Arsip:

Rilis

Kursus Intensif Academic Writing Skills

Dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis ilmiah dalam bahasa Indonesia, Program Doktor Ilmu Psikologi UGM menyelenggarakan Kursus Intensif Academic Writing Skills berlangsung pada Senin (1/3) dan Selasa (2/3) Maret 2021. Acara ini dibagi menjadi empat sesi yang masing-masing mengangkat topik “Menulis Ilmiah itu Mengasyikkan”, “Diagnosis Kemampuan Menulis”, “Proses Menulis” dan “Contoh-Contoh Tulisan Sederhana” yang diisi oleh Drs. Heru Marwata, M.Hum. Melalui acara ini, Heru memberi tantangan pada setiap peserta sekaligus membimbing serta mengoreksi kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh peserta. Selain itu, acara ini juga memberikan banyak sekali ilmu pengetahuan dalam menulis yang bisa terus dilatih agar kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi.

Menurut Heru, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan ketika menulis, yaitu kata penghubung, ejaan (EYD/PUEBI), diksi (pilihan kata), kalimat (efektif), paragraf serta tulisan atau karangan. Harapannya, ketika peserta mengenal struktur kalimat bahasa Indonesia, maka mampu menyusun kalimat yang benar dan baik.

Selanjutnya, Heru juga menjelaskan aspek kebahasaan yang berkaitan dengan bagus tidaknya sebuah ide dan seberapa baik ide itu disampaikan. Ada pula aspek keindahan yang didukung oleh pemilihan diksi yang tepat, misalnya menggunakan nada akhiran yang bunyinya sama. Pemilihan diksi dapat dilakukan ketika penulis memiliki banyak pilihan diksi dan memperbanyak pilihan diksi dapat dilakukan dengan cara membaca. Selain itu, pilihan kata/diksi menjadi sangat penting karena mengandung ruh kalimat dan ruh kalimat akan mempengaruhi paragraf. Pilihan kata yang tepat juga akan memengaruhi efektivitas kalimat yang kita susun. “Kalimat sebaiknya habis dibaca satu tarikan nafas”, jelas Heru.

Pada hari kedua, Heru menjelaskan tentang proses menulis dan menunjukkan beberapa contoh tulisan sederhana. Menurut Heru, karya ilmiah dipengaruhi oleh penguasaan dan seberapa paham penulis dengan bahan tulisan, kemampuan menyusun struktur gagasan, cara merumuskan masalah, dan cara menyampaikan tujuan. Selain itu, Heru juga memberikan kiat kepada peserta terkait proses menulis dengan menyarankan membuat kerangka karangan/outline. “Dengan menggunakan kerangka karangan akan membantu penulis dalam mengkoordinasikan gagasan sebelum mulai menulis, memudahkan dalam mencari bahan yang relevan, serta dapat menunjukkan bagian pokok tulisan pada penulis”, kata Heru.

Selain kerangka karangan, pemilihan topik dan judul juga menjadi kiat yang ditawarkan oleh Heru kepada peserta dalam proses menulis. Dalam memilih topik, penulis disarankan untuk memilih topik yang bermanfaat, layak, menarik, dikuasai, kemudahan dalam mendapatkan bahan tulisan, aktual, tidak terlalu luas/sempit, dan representatif. “Topik yang tidak menarik bagi penulis, nantinya akan menjadi beban dan menghambat proses penulisan”, tutur Heru.

Di akhir sesi, Heru menyampaikan bahwa menulis bukan sebuah aktivitas dalam hati, namun sebuah aksi yang harus segera dicoba dan mencoba merupakan ukuran keberanian seseorang. “Untuk mengolah kalimat butuh pengalaman keterampilan-keterampilan yang didapatkan melalui latihan, latihan, latihan”, jelas Heru.

Guest Lecture Series “Industrial and Organizational Psychology”: Learning & Consultant

Fakultas Psikologi UGM kembali melanjutkan rangkaian kuliah tamu bertajuk Guest Lecture SeriesIndustrial and Organizational Psychology” berlangsung Senin (1/3). Acara ini merupakan gelaran ketiga dari enam kuliah tamu yang dijadwalkan hingga bulan Mei.

Acara ini diikuti oleh 186 orang peserta dari mahasiswa Fakultas Psikologi. Acara berlangsung mulai pukul 07.30 WIB hingga 09.30 WIB dengan pemateri oleh Chiefy Adi Kusmargono, Direktur PT PMLI IP

Dalam presentasi kali ini, Chiefy membawakan materi bertemakan “Learning & Consultant”. Ia banyak menjelaskan tentang bagaimana proses pendidikan dan mentoring menjadi bagian yang penting bagi transformasi dan pengembangan sumber daya manusia di lingkup perusahaan.

Pada kesempatan kuliah tamu ini Chiefy mengawali dengan menjelaskan tentang PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia (PMLI). PMLI merupakan lembaga pendidikan, pelatihan dan konsultasi di bidang maritim dan logistik untuk memaksimalkan sumber daya yang dimiliki PT PMLI agar semakin berkualitas dan berdaya saing kuat dalam menghasilkan jasa bermutu tinggi. Hal itu sesuai dengan visinya yaitu menjadi pusat keunggulan dan mitra strategis dalam mengembangkan bisnis kepelabuhan, maritim, dan logistik di Indonesia dan Asia Pasifik.

Dalam paradigma terbaru tentang human capital management, perusahaan menganggap pegawai sebagai human capital atau modal. Bisa juga dibilang sebagai aset. Jadi sumber daya manusia adalah faktor yang strategis dalam  pengembangan perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan. Oleh sebab itu kemajuan sebuah perusahaan ditentukan oleh kualitas dan perkembangan sumber daya manusia di dalamnya. Pegawai harus terus didorong kemajuan dan pengembangan dirinya dengan mengikuti program belajar yang diadakan oleh perusahaan.

Hal itulah yang membuat posisi PT PMLI sangat penting dan strategis. Lembaga ini menjadi tempat belajar dan menimba ilmu para pegawai dari profesional dan tenaga ahli. Mereka juga akan mendapatkan pelatihan-pelatihan intensif dan mentoring.

“Bukan sekadar sharing session tapi mentoring. Dalam human capital management lebih banyak diwarnai mentoring. Semakin banyak punya mentor, semakin banyak jadi mentor, kita akan semakin menjadi pribadi yang baik”, ujar Chiefy.

Selanjutnya dalam presentasinya Chiefy banyak menjelaskan tentang bagaimana sistem pendidikan yang dibangun di PT PMLI IPC. Hal itu mencakup jenis kompetensi yang ingin dicapai, model-model pengembangan SDM, kurikulum, silabus, dan metode evaluasi. Dengan program pendidikan itu diharapkan  Sesuai dengan semangat BUMN, core value yang ingin dimunculkan adalah  AKHLAK yaitu akronim dari  amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif. Chiefy juga berharap semangat positif BUMN ini juga bisa ditularkan kepada semua orang atau instansi yang pernah bekerjasama dengan PT PMLI IPC.

“Kalau saya ditugaskan mengembangkan orang, dia datang ke PMLI ini, dia bukan hanya untuk menjadi pinter, bukan hanya untuk menjadi meningkat kompetensinya, tetapi juga berakhlak. Terus kemudian mereka kembali ke perusahaan/instansi masing-masing yang mengirimkan, tentunya agar menumbuhkan industrinya masing-masing baik di Indonesia maupun di level global”, terang Chiefy.

Pada sesi terakhir Chiefy banyak memberikan semangat kepada mahasiswa psikologi yang mempunyai cita-cita bekerja di perusahaan baik swasta atau BUMN. Ia juga menekankan tentang pentingnya budaya, attitude dan pengembangan kemampuan di segala bidang untuk menunjang kemampuan inti yang sesuai dengan pendidikan formalnya.

Peserta cukup antusias dalam mengikuti acara ini. Pemateri juga cukup interaktif dengan membuka sesi tanya jawab di sesi akhir. Panitia cukup senang acara bisa berjalan lancar mulai awal hingga akhir. Panitia berharap acara ini dapat memberikan semangat dan bekal pengetahuan bagi peserta untuk berkarir di masa depan.

Etika Penelitian dengan Partisipan Manusia

Program Doktor Ilmu Psikologi Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan acara bertajuk “Etika Penelitian dengan Partisipan Manusia” berlangsung Kamis (25/2) dan Jumat (26/2). Acara ini digelar selama dua hari dan diikuti oleh berbagai peserta yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan dan profesi.

Sesi pertama pada hari Kamis dimulai pada pukul 10.00 WIB. Pada sesi pembuka materi disampaikan oleh Dra. Sri Kusrohmaniah, M.Si., Ph.D. dengan topik “Etika Penelitian dengan Partisipan Manusia. Beberapa hal yang disampaikan oleh Sri antara lain mengenai etika penelitian yang menjamin keamanan peserta, baik manusia maupun hewan. Selain itu, rancangan penelitian juga harus dilihat oleh Komite Etika. “Partisipan manusia perlu ditonjolkan karena memang di Psikologi banyak melakukan riset dengan manusia. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa mempelajari Psikologi dapat dilakukan dengan menggunakan subjek hewan, sehingga tidak selalu menggunakan manusia. Terutama untuk level behavior dan cellular”, ujar Sri.

Pada sesi kedua yang dimulai pukul 13.00 WIB membahas topik “Research Ethics in Neuropsychological Research” oleh Galang Lufityanto, M.Psi., Ph.D.. Galang menjelaskan bahwa informed consent memuat tiga hal, yaitu informative, comprehension, dan volunteriness. Informative artinya informed consent memuat informasi-informasi yang dibutuhkan partisipan untuk menilai apakah partisipasi dalam sebuah penelitian itu aman. “Informative nanti akan berhubungan dengan volunteriness, bahwa partisipan yang kemudian ikut dalam penelitian kita adalah partisipan yang memang sudah bersedia bergabung dengan sudah melihat semua informasinya”, jelas Galang.

Pada hari kedua, acara dimulai pada pukul 13.00 dan diisi oleh Prof. Dra. R. A. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D. yang menyampaikan terkait “Etika Penelitian untuk Bidang Ilmu Sosial”. Yayi memaparkan terkait prinsip umum etik yang terdiri dari respect to persons, beneficence nonmaleficent, dan justice. “Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti perlu mengajukan persetujuan kepada subjek penelitian. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah awal untuk memproteksi individu dari hal-hal yang melanggar otonominya”, terang Yayi. Selain itu, menurut Yayi, penelitian juga harus dinilai dari segi manfaat, meminimalisir risiko, serta memperlakukan subjek dengan adil.

Acara ini merupakan sebagian dari kurikulum dari Program Studi Doktor Psikologi UGM dan juga sebagai implementasi program pembelajaran merdeka. Dengan membuka acara ini untuk umum, panitia berharap mendapatkan pemikiran yang luas dari peserta yang beragam.

Pada akhir acara, selaku Ketua Program Doktor Ilmu Psikologi, Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D. menutup dan merangkum acara yang telah berlangsung selama dua hari. Rahmat berharap, rangkaian acara ini dapat menyadarkan peneliti tentang komisi etik ditinjau dari hak partisipan, baik dalam level individual maupun institusional.

Guest Lecture Series “Industrial and Organizational Psychology: Recruitment & Selection”

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan acara Guest Lecture Series “Industrial and Organizational Psychology” edisi kedua yang berlangsung Kamis (25/2). Kegiatan ini mendatangkan pembicara profesional dan berpengalaman yang berkarir di bidang industri. Acara ini dilaksanakan pada pukul 13.30 s.d. 15.30 dengan diikuti oleh kurang lebih 170 peserta yang semuanya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UGM.

Pemateri yang mengisi acara kali ini adalah Triasta Teguh Nugroho, Senior Manager Human Resource PT Medco Power Indonesia tentang Rekrutmen dan Seleksi. Dalam pemaparannya, lulusan Magister Psikologi UGM ini membagikan pengalaman kerjanya sebagai HRD (Human Resources Department) dan membuka wawasan mahasiswa tentang dinamika dunia kerja di bidang penyediaan energi.

Medco Power Indonesia  merupakan satu perusahaan dengan Medco Energy Internasional yang membawahi tiga bisnis energi yaitu minyak & gas, clean power, dan pertambangan tembaga. Dalam perkembangannya, perusahaan ini membutuhkan banyak sekali tenaga kerja. Kondisi pandemi Covid-19 seperti tidak banyak berpengaruh terhadap kondisi perusahaan.

“Dalam lima tahun ke depan Medco Power Indonesia mencari tenaga kerja dan expert yang men-support kerja perusahaan. Tenaga kerja yang dibutuhkan sekitar 400 sampai 500 orang. Saya salut, ”di mana sekarang semua tiarap melepas orang, kami malah mencari orang”, ungkap Triasta.

Hal ini tentunya berkaitan dengan bagaimana manajemen kerja yang dijalankan perusahaan. Medco Power Indonesia telah membangun human resource information system dan menjadikan itu bagian yang sangat penting dari perusahaan.

“Kerja teman-teman dilakukan secara digital. Adanya Covid secara prinsip kita tidak terpengaruh. Sebagian besar sudah kita lakukan secara elektronik”, lanjut Triasta.

Triasta juga membagikan beberapa pengalamannya menjadi HRD di PT Medco Power Indonesia dan di beberapa perusahaan di berbagai negara sejak tahun 2000. Ia menjelaskan bahwa data yang akurat adalah sangat penting.

“Salah satu kunci keberhasilan menjadi HRD yang baik adalah bagaimana HRD bisa memaintain data karyawan” jelas Triasta.

Dalam pengadaan tenaga kerja PT Medco Power menggunakan dua jalur yaitu internal dan eksternal. Jalur internal antara lain dengan menggunakan sistem regenerasi, non regenerasi, dan rotasi. Sedangkan jalur eksternal menggunakan system build untuk fresh graduate, buy untuk professional hire, dan borrow untuk secondee from other group. Selanjutnya Trista juga menuturkan, empat poin kriteria PT Medco Power Indonesia dalam mencari karyawan, yaitu professional, ethical, open, dan attractive.

Triasta juga menjelaskan tentang bagaimana mengelola sumber daya manusia agar optimal dan bermanfaat baik bagi karyawan sendiri ataupun perusahaan. Menurut Triasta, kunci perusahaan untuk bisa sustain adalah bagaimana perusahaan tersebut mengelola knowledge management, yaitu bagaimana tenaga ahli yang lebih senior menurunkan pengalamannya kepada pegawai yang lebih muda.

“Melalui internal hire, kita mengadakan sharing knowledge pelatihan yang dimentori oleh para expert, dan juga bagaimana expert mendokumentasikan ilmunya. Kita dorong (mereka) untuk bisa menulis” Jelas Triasta.

Triasta juga memaparkan bahwa perusahaan bisa tetap stabil dan terus berkembang, jangan sampai perusahaan itu ketergantungan pada satu orang tertentu untuk menangani suatu pekerjaan. Dalam artian perusahaan harus bisa terus merotasi dan memproduksi tenaga ahli yang ada dalam perusahaan tersebut. Di sinilah peran HRD sangat sentral sebagai supporting system dalam memfasilitasi manager untuk mengubah-ubah formasi dan posisi pegawai dalam tim kerjanya.

Triasta menutup materinya dengan memberi pesan kepada para peserta kuliah tamu untuk terus mengembangkan kemampuan baik akademik maupun komunikasi dan memahami undang-undang tenaga kerja yang berlaku saat ini. Hal itu akan sangat penting dan menjadi nilai plus di dunia kerja.

Seluruh peserta sangat antusias mengikuti kuliah tamu mulai dari awal hingga akhir acara. Panitia pelaksana acara sangat senang acara berjalan dengan lancar dan berharap bisa mendatangkan pemateri dari alumni-alumni UGM lainnya yang sukses di dunia kerja dan mau membagikan ilmu dan pengalamannya.

Pelepasan Wisudawan/Wisudawati Program Studi S1 Psikologi Periode II Tahun Akademik 2020/2021 secara Daring

Rabu (24/02), Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan kegiatan Pelepasan Wisudawan/Wisudawati Program Studi S1 Psikologi Periode II Tahun Akademik 2020/2021 yang terdiri dari Kelas Reguler dan Kelas Internasional/International Undergraduate Program (IUP). Pada periode ini, Program studi S1 Psikologi Fakultas Psikologi UGM memiliki 43 orang lulusan yang terdiri dari 39 orang lulusan kelas reguler dan 4 orang lulusan kelas internasional (International Undergraduate Program/IUP).

Pada Program studi  S1 reguler, Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi diraih oleh Tsabita Alya Fadilla Wijaya dengan IPK 3.86 sekaligus meraih predikat cumlaude. Selain Tsabita, ada 19 mahasiswa lainnya yang juga turut meraih predikat cumlaude. Sementara untuk masa studi tercepat diraih oleh Siti Afifa Choirunissah, yaitu 3 tahun 2 bulan 21 hari.

Untuk kelas internasional/Internasional Undergraduate Program (IUP), Indeks Prestasi Akademik tertinggi diraih oleh Talitha Rucira Gati, yaitu 3.79 sekaligus meraih predikat cumlaude. Selain itu, masa studi tercepat juga diraih oleh Talitha dengan masa studi 3 tahun 4 bulan 30 hari. Talitha juga menjadi wakil wisudawan/wisudawati yang memberikan sambutan pada pelepasan ini. Melalui sambutannya, Talitha berharap bahwa hal-hal yang dilewati teman-teman ketika menjalani perkuliahan akan menjadi kenangan indah yang akan selalu diingat.

Fakultas Psikologi UGM juga memberikan penghargaan kepada mahasiswa yang berprestasi, baik dalam aktivitas akademik maupun aktivitas kemahasiswaan. Terdapat 24 mahasiswa yang berprestasi dalam aktivitas akademik dengan predikat cumlaude yang diraih, serta 9 mahasiswa, yaitu Siti Afifa Choirunissah, Felia Rachmila, Gina Azizahira, Claudia Zulfiana Putri, Haikal Ilham Adlan, Evelin Christy, dan Tenya Ika Agnesia yang berprestasi dalam aktivitas kemahasiswaan

Dalam acara ini, perwakilan orangtua wisudawan, Ir. Agus Hariyanto (orang tua Tenya Ika Agnesia) menyampaikan pesan kepada para wisudawan/wati dalam sambutannya bahwa ada dua hal yang harus tetap dijaga, attitude dan profesional yang akan membuat diri terus berpijak pada hal-hal positif walaupun persaingan kapasitas begitu ketat. Prabaswara Dewi, S.Psi., Psikolog., Ketua Keluarga Alumni Psikologi Gadjah Mada (KAPSIGAMA), dalam sambutannya juga berpesan untuk para wisudawan/wati bahwa tidak ada kata menunggu dalam proses pengembangan diri.

Dekan Fakultas Psikologi UGM, Prof. Dr. Faturochman, M.A., juga menyampaikan pesan untuk seluruh wisudawan/wati bahwa tantangan sesudah lulus lebih besar dibandingkan dengan kondisi normal, namun hal tersebut adalah awal agar para wisudawan/wisudawati ditempa menjadi orang-orang yang maju, siap, dan sukses.

Guest Lecture Series “Industrial and Organizational Psychology”: Peran Psikologi di Dunia Industri

Selasa (23/2) Fakultas Psikologi UGM mengadakan kuliah tamu online. Acara bertajuk Guest Lecture Series “Industrial and Organizational Psychology” ini merupakan edisi awal dari rangkaian kuliah tamu yang diadakan di Fakultas Psikologi UGM hingga Bulan Mei 2021.

Acara kuliah tamu perdana ini diikuti 290 mahasiswa dari Fakultas Psikologi. Mereka mengikuti acara yang dimulai pukul 13.30 WIB hingga selesai pukul 15.30 WIB.

Kuliah tamu sore ini diisi oleh Galih Chrissetyo, ST, MBA, CRMO, senior manager SDM dan umum PT PLN (Persero) UIW Suluttenggo (Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo). Ia membawakan materi yang berjudul “Peran Psikologi di Dunia Industri” yang banyak menjelaskan bagaimana asesmen psikologi mempunyai peran penting dalam pengelolaan sumber daya manusia di PLN.

Pada pemaparan awalnya, Galih menjelaskan bahwa kesiapan sumber daya manusia siap kerja di Indonesia masih rendah. Hal itu tentunya sangat mempengaruhi iklim bursa kerja yang selalu membutuhkan talenta yang siap bekerja dengan skill dan keilmuan yang dikuasainya.

“Menurut Global Talent Ranking Indonesia masih berada di bawah Singapura dan Malaysia, Indonesia setingkat di atas Thailand.” Jelas Galih.

Hal ini tentunya menjadi perhatian bagi PLN bagaimana melakukan proses Talent Management. PLN mempunyai lima poin strategi yang saling terkait dan sirkular yaitu planning, attracting, developing, retaining, dan transitioning. Kelima poin itu dijalankan untuk mengoptimalkan workforce. Sedangkan untuk memperkuat kompetensi pegawai PLN memiliki milestone perjalanan perkuatan kompetensi. Selanjutnya PLN juga mempunyai semboyan AKHLAK yang ditanamkan kepada para pegawainya dalam bekerja.

“AKHLAK merupakan singkatan dari Amanah; Memegang teguh kepercayaan yang diberikan, Kompeten; Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas, Harmonis; Saling peduli dan menghargai perbedaan, Loyal; Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, Adaptif; Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi perubahan, dan Kolaboratif; Membangun kerja sama yang sinergis.” Terang Galih

Dalam semua program-programnya PLN selalu menekankan pembangunan budaya. Galih menjelaskan bahwa budaya perusahaan adalah suatu pola yang terbentuk kuat dan berkesinambungan dalam berperilaku, bersikap, berfikir, berkeyakinan di dalam organisasi perusahaan.

“Budaya menjadi landasan utama PLN dalam mengelola sumber daya manusia. Budaya akan membangun kesiapan pembaharuan.” Ujar Galih.

Melanjutkan penjelasannya tentang pentingnya pengembangan budaya dalam perusahaan, Galih menjelaskan tentang culture mechanism yang terdiri dari enam poin yaitu tone from the top, behavior standard, rolls and responsibilities, governance, reward, dan employee life cycle. Selanjutnya ia juga memaparkan beberapa mitos-mitos tentang budaya dalam perusahaan.

“Mitosnya adalah perubahan budaya adalah tanggung jawab fungsi SDM. Namun faktanya adalah hampir separuh dari jumlah top CEO mencurahkan sebagian besar energinya untuk fokus membangun budaya dan perilaku” Jelas Galih.

Budaya mempunyai peran sentral pada strategi PLN dalam menghadapi perubahan zaman dan perbedaan generasi dalam iklim kerjanya. Dengan saling memahami dan komunikasi maka segala macam perbedaan bisa disinergikan.

Acara ditutup dengan pemutaran video singkat program untuk pegawai generasi muda di lingkup PLN dan sesi tanya jawab. Dalam acara ini juga dibagikan hadiah berupa kompor listrik dari PLN kepada tiga penanya terbaik. Seluruh peserta sangat antusias dalam menyimak sampai acara berakhir. Panitia penyelenggara berharap acara ini bisa membuka wawasan dari peserta kuliah online sehingga psikologi tidak hanya identik dengan klinis, tetapi juga sangat dibutuhkan di bidang industri dan organisasi.

Intake International Undergraduate Program 2021

Selama tiga hari, mulai Kamis (18/2) hingga sabtu (20/2), Kelas Internasional/International Undergraduate Program (IUP) program studi S1 Fakultas Psikologi UGM mengadakan intake gelombang pertama. Intake merupakan jalur penerimaan mahasiswa baru pada program studi S1 Psikologi kelas internasional (International Undergraduate Program/IUP).

Suasana pandemi tidak menyurutkan semangat peserta untuk mengikuti intake IUP. Jumlah peserta intake IUP gelombang pertama ini sebanyak 133 orang. Tidak ada penurunan signifikan dari peserta intake IUP tahun lalu yang jumlahnya kurang lebih sama.

Peserta mengikuti tiga tahap tes penyaringan yang masing-masing tahap dilaksanakan dalam satu hari. Tahap pertama yaitu Kamis, peserta mengikuti tes kemampuan bahasa inggris AcEPT. Tahap kedua (Jumat), peserta mengikuti tes potensi akademik GMST. Berdasarkan hasil tes tersebut diperoleh 80 calon mahasiswa yang lolos untuk mengikuti tes tahap ketiga. Tahap ketiga (Sabtu), Peserta yang lolos tahap 1 & 2 mengikuti seleksi essay test dan wawancara.

“Untuk hasilnya nanti akan diumumkan pada tanggal 26 Februari setelah rapat finalisasi oleh pimpinan Fakultas. Untuk jumlah yang lolos nanti masih dalam tahap diskusi.” Jelas Yemima Febriani, tenaga kependidikan program S1 IUP.

Kondisi pandemi Covid 19 yang belum reda mengharuskan seluruh kegiatan akademik mematuhi protokol kesehatan. Seluruh rangkaian acara dilaksanakan secara daring. Semua peserta mengikuti seluruh rangkaian tes secara online dari rumah masing-masing. Secara umum seluruh peserta dapat mengikuti acara dengan lancar. Hanya saja ada satu peserta yang mengalami kendala terputusnya aliran listrik dan internet karena tiang listrik di daerah rumahnya roboh.

“Sayang sekali karena itu di hari tes terakhir. Kami sudah coba menelepon untuk memastikan apakah peserta memungkinkan untuk mengikuti tes. Namun sayangnya sampai di akhir pengumpulan essay, peserta masih belum bisa terhubung.

Intake IUP ini merupakan tes penerimaan mahasiswa gelombang pertama. Bagi mahasiswa yang belum lolos atau belum sempat mendaftarkan diri pada gelombang pertama masih ada kesempatan mengikuti intake IUP gelombang II dan III.

“Untuk gelombang I diadakan bulan Februari, gelombang II biasanya di bulan Mei dan gelombang III di bulan Juli. Untuk tanggal masih menunggu karena kami mengikuti pengumuman dari Direktorat Pendidikan dan Pengajaran (DPP) UGM”, jelas Yemima.

Dalam pelaksanaan intake IUP secara daring ini tentunya mempunyai tantangan tersendiri sehingga membutuhkan persiapan khusus agar peserta bisa mengikuti rangkaian tes mulai dari awal hingga akhir dengan lancar.

“Harapan saya semoga peserta tetap antusias dan semangat untuk menjadi bagian dari keluarga IUP Psikologi UGM. Lalu untuk pesan karena saat ini semua ujian berbasis daring, ada baiknya untuk memastikan perangkat dan perlengkapan lain yang digunakan untuk ujian sudah siap agar dapat mengantisipasi apabila ada kendala teknis seperti mati listrik (misalnya).“ kata Yemima.

Panitia penyelenggara acara juga berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan berkontribusi pada acara intake IUP gelombang pertama ini. Mereka berharap dapat melayani semua peserta tes dengan baik mulai awal hingga akhir acara.

“Untuk seluruh panitia serta Bapak/Ibu dosen yang bersedia menjadi interviewer dan reviewer, saya ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas kerjasama dan kerja kerasnya sehingga secara keseluruhan intake dapat berjalan dengan lancar. Semoga di intake selanjutnya kami semua juga selalu dapat memberikan performa yang terbaik guna mempersiapkan calon mahasiswa prodi S1 IUP Fakultas Psikologi UGM,” lanjut Yemima.

“Clinical Psychological for Dummies: Alumni Sharing Session” dalam Acara Pembekalan Wisuda Daring Periode II TA 2020/2021

Sabtu (20/02), Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan acara Pembekalan Wisuda Periode II TA 2020/2021 secara daring. Acara ini pada dasarnya terbuka bagi nonwisudawan namun sebagian besar didominasi oleh calon wisudawan program Sarjana Psikologi. Dalam acara pembekalan kali ini menghadirkan pembicara Widya S Sari, M.Psi., Psikolog yang merupakan alumni Sarjana dan Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada yang saat ini berkarier sebagai Psikolog Klinis. Acara ini berlangsung mulai pukul 09.00 s.d. 10.30 dan dibuka oleh Galang Lufityanto, M.Psi., Ph.D. selaku Ketua Prodi Program Sarjana Fakultas Psikologi UGM. Melalui sambutannya, Galang berpesan kepada para wisudawan bahwa para wisudawan sudah dibekali keterampilan dan pengetahuan psikologi serta yang paling penting adalah attitude sebagai seorang lulusan sarjana psikologi yang perlu dijaga. Hal itu berkaitan dengan para wisudawan yang membawa nama almamater Fakultas Psikologi UGM.

Acara ini digelar untuk memberikan pembekalan kepada calon wisudawan dalam mempersiapkan diri pascapembelajaran di program sarjana selesai. Widya, sebagai pemateri sempat membagikan  pengalamannya setelah lulus sarjana dan apa saja yang dikerjakan sebagai seorang psikolog klinis. Sebagai seorang psikolog klinis, hal-hal yang pernah dan sedang dilakukan oleh Widya antara lain melayani klien di rumah sakit, visit pasien rawat inap, mengikuti acara komunitas di dalam maupun luar negeri, mendampingi atlet ketika Asian Para Games 2018, dan riset kolaborasi.

Pemateri menjelaskan bahwa tugas-tugas yang diterima sebagai seorang asisten ketika menjadi mahasiswi membuatnya penasaran terhadap jurnal dan enjoy untuk membacanya. Melihat temuan-temuan dan penjelasan yang dipaparkan melalui jurnal menjadi hal yang menarik minatnya untuk melanjutkan kuliah dan sampai saat ini masih menjadi hal yang dilakukan. Selain itu, peran para dosen, menurut Widya luar biasa dengan gaya pengajarannya masing-masing yang membuat Widya mempelajari banyak hal ketika di bangku kuliah.

Ketika ditanya mengenai tantangan apa yang dihadapi sebagai psikolog klinis, Widya menjawab ada lima hal, yaitu ourselves, the stigma, the work field, collaborative work, dan the changing world. Untuk menjadi diri kita sendiri, diakui oleh Widya bukanlah suatu hal yang mudah apalagi untuk berempati. Oleh karena itu, diri sendiri menjadi tantangan utama yang dihadapi oleh seorang psikolog. Selain itu, stigma bahwa seseorang yang datang kepada psikolog hanya untuk orang-orang yang bermasalah juga menjadi tantangan lain bagi seorang psikolog. Menurut Widya, adanya stigma tersebut muncul dari kebiasaan masyarakat yang enggan untuk belajar tidak judgemental. Meskipun begitu, jangan sampai judgemental justru muncul dari psikolog itu sendiri.

Kemudian, menurut Widya, tidak ada lahan kerja yang ideal karena setiap jenis bidang kerja memiliki tantangannya sendiri dan kita dituntut untuk bisa beradaptasi. Selanjutnya, tantangan lain yang dihadapi oleh psikolog klinis adalah bekerja secara tim dan hal itu membuat dirinya kaget karena dituntut untuk menjelaskan isu-isu psikologis yang ada kepada orang-orang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan psikologi. Sampai saat ini, Widya mengakui hal tersebut masih menjadi tantangan yang dihadapi. Terakhir, kondisi dunia yang tidak stagnan, seperti kondisi pandemi saat ini yang menuntut sesi konseling harus dilakukan secara online. Hal tersebut menuntut Widya untuk belajar bagaimana cara melayani klien lewat sistem online, terutama chat. Melakukan sesi konseling secara online, diakui Widya tidaklah mudah karena keterbatasan dalam menangkap ekspresi dan gesture, dimana kedua hal itu masuk dalam proses observasi yang menjadi kekuatan seorang psikolog.

Di akhir sesi pemaparan, pemateri menyampaikan tiga hal sebagai pesan untuk para wisudawan, yaitu let yourself grow, biarkan diri sendiri bertumbuh dengan menutrisi diri melalui berbagai pengalaman yang nantinya akan membantu dalam membuat keputusan-keputusan yang matang. Kedua, be prepared for the challenge, harus siap dengan berbagai tantangan. Kesempatan tidak datang dua kali, tetapi berkali-kali dan itu hanya terjadi pada orang-orang yang mampu melihat hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan sebagai tantangan. Terakhir, be the best version of you, karena pada hakikatnya seseorang tidak tumbuh untuk dibandingkan dengan orang lain, tetapi membandingkan diri sendiri dengan diri kita yang dulu.

Bursa Ide PKM Psikologi UGM 2021

Kamis (18/2), Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan acara “Bursa Ide PKM Fakultas Psikologi UGM 2021” yang bertujuan untuk mensosialisasikan kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) periode 2021 kepada seluruh mahasiswa Fakultas Psikologi UGM. Peserta kegiatan ini adalah mahasiswa dari Fakultas Psikologi UGM yang berminat mengikuti PKM di tahun 2021. Ada 20 orang peserta dalam acara yang berlangsung mulai pukul 16.00 hingga 17.40 WIB ini.

Pemateri pertama yang mengisi acara ini yaitu Drs. Haryanto M.Si. memaparkan tentang 5 bidang PKM yang dapat diikuti oleh mahasiswa yaitu bidang kewirausahaan, karsa cipta, pengabdian kepada masyarakat, penelitian eksakta, dan teknologi. Kelima bidang tersebut bebas dipilih dan diikuti oleh semua mahasiswa dengan membentuk kelompok yang berangggotakan 3 sampai 5 orang.

Selanjutnya Haryanto juga menceritakan sejarah keikutsertaan mahasiswa Fakultas Psikologi UGM pada kegiatan serupa yang sebelumnya bernama Pimnas (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) ini. Pada awalnya dalam kegiatan Pimnas, psikologi termasuk Fakultas yang mempunyai tradisi juara dan menyumbangkan banyak medali pada kegiatan tersebut. Seiring perubahan nama menjadi PKM prestasinya ‘naik turun’ sehingga perlu untuk bangkit kembali meraih prestasi itu. Hal ini diperlukan peran aktif mahasiswa agar semakin produktif dalam membuat karya ilmiah. “Tidak hanya berhenti pada kepo saja, tapi mahasiswa harus aktif menuangkan ide-idenya dalam proposal karya ilmiah untuk diikutkan dalam PKM”, terang Haryanto.

Sementara itu pemateri kedua yaitu Ardian Praptomojati, S.Psi., M.Psi., memberikan arahan, tips, dan motivasi kepada seluruh peserta yang sudah siap dengan ide masing-masing. Ia memberikan beberapa solusi bagi mahasiswa yang mengalami kendala dan kesulitan ketika membuat proposal penelitian dalam keikutsertaan PKM. “Untuk informasi lebih lanjut tentang PKM, di fakultas sudah tersedia PKM corner, yang merupakan perpanjangan dari PKM Center. Di situ mahasiswa bisa bertanya dan konsultasi jika mengalami kendala dalam membuat proposal penelitian yang akan diikutkan dalam PKM”, terang Ardian.

Dalam kesempatan ini, peserta diberi kesempatan untuk berdiskusi dan bertanya kepada pemateri tentang ide-ide penelitian yang mereka miliki. Beberapa dari peserta ada yang sudah siap dengan anggota kelompok dan proposal penelitian. Salah satunya adalah Cut Aufia Zulfa, mahasiswa psikologi angkatan 2018, yang mempunyai ide penelitian tentang aplikasi layanan kerelawanan. Dalam aplikasinya ini, ada beberapa fitur seperti kebutuhan tranfusi darah, pengingat waktu donor darah, dan mengkoneksikan antarrelawan bencana. Ia bekerjasama dengan mahasiswa teknologi komputer untuk mengusung idenya ini ke ajang PKM 2021.

Selanjutnya Auni Riza, mahasiswa psikologi angkatan 2019, yang mempunyai ide penelitian yang sangat aktual yaitu tentang teori konspirasi yang mempengaruhi masyarakat dalam menyikapi pandemi COVID-19. Untuk menggarap ide penelitian yang akan diikutkan dalam PKM 2021 ini, Auni membentuk kelompok peneliti bersama mahasiswa dari bidang sosiologi dan hukum. Auni berharap formasi anggota yang terdiri dari lintas disiplin ini bisa memberikan kedalaman analisis penelitian dari berbagai perspektif keilmuan.

Dalam memberi masukan dari ide masing-masing peserta, Haryanto memberikan beberapa poin penting yang harus diperhatikan peserta dalam mempersiapkan proposal dan tim penelitiannya. Beberapa diantaranya adalah memilih anggota kelompok dari berbagai angkatan dan dari lintas jurusan. Selain itu ide penelitian harus kreatif, inovatif, dan unik. “Ide penelitian harus spesifik dan tidak dimiliki oleh kelompok lain”, tambah Haryanto.

Dengan terselenggaranya acara ini, Fakultas Psikologi UGM berharap semakin banyak mahasiswa psikologi yang aktif dan antusias menuangkan ide penelitiannya dan turut serta dalam kegiatan PKM, sesuai dengan platform acara ini yaitu “Mari nyalakan semangat kemenangan PKM Psikologi 2021”.

Intensive Course: Multimethod and Mixed Research

Mulai Senin (15/2), Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan kegiatan “Intensive Course : Multimethod and Mixed Research”. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Program Studi Doktor Ilmu Psikologi bekerja sama dengan Center of Life-Span Development (CLSD) yang berlangsung selama tiga hari hingga Rabu (17/2).

Peserta kegiatan ini berjumlah 97 orang yang terdiri dari 18 orang mahasiswa S3 Psikologi, 6 orang intern magang, dan 73 orang peserta umum. Peserta umum bervariasi mulai mahasiswa hingga ibu rumah tangga. Acara dibuka dengan sambutan Kepala CLSD, Elga Andriana, S.Psi, M.Ed, Ph.D.

Pada hari pertama materi disampaikan oleh Praditya Putri Pertiwi, Ph.D., dosen Fakultas Psikologi UGM  yang membawakan materi yang berjudul “Multimethod Research: An Overview. Istilah multimethod research tampak belum familier bagi para peserta. Hal ini terlihat dari hasil polling yang menggambarkan bahwa lebih dari separuh peserta hanya sebatas pernah mendengar istilah multimethod.  Selanjutnya peserta juga masih kesulitan membedakan multimethod research dan mix method.

Dengan mengenalkan istilah “Working Across Borders” Praditya menjernihkan definisi dan bentuk multimethod research yang unik dan berbeda dengan mixed method. Melakukan multimethod research memungkinkan peneliti bertemu dengan peneliti lain dari berbagai bidang keilmuan yang mempunyai metode dan paradigma berbeda-beda untuk memecahkan satu permasalahan penelitian. Praditya menganalogikan multimethod research itu seperti berenang di lintas batas disiplin ilmu.

“Adanya perbedaan paradigma di setiap disiplin keilmuan membuat peneliti mengkritik satu sama lain. Terjadilah paradigm wars atau perang paradigma. Hal itu membatasi kita mendapatkan sudut pandang yang utuh. Batasan pada tiap keilmuan justru perlu di-breakdown untuk dapat mencapai contact zone” jelas Praditya.

Selanjutnya pada hari kedua Praditya melanjutkan penjelasan lebih mendalam tentang multimethod research. Melalui judul materi “Integration and Data Consolidation in Multimethod Research” ia memberikan gambaran pada peserta bagaimana proses pengolahan dan pengintegrasian data dalam multimethod research. Selain itu Praditya juga menjelaskan tentang etika dalam multimethod research.

Pada sesi kedua di hari kedua, acara diisi oleh Dr. Avin Fadilla Helmi, M.Si. dengan membawakan materi yang berjudul “Mixed Method Research: An Overview”. Di kesempatan ini Avin memulai penjelasannya dari sejarah munculnya mixed method dalam ranah penelitian ilmiah.

Dibandingkan dengan metode kualitatif dan kuantitatif, metode mixed method masih terbilang cukup baru. Pada tahun 1950 – 1980 an mulai ada ketertarikan peneliti menggunakan lebih dari satu metode. Pada tahun-tahun setelahnya penelitian mixed method semakin banyak dilakukan seiring berkembangnya tuntutan zaman. Kompleksitas masalah lebih besar, tidak bisa hanya mengandalkan angka. Jadi kombinasi antara angka dan kata itu sangat penting“ Jelas Avin.

Pada hari ketiga, Edilburga Wulan Saptandari, M.Psi., Ph.D. membawakan materi berjudul ”Design and Data Collection in Mixed Method Research”. Dalam pemaparannya ini Edilburga menjelaskan tentang bagaimana kita merancang penelitian menggunakan mixed method.

Penelitian mixed method mempunyai tiga jenis desain umum yaitu convergent mixed method design, explanatory sequential mixed method design, dan exploratory sequential mixed method design. Ketiga desain itu dipilih sesuai dengan kebutuhan penelitian. “Dalam penelitian eklektif atau campuran, kita memakai metode yang paling sesuai dengan pertanyaan penelitian, yang dapat menjawab pertanyaan penelitian” Jelas Edilburga sembari memberikan contoh penelitian dari tiap-tiap desain.

Pada sesi terakhir, kembali diisi oleh Edilburga Wulan Saptandari, M.Psi., Ph.D. dan Dr. Avin Fadilla Helmi, M.Si., dengan membawakan materi “Data Analysis and Interpretation in Mixed Method Research”.

Acara berlangsung lancar dan interaktif, pemateri secara aktif mengajak peserta berdiskusi dan memberikan tugas-tugas yang diselesaikan peserta secara berkelompok di setiap sesi. Penyelenggara berharap semua peserta bisa menikmati acara pelatihan intensif ini dan mendapatkan manfaatnya dengan semakin produktif di kehidupan dan profesi masing-masing.