Arsip:

Rilis

Kerjasama Inha University Dan UGM

Dalam rangka meningkatkan kerjasama Fakultas Psikologi UGM dengan Prof. Uichol Kim dari Universitas. Inha Korea, baru-baru ini tim dari Fakultas Psikologi UGM berkunjung ke Universitas Inha.

Selain ke Universitas Inha, upaya peningkatan kerjasama dari tingkat individu ke lembaga ini dilakukan sekaligus oleh Tim Fakultas Psikologi dengan Departemen Psikologi di Korea University, Seoul National University, dan Yonsei University.

Di tiga universitas ini Tim Fakultas Psikologi langsung ditemui oleh masing-masing ketua departemen, sementara di Universitas Inha tim diterima oleh Presiden, Dekan Bidang Kerjasama, chairmain program studi, dan tiga profesor psikologi. Tim Fakultas Psikologi terdiri dari Prof. Djamaludin Ancok, Prof. Faturochman, Dr. Sugiyanto, dan Wahyu Widhiarso, S.Psi.


Presiden Universitas Inha sangat terkesan dengan kondisi UGM yang dijelaskan Tim dan langsung meminta Kantor Kerjasama Internasional merancang kerjasama dengan UGM. Presiden Universitas Inha juga menyatakan ketertarikanya untuk berkunjung ke Indonesia, khususnya UGM.

Ada potensi kerjasama bidang psikologi ini diperluas untuk bidang lain, di antaranya adalah manajemen. Universitas mengembangkan salah satu program yang disebut Global MBA yang melibatkan beberapa universitas di dunia.Untuk mewujudkan ide ini diperlukan MOU antara UGM dengan Inha. Profesor Djamaludin Ancok yang juga anggota MWA akan membawa hasil pembicaraan ini ke pihak Pimpinan Universitas.

Inha adalah singkatan dari Incheon-Hawaii. Incheon adalah kota bandara internasional di luar Seoul yang merupakan lokasi Universitas Inha. Hawaii menjadi tujuan migran Korea dan setelah berhasil secara ekonomi para migran tersebut mendonasikan sebagian uangnya untuk mendirikan universitas di Incheon.


Pada saat ini, Inha sebagai universitas yang berkembang sangat pesat mendapatkan dukungan finansial yang banyak dari Korean Airline yang termasuk Hanjin Group, yaitu perusahaan Korea yang memiliki modal dan keuntungan besar dalam perkembangan ekonomi beberapa tahun terakhir. Moto baru mereka juga disingkat Inha, Innovation and Harmony.

Universitas Inha memiliki 13 college yang mengelola progam bachelor dan 7 graduate schools yang mengelola program master serta doktor. Pada akhir tahun 2007 univeristas ini memiliki mahasiswa 19.340 orang, 518 di antaranya mahasiswa internasional. Di samping itu Universitas menerima 82 mahasiswa dari universitas luar negeri dan mengirim 186 ke universitas di luar Korea dalam program pertukaran mahasiswa. Jumlah dosen tetap sebanyak 732, dosen tidak tetap sebanyak 900, dan staf administratif 319 orang.

Melihat potensi dan awal hubungan yang baik ini, kerjasama UGM-Inha tampaknya perlu segera ditindaklanjuti agar UGM makin cepat menjadi universitas berkaliber dunia.

Yonsei University: Indah Kampusnya, Hebat Prestasi Akademiknya

Program psikologi di universitas Korea manakah yang paling kuat? Bila indikasinya adalah publikasi ilmiah melalui jurnal dan paper ilmiah, maka Universitas Yonsei adalah jawabnya. Keunggulan ini dilengkapi dengan kemampuan Departemen Psikologi Universitas Yonsei memenangkan Brain Korea 21, dana pengembangan akademik dalam jumlah yang besar. Lagi pula, Yonsei adalah salah satu universitas paling tua dan khusus untuk Departemen Psikologi Universitas Yonsei juga memiliki profesor lulusan dari universitas di Amerika dan Inggris yang memiliki reputasi selangit seperti Harvard.

Bila kita masuk departemen ini, maka akan sangat terasa suasana akademiknya. Hasil-hasil penelitian banyak dipampang di sepanjang lorong gedung dalam bentuk poster yang besar-besar. Artinya, orang yang baru berjalan masuk kampus ini pun sudah mendapat pengetahuan yang banyak dan menjadi pintar. Bila kemudian masuk ke ruangan-ruangan di kampus ini akan lebih jelas bahwa di situ memang kawah ’candradimuka’ bagi ilmuwan. Ruang-ruang dosen dipenuhi banyak sekali jurnal, buku, dan data penelitian. Ruang-ruang dosen berdampingan dengan laboratorium. Jadi, lengkaplah Departemen Psikologi Universitas Yonsei menjadi lembaga yang kuat dalam mengembangkan ilmu.

Secara fisik, Universitas Yonsei juga menarik. Terletak di bukit pinggir kota Seoul, kampusnya sangat hijau saat dikunjungi. Bahkan, ada hutan buatan dan beberapa bangunan berdiri di tepi hutan itu. Bagi civitas akademika yang menyukai ’keramaian’ juga tidak ada masalah. Bagian depan kampus ini datar, tersedia berbagai fasilitas, dekat jalan utama kota, dan cukup ramai. Di bagian depan ini pula terletak perpustakaan; gedungnya tampak menonjol karena tergolong paling besar di universitas ini. Namun, tidak semua sempurna di situ. Jalan di depan universitas yang menuju ke kota tergolong kekal macetnya.

Tim Fakultas Psikologi UGM yang terdiri dari pak Fatur, pak Giyanto, dan mas Wahyu merasa sangat beruntung berkesempatan mengunjungi Departemen Psikologi Universitas Yonsei. Lima profesor yang menemui Tim UGM sangat terbuka, ramah, dan bersahabat meskipun baru bertemu sekali. Mereka tidak berkeberatan bekerjasama dalam bidang akademik dengan Fakultas Psikologi UGM. Di antara beberapa bidang/topik riset yang ada, personality & social psychology (al. happiness) dan kognitif (al. efek kebisingan), dapat dijajagi secara intensif untuk dikerjakan di Universitas Yonsei dan UGM. Mereka juga tertarik untuk berkunjung ke UGM suatu hari nanti. Kemungkinan ini sangat besar akan terwujud. Betapa tidak? Salah satu staf di sana, Prof. Eukook Suh, ternyata pernah tinggal 4 tahun di Indonesia pada pertengahan tahun 1970-an ketika masih kecil dan pernah juga ke Yogyakarta. Sedikit-sedikit dia masih ingat bahasa Indonesia. Dia juga ingat pisang goreng, pisang ambon, dan tentu saja Borobudur yang agung. Ftr

Mahasiswa Magister Sains Psikologi di Seoul

Namanya Saudaranta Tarigan, masih tercatat mahasiswa Program Magister Sains Fakultas Psikologi UGM. Dia memang sudah lama sebagai mahasiswa dan belum lulus hingga kini, namun dia bukan mahasiswa biasa. Setelah lulus teori dan mendapatkan pembimbing tesis, dia diterima sekolah S2 di Seoul. Karena itu dia cuti dua semester dan kemudian tidak aktif lebih dari tiga semester. Itu dilakukan untuk menyelesaikan studinya di Korea.

Setelah dia selesai S2 di Korea dia langsung diterima untuk kuliah S3 di Yonsei University dengan beasiswa dari universitas itu. Namun dia memutuskan untuk kembali dulu ke Indonesia dan berusaha menyelesaikan tesis di Magister Sains Psikologi. Target satu semester untuk menyelesaikan tesis tidak dapat tercapai karena harus mencari biaya selama tinggal di Yogya, terhambat mencari data, dan ada masalah lain.

Pada saat berusaha menyelesaikan tesisnya, dia melamar ke dua perusahaan besar Korea, yaitu Samsung dan Daewoo. Keduanya menerima dia dan yang dipilih adalah Daewoo karena Samsung akan mempekerjakan dia di Jakarta sementara Daewoo di Seoul. Posisi yang ditempati sangat strategis, kerja kantoran. Sebuah posisi yang sulit direbut oleh orang Indonesia di Korea. Sebagai catatan, di Korea ada 28 ribu tenaga kerja Indonesia dan sebagian besar adalah pekerja pabrik (buruh).
Tim Fakultas Psikologi UGM yang sedang berkunjung ke Seoul dapat bertemu dengannya dan mendapatkan banyak cerita tentang dia. Secara singkat dapat dikatakan bahwa posisi bagus yang dia tempati sekarang jelas bukan karena keberuntungan. Dia pekerja keras, memiliki prestasi sekolah baik, mampu berkomunikasi dengan baik, dan pengalaman segudang. Selama tiga tahun tidak aktif di Program Magister Sains Psikologi, dia ternyata tidak hanya kuliah di Seoul. Dia harus bekerja macam-macam untuk biaya hidup karena beasiswa hanya diberikan untuk tuition fee. Ketika liburan semester, dia menjadi relawan di beberapa negara seperti di Rusia, Tazikistan, Sri Lanka, dan Philipina.

Meskipun memiliki posisi yang baik di perusahaan Daewoo Seoul dan sudah mengantongi ijasah S2 hukum dari luar negeri, dia masih sangat tinggi motivasinya untuk menyelesaikan tesis S2 Magister Sains Psikologi UGM. Data-data penelitian untuk tesis telah dikumpulkan dan analisis juga sudah dilakukan. Dalam waktu dekat draf tesisnya akan diselesaikannya. Pebimbing tesis akan membantunya dengan memberi kesempatan berkonsultasi melalui email. Semoga dia berhasil. Ftr.

Tim Psikologi UGM Di Seoul National Dan Korea University

        Tiga dosen yang ditugaskan Fakultas Psikologi UGM, Dr. Sugiyanto, Prof. Faturochman, dan Wahyu Widhiarso, SPsi., serta relawan Prof. Djamaludin Ancok berkunjung ke Korea. Empat Universitas akan dikunjungi tim ini, yaitu Korea University, Seoul National University, Inha University, dan Yonsei University. Tim ini ditugasi untuk mempelajari perkembangan psikologi, penjajagan kerjasama, dan identifikasi lembaga pendidikan psikologi di universitas-universitas tersebut.

        Dr. Sugiyanto dan Prof. Faturochman sebagai wakil Fakultas Psikologi UGM berkunjung resmi ke Department of Psychology Seoul National University (SNU). Universitas ini dipilih untuk dikunjungi karena merupakan universitas terbaik di Korea. Buktinya, sekitar 40 persen pimpinan seperti CEO perusahaan ngetop di Korea dan pejabat penting di kantor-kantor Pemerintah Korea adalah lulusan SNU. Reputasi ini tercatat juga di KBRI Korea seperti digambarkan oleh staf KBRI yang mendampingi tim, Vicka A. Rompis, dalam perjalanan menuju kampus SNU.

        Di SNU tim ditemui Kepala Departemen Psikologi, yaitu Prof. Incheol Choi. Dia menyambut hangat kunjungan tim memberi penjelasan detil tentang departemennya dan membuka diri untuk kerjasama lebih lanjut. Salah satu tema riset yang potensial untuk diterliti bersama adalah tentang peran emosi dalam pengambilan keputusan, sebuah studi yang dirancang untuk dibanding antar negara.

        Beberapa fakta tentang depertemen ini cukup menarik, misalnya, tiap tahun hanya menerima sekitar 20 mahasiswa S1 dan 15 mahasiswa S2. Jumlah mahasiswa S3 total kurang dari 10 orang. Jumlah stafnya juga ’mini’, yaitu 12 orang. Namun, mereka semua berpendidikan doktor dan memegang jabatan guru besar. Yang hebat dari departemen ini adalah, pertama, 10 profesornya lulusan universitas ngetop dunia dan dua lainnya dari universitas ngetop di Korea tapi bukan SNU. Kedua, orientasi departemen yang pokok bukan mengajar tetapi meneliti. Ketiga, produktivitas penelitian dalam bentuk publikasi sangat baik dan terapan hasil riset psikologi bagi pemerintah maupun perusahaan swasta dirasakan sangat berguna. Ini dapat tercapai karena mahasiswa dididik dengan terlibat dalam riset dan perusahaan-perusahaan swasta dan lembaga luar Korea seperti US Air Force ikut membiayai riset.

        Di Korea University Prof. Dr Djamaluddin Ancok dan Wahyu Widhiarso, S.PSi bertemu dengan beberapa dosen dari Korea University Prof. Choi June Seek, Ph.D Taekyun Hur, Ph.D dengan Yang Seok Cao, Ph.D. Materi yang dibahas antara lain adalah:

  • Pemetaan potensi kerjasama dalam pengembangan penelitian pada berbagai bidang psikologi. Bentuk kerjasama yang dibicarakan adalah kerjasama antara penelitian antara working group yang ada di Fakultas Psikologi UGM dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh dosen Korea University. Prof. Choi June Seek, Ph.D mendukung bentuk kerjasama ini dan bersedia menjadi kontak penghubung dengan dosen di Universitas Korea.
  • Pemetaan potensi kerjasama dalam bidang akademik misalnya pertukaran dosen dan mahasiswa. Perkuliahan di Departement of Psychology Korea University 20% menggunakan bahasa Inggris yang disediakan bagi mahasiswa internasional sehingga potensi untuk bekerja sama dalam bidang akademik terbuka lebar.

        Kunjungan ini masih merupakan awal yang baik bagi Fakultas Psikologi UGM untuk menambah wawasan mengenai profil universitas di Asia selain universitas di Amerika dan Asia yang sudah banyak dieksplorasi sebelumnya. Tim Fakultas Psikologi UGM menemui banyak mendapatkan pelajaran dari kunjungan tersebut mengenai pengelolaan laboratorium psikologi yang baik dan mutakhir, pengelolaan SDM yang efektif dan efisien serta penataan lingkungan kampus yang asri. Kunjungan ke Korea University dan Seoul National University berjalan lancar berkat dukungan Bapak Ahmad Mulia Karnida dan Ibu Vicka A. Rompis yang mendampingi tim dalam melakukan kunjungan sekaligus menjadi penghubung dengan profesor universitas di Korea.Ftr-Sy


Bersama Prof. Inchol, Ph.D di salah satu ruang kerja 

Bersama Prof. Choi June Seek, Ph.D sebuah taman
di KoreaUniversity


Bersama Bapak Ahmad Mulia Karnida di depan
salah satu kampus Korea University


Bersama Vicka A. Rompis, Staf KBRI di Seoul di
Depan Kantor Pusat SNU

   

“Alumni Back To Campus”, Sebuah Kiat Menghadapi Publik

Pernahkah Anda mengenal nama – nama orang sukses seperti Fritz Perls, Virginia Satir, Gregory Bateson, Milton Erickson?? Atau, jika itu kurang familiar di telinga Anda, paling tidak Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan nama – nama seperti Andre Agassi, mendiang Lady Diana, Nelson Mandela, Ronald Reagan, ataupun si penulis buku fenomenal "Rich Dad Poor Dad", Robert T. Kiyosaki.

Apa yang menjadi persamaan mereka semua ?? Anda tidak salah jika menyebut bahwa ketenaranlah yang menyatukan mereka dalam satu golongan. Namun, di balik ketenaran dan kesuksesan tokoh – tokoh di atas, metode "di balik layar kesuksesan" yang mereka gunakan pun ternyata serupa. Yak, mereka menggunakan NLP dalam berbagai bidang yang mereka jalani, dalam hubungannya ketika berinteraksi dengan orang lain, seperti misalnya dalam public speaking.

NLP?? Apa itu NLP?? Seberapa krusialkah pengaruhnya hingga dapat "berdiri" di balik kesuksesan beberapa orang??  Mungkin, pertanyaan itulah yang akhir – akhir ini kerap terlontar dari banyak orang yang masih awam dengan istilah yang dewasa ini seperti sedang marak terdengar. Untuk itulah, sebagai dasar pengenalan terhadap metode tersebut, Fakultas Psikologi UGM dalam program "Alumni Back To Campus", mengundang mahasiswa dan staff pengajarnya untuk berkenalan dengan hal ini. Acara dengan tema "NLP for Public Speaking" ini diadakan pada Kamis, 24 April 2008, bertempat di ruang A-203 Fakultas Psikologi UGM.

Acara ini mengundang Abdul Aziez,S.Psi sebagai pembicara. Abdul Aziez, S.Psi merupakan alumni Fakultas Psikologi UGM tahun 1994, yang pernah berkarier di berbagai perusahaan besar di Indonesia, seperti : PT Astra International Tbk, PT KIA Keramik Mas (Ongko Group), serta PT MPS (Freeport Group) dan PT Sorini Towa Berlian Corporindo (joint venture company AKR Group dengan Mitsubishi Corporation Jepang).Selain itu, ia memiliki kompetensi yang tak diragukan lagi dalam NLP. Ia merupakan konsultan dan trainer yang berbasis NLP, dengan sertifikasi internasional dari NFNLP USA. Selain itu ia juga dikenal sebagai hypnotist dan hypnotherapist bersertifikasi dan telah membantu banyak kliennya keluar dari  kesukaran.

Acara ini dimulai dengan pengenalan dasar terhadap pengertian NLP. NLP yang merupakan singkatan dari Neuro Linguistic Programming ini merupakan sebuah program yang bertujuan agar otak atau pikiran bekerja sebagai "boss" atau pemandu dalam sebuah aktifitas, bukan sebagai budak dari kegiatan tersebut.Artinya, apa yang kita ucapkan, akan menjadi perintah bagi sel-sel saraf di tubuh kita, untuk membentuk suatu susunan tertentu yang berakibat munculnya pikiran dan perasaan tertentu pula.

NLP kini bukan hal yang asing lagi, karena aplikasinya yang sudah begitu luas,  seperti dalam bidang  pekerjaan, bisnis, hipnotis/persuasi ,  edukasi, masalah  klinis,  bahkan olahraga dan interaksi sehari – hari dengan orang di sekitar. Namun, jika kita mengira bahwa NLP merupakan barang baru yang sedang menjamur, ternyata keberadaan NLP ini sudah ada sedari dulu. Dalam program ini, Abdul Aziez,S.Psi juga memperkenalkan sejarah NLP dan periodenya. Seperti pada periode awal pada masa tahun 70-an, di mana NLP digawangi oleh tokoh – tokoh seperti  Richard Bandler. dan Anthony Robbins. Setelah  keterangan dan pengenalan umum, acara ini pun berlanjut dengan topik khusus mengenai metode – metode berbasis NLP yang digunakan dalam public speaking. Tenyata, kini tak cukup hanya bermodalkan suara keras, keberanian serta keberanian berbicara di depan umum saja yang digunakan dalam public speaking, keterampilan pun diperlukan dalam hal ini. Dengan kiat berbasis NLP, pembicara mengajak audience untuk belajar mengenai dasar – dasar aplikasinya dalam keterampilan bicara di depan publik, yakni menentukan outcome dan ukurannya, melakukan rapport,  mengarahkan state of mind, gunakan 3 V (Verbal, Visual,  Vocal),  selalu mengendalikan situasi dan mengecek outcome.

Seminar ini memang hanya berlangsung selama kurang lebih dua jam, waktu yang mungkin dirasa kurang jika ingin bersungguh – sungguh mempelajari program ini. Namun, jika dilihat sebagai sebuah pengenalan dan aplikasi konkret  dalam kehidupan, ulasan dalam acara ini cukup komprehensif. Selain itu, program ini juga bisa dikatakan sebuah pembuka bagi pribadi yang berminat dalam bidang ini. Entah itu sekedar sebagai tambahan skill di luar kelas, maupun jika ingin menerapkan NLP sebagai kunci kesuksesan di kemudian hari.

Alumni Back to Campus, Mahzab Keempat Dunia Psikologi

Jika Anda ditanya mengenai kekuatan dan pendekatan yang ada di dalam Psikologi, mungkin yang terbesit di benak Anda adalah Psikoanalisa, Behaviorisme ataupun Humanistik. Anda juga mungkin dapat memaparkan ketiga pendekatan di atas secara menyeluruh dan komprehensif. Hal itu, wajar saja, karena memang selama ini baik Psikoanalisa, Behaviorisme dan Humanistik sudah sangat dekat dengan kita dan bahkan sudah mengakar dalam diri kita. Lantas bagaimana, jika Anda ditanya mengenai mahzab keempat dunia Psikologi yakni Psikologi Transpersonal, apa yang berkecamuk di dalam otak Anda ? Akankah Anda sudah mengenal hal tersebut ? Atau Anda malah sama sekali masih asing dengan kata Psikologi transpersonal ?.

 

Dalam seminar ” Berkenalan dengan Psikologi Tranpersonal ” yang merupakan rangkaian dari acara Alumni Back to Campus dinyatakan bahwa Psikologi Transpersonal merupakan kekuatan keempat di dalam dunia Psikologi. Psikologi Transpersonal berdiri pada pertemuan antara psikologi modern dengan spiritualisme, budaya Barat dan Timur, modern dan tradisional. Acara yang diadakan pada tanggal 7 Mei 2008 di A 203 Fakultas Psikologi UGM ini menghadirkan Hendro Prabowo, Spsi, Msi lulusan Psikologi UGM tahun 1987 sebagai pembicara. Beliau adalah dosen Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma, Jakarta dan Praktisi Psikologi Transpersonal. Sekarang, Beliau sedang menempuh S3 di Fakultas Psikologi UGM.  Beliau menjelaskan tentang pengertian, perkembangan, tingkat kesadaran manusia dan cara-cara yang dilakukan dalam Psikologi Transpersonal seperti yoga, relaksasi dan meditasi.

 

Seminar ini semakin menarik, karena di dalam acara tersebut ada praktek relaksasi sebagai salah satu cara untuk berkenalan dengan Psikologi Tranpersonal. Para peserta diminta untuk relaksasi agar mereka mampu mengalami dan merasakan keadaan Alpha. Keadaan Alpha adalah keadaan dimana kita relaks tanpa stress dan pikiran kita fokus terhadap satu hal.  

 

Hanya dalam waktu kurang lebih tiga jam, banyak hal yang dapat kita pelajari. Harapanya, seminar ini dapat membuka wawasan kita untuk mengetahui apa itu Psikologi Transpersonal. Rasanya tak muluk-muluk jika di balik acara tersebut tersirat keinginan agar peserta juga dapat menerapkan mahzab keempat ini paling tidak bagi dirinya sendiri.

 

Ramah Tamah Tim Fakultas Psikologi dengan KBRI Korea

Tanggal 12 -17 Mei 2008 Tim Fakultas Psikologi, UGM melakukan kunjungan ke berbagai universitas di Korea Selatan dalam rangka internasionalisasi Fakultas Psikologi, UGM.  Tim mendapatkan sambutan yang luar biasa mengesankan dari keluarga besar KBRI di Korea Selatan. Diawali dari penjemputan kedatangan tim di Bandara Incheon Korea Selatan, penyediaan fasilitas penginapan yang baik dan lengkap, mobil pengantar tim ke empat universitas di Korea Selatan (Korea University, Seoul National University, Yonsei University dan Inha University),

Pada  tanggal 13 Mei 2008 hari selasa malam KBRI Korea Selatan mengadakan acara ramah tamah antara pimpinan beserta staf KBRI Korea Selatan dengan Tim Fakultas Psikologi UGM. Acara dimulai dengan pidato sambutan oleh Pimpinan KBRI Korea Selatan Drs. Foster Gultom yang memberikan wawasan kepada tim tentang tugas di KBRI dan sekilas tentang aspek ekonomi, politik  dan budaya masyarakat  Korea Selatan. Wawasan ini sangat membantu Tim UGM dalam berinteraksi dengan masyarakat akademis universitas yang dikunjungi. Sambutan dan ucapan terima kasih dari pihak Fakultas Psikologi, UGM diwakili oleh Prof. Dr. Faturochman.

Setelah jamuan makan malam acara dilanjutkan dengan penyampaian ceramah oleh Prof. Dr. Djamaludin Ancok dengan topik Pengembangan Modal Manusia dalam Menghadapi Perubahan Global. Untuk membuat suasana akrab dan hangat ceramah ditutup dengan sebuah permainan simulasi sinergi antar unit yang diikuti oleh peserta staf KBRI dengan penuh antusias.

Tim kunjungan UGM atas nama Universitas Gadjah Mada menghaturkan  penghargaan yang besar dan apresiasi yang tinggi kepada KBRI di Korea atas dukungannya kepada Fakultas Psikologi, UGM yang telah memfasilitasi kunjungan Tim Fakultas Psikologi. Secara khusus Tim menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada ibu Vicka A. Rompis dan Ibu Gitasari Widowati atas kerja keras beliau berdua menyiapkan segala hal yang terkait dengan kujungan ke Korea Selatan.

Mengintegrasikan Psikologi: Peluang atau Mimpi

Fakultas Psikologi UGM kembali mendapat anugerah dengan diangkatnya profesor Dicky Hastjarjo, Ph.D sebagai guru besar ke enam belas di Fakultas Psikologi UGM.

Doktor lulusan The American University tahun 1999 yang mengambil judul disertasi Effects of Different Reinforcer Probabilities and Delays on Choice as A Function of Income Level tetap konsisten dengan pendekatan psikologi eksperimen dan pendekatan-pendekatan psikologi perilaku dalam memahami manusia.

Pada tanggal 5 Mei 2008, Profesor Dicky Hastjarjo menyampaikan pidato pengukuhannya di hadapan senat terbuka di Balai Senat Universitas Gadjah Mada.Mengintegrasikan Psikologi: Peluang atau Mimpi adalah judul pidato pengukuhan Profesor Dicky Hastjarjo yang secara khusus mendalami bidang Kognisi seperti memory, thinking, problem solving and learning. Setelah pidato pengukuhan tersebut disampaikan, rencananya beliau akan mengadakan Semiloka dengan tema Psikologi Dasar dan Terapan (Teori, Metode, dan Praktek Psikologi). Semiloka  yang akan diselenggarakan pada tanggal 12 Juni 2008 tersebut merupakan uraian dan follow-up dari pidato pengukuhan beliau mengenai integrasi psikologi.

Untuk itulah, sebelum pelaksanaan acara tersebut, Profesor Dicky Hastjarjo mengundang pihak – pihak yang terkait dengan psikologi dalam bidang studi lain (Budaya, Hukum, Kesehatan, Pertanian, dsb) untuk menanggapi ide dan pidatonya mengenai integrasi psikologi.  Tanggapan  ini dikumpulkan dalam  bentuk  artikel, baik hasil penelitian maupun non penelitian, selambat – lambatnya Kamis, 5 Juni 2008.Semua penulis artikel akan diundang pada waktu semiloka. **

Acara yang akan diselenggarakan tersebut merupakan suatu alternatif dari bentuk syukuran pengukuhan guru besar. Hal ini menunjukkan komitmen beliau yang besar terhadap bidang yang ditekuninya.

Selamat berkarya, Pak Dicky! Semoga tambah produktif.

Keterangan:
** : keterangan lebih lanjut mengenai ketentuan penulisan dan pengumpulan artikel  dapat  menghubungi Contact Person atas nama Sri  Kusrohmaniah (0811-282-032): Bagian Psikologi  Umum dan  Eksperimen,  Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta 55281.