Arsip:

Rilis

Forum Diskusi Dampak Psikososial Gempa DIY dan Jateng

Forum diskusi yang membicarakan mengenai dampak psikososial gempa di DIY dan Jawa Tengah diadakan di auditorium G-100 Fakultas Psikologi UGM pada tanggal 16 Juni. Forum diskusi ini diadakan dengan tujuan untuk :
  • mengkomunikasikan kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan oleh tim Crisis dan Recovery Center Fakultas Psikologi UGM pada tahap tanggap darurat dan untuk mendapatkan masukan demi pengembangan kegiatan tersebut di masa depan.
  • Mengkomunikasikan hasil-hasil dari Fakultas Psikologi UGM beserta berbagai rekomendasi kebijakan yang menyertainya.
  • Menciptakan forum belajar dari pengalaman berbagai pihak dalam menangani masalah-masalah kesehatan mental dan psikososial pasca bencana ini.
Peserta yang hadir pada forum yang dimulai pada pukul 14.00 WIB ini sebanyak sekitar 84 orang yang berasal dari berbagai organisasi dan institusi pemerintah, termasuk Turkish Red Crescent, UNICEF, Salam Malaysia, Save The Children, IOM, World Vision, Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Dinas Pendidikan, juga dari media massa termasuk dari Suara Merdeka, Eltira FM, UNISI, Swaragama, KOMPAS, dan lain-lain.
Pada forum ini membicarakan tentang :
  • Program yang telah dilaksanakan oleh Tim CRC. Dipresentasikan oleh koordinator CRC, Ibu Dra. Noor Siti Rahmani MSc.
  • Presentasi estimasi beban psikologis yang dialami oleh korban gempa oleh bapak Rahmat Hidayat.
Kedua presentasi tersebut disajikan dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Pada sesi tanya jawab dan sharing banyak peserta yang ikut berpartisipasi, baik bertanya maupun berbagi pengalaman sebagai relawan atau korban. 

Pelatihan untuk Relawan Sekolah Darurat

Salah satu program Crisis & Recovery Center adalah menyelenggarakan sekolah darurat di lokasi gempa Yogyakarta & Jateng. Program ini diselenggarakan atas kerjasama antara Fakultas Psikologi UGM dengan DepDikNas RI.

Sedemikian banyak jumlah sekolah darurat yang harus diselenggarakan, sehingga membutuhkan relawan yang bersedia meluangkan waktunya di lokasi-lokasi tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pada hari Kamis, 8 Juni 2006 Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan pelatihan singkat untuk relawan sekolah darurat.

Dalam pelatihan tersebut, Profesor Djamaludin Ancok & tim yang terdiri dari alumni dan mahasiswa Fakultas Psikologi UGM memberikan teknik-teknik pembelajaran aktif yang dapat digunakan para relawan di sekolah darurat tersebut.

Ketika Bantuan Sembako bendampak “Negatif“ sebuah pemikiran dalam community development kerjasama fakultas psikologi UGM & BUMN Peduli

                                                             Life Reconstruction post Disaster

                                         Constructing positive Self-sufficiency in the community

         Gempa yang melanda wilayah Jogja dan sekitarnya pada hari Sabtu, 27 Mei 2006 lalu menyisakan kerusakan yang parah. Para korban bencana alam ditinggalkan oleh keluarga yang dicintai dan harta benda yang telah dikumpulkan dengan susah payah. Hal ini mengakibatkan kondisi psikologis yang buruk pada korban bencana alam.

         Bencana gempa ini menempatkan korban pada posisi “kalah dan tidak berdaya“. Meskipun secara fisik mereka tidak berdaya, namun keadaan psikologis korban jangan sampai mengalami kondisi yang sama. Posisi subordinate dari alam ini membuat korban membutuhkan penguat. Jika bantuan didistribusikan secara tidak hati – hati, korban akan menempatkan posisi penguat pada bantuan tersebut. Jika ketergantungan ini berlanjut, akan berakibat pada menurunnya self sufficiency dalam diri mereka. Self sufficiency adalah kemampuan diri sendiri untuk memenuhi kebutuhan dirinya menggunakan kemampuan pribadi.

          Pada masyarakat Indonesia yang memiliki budaya kolektif, self sufficiency ini relatif lebih rendah dibandingkan pada kelompok budaya individual, seperti yang banyak dijumpai di negara-negara Barat. Nilai – nilai yang terkandung di dalam self sufficiency seperti self confidence (kepercayaan diri), self inisiative (inisiatif) maupun self responsibility (tanggung jawab pribadi) “dilempar“ ke kelompok, bukan lagi merupakan nilai –nilai pribadi.

        Dengan adanya bencana yang dialami, serta dengan dropping sembako tanpa komunikasi yang motivatif, kemungkinan akan menjadikan self sufficiency semakin rendah. Indikatornya dapat diungkap dari kata – kata yang tertangkap di lapangan, misalnya “Wah nggak tahu ya habis ini mau apa….“; “Wah, bantuannya masih kurang. Nggak ada yang ke sini“ atau “Kalau ada dana, kami minta cepat salurkan ke kami karena kami masih sangat membutuhkan”. Kata – kata semacam itu menunjukkan bahwa mereka lebih menyandarkan bantuan dari pihak lain dibandingkan pada kemampuan diri sendiri. Self sufficiency yang rendah akan berdampak pada keinginan untuk bangkit dari bencana juga rendah, motivasi hidup menurun dan tidak ada rencana hidup ke depan.

        Karena itulah, sangat dibutuhkan adanya pendekatan yang mengarah pada pengembangan self sufficiency pada masyarakat korban bencana untuk stimulating life reconstruction. Program Life Construction ini ditujukan agar masyarakat mampu bangkit secara psikologis sehingga dapat membangun hidup dari awal lagi. Pulihnya kondisi psikologis pasca bencana akan berakibat juga pada pulihnya kondisi fisik.
BUMN dengan program intinya yang membantu masyarakat korban gempa dalam pemenuhan kebutuhan logistik dan kebutuhan-kebutuhan primer terkait lainnya, meskipun belum secara official, telah berkoordinasi dengan tim dari Fakultas Psikologi UGM untuk bersama-sama menjalankan program Life Construction di daerah-daerah yang membutuhkan sebagai agen perubahan. Dari sisi Psikologi, program ini pada intinya mengajak masyarakat untuk tetap punya “obor hidup” dan semangat dalam menghadapi bencana ini.

          BUMN menyediakan bantuan secara fisik, dari bahan makanan, pakaian sampai pada bahan material bangunan untuk membangun kembali rumah yang hancur akibat gempa. Bahan material untuk pembangunan rumah sangat dibutuhkan para korban bencana karena dalam konsep masyarakat Jawa, fungsi rumah sangat besar bagi kehidupan. Untuk membangun hidup mereka kembali, harus pula diiringi dengan membangun rumah lagi. Life Construction dalam bidang psikologis merupakan kegiatan pendampingan bagi korban bencana secara informal. Para relawan bergabung dalam kegiatan yang sedang terjadi di masyarakat korban bencana dan berbincang tentang rencana hidup mereka selanjutnya. Awalnya, program pendampingan ini akan diberikan dalam bentuk self help group namun kondisi lapangan yang tidak memungkinkan menyebabkan berubahnya bentuk pendampingan menjadi informal. Indikator keberhasilan program akan dilihat dari tiga komponen self sufficiency seperti self confidence (kepercayaan diri), self inisiative (inisiatif) maupun self responsibility (tanggung jawab pribadi). Pendekatan informal dalam kemasan komunikasi yang positif dan pembentukan kemandirian akan dilakukan secara rutin dengan kelompok-kelompok yang telah diidentifikasi bersama oleh tim gabungan Psikologi dan BUMN.

          Program ini berharap akan menarik perhatian para distributor logistik ataupun bantuan yang lain untuk juga memperhatikan teknik “delivery” bantuan, bukan “hanya” dropping bantuan. Dengan demikian, dropping bantuan untuk para korban bencana gempa bumi ini terhindar dari efek negatif yang kontra penguatan diri atau penguatan komunitas dalam kemandirian, percaya diri dan tanggung jawab diri. Program yang direncanakan akan berlangsung selama 2 bulan ini masih pada tahapan awal (masuk minggu pertama). Pada dasarnya program ini memakai pendekatan riset aksi dan sangat terbuka pada masukan dan pengembangan program pengembangan diri dan atau pengembangan komunitas (community development).

Tim Program LR
Fak Psikologi & BUMN Peduli
Contact person:
Kwartarini WY (Psikologi) 081804227402
Yemo Wakulu (BUMN)

Workshop Pendekatan Modifikasi Prilaku dalam menangani Anak Autis

”Awalnya saya tidak menyadari kalau anak saya mempunyai special needs. Saya baru menyadari setelah anak saya yang ke dua lahir……” Kalimat ini diungkapkan oleh Eliza Konda Landowero, SF, Apt yang merupakan orang tua dari anak autis dalam workshop Pendekatan Modifikasi Perilaku dalam Menangani Anak Autis.

Selain Eliza Konda, ada beberapa narasumber lain yaitu Lusi Nuryanti, S.Psi Psi, psikolog yang telah banyak mempelajari dan meneliti autisme, dua orang guru SLB Dian Amanah (sekolah untuk anak – anak autis) yaitu Ririn Saptorini, A.Md.OT SKM dan Umi Zahrowati, S.Pd serta Dian, orang tua anak autis. Hadir juga Rafa, anak autis yang berusia 3 tahun.

Workshop ini mengungkap dari tiga perspektif agar peserta lebih memahami tentang autis. Psikolog menjelaskan sebab – sebab autis, cara penanganan dan penelitian – penelitian yang telah dilakukan, guru menjelaskan tentang kurikulum pendidikan anak autis dan praktek penanganan anak autis di sekolah, sedangkan orang tua berbagi tentang pengalaman mendidik dan merawat anak autis di lingkungan rumah. Sebelum diadakan diskusi dengan para narasumber, peserta diputarkan Video Penanganan Dini Autisme 1, Panduan Praktis Terapi Perilaku yang dirilis oleh Mpati, Masyarakat Peduli Autis Indonesia.

Workshop ini diadakan sebagai bagian dari kuliah Modifikasi Perilaku yang pada semester genap tahun 2005/2006 ini diampu oleh Dra. Muhana Sofiati Utami, MSi dan Dra. Neila Ramdhani, MSi, MEd.

Selain workshop, mata kuliah Modifikasi Perilaku membuka kesempatan kepada mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini untuk mengikuti kuliah dalam bentuk diskusi online atau lebih sering disebut chat yang dipandu oleh dosen pengampu.
Seluruh rangkaian acara perkuliahan pada semester ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di UGM dan merupakan bagian implementasi Inno Sinno Grant yang didukung oleh PPKB, Due-Like UGM.

Seminar Topik-Topik Penelitian Psikologi Terkini

Dalam rangka menggalakkan dan mensosialisasikan topik-topik penelitianterkini dalam bidang psikologi, pada tanggal 29 Maret 2006 fakultaspsikologi menyelenggarakan seminar sehari yang menghadirkan pembicara dariLembaga Penelitian UGM bapak Drs. Jumina, PhD. Di samping itu disajikanjuga topik penelitian dari 6 bagian yang ada di fakultas psikologi yanglangsung disampaikan oleh masing ketua bagian. Acara bertempat diauditorium fakultas psikologi G100 dihadiri oleh lebih kurang 100mahasiswa dan dosen fakultas psikologi UGM.

Lokakarya STUDENT CENTERED LEARNING : Prinsip, Aplikasi, dan Kendala Penerapannya di Perguruan Tinggi

Upaya memperbaiki sistem maupun metode pembelajaran yang dapat menyentuh berbagai dimensi pengembangan manusia telah dilakukan oleh berbagai perguruan tinggi. Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah pembelajaran yang berpusat pada manusia (Student Centered Learning=SCL). Secara teoritik, metode ini dapat menyentuh berbagai ranah bagi pengembangan manusia.

Namun demikian, usaha-usaha penerapan SCL ini masih sering mengalami hambatan sehingga metode pembelajaran yang diterapkan masih terpusat pada pengembangan aspek kognitif (intelektual) saja. Di samping itu, pengajar di perguruan tinggi yang masih menghadapi kendala dalam menerapkan SCL ini, kurang memahami strategi pemecahannya.

Lokakarya ini bertujuan untuk membantu perguruan tinggi umumnya, dan secara khusus para dosen, untuk mengenali sekaligus mengatasi berbagai kendala yang dihadapi dalam menerapkan SCL. Melalui lokakarya ini, peserta juga akan mendapat kesempatan untuk membuat dan mengembangkan rancangan pembelajaran yang berbasis SCL. Untuk mencapai tujuan tersebut, pada lokakarya ini akan dihadirkan:

1.Prof. Dr.Sri Hartati, guru besar pada Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Pada lokakarya ini, beliau menyajikan materi Prinsip-prinsip Dasar Penerapan SCL

2.Prof. Dr. Harsono, guru besar pada Fakultas Kedokteran UGM yang menyajikan materi Aplikasi SCL dalam Proses Pembelajaran

3.Supra Wimbarti, M.Sc., Ph.D. direktur SDM UGM yang juga merupakan reviewer berbagai program pengembangan perguruan tinggi pada DitJen DIKTI. Beliau menyajikan materi Kendala Penerapan SCL dan Solusi

Disamping materi yang disampaikan pembicara, pada lokakarya ini juga akan dilakukan penyusunan rencana program pembelajaran berbasis SCL yang langsung akan dipandu oleh Dr. Amitya Kumara dan Dr. Tina Afiatin, keduanya dosen Fakultas Psikologi UGM yang telah banyak meneliti, mengembangkan, kemudian memfasilitasi Pengembangan Proses Pembelajaran yang berbasis SCL di UGM.

Lokakarya ini dilaksanakan oleh Program Hibah Kompetisi A3 Fakultas Psikologi UGM. Acara akan berlangsung pada hari Selasa, 28 Maret 2006 mulai pukul 08.30 hingga 16.00. Lebih kurang 50 peserta yang hadir, mereka adalah para dosen Fakultas Psikologi dari UGM dan universitas swasta lainnya di sekitar Yogyakarta.

Dies Ke 41 Fakultas Psikologi UGM

Tak terasa, setahun telah berlalu. Fakultas Psikologi UGM bertambah umur menjadi 41 tahun. Untuk memeriahkan Dies ke 41, telah banyak rangkaian acara yang disiapkan. Diharapkan, seluruh civitas akademika ikut berpartisipasi dalam acara – acara ini. Agenda lengkapnya sebagai berikut :
Ziarah dilaksanakan pada hari Sabtu, 7 Januari 2006
Peserta : dosen dan karyawan
Lokasi : Yogya Kota, Yogya Barat Yogya Utara, Kebumen, Solo, Madiun.
Peserta berkumpul dan berangkat dari Fakultas pukul 07.00
Family Gathering : Minggu, 15 Januari 2006 pukul 08.00 – selesai, dengan susunan acara :
A. Lomba :
1. Masak Nasi Goreng ( bahan dan peralatan disiapkan oleh panitia)
2. Karaoke ( lagu bebas, cd dibawa oleh masing – masing peserta)
3. Khusus anak – anak : lomba kipas balon, makan krupuk, dan air dalam plastik.
B. Makan siang dengan menu : nasi pecel, bakso dan dawet ayu serta makanan tradisional serba rebus, yaitu : kacang rebus, pisang rebus, singkong rebus, dll.
C. Keliling Kampus menggunakan kereta kelinci (kereta mini)
Peserta : dosen dan keluarga, karyawan dan keluarga serta mahasiswa
Seminar dengan tema “KBK di Perguruan Tinggi”.
Peserta : Dosen Fakultas Psikologi UGM
Open House ( jadwal menyusul )
Pidato Dies dalam Rapat Senat Terbuka ( Selasa, 17 Januari 2006 )
Undangan bagi semua dosen/ guru besar, purnakarya dan pengurus POTMA.
Syukuran pada 17 Januari 2006 pukul 12.00 – selesai
Acara syukuran terbagi dalam : tumpengan, makan siang dan pelepasan pensiunan.

Workshop “Ketrampilan Psikologis Menuju Profesionalisme POLRI”””

Bagian Klinis Fakultas Psikologi UGM bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM dan Ford Fondation akan mengadakan pelatihan “Ketrampilan Psikologis Berwawasan Gender” bagi POLRI. Pelatihan ini merupakan pelatihan jangka panjang dan terlebih dahulu telah diujicobakan pada Satuan Keamanan Kampus (SKK) UGM dan Bintara lima Polres di DIY.

Karena itu, pada Senin – Selasa, 5 – 6 Desember 2005 yang lalu diadakan workshop terbatas untuk merumuskan modul pelatihan yang akan diberikan kepada taruna AKPOL maupun siswa – siswa sekolah Polisi yang lain ( misal SECABA, SECAPA). Workshop yang bertempat di Hotel Mercure, Yogyakarta ini dihadiri oleh dosen – dosen Bagian Klinis Fakultas Psikologi UGM dan POLRI.

Dari pihak POLRI diwakili oleh Kombes. Pol. Drs. Syafrizal Ahiar SH, MH, Kompol Joko Hary Utomo, AKP Isti Rahayu ( Akpol ) dan AKBP Dra. Sri Rumiati Msi ( Mabes POLRI).
Workshop ini bertujuan untuk menyempurnakan modul yang telah dibuat oleh Fakultas Psikologi UGM dan disesuaikan dengan iklim POLRI sehingga lebih mudah diterapkan nantinya. Rencananya, modul pelatihan yang baru dan berganti judul "Ketrampilan Psikologis Menuju Profesionalisme POLRI" ini akan diujicobakan pada para pengasuh taruna AKPOL pada Januari 2006 sebelum diberikan langsung pada taruna AKPOL tingkat II.

Seminar dan Lokakarya Nasional “Pendidikan Anak Usia Dini”” Mewujudkan Pendidikan Anak Usia Dini yang Holistik (1)”

Pendidikan anak usia dini (PAUD) sangat menentukan derajat kualitas inteligensi, kesehatan, kematangan emosional dan produktivitas manusia di masa depan. Usia dini merupakan masa keemasan (the golden age). Jika pada masa tersebut anak kurang memperoleh perhatian (pendidikan, perawatan, pengasuhan, dan layanan kesehatan serta gizi yang tepat) dikhawatirkan tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Penelitian menunjukkan bahwa sejak lahir anak memiliki kurang Iebih 100 milyar sel otak. Jika tidak rutin distimulasi dan didayagunakan, jumlah sel tersebut akan semakin berkurang yang berdampak pada pengikisan segenap potensi kecerdasan anak.
Agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, pelayanan bagi anak tidak hanya terbatas dari sisi pendidikannya, tetapi harus dilakukan secara terpadu (holistik) dengan aspek lain yang mempunyai kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
1. Aspek kesehatan dan gizi terkait dengan kualitas pertumbuhan fisik.
Ada keterkaitan erat antara kesehatan anak dengan perkembangan aspek kognitif, sosial dan emosionalnya.
2. Aspek pengasuhan dan perawatan
Dilakukan oleh orang tua keluarga maupun lembaga-Iembaga yang memberikan pelayanan bagi anak usia dini.
Dengan demikian bila intervensi pelayanan bagi anak usia dini dilakukan secara terpadu (pendidikan, pengasuhan, perawatan, kesehatan dan gizi) akan memberikan hasil yang lebih optimal dalam mendukung penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas di masa datang
Meskipun selama ini pemerintah dan masyarakat terus berupaya meningkatkan akses dan mutu pelayanan pendidikan bagi anak usia dini, namun pada kenyataannya hingga saat ini masih banyak permasalahan yang harus segera di atasi, antara lain:
a. Belum semua anak usia dini memperoleh layanan PAUD. Diperkirakan hingga tahun 2005 dari sekitar 28 juta anak usia 0-6 tahun yang terlayani pendidikan baru sekitar 27,36%
b. Masih terbatasnya pemberian pelayanan pendidikan bagi anak usia dini yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan layanan perawatan, pengasuhan, kesehatan dan gizi
c. Masih rendahnya kualitas tenaga pendidik PAUD dan belum sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dan dukungan perguruan tinggi/LPTK untuk pengembangan program studi PAUD masih sangat terbatas.

Berpijak dari dasar pokok-pokok pikiran dan permasalahan tersebut di atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Depdiknas, bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, memandang perlu untuk menyelenggarakan Seminar dan Lokakarya Pendidikan Anak Usia Dini dengan tujuan untuk mengidentifikasi, menghimpun, dan merumuskan gagasan-gagasan dan pemikiran-pemikiran tentang urgensi dan konsep program pendidikan anak usia dini yang terintegrasi dengan layanan perawatan, pengasuhan, kesehatan dan gizi bagi anak usia dini.
Seminar dan Lokakarya ini diikuti oleh peserta yang terdiri dari unsur perguruan tinggi, lembaga/organisasi pemerintah terpilih, LSM, birokrasi, praktisi, akademisi, mahasiswa dan masyarakat luas. Pakar atau nara sumber berasal dari berbagai praktisi, lembaga/organisasi/instansi yang membidangi pengembangan anak usia dini baik berasal dari dalam dan luar negeri, misalnya dari UGM, IPB, Depdiknas, UNESCO, NAEYC.
Rangkaian Seminar dan Lokakarya Nasional ini dilaksanakan selama tiga hari, yaitu : Seminar Pendidikan Anak diselenggarakan pada Senin,14 November 2005 mulai pukul 07.00 bertempat di Auditorium Magister Manajemen UGM, Jl Teknika Utara Yogyakarta. Lokakarya Pendidikan Anak Usia Dini pada Hari Selasa, 15 November 2005, mulai pukul 07.00 bertempat di Gedung G-100 Fakultas Psikologi UGM. Sedangkan pada hari terakhir, yaitu Rabu, 16 November 2005 berisi Perumusan Hasil Seminar dan Lokakarya yang juga bertempat di Gedung G-100 Fakultas Psikologi UGM.

Seminar dan Lokakarya Nasional Pendidikan Anak Usia Dini “Mewujudkan Pendidikan Anak Usia Dini yang Holistik” (2)

Seminar Pendidikan Anak Usia Dini yang berlangsung di Auditorium Magister Manajemen, UGM tanggal 14 November yang lalu dihadiri oleh 500 peserta dari berbagai kalangan yang berhubungan dengan pendidikan anak usia dini.

Materi yang disampaikan dalam seminar ini bersumber dari berbagai sektor yang kompeten di bidangnya, misal dari segi pendidikan nasional disampaikan oleh para ahli dari Depdiknas, dari segi kesehatan disampaikan oleh Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM, dari segi psikologis oleh Guru Besar Fakultas Psikologi UGM, dari segi gizi oleh Guru Besar IPB, dll. Contoh materi yang disampaikan misalnya, Peranan dan Manfaat PAUD Secara Holistik oleh Prof. Dr. Retno Sunarminingsih, M.Sc, UNESCO Perspective on Early Childhood Care and Education/ Comparative Study oleh Ms. Soo-Hyang Choi (Chief Section for Early Childhood and Inclusive Education, Education Sector, UNESCO Paris), Rencana Pembangunan PAUD dalam Kerangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Jangka Panjang oleh Dra. Nina Sarjunani, MA ( Staf Ahli Menteri Negara Perencanaan dan Pembangunan Nasional Bidang SDM).

Seminar yang dibuka oleh Menteri Pendidikan Nasional diwakili oleh Ace Suryadi, Ph.D ( Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah) ini berlangsung sejak pukul 09.00 – 18.00. Untuk memeriahkan acara, ditampilkan pertunjukan anak – anak, juga diadakan pameran foto tentang anak – anak koleksi UNESCO dan UFO, UGM di depan Ruang Seminar.
Sedangkan Lokakarya yang berlangsung keesokan harinya, diikuti oleh sekitar 70 orang undangan yang berasal dari seluruh Indonesia. Peserta dibagi menjadi tiga kelompok yang masing – masing membahas Perumusan Konsep Kebijakan Pemerintah Dalam Mendukung Pelayanan PAUD yang Holistik (Terintegrasi dengan Pengasuhan, Perawatan, Kesehatan dan Gizi), Perumusan Konsep Kebijakan Pemerintah dalam Perluasan Akses dan Peningkatan Mutu PAUD dan Perumusan Konsep Pengembangan Program Studi PAUD Pada Perguruan Tinggi/LPTK. Pembahasan ini dilanjutkan oleh Tim Perumus pada Rabu, 16 November 2005.