anak berkembang lebih baik,” ujar Huichao pada akhir kuliahnya.

Pengen Ngobrol: A Human Centered-Approach in Tech Industry

(7/11) Peran ilmu psikologi dalam dunia teknologi saat ini menajdi semakin luas, diantaranya dalam tech industry atau umumnya lebih dikenal dengan dunia start up. Tech industry sendiri merupakan bidang bisnis yang memanfaatkan teknologi dan informasi yang menghasilkan produk digital hingga digital services. Berangkat pada fenomena ini, Pengen Ngobol Episode 6 kali ini mengangkat topik A Human Centered-Approach in Tech Industry.

Acara yang merupakan rangkaian kegiatan untuk menyambut Dies Natalis Fakultas Psikologi UGM ke-56 ini dihadiri oleh 60 partisipan, diantaranya para calon wisudawan periode November 2020. Fuad Hamsyah, S.Psi., M.Sc., selaku Sekertaris Prodi S1 Fakultas Psikologi UGM membuka acara dengan sambutan singkat yang kemudian dilanjutkan dengan paparan oleh narasumber.

Nur Zidny Ilmanafia, alumni Fakultas Psikologi UGM angkatan 2014 berkesempatan menjadi pembicara pada kesempatan ini. Zidny yang saat bekerja di bidang tech-industry sebagai UX Researcher di Jabar Digital Services menyampaikan, “Proses design itu sangat human centric, sehingga akan sangat menjadi nilai plus jika researcher memahami sudut pandang psikologi”. Psikologi memiliki kesempatan besar untuk berkontribusi pada bidang ini, khususnya proses mendesain produk digital.

Disamping itu, narasumber kedua Mohammad Rieza Rakhman, Consumer Engagement Associate Manager di Gojek yang juga merupakan alumni Fakultas Psikologi UGM turut membagikan pengalamannya selama bekerja di dunia start-up. Ilmu psikologi pun memiliki peran dalam dunia marketing yang ia tekuni saat ini, “Dulu memetakan consumer hanya berdasakan pendapatan, namun sekarang banyak dipetakan berdasarkan psikografik, needsnya bagaimana, pola perilakunya bagaimana” tambah Rieza.

Melalui acara ini, diharapkan para peserta dapat memperoleh perspektif baru mengenai karir di dunia tech-industry.

Social Psychology Perspective on Understanding COVID-19

(6/11) Center for Indigenous and Cultural Psychology (CICP) Fakultas Psikologi UGM selenggarakan kuliah umum secara daring pada pukul pada pukul 13.00 – 15.00 WIB..

Acara dibagi dalam 3 sesi. Sesi pertama membahas mengenai Social Perception of Covid 19 Pandemic: Continuities and Changes, yang disampaikan oleh Dr. Wenty Marina Minza, S.Psi., M.A, salah satu dosen Fakultas Psikologi UGM. Pada pemaparannya, beliau menyampaikna mengenai pentingnya memahami persepsi sosial guna memahami pandemi yang terjadi di Indonesia. Adapun konsep yang digunakan untuk memahami pesepsi masyarakat terhadapa pandemi yakni, percieved threat risk perception and optimism. Disamping itu, dibahas juga megenai budaya kolektif dan sisi positif serta negatif dalam melihat pandemi saat ini.

Hal tersbut sejalan dengan pembahasan yang mengenai Prevention and Optimism oleh pemateri kedua, Prof. Dr. Faturochman, M.A, yang juga merupakan Dekan Fakultas Psikologi UGM.

Pada sesi ketiga, topik yang diangkat yaitu Making sense of the Covid-19 Pandemic Between Fear and Hope. Materi disampaikan oleh Luca Tateo, Ph.D, dari Dept. of Special Needs of Education, University of Oslo. Beliau menyampaikan, ketakutan (fear) dan harapan (hope) merupakan mekanisme dasar yang dimiliki manusia pada setiap peradaban, dan bagaimana manusia menghadapi ketidakpastian juga merupakan hal yang berkaita dengan situasi pandemi saat ini.

Acara yang dihadiri oleh 345 partisipan ini ditutup dengan sesi diskusi yang dipandu oleh moderator.

KDM: Mixed-method Design Applied in Clinical and Health Psychology Research

Promovendus Club (PC) Program Doktor Ilmu Psikologi selenggarakan Kolokium Dua Mingguan (KDM) pada Jumat, 6 November 2020 secara daring.

Acara yang rutin diadakan setiap dua pekan kali ini mengangkat topik Mixed-method Design Applied in Clinical and Health Psychology Research: Introduction & Sharing of Experience dan menggandeng Andrian Liem Ph.D, peneliti Pasca doktoral University of Macau yang juga merupakan alumni Program Studi Psikologi Profesi Fakultas Psikologi UGM sebagai pembicara.

Pada pemaprannya, Andrian menyampaikan mengenai konsep dasar mengenai mixed method design serta contoh penelitian yang pernah dilakukan lakukan menggunakan metode tersebut. Mixed method merupakan penelitian yg menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif, “menggabungkan kekuatan dan kelebihan dari masing-masing agar bisa menutupi kekurangan dari masing-masing metode merupkan inti dari mixed method” ungkap Adrian.

Lebih lanjut, Adrian juga menyampaikan mengenai disetasinya yang meneliti pengobatan alternatif di Indonesia dengan judul A complementary and alternative medicine (CAM) study among clinical psychologist in Indonesia using mixed method design.

Pasca pemaran, acara yang dihadiri oleh 125 partisipan ini dilanjutkan dengan sesi diskusi yang dipandu oleh moderator.

Selain dilaksanakan melalui Zoom Meeting, KDM juga disiarka secara live melalui channel Youtube Doktor Ilmu Psikologi UGM.

Perjalanan Ilmiah Kajian Hypnotic Guided Imagery di Indonesia

Hypnotic Guided Imagery (HGI) bukanlah merupakan hal baru, namun kehadiran HGI di ranah ilmiah masih sering kali menjadi perdebatan. Pandangan ini yang mendorong Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, M.Med.Sc, Ph.D., peneiti dan dosen di Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam terkait HGI secara ilmiah.

Penelitian yang berada di bawah naungan Penelitian RISPRO Komersial LPDP ini menggaet pakar dari berbagai lintas ilmu dan universitas diantaranya Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM, Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran, dan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran.

Penelitian RISPRO Komersial LPDP ini bertujuan untuk mengatasi salah satu masalah yang dihadapi bangsa yaitu untuk membentuk mental yang sehat agar kesejahteraan bagi seluruh masyarakat dapat tercapai. Hal mendasar yang sudah dilakukan tim ini berupa Systematic Literature Review, Penguatan Evidence-Based Intervention dan Ethical Clearance.

Perjalanan riset ini terus berkembang melalui berbagai tahap diantaranya melakukan rapat koordinasi teknik terkait peralatan yang digunakan dalam HGI ini, terapi klien, uji coba laboratorium terstandar, sharing knowledge, kerjasama dengan rumah sakit sebagai sarana untuk melakukan advokasi dan juga melakukan pelatihan di tujuh center diataranya Universitas Sumatera Utara, Universitas Gunadarma, Universitas Diponegoro, Universitas Kristen Widyamandala, Universitas Udayana dan pusatnya berada di Universitas Gadjah Mada.

Dalam sharing session yang diselenggarakan oleh Pusat Inovasi dan Penelitian Psikologi (PIPP), Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran, Sabtu (31/10) terdapat tiga narasumber yang menceritakan kiprah dan perjalanannya menjadi bagian dari penelitian HGI ini. Dr. Ahmad Gimmy Prathama Siswadi, M.Si., Psikolog., dosen Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran menjelaskan mengenai praktek dan penelitan megenai Psikoterapi di Universitas Padjajaran, termasuk di dalamnya tujuan psikoterapi, kompetensi terapis, dan penjelasan menyeluruh terkait psikoterapi integratif. Menurutnya “terapis harus memperlakukan klien secara komprehensif, kita melihatnya secara keseluruhan, tidak sepotong-potong sehingga kita dapat menanganinya secara menyeluruh.”

Dosen dan juga dokter gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, Dr. Gilang Yubiliana, drg., M.Kes. Gilang turut menyampaikan kajiannya terkait penerapan dental hypnosis dalam bentuk hypnodontic yang menjadi fokus pada penelitiannya. Ia ingin mengkuantitatifkan proses dental hypnosis, “jika mau dikatakan scientific harus reliable, objective, dan repeatable,” jelasnya.

Pada akhir acara Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, M.Med.Sc, Ph.D. selaku ketua peneliti HGI mengimbau para peserta untuk berbagi ilmu dan tidak mengedepankan ego mencari siapa yang paling baik dan benar. “It is time to integrate and doing collaboration rather than rivalry. Sudah tidak masanya lagi kita menjadi rival satu sama lain, tetapi sudah saatnya kita berbagi ilmu yang kita miliki dan memiliki hati dan pikiran yang terbuka.”