Arsip:

Rilis

Diskusi Daring: Cognitive Behavioral Therapy For Psychosis

Kamis (17/12) Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM berkolaborasi dengan Ikatan Psikolog Klinis Indonesia dan Ikatan Psikolog Klinis Wilayah Jawa Barat selenggarakan duskusi daring dengan mengangkat topik Cognitive Behavioral Therapy For Psychosis.

Dihadiri oleh 1000 partisipan di Zoom Meeting, acara dimulai pada pukul 15.30 WIB dengan sambutan dari Ketua Ikatan Psikolog Klinis Indonesia, Dr. Indria Laksmi Gamayanti, M.Si., Psikolog, dilanjutkan dengan sambutan dari Dr. Hendy Ginting, selaku Ketua Bidang Publikasi Ilmiah sekaligus Ketua Ikatan Psikolog Klinis Wilayah Jawa Barat. Dr. Hendy juga turut menyampaikan secara singkat mengenai Jurnal Psikologi Klinis Indonesia (IPK) untuk edisi topik psikotik.

Pada ada cara kali ini, turut hadir juga dua penulis pada jurnal IPK edisi psikosis yaitu, Diah Miranti, S.Psi., dan Grace Maretta A. Z., M.Psi., Psikolog. Keduanya membagikan secara singkat mengenai pengalamannya selama proses dan konten dari masing-masing tulisan secara singkat.

Pasca pemaparan terkait jurnal IPK, acara dilanjutkan dengan paparan mengenai Cognitive Behavioral Therapy (CBT) secara umum dan CBT untuk psikosis oleh pembicara, Dr. Marieke Pijnenborg dari University of Groningen, Belanda, dipandu oleh moderator Dr. Diana Setyawati, M.HSc., Psikolog, yang juga merupakan Ketua CPMH.

Dr. Marieke menyampaikan “Dengan CBT kita mencoba mengubah bagaimana klien melihat diri sendiri, dunia dan orang lain serta bagaimana persepsi mengenai ‘here and now’ serta kaitannya dengan pengalaman di masa lalu”

Pada klien dengan psikosis, melalui CBT mereka akan belajar mengenai alternatif lain dari rasionalisasi yang dimilikinya.

Selain penyampaian materi oleh narasumber, sesi kedua diikuti dengan sesi sharing bersama narasumber kedua, Jerrie Hadinoto selaku penyintas gangguan psikosis.

Pada penghujung acara, terdapat pula sesi tanya jawab antar para narasumber yang dipandu oleh moderator.

Kursus Metode Eksperimen Dasar oleh Lab MBB

Pasca pembembukaan Kursus Metode Eksperimen Dasar pada hari Senin, 7 Desember 2020 lalu, Laboratorium Mind, Brain and Behavior kembali melanjutkan penyelenggaraan acara pelatihan pada hari Selasa, 8 Desember 2020 dan berlangsung hingga Kamis, 10 Desember 2020.

Adapun agenda pada hari kedua hingga keempat antara lain materi mengenai desain penelitian eksperimen hingga praktik penyusunan dan pengolahan data eksperimen.

Pelatihan hari kedua sesi pertama dimulai pada pukul 13.00 WIB, dengan materi mengenai Desain Eksperimen dan Sampling oleh Dra. Sri Kusrohmaniah, M.Si., Ph.D. Beliau menyampaikan mengenai pengenalan macam-macam desain eksperimen, bagaimana merekrut partisipan, menentukan kriteria insklusi dan ekslusi. Adapun beberapa contoh desain eksperimen yang disampaikan antaranya, design comparing treatment control, pretest posttest control group design, factorial design dst. Lebih lanjut, beliau juga menceritakan secara singkat mengenai penelitian eksperimen yang pernah dilaksanakan. Adapun penelitian dilaksanakan pada subjek tikus dengan memberikan perlakuan berupa konsumsi alkohol dan kafein selama 60 hari untuk kemudian dihitung jumlah sel syaraf pada bagian hipokampusnya.

Pada sesi kedua, pelatihan dilanjutkan dengan materi mengenai Manipulasi dalam Penelitian Eksperimen oleh Bhina Patria, S.Psi., M.A., Dr. rer. pol. serta disambung dengan Materi mengenai Analisis dalam Penelitian Eksperimen oleh Wahyu Widhiarso, S.Psi., M.A. Wahyu menjelaskan mengenai pentingnya pemahaman statistik dalam penelitian, khususnya penelitian eksperimen, “Keberhasilan suatu eksprimen tergantung dari filosofi yg digunakan oleh statistikanya” ujar beliau. Lebih lanjut, beliau juga menyampaikan secara singkat mengenai analisis covariat dan mediator.

Pada pelatihan hari ketiga dan keempat, partisipan dibagi ke dalam 26 kelompok yang beranggotakan masing-masing 5-6 orang. Pada hari ketiga partisipan dalam kelompok diberikan tiga skenario eksperimen oleh penyelenggara, tugas masing-masing kelompok yaitu menentukan desain eksperimen yang digunakan berbekal pengentahuan dan materi pada dua hari sebelumnya dalam pelatihan. Setelah itu, beberapa kelompok akan mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan pemberian feedback presentasi dipandu oleh Satwika Rahapsari, S.Psi, M.A., R-DMT dan Galang Lufityanto, M.Psi, Ph.D.

Serupa dengan hari ketiga, pada pelatihan hari keempat Kamis, 10 Desember 2020, masing-masing peserta dalam kelompok diarahkan untuk berdiskusi mengenai analisis data berdasarkan data eksperimen yang telah disipkan oleh panitia. Pasca diskusi, beberapa kelompok akan menyampaikan hasil analisis melalui presentasi singkat yang berikutnya didiskusikan bersama dengan Galang Lufityanto, M.Psi, Ph.D.

Akhir pelatihan ditutup dengan pemberian post-test mengenai pemahaman terkait penelitian eksprimen pada peserta, diikuti dengan closing speech dari Galang Lufityanto, M.Psi, Ph.D. selaku ketua Lab MBB. Melalui acara ini diharapkan peserta akan memiliki pemahaman yang lebih luas mengenai penelitian eksperimen. Apabila menemui hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis, data masih sangat bisa diulik. Lebih lanjut, Galang mengatakan “Kembali lagi ke mental set, penting untuk memiliki mental yang gigih dan teliti sehingga bisa jeli menemukan fenomena dari data eksperimen yang di dapat”.

Kuliah Online CPMH: Bumerang Kebaikan

Rabu (9/12) Center for Public Mental Health Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan kuliah online. Kuliah online ini bertajuk Bumerang Kebaikan dengan narasumber Drs. Haryanto, M.Si. Kuliah online ini dihadiri oleh kurang lebih 155 peserta dari seluruh kalangan.

Judul bumerang kebaikan yang dipilih pada sesi kuliah online kali ini mengkaji dari aspek psiko-religius dan berdasarkan pengalaman oleh narasumber. Judul bumerang kebaikan ini diambil dari filosofi senjata suku aborigin bernama bumerang yang jika dilemparkan akan kembali kepada dirinya sendiri. Jika dikatikan dengan kebaikan maka bumerang kebaikan berarti perbuatan baik akan kembali kepada diri sendiri.

“Kebaikan itu seperti bumerang yang akan kembali kepada dirinya. Kebaikan itu akan menyelamatkan dunia dan dirinya. Kebaikan itu sperti pelampung yang menyelamatkan, agar bumi ini tidak tenggelam”, ungkap Haryanto.

Pendapat tersebut sejalan dengan fitrah manusia yaitu fitrah kebaikan. Dimana Allah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah dan semua amal yang dilakukan akan kembali pada diri masing-masing, jelas Haryanto.

Pada akhir acara Haryanto megungkapkan bahwa kehidupan itu merupakan proses ibadah. “Hiudp ini berlaku hukum tabur tuai, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama”.

 

Pembukaan Kursus Metode Eksperimen Dasar

Laboratorium Mind, Brain and Behavior (Lab MBB) Fakultas Psikologi UGM selenggarkan kursus Metode Eksperimen Dasar secara daring. Acara yang diagendakana selama 4 ini, sesi pertama dibuka pada hari Senin, 7 Desember 2020 dan akan ditutup pada 10 Desember 2020 mendatang.

Adapun jumlah peserta yang mendaftar untuk mengikuti kursus yaitu 160 orang dengan mayoritas berdomisili di DKI Jakarta dan DIY, dan latar belakang kalangan akademisi, baik mahasiswa S1-S3, dosen PTN dan PTS, serta pegawai dari instansi negeri dan swasta.

Kegiatan dibuka dengan sambutan singkat dari Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, MMedSc., Ph.D., Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat selaku perwakilan dari dekanat. Tidak lupa beliau menyampaikan terima kasih kepada Lab MBB dan Prodi S3 atas terselenggaranya acara ini.

Disamping itu, Galang Lufityanto, M.Psi, Ph.D selaku ketua Lab MBB juga turut memberikan sambutan. Beliau menyampaikan sekilas pandang mengenai agenda kegiatan untuk 3 hari mendatang, dimana selain sesi pemaparan materi dari narasumber, pada hari ketiga dan keempat peserta yang telah mendaftar akan dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk praktik penyusunan desain dan analisis data penelitian eksperimen.

Pasca sambutan, kegiatan masuk pada sesi pertama, dimana Prof. Dr. Thomas Dicky Hastjarjo selaku narasumber menyampaikan materi mengenai konsep dan prinsip dasar dalam penelitian eksperimen. Lebih lanjut beliau menyampaikan pengenalan metode dan prinsip dasar eksperimen, kelebihan dan kekurangan metode eksperimen, hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam melakukan metode eksperimen serta mental set seorang peneliti eksperimen, dimana penting untuk selalu kritis dalam proses maupun selama mengolah data hasil penelitian. Beliau juga menekankan, bahwa hubungan kausalitas merupakan kunci dari penelitian ekspeimen, dimana ‘akibat’ benar-benar dihasilkan dari manipulasi atau perlakuan yang diberikan oleh peneliti.

Setelah sesi pertama pada pukul 13.30 – 15.00 WIB, kegitan dilanjutkan ke sesi kedua pada pukul 15.30 – 17.00 WIB dengan topik materi Variabel Penetian, Variabel Penelitian dan Kontrol Varibel Pencemar yang disampaikan oleh Galang Lufityanto, M.Psi, Ph.D. Beliau menyampaikan mengenai konsep dari variabel, pentingnya definisi operasional dalam penelitian eksperimen, penskalaan dalam pengukuran, konsep reliabilitas dalam eskperimen serta macam-macam variabel pencemar. Disamping itu, beliau juga memberikan contoh aplikatif mengenai konsep kausalitas dalam penelitian eksperimen.

Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan dari sharing pengalaman oleh pemateri, sehingga para peserta bisa menangkap pengetahuan yang berisfat implisit dan eksplisit, guna menjadi ekspert dalam penelitian eksperimen.

KDM: Bridging The Gap between Disaster Management Research & Practice through Applied Psychological Research

Jumat (4/12) Promovendus Club (PC) Program Doktor Ilmu Psikologi kembali selenggarakan Kolokium Dua Mingguan (KDM) secara daring.

Dibuka dengan sambutan singkat oleh Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D. selaku Ketua Prodi Doktor Ilmu Psikologi, acara dihadiri oleh 35 partisipan ini juga disiarkan live melalui channel Youtube Doktor Ilmu Psikologi UGM, dimulai pada pukul 13.30 – 15.00 WIB.

Narasumber pada sesi KDM kali ini yaitu Pradytia Putri Pertiwi, Ph.D, alumni dari Fakultas Psikologi UGM dan University of Sydney. Saat ini Pradytia merupakan Programme and Partnership Development Manager di Arbeiter Samariter Bund, NGO Jerman yang bergerak di bidang empowerment, civil protection dan social werfare service.

Pada pemaparannya, narasumber menyampaikan mengenai topik Bridging The Gap between Disaster Management Research & Practice through Applied Psychological Research, penelitian yang ia lakukan saat menempuh studi S3.

Beliau menyebutkan bahwa disaster atau bencana merupakan isu yang penting, khususnya di Indonesia karena memang adanya potensi nyata dari bencana itu sendiri (bencana alam), serta penting untuk melakukan pencegahan (prevention) dan siap siaga akan hal ini. Disinilah psikologi memiliki peranan yang penting, karena manusia merupakan bagian dari bencana, baik sebagai korban atau orang yang mungkin menyebabkan bencana itu sendiri.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan mengenai bagaimana merespon permasalahan yang ada di masyarakat dari sudut pandang peneliti dan praktisi. Karena sebelumnya terdapat gap anatara peneliti dan praktisi, dimana keduanya memiliki pendekatan yang berbeda. Misalnya, praktisi yang berada di pemerintahan atau NGO, umumnya lebih berfokus pada solusi praktis yang memilki dampak positif pada masyarakt, sedangkan peneliti lebih berfokus pada kontribusinya bagi ilmu pengetahuan secara luas. Namun, saat ini permasalah tersebut sudah mulai teratasi, dimana sudah semakin banyak penelitian kolaborasi anatara pemerintah atau NGO dengan akademisi dari universitas-universitas.

Selain itu, Pradytia juga menjelaskan secara singkat penelitian psikologi di bidang kebencanaan menggunakan multi-method research in inclusive disaster studies, yang merupakan disertasinya saat menempuk studi doktor.

Pasca pemaparan, acara ditutu dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator.

CLSD Selenggarakan Kursus Metode Penelitian Naratif

Center for Lifespan and Development (CLSD) Fakultas Psikologi UGM selenggarakan kursus metode penelitian naratif. Pelatihan berlangsung selama dua hari, dimulai pada Jumat, 4 Desember sampai dengan Sabtu, 5 Desember 2020.

Diikuti oleh 60 partisipan dari kalangan akademisi dengan mayoritas mahasiswa S3 Fakultas Psikologi UGM dan umum, materi pada hari pertama dibuka dengan topik Sejarah dan Perkembangan Penelitian Naratif oleh Edilburga Wulan Saptandari, M.Psi., Ph.D., Psikolog pada pukul 08.00 – 09.00 WIB.

Selanjutnya materi mengenai Teori dan Desain Penelitian Naratif serta Metode dan Praktik Pengumpulan data Naratif disampaikan oleh narasumber kedua, Made Diah Lestari, Ph.D (Cand) yang dibagi dalam dua sesi, yakni pukul 09.00 – 11.00 WIB dan 13.00 – 15.00 WIB. Pada pemaparannya beliau menyampaikan mengenai beragam pendekatan dalam penelitian naratif, diantaranya personal experience, construct identities, story-telling, dan pendekatan yang melihat social situations.

Lebih lanjut pada sesi materi kedua mengenai teknik pengumpulan data, Made meyampaikan bahwa biografi, diary dan foto bisa mejadi data yang dapat digunakan dalam penelitian naratif, “misalnya foto dan diary partisipan dapat digunakan untuk penelitian mengenai eating disorder dengan dupadukan dengan wawancara” ujarnya. Menurutnya, karena penelitain naratif berada dalam payung penelitian kualitatif, maka kunci pentingnya adalah kedalaman data, bukan juamlah responden.

Selanjutnya pada pelatihan hari kedua, Sabtu, 5 Desmber 2020, acara dibuka dengan materi mengenai Beragam Pendekatan dan Praktik Analisis Naratif serta Penyajian Hasil Penelitian Naratif oleh Dr. Bagus Takwin, M.Hum yang merupakan dosen di Fakultas Psikologi Universitas Indnesia. Secara garis besar beliau menyampaikan mengenai konsep analisis naratif, dimana berdasarkan paradigma interpretatif, fokus dari analisis naratif adalah untuk memahami bagaimana individu menafsirkan pengalaman hidup sehari-hari mereka.

Pasca materi sesi kelima dan enam oleh Dr. Bagus Takwin, M.Hum, acara dilanjutkan dengan sharing dan presentasi rancangan penelitian naratif yang dipandu oleh Elga Adriana, S.Psi., M.Ed., Ph.D. Beliau membuka dengan paparan singkat mengenai contoh narasi yang dilakukan dalam penelitian disertasinya menegnai pendidikan inklusi.

Diikuti oleh presentasi contoh rancangan penelitian naratif yang disampaikan beberapa peserta, sesi pelatihan kali ini berakhir pada pukul 17.00 WIB, ditutup dengan closing statement oleh Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D. selaku Ketua Prodi Doktor Ilmu Psikologi.

Edukapsi #2: Mindfulness – Tetap Tenang di Masa Bergelombang

Sabtu (5/12) Keluarga Alumni Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (KAPSIGAMA) selenggarakan webinar Edukapsi yang kedua. Acara ini merupakan rangkaian kegiatan dalam memperangati dies natalis Fakultas Psikologi UGM ke-56. Adapun Edukapsi sendiri merupakan salah satu program kerja KAPSIGAMA untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan bagi para alumni.

Mengangkat tema mindfulness, acara yang dihadiri oleh 110 alumni kali ini menggandeng Adjie Santosoputo, alumni Fakultas Psikologi UGM ’02 yang merupakan praktisi mindfulness sebagai pembicara.

Acara dibuka dengan sambutan singkat dari Prabaswara Dewi selaku ketua KAPSIGAMA 2020 dan Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, MMedSc., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat.

Lebih lanjut Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, MMedSc., Ph.D., mengharapkan kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk selalu berbagi dan belajar bagi para alumni.

Pasca sambutan, acara dilanjutkan dengan sesi sharing oleh pembicara. Secara garis besar, Adjie Santosoputo menyampaikan mengenai konsep dan definisi mindfulness serta bagaimana untuk menjalani hidup dengan bahagia ditengah masa pandemi yang situasinya ‘bergelombang’ ini.

Menurut Adjie, kesibukan yang dialami orang-orang saat ini membuat kondisi fisik dan mental menjadi lelah. Tidak sedikit yang mengatasi perasaan atau emosi yang kurang nyaman dengan melampiaskan, mengalihkan atau reframing. Namun, salah satu cara untuk menghadapi emosi tersebut bisa dengan praktik mindfulness. “Mengamati segala bentuk pikiran yang datang, guna melatih pikiran dari dog mind yang impulsif menjadi lion mind yang lebih tenang” tambahnya.

Lebih lajut narasumber menyampaikan bahwa mindfulness bukanlah obat, akan tetapi kemampuan yang terus harus diasah, agar ketika mengalami kejadian tidak menyenangkan mental kita kan lebih siap. “Bukan menyembuhkan supaya tidak merasakan itu lagi, karena mindfulness adalah daily practice” ujar Adjie.

Selain sesi sharing dan tanya jawab yang dipandu oleh moderator Moordiningsih (alumni Fakultas Psikologi angkatan ’92), di penghujung acara juga disertai dengan sesi praktik yang dipandu langsung oleh narasumber.

Jejak Delapan Tiga Sebuah Buku Unik Mengenai Psikologi Indonesia

Menyambut ulang tahun Fakultas Pskologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang ke-56 yang akan diperingati tanggal 8 Januari 2021, sebuah buku berjudul “Jejak Delapan Tiga: Perjalanan Hidup Satu Angkatan Psikologi UGM” diterbitkan oleh Penerbit Abisheka Dipantara Yogyakarta.

Buku setebal 536 halaman ini yang disertai dengan kata pengantar Prof. Koentjoro, Ketua Dewan Guru Besar UGM yang juga adalah tenaga pengajar di Fakultas Psikologi UGM berisi 54 tulisan dari mereka yang pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Psikologi UGM.

Buku ini ditulis oleh 50 orang yang masuk bersama-sama di tahun 1983 dari lebih dari 100 orang secara keseluruhan per angkatan. Ketika itu di Indonesia hanya ada tiga universitas saja yang memiliki Fakultas Psikologi yaitu Universitas Indonesia Jakarta, Universitas Padjadjaran Bandung dan UGM Yogyakarta. Di tahun tersebut Universitas Airlangga Surabaya membuka program studi Psikologi untuk pertama kalinya namun masih sebagai bagian dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Di tahun 2020 perkembangan psikologi di Indonesia sudah pesat dengan adanya 128 perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang memiliki Fakultas Psikologi dengan Jawa Timur memiliki jumlah yang terbanyak.

Namun di tengah kemajuan tersebut masih sering timbul pertanyaaan “Apa sih yang dilakukan oleh sarjana psikologi atau psikolog itu ketika bekerja? Pekerjaan apa saja yang bisa mereka tekuni?”

Buku ini memberikan perspektif unik karena pertama yang menulis adalah mereka yang masuk bersama-sama di tahun 1983, dan sekarang di tahun 2020, 38 tahun setelah menjadi mahasiswa pertama kalinya, sebagian besar di antara mereka sudah mendekati masa pensiun.

Itu berarti mereka sudah menjalani kehidupan dan menerapkan psikologi yang mereka pelajari di universitas baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam pekerjaan mereka.

Sudah banyak buku mengenai psikologi yang diterbitkan di Indonesia namun kebanyakan adalah tentang hal-hal yang berkenaan dengan keilmuan dalam arti buku-buku yang perlu dijadikan pegangan dalam pembelajaran psikologi.

Buku Jejak Delapan Tiga: Perjalanan Hidup Satu Angkatan Psikologi UGM ini menampilkan cerita yang sangat berbeda. Ini disebabkan karena yang diungkap adalah pengalaman nyata yang dialami oleh para penulisnya di bidang mereka masing-masing.

Sebagian bekerja sebagai tenaga pengajar di perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia, dari Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Surabaya sampai Medan.  Dua di antaranya sudah menjadi profesor Yayi Suryo Prabandari dan Yusti Probowati. Enam lainnya menyandang gelar Doktor dari berbagai universitas di dalam dan luar negeri. Semuanya perempuan, jumlah mayoritas mahasiswa fakultas psikologi pada umumya.

Yang lain bekerja di berbagai perusahaan terkemuka di Indonesia di antaranya Bank Mandiri, BRI, Pertamina dan lembaga pemerintah seperti LIPI dan Kementerian Tenaga Kerja.

Ada yang bergerak di bidang yang mungkin sama sekali dianggap tidak bersinggungan dengan psikologi seperti jurnalisme dan multilevel marketing. Namun psikologi adalah ilmu mengenai perilaku manusia, sehingga di mana ada keterlibatan manusia di dalamnya, psikologi bisa memberi peranan.

Dan inilah yang digambarkan dengan rinci dalam buku Jejak Delapan Tiga yang diharapkan bisa memberi gambaran lebih nyata mengenai apa saja yang bisa dilakukan oleh sarjana psikologi dan psikolog di Indonesia.

Buku ini dijual untuk umum. Rp 75.000 (di luar ongkos kirim). Pemesanan bisa dilakukan lewat tautan ini: https://bit.ly/BukuJejakDelapanTiga

Informasi lebih lanjut, hubungi : L. Sastra Wijaya M: +61 424 599 978. Email: sastrawijaya@yahoo.co.uk

Kuliah Umum: Anak Internet dan Gadget, oleh CPMH

Gadget sudah menjadi bagian dari kehidupan saat ini, utamanya di era pandemi COVID-19. Pola interaksi dan komunikasi yang terbatas secara daring, secara tidak langsung membuat perangkat teknologi seperti smart phone, tablet dan laptop dengan koneksi internetnya menjadi kebutuhan bagi kita untuk bekerja, sekolah atau sekedar berkomunikasi.

Mengacu pada hal tersebut, Jumat (27/11) Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM selenggarakan kuliah umum secara daring. Mengangkat topik Anak, Internet dan Gadget, diharapkan acara ini mampu memberikan gambaran mengenai efek dari penggunaan gadget serta bagaimana untuk menggunakan internet secara sehat.

Acara yang dihadiri oleh mahasiswa dan khalayak umum kali ini kembali menggandeng Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi., Psikolog dan Wirdatul Anisa, M.Psi., Psikolog sebagai narasumber.

Pada pemarannya, narasumber menyampaikan bahwa dalam keluarga, terkadang internet dan gadget dapat menjadi batas bagi anggota keluarga dalam berkomunikasi. Misalnya orang tua yang sibuk berkomunikasi di WhatsApp atau anak-anak yang ketagihan bermain game. Disamping itu, internet juga dapat menjadi tempat bagi anak untuk mengakses pornografi atau bahkan tempat terjadinya bullying.

Namun, apabila digunakan dengan benar internet dan gadget dapat menjadi sarana belajar dan ilmu pengetahuan serta mengasah kreativitas dan kemampuan interaksi.

Oleh karenanya, “Komunikasi yang terbuka dalam keluarga menjadi kunci bagi orang tua untuk memantau apa yang dipelajari anak melalui gadgetnya”, ungkap Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi., Psikolog.

Setelah pemaparan, acara ditutup dengan sesi tanya jawab dengan narasumber yang dipandu oleh moderator.

CPMH Lakukan Advokasi Revolusi Kesehatan Jiwa Melalui Twitter

Kamis (19/11), Center for Public Mental Health (CPMH) Universitas Gadjah Mada menjadi salah satu narasumber dalam acara advokasi kesehatan mental internasional yang diprakarsai oleh Sally Spencer Thomas dari New York secara daring. Acara ini bertajuk “Why We Need a Global Mental Health Revolution Now!: Transformative Changes at The Intersection of Mental Health and Social Justice”. Diana Setiyawati, M.HSc.Psy., Ph.D. selaku direktur CPMH menjadi narasumber pada acara ini bersama dengan pakar kesahatan jiwa lainnya di antaranya Sarah Gaer, Eduardo Vega, Ysabel Garcia dan perwakilan dari Youth Mental Health Canada.

#ElevateTheConvo merupakan tagar yang digunakan pada kegiatan yang diselenggarakan melalui media sosial twitter ini. Acara ini bertujuan untuk mengetahui kesadaran masyarakat sekaligus melakukan advokasi terkait isu kesehatan jiwa di seluruh penjuru dunia. Selain itu acara ini juga memiliki tujuan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya revolusi kesehatan jiwa pada masyarakat.

Berbeda dengan advokasi yang dilakukan pada umumnya, advokasi kesehatan mental ini dilakukan secara daring melalui media sosial Twitter. Pada kegiatan ini setiap narasumber memberikan jawaban terkait pertanyaan seputar isu kesehatan mental yang telah dipersiapkan sebelumnya. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini dikemas dengan singkat, padat dan jelas, dengan maksimal 180 karakter tiap jawaban disertai dengan gambar penjelas ataupun tautan yang menjadi rujukan dari jawaban yang diberikan.

Setelah selesai memberikan jawaban dan saling merespon cuitan, narasumber akan melihat respon pengguna twitter sehari kemudian untuk dapat mengukur dampak yang berhasil diciptakan melalui kegiatan ini.

Sesuai dengan topiknya, pesan yang ingin disampaikan melalui acara ini adalah untuk memberikan pemahaman bahwa kesehatan jiwa merupakan tanggung jawab setiap orang. Melalui pelatihan dan pendampingan komunitas diharapkan dapat menciptakan dukungan yang lebih baik untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan jiwa yang dapat ditimbulkan salah satu yang sering terjadi adalah bunuh diri. Oleh karena hal tersebut, diperlukan adanya gerakan revolusi kesehatan jiwa dimana seluruh elemen masyarakat paham dan terlibat secara penuh untuk mendukung dan berpartisipasi.

“Alhamdulillah dari sini saya jadi tahu bahwa apa-apa yang selama ini diyakini dan diperjuangkan CPMH adalah right on track. Sesuai dengan yang dipikirkan orang-orang dari belahan bumi lain”, ungkap Diana.