Arsip:

Rilis

Selamat Jalan, Trappy!

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Telah berpulang ke rahmatullah, Trapsilo Meta Adityo, mahasiswa Fakultas Psikologi UGM angkatan 2005 dalam usia 20 tahun. Trapsilo yang biasa disapa dengan panggilan Trappy, meninggal akibat kecelakaan di daerah asalnya, Kediri, Jawa Timur, Minggu 4 Mei 2008 sekitar pukul 14.30. Jenazah dimakamkan di Pare, Kediri, Jawa Timur, pada hari itu juga.

Trappy adalah dikenal sebagai salah satu mahasiswa asisten yang beraktifitas di Unit Informasi dan Pengembangan Teknologi Belajar. Beliau juga aktif dalam kegiatan-kegiatan training yang diadakan organisasi Keluarga Muslim Psikologi. Sejumlah 73 teman, rekan, serta staf pengajar yang dekat dengan almarhum, pada hari Senin 5 Mei 2008, bertakziah ke rumah keluarga dan makam almarhum. Segenap keluarga besar Fakultas Psikologi UGM merasa kehilangan atas kepergian almarhum yang mendadak.   

Selamat jalan Trappy, semoga Allah memberikanmu tempat terbaik di akhirat.

“Alumni Back to Campus”, Berguru Jurus Jitu dari sang Empu

Anda tentunya pernah berbelanja atau sekedar berjalan-jalan di mall sambil melihat barang berbagai merek yang ditawarkan di etalase kaca. Mungkin Anda menyempatkan diri mencoba beberapa pasang sepatu yang dipajang di “Sport Station”. Atau sekedar kongkow dan bercengkerama bersama teman Anda di kedai kopi “Starbucks” yang terkenal di seluruh penjuru dunia itu. Hanya beberapa puluh ribu untuk secangkir kopi nikmat dan kesenangan bahwa Anda telah menjadi bagian masyarakat modern dunia. Pernahkan Anda bertanya bagaimana sebuah perusahaan multinasional itu dapat menggurita hingga sampai ke sebuah negara miskin di bilangan Asia Tenggara ini? Atau jika Anda jeli, Anda mungkin akan melihat beberapa slogan dipajang di beberapa sudut ruangan yang berisi petuah untuk melayani kostumer dengan baik dan berprestasi demi perusahaan.

Persaingan bisnis merupakan tantangan besar yang dihadapai para pengusaha saat ini. Perusahaan semakin banyak, sumberdaya yang dibutuhkan semakin banyak, tetapi persaingan bisnis semakin tajam. Tentu saja perusahaan harus pintar memutar otak. Permasalahan muncul baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. Diperlukan sebuah kerja keras yang baik dari seluruh divisi. Teamwork dan loyalitas karyawan perlu dibangun. Juga untuk meminimalisir biaya dari segala sudut, termasuk biaya sumberdaya manusia berupa gaji dan remunerasi (imbalan). Dalam seminar “Alumni Back to Kampus” yang diselenggarakan Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta pada tanggal 5 Mei 2008 lalu berupaya engupas hal ini dengan jelas dan tuntas.

Drs. Adji Bintarto, MM, lulusan Fakultas Psikologi UGM tahun 75, adalah seorang praktisi HRD yang telah berpengalaman selama 27 tahun. Beliau pernah bekerja di peruasahaan-perusahaan besar baik swasta maupun milik pemerintah seperti; PT. Persero Waskita Karya; PT. Multi Bintang Indonesia; Grup Perusahaan Timur Djaja; Union Carbide Praxair Inc.; Satelindo-DT Mobile; HERO Group; RISTRA Medicated Cosmetics; PT. Niaga Manajemen Citra; PT. Inovasi Sukses Mandiri/REI; PT. Johnson Indonesia; PT. Light House; Mansis Intl Consultant dan Lotus Training Indonesia. Jabatan structural/fungsional yang pernah dijabatnya Staf Bagian Umum, HR Manager, Plant Manager/Kepala Pabrik, Manager Real Estate, Direktur Perusahaan Retail Business, General Affairs Manager, Office Manager, Industrial Relation Officer, Senior Trainer, Consultant dan Corporate Secretary. Beliau menjabarkan tentang praktik sistem penggajian di beberapa perusahaan di Indonesia. Semua tentang seluk beluk pemberian gaji dijabarkan dengan tuntas. Tak hanya itu, beliau juga berbagai kisah-kisah dan cara-cara jitu mengelola SDM.

Tak kalah menarik adalah tentang cara membangun budaya perusahaan yang disampaikan oleh Umi Mahmudah Hani. Banyak dijumpai di beberapa perusahaan yang besar akhirnya roboh karena tidak mampu menumbuhkan sense of belonging dalam diri para karyawannya. Budaya organisasi berfungsi sebagai perekat sosial dalam mempersatukan anggota perusahan dalam mencapai tujuan perusahaan serta menjadi nilai-nilai yang mengatur perilaku karyawan.

Hanya satu hari, namun banyak informasi yang diperoleh dalam seminar tersebut yang tak diajarkan dalam ruang kuliah. Harapannya, seminar dan pelatihan ini memberikan bekal pengalaman  agar wawasan peserta terbuka lebar, atau setidak-tidaknya informasi ini dapat menjadi pengetahuan praktek riil di lapangan.

 

Psikologi Lokal yang Mengglobal

Problematika yang semakin beragam dalam kehidupan menuntut penyelesaian yang tepat dan cepat.  Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari aspek kejiwaan individu diharapkan dapat membantu penyelesaian problematika tersebut. Namun kenyataannya, pendekatan-pendekatan psikologis saat ini kebanyakan berorientasi ke barat sehingga terkadang gagal mengatasi berbagai masalah yang timbul. Hal ini menuntut perlunya dikembangkan psikologi yang lebih berwawasan lokal karena permasalahan lokal memang seharusnya diselesaikan dengan menggunakan pendekatan lokal pula. Indigenous Psychology, begitulah pendekatan psikologi ini disebut.

Wacana tentang Indigenous Psychology masih terbilang baru, dan pengembangan topik ini bukanlah hal yang mudah. Di samping cabang psikologi yang bisa dibilang baru ini tidak populer, penelitian-penelitian objek psikologi terhadap subjek-subjek lokal masih kurang pula. Maka, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada mencoba mengupas permasalahan tersebut dalam seminar dan diskusi tentang Indigenous Psychology yang diadakan pada hari Rabu, 5 Maret 2008. Acara tersebut mengundang pembicara Profesor Uichol Kim dari Korea dan Profesor Girishwar Mishra dari India, psikolog peneliti yang berkecimpung dalam studi lintas budaya. India dan Korea adalah negara yang telah mulai mengembangkan Indigenous Psychology dan menerbitkan buku-buku psikologi yang khas tentang budaya lokal. Dari pihak tuan rumah, Drs. Helly Sutjipto selaku dosen pengajar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, didaulat untuk memperkenalkan kepada kedua tamu dan peserta tentang bagaimanakah psikologi di Indonesia. Diskusi tersebut menghasilkan rekomendasi perlunya sosialisasi  hasil-hasil penelitian dalam publikasi nasional dan internasional, serta pentingnya para psikolog Indonesia untuk menggabungkan diri dengan asosiasi profesi Indigenous Psychology atau memulai aktivitas sebagai cikal bakal pembentukan asosiasi Indigenous Psychology di Asia.

Tak hanya berhenti pada seminar, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada segera menyusun rencana pengembangan Indegenous Psychology di lingkungan kampus. Maka disusunlah proposal penyusunan RPKPS matakuliah yang bermuatan Indigenous Psychology. Ada beberapa kendala yang dihadapi, yaitu kurangnya hasil penelitian untuk materi pengajaran dan materi-materi tersebut belum tersusun rapi. Sebagai langkah awal, kiranya hasil-hasil penelitian berwawasan lokal yang telah ada dapat digunakan untuk menyempurnakan materi perkuliahan. Dalam proses pengajaran, mahasiswa juga akan dilibatkan dalam penelitian-penelitian berwawasan lokal sesuai topik kuliah untuk menumbuhkan kepekaan mereka terhadap budaya lokal. Dalam proposal itu diusulkan terdapat dua matakuliah yang bermuatan Indigenous Psychology, yaitu mata kuliah Asesmen dan Psikologi Sosial. Namun dalam pelaksanaaannya, terdapat enam matakuliah yang akan diberikan mewakili tiap bidang psikologi yang diajarkan dalam tingkat S1, antara lain; matakuliah Psikologi Umum dari bidang Psikologi Umum, Psikologi Perkembangan Anak dari bidang Psikologi Perkembangan, Psikologi Pendidikan dari bidang Psikologi Pendidikan, Psikologi Emosi dari bidang Psikologi Klinis, Psikologi Kewirausahaan dan Inovasi dari bidang Psikologi Industri dan Organisasi, dan Psikologi Sosial dari bidang Psikologi Sosial. Terlepas dari kegiatan perkuliahan, kiranya sebuah tim perlu dibentuk untuk mengembangkan topik ini lebih lanjut. Tim ini akan menjadi pusat kajian Indigenous Psychology. Berbagai penelitian juga perlu dilakukan dan disupport kemudian dipublikasikan sehingga topik ini tak lagi menjadi topik yang asing. Karena topik ini tak hanya dapat disebarluaskan lewat dunia akademik, seminar dan diskusi juga perlu dilakukan.

Penyusunan proposal tersebut menunjukkan komitmen Fakultas psikologi Universitas Gadjah Mada untuk mengembangkan Indigenous Psychology di ranah lokal, nasional, maupun internasional. Dengan demikian, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada akan menjadi pelopor pengembangan psikologi yang berwawasan lokal. Sejatinya, banyak sekali hal yang bisa dilakukan untuk mengembangkan Indigenous Psychology. Subjek-subjek yang diteliti berada di sekitar kita dan kita sendiri pun menjadi bagian dari topik ini. Hal yang sangat diperlukan adalah kesungguhan dan dukungan berbagai pihak untuk memajukan ilmu pengetahuan itu sendiri. Harapannya, teori-teori psikologi akan menjadi lebih aplikatif dan bermanfaat dalam menghadapi tantangan perubahan global sehingga bangsa ini tidak akan kehilangan identitas diri oleh ilmu pengetahuan yang selalu berkiblat ke barat.

 

Workshop Peluang Karir Psikologi

Dalam rangka pembekalan kepada calon wisudawan dan mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi, Hari Jumat, 11 April 2008 yang lalu PHK A3 Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan Workshop Peluang Karir Psikologi. Pada workshop ini para peserta diberikan keterampilan dan pengetahuan untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja.

Sesi sharing menghadirkan tiga orang alumnus Fakultas Psikologi UGM. Pembicara pertama, Retno Wijayanti S.Psi., Psi., yang kini berkarya di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) menjelaskan mengenai peluang karir lulusan psikologi di bidang pendidikan. Di lembaga tempat ia bekerja sekarang, lulusan psikologi banyak berkutat dengan alat ukur psikologi dan statistika. Peluang karir di bidang pendidikan lainnya adalah menjadi psikolog sekolah dan di Balitbang Depdiknas.

Selain di dunia pendidikan, Saat ini lulusan psikologi memiliki peluang untuk berkarya di dunia kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman merupakan pelopor yang memasukkan psikolog dalam pelayanan kepada masyarakat di Puskesmas. Pembicara kedua, Liesye Zulfa R., S.Psi. Psi, adalah psikolog yang kini bertugas di salah satu Puskesmas di Kabupaten Sleman. Beliau membagikan pengalamannya selama  menjadi psikolog di RS Sarjito dan di Puskesmas.

Lulusan psikologi juga memiliki kesempatan yang luas dalam dunia wirausaha. Pembicara ketiga, Duma Rachmat, S.Psi, yang kini aktif menulis dan mengajar anak-anak dengan kebutuhan khusus membagikan pengalaman-pengalaman berharganya selama bekerja mandiri tanpa terikat dengan instansi mana pun.  Tak hanya itu, alumnus angkatan 1996 yang akrab dipanggil mas Duma ini menularkan semangat yang ia punya kepada peserta.

Usai istirahat siang, workshop dilanjutkan dengan simulasi wawancara kerja yang dipandu oleh mahasiswa Magister Profesi Fakultas Psikologi UGM. Setiap peserta yang sudah mengumpulkan CV diwawancari satu-persatu. Harapannya, dengan adanya workshop ini calon sarjana Fakultas Psikologi UGM menjadi siap memasuki dunia kerja.

 

Program Kreativitas Mahasiswa 2008: Proposal yang Lolos

Selamat! Mari kita ucapkan kepada teman-teman mahasiswa yang berhasil mendapatkan grant Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari DIKTI. Sebanyak 5 proposal dari 16 proposal yang diajukan dari mahasiswa Fakultas Psikologi UGM berhasil lolos dan mendapatkan dana untuk menjalankan program tersebut. Dari kelima proposal, empat diantaranya PKM dalam bidang pengabdian masyarakat dan satu PKM bidang penelitian.

Kelima proposal yang lolos tersebut yaitu:

1.    Program “I Believe I Can Fly sebagai Sarana Peningkatan Self Efficacy Remaja Cacat Fisik akibat Gempa Yogyakarta, 27 Mei 2006” oleh Tika Dewi L, Dina Auliana, Rizqima Nur Aini Dewi, Wahyu Jati A, dan Rizka Pertiwi dengan dosen pembimbing Dra. Aisah Indati, MS.

2.    Penelitian “Emotion Without A Word: Pantomim sebagai Sarana Pelatihan Ekspresi Emosi pada Anak Tunarungu” oleh Azri Augustin, Ardana R. K., Arie Wibowo, Rif’atul Chasanah, dan didampingi oleh Dra. Aisah Indati, MS selaku dosen pembimbing.

3.    Program “Brain Gym Based Training for poverty: Menumbuhkan Semangat Masyarakat Srunggo, Bantul, untuk Bangkit dari Kemiskinan” oleh Zaki Laili K., Galuh Prawitasari, Mega Widyakumala, dan Aji Cokro D dengan dosen pembimbing Ridwan Saptoto, S.Psi, Psi.

4.    Program “Penerapan OHP sederhana untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar di Bantul dan Gunungkidul” oleh Wijayanti Retnaningsih, Prihatiningsih, Dinik Rusinani, Rizki Darmadi M, dan Ardi Primasari beserta Sugiyanto, Ph.D selaku dosen pembimbing.

5.    Program “A Change that Challenge You to Change: pelatihan Keterampilan Alternatif untuk Mereduksi Agresivitas pada Anak Didik Pemasyarakatan” oleh Ika Puji W., Yuanita Reviyanti, Astuti kusumaningrum, Haidar Buldan, dan Fandi Kurniawan beserta Dra.Neila Ramdhani,M.Si, Med selaku dosen pembimbing.

Program ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas, kemampuan berorganisasi, dan kapasitas intelektual mahasiswa Fakultas Psikologi UGM.

 

Seminar Internasional: Indigenious and Cross Cultural Psychology

Fakultas Psikologi UGM kembali mengadakan seminar internasional, kali ini bertajuk “Indegineous and Cross Cultural psychology” dengan menghadirkan pembicara Prof. Uichol Kim, dari Inha University, Korea; Prof Girishwar Mishra, seorang peneliti psikologi India dan professor di bidang psikologi lintas budaya dari University of Delhi; dan Helly P. Sutjipto, MA, dosen Fakultas Psikologi UGM. Seminar ini diselenggarakan pada tanggal 5-6 Maret 2008. Pada hari pertama seminar yang bertempat di auditorium G-100 ini dihadiri oleh 137 peserta dari dalam Fakultas Psikologi (dosen dan mahasiswa S1, S2, S3) dan 29 perwakilan dekan, dosen, dan mahasiswa se-jawa.

Pada seminar hari pertama Prof. Uichol Kim mengisi sesi I dengan membahas Korean Psychology dengan topic “Understanding Psychological, Social, and Cultural Transformations in the Global Context: With Spesific Focus on Korea”. Sesi II diisi oleh Prof Girishwar Mishra yang membahas Indian Psychology dengan topic “Culture and Self: Emerging Perspectives”. Sesi ketiga diisi oleh Helly P. Sutjipto, MA mengenai Indonesian Psychology dengan Topik “Pemikiran dan Penelitian-penelitian Psikologi Indonesia”.

Pada hari kedua, seminar khusus diadakan untuk para dosen Fakultas Psikologi UGM di ruang A-203. Dalam kesempatan ini Prof Uichol Kim memberikan diskusi dengan bahasan mengenai best practices of Korean Psychology dengan topic “From Ideas to Research Programs: the Development of Indigenious Psychology in Korea and Beyond” dan di sesi kedua Prof Girishwar Mishra membahas tentang best practices of Indian Psychology dengan topic “Weaving Culture into Psychology: the Case of Intelligence”.

 

Wisuda S1 Periode Februari 2008

Tanggal 19 Februari 2008 kemarin kembali digelar wisuda Universitas Gadjah Mada. Pergelaran wisuda tersebut dimulai terlebih dahulu dengan upacara yang dilaksanakan di Grha Sabha Pramana, yang kemudian dilanjutkan dengan acara pelepasan wisuda yang dilaksanakan di Gedung Auditorium Fakultas Psikologi Gadjah Mada. Pada wisuda kali ini Fakultas Psikologi memiliki 40 wisudawan dengan rincian 6 putera dan 34 puteri. Sebanyak 12 wisudawan, yang semuanya perempuan, memperoleh predikat cumlaude. Masa studi tercepat ditempuh oleh I Gusti Agung Yuni Savitri (3 tahun 3 bulan).

Mulai wisuda periode Februari ini, Fakultas Psikologi UGM memberikan piagam penghargaan kepada lima wisudawan dengan predikat mahasiswa berprestasi di bidang akademik, penelitian, karya tulis ilmiah, dan kemahasiswaan. Pemberian penghargaan ini diharapkan dapat memotivasi mahasiwa untuk berprestasi dalam bidang akademik maupun dalam kegiatan pengembangan softskill serta menjadi nilai tambah bagi wisudawan ketika mencari pekerjaan.

Mereka adalah Tri Hutomo Pamungkas, mahasiswa berprestasi di bidang penelitian, peraih medali emas PIMNAS XIX, juara II Ajang Kreativitas mahasiswa; Lucia Peppy, mahasiswa berprestasi di bidang karya tulis ilmiah, juara II lomba karya tulis ilmiah bidang seni tingkat nasional; Kenditila Cromavianti S. H., mahasiswa berprestasi bidang kegiatan kemahasiswaan, ketua Divisi Akademik dan Profesi LM Psi UGM periode 2005-2006; Paramita Sunarsari, wisudawan dengan IPK tertinggi (3,84); dan I Gusti Agung Yuni Savitri, wisudawan dengan masa studi tercepat (3 tahun 3 bulan).


Diperkuat Kerjasama Internasioanal dengan Indiana University Purdue University Indianapolis

Kerjasama internasional adalah salah satu program yang menjadi fokus dalam Fakultas Psikologi UGM. Kerjasama ini terus dikembangkan melalui berbagai pintu. Salah satu yang potensial adalah memperkuat jalinan kerjasama yang telah dilakukan oleh masing-masing dosen maupun oleh fakultas atau universitas.

Indiana University Purdue University Indianapolis telah bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada semenjak 2 tahun lalu. Beberapa kegiatan yang melibatkan kedua belah pihak telah pula dilakukan. "Saat ini fakultas psikologi sedang mengembangkan modul kerjasama penyusunan mata kuliah. Fokus untuk tahap pertama adalah pembelajaran Psikologi Pendidikan untuk Anak-anak Autis", demikian tegas Neila Ramdhani dosen fakultas psikologi UGM yang terlibat langsung dalam kerjasama ini. Pengembangan modul dilakukan bertahap, mulai dari beberapa pertemuan, membahas materi dengan perspektif budaya yang berbeda. Diharapkan modul ini akan selesai dan disajikan kepada mahasiswa di kedua universitas. "Tahap pertama, kedua belah pihak akan mengembangkan modul Psikologi Pendidikan untuk anak-anak Autis. Setelah modul ini selesai akan dilanjutkan dengan Pembahasan Lintas Budaya dalam pendidikan anak-anak Autis ini", imbuh Kwartarini Wahyu Yuniarti yang juga terlibat secara langsung dlam pengambangan modul ini.

Penguatan kerjasama ini dilakukan pada saat kunjungan pihak IUPUI ke UGM 16-21 Desember lalu. Pada kesempatan ini, hadir David Jones, selaku Director of Center of South East Study, Jan Cowan, dari Architecture Engineering, Robert Osgood, dari School of Education, dan Dawn Whitehead, Director of Internationalization Curricullum.. Prof. M. Noor Rochman Hadjam selaku Dekan Fakultas Psikologi mengemukakan bahwa kerjasama internasional antara kedua belah pihak perlu ditingkatkan lagi. "Misalnya, dosen Fakultas Psikologi UGM yang sedang menempuh S3 hendaknya dapat mengambil kesempatan sandwich di luar negeri, termasuk IUPUI", demikian Dekan Fakultas Psikologi menjelaskan. "Komitmen fakultas tidak berhenti sekedar bicara, tetapi juga menyanggupi memberikan insentif berupa uang saku yang memadai bila dosen peserta S3 mendapat kesempatan sandwich di luar negeri". tambah guru besar yang banyak menjalani internship di luar negeri ini semasa menjalani pendidikan S3 ini. .

Menjadi Dosen Tamu di University College of Boras, Swedia

Salah satu dosen Fakultas Psikologi UGM, Prof. Djamaludin Ancok, Ph.D diundang menjadi dosen tamu di University College of Boras, Swedia selama satu bulan dari tanggal 20 November-23 Desember 2007. Di universitas ini Pak Ancok, begitu beliau biasa disapa, mengajar tiga kelas, yaitu Perilaku dan Kognitif (Cognition and Behaviour), Psikologi Pendidikan Lintas Budaya, dan Work Science. Total 17 sesi kelas harus diajar oleh Pak Ancok selama berada di sana.

 

Sebagai tambahan dalam mengajar, Pak Ancok berkesempatan untuk mengembangkan kerjasama antara University College of Boras dengan Universitas Gadjah Mada. Beliau telah berdiskusi dengan Wakil Rektor, Prof. Jorgen Tholin dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Prof. Anneli Schwartz mengenai kerjasama antara Fakultas Psikologi UGM dengan Departemen Psikologi University College of Boras di masa mendatang. Untuk mempercepat program internasionalisasi Fakultas Psikologi UGM, Pak Ancok juga mengunjungi Departemen Psikologi University of Gothenburg untuk mengawali kerjasama antara kedua fakultas. Sejauh ini telah ada kesepakatan untuk melaksanakan kerjasama penelitian di bidang Asesmen Kepribadian dengan Prof. Trevor Archer (University of Gothenburg) dan Prof. Lillemor Adrianson (University College of Boras).

 

Mengenai kunjungannya ke Swedia ini Pak Ancok memberikan komentar., “Saya telah banyak mempelajari bagaimana sebuah program internasional dirancang. Pemanfaatan waktu saya di University College of Boras sangat efektif dan optimal. Akomodasi selama saya tinggal di Boras baik sekali, Prof. Lillemor Adrianson juga sangat baik dan membantu. Walaupun udara yang tidak bersahabat –hujan dan salju setiap hari dan waktu hari yang sangat pendek (matahari terbit pukul 9.00 pagi dan terbenam pukul 3.00 sore) – secara umum berada di Boras merupakan pengalaman yang luar biasa. Terima kasih kepada Dekan kedua universitas yang memberikan saya kesempatan emas seperti ini.”

Simposium “Serantau Prasangka kaum”

             Di tengah isu merenggangnya hubungan antara Indonesia dengan Malaysia, Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan sebuah simposium dengan topik menarik yaitu ”Serantau Prasangka kaum” atau prasangka bangsa serumpun.  Acara yang diselenggarakan di ruang A-203 pada hari rabu, 21 november 2007 yang lalu, menghadirkan 3 pembicara dari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), yaitu Prof. Madya Dr. Aminuddin Mohd. Yusof, Prof. Madya Dr. Arifin Hj. Zainal, dan Prof. Madya Dr. Khaidzir Hj. Ismail, 2 pembicara dari Fakultas Psikologi UGM, yaitu Prof. Drs. Koentjoro. MBSc. Ph.D dan Drs. Helly Prajitno Soetjipto, MA, serta perwakilan mahasiswa Magister Sains Psikologi UGM.
            Hasil yang disepakati dari simposium ini (berdasarkan presentasi mahasiswa Magister Sains Psikologi UGM) yaitu prasangka yang terjadi antara Indonesia – Malaysia terjadi karena tiga faktor. Pertama, overgeneralisasi yang berlebihan. Masyarakat Malaysia menganggap Bangsa Indonesia adalah bangsa Indon (bangsa yang rendah) karena ulah sebagaian kecil TKI yang melakukan tindak kriminalitas dan tidak mampu memenuhi tuntutan kerja yang profesional di Malaysia. Di Indonesia, telah ada prasangka bahwa semua orang Malaysia jahat karena beberapa kasus penganiayaan terhadap TKI. Kedua, stigma oleh media. Hal ini terutama terjadi di Malaysia karena kebebasan pers di negara tersebut belum sebebas di Indonesia. Ketiga yaitu isu – isu politik yang sampai saat ini belum mampu terpecahkan, misalnya sejarah traumatis tahun 60’an mengenai Kalimantan Utara.
            Hasil dari simposium ini nantinya akan dijadikan buku dengan judul yang sama. Ketiga pembicara dari negeri jiran tidak hanya mengunjungi UGM, namun juga akan berkunjung ke Bandung dan Medan untuk membahas topik prasangka bangsa serumpun ini. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pencerahan bagi kedua bangsa untuk dapat menjalin hubungan yang harmonis tanpa melanggar hak-hak setiap bangsa.