Rilis
Selasa 19 Agustus 2008, Bagian Psikologi Umum dan Eksperimen melakukan kajian
buku Rancangan Kuasi-Eksperimen yg ditulis oleh Cook & Campbell. Acara kajian buku ini dihadiri oleh sebagian besar dosen Fakultas Psikologi, terutama pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian. Pada acara Kajian Buku ini, tampil sebagai pembicara Prof. Dicky Hastjarjo, Ph.D. pengampu matakuliah Metodologi Penelitian pada program Magister Sains & Magister Profesi.
Kajian buku membutuhkan waktu yang tidak sedikit sehingga acara ini akan dilakukan secara berseri. Pada seri 1 ini penyaji menyajikan ringkasan Bab 1 ttg seluk-beluk eksperimen dan kausalitas (hubungan sebab-akibat). Apa yg disebut eksperimen dan
apa bedanya dg kuasi-eksperimen dikaji secara mendalam. Keduanya harus ada perlakuan/tritmen (variabel independen) yg dimanipulasi, ada unit eksperimental (tidak selalu individu), dan ada pengukuran dampak (variabel dependen). Yg membedakan keduanya adalah kalau eksperimen harus ada penugasan random/acak, sedangkan kuasi-eksperimen tidak.
Kajian seri 2 akan dilaksanakan pada kesempatan yan akan datang dengan mengkaji validitas (internal, konstruksi, keputusan statistik, & eksternal). Semoga kajian seperti ini dapat meningkatkan kepekaan dan semangat ilmiah bagi sivitas akademika fakultas psikologi UGM.
Bertempat di Aula G-100, para wisudawan periode Agustus 2008 Fakultas Psikologi UGM mendapat pembekalan dari alumni dan praktisi HRD. Acara yang diselenggrakan pada hari Kamis, 14 Agustus mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB tersebut dihadiri tidak hanya oleh para calon wisudawan, namun sejumlah mahasiswa S1 yang masih aktif kuliah ikut hadir. Pembekalan ini memang tidak dipungut biaya sama sekali alias gratis.
Dalam paparannya, Drs. Adji Bintarto selaku praktisi mengangkat tema ‘Rekrutmen dalam Praktek dan Tips Sukses Mendapatkan Pekerjaan di Jaman Persaingan Ketat’. Beliau banyak menjelaskan tentang tips-tips untuk lolos dalam proses rekrutmen serta berbagi pengalaman selama menjadi personalia di beberapa perusahaan yang pernah dia masuki. Dalam sesi ini juga diadakan kegiatan tanya jawab.
Sesi berikutnya diisi dengan sharing pengalaman dunia kerja dari alumni fakultas Psikologi UGM, Marendra Noviansyah. Beliau juga memberikan paparan tentang Nasmoco Group beserta peluang berkarier sebagai management trainee di perusahaan tersebut. Nasmoco Group merupakan dealer resmi Toyota untuk wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
Meskipun gratis, peserta hanya dibatasi untuk wisudawan dan dua puluh mahasiswa S1 tingkat akhir saja. Acara ini sangat bermanfaat untuk mempersiapkan para wisudawan menghadapi beragam tantangan dunia kerja. Hal ini penting sehingga mereka dapat lebih mantap meniti karirnya usai menyelesaikan studi di Fakultas Psikologi UGM.
Berikut kalender akamedik semester I-2008/2009 :
01 Agustus–13 Agustus 2008 —> Registrasi mahasiswa lama
14 Agustus 2008 (jam 13.00) R.G-100 —> Sosialisasi kurikulum tahun 2007
12 Agustus–15 Agustus 2008 —> Bimbingan KRS dengan DPA
19 Agustus–22 Agustus 2008 —> Pengisian KRS on_line
19 Agustus 2008 = angkatan 2005 dan sebelumnya
20 Agustus 2008 = angkatan 2006
21 Agustus 2008 = angkatan 2007
22 Agustus 2008 = angkatan 2008
Pendaftaran peserta KKN
25 Agustus – 17 Oktober 2008 —> Kuliah & Praktikum tahap I (7 minggu)
25 Agustus – 12 September 2008 —>Edit & drop KRS (ke DPA & on_line):
Perubahan, Penambahan, Pengurangan dan Pembatalan mata kuliah (3 minggu)
29 September – 03 Oktober 2008 —> Libur Idul Fitri
20 Oktober – 31 Oktober 2008 —> Ujian Sisipan (2 minggu)
03 November – 19 Desember 2008 —> Kuliah & Praktikum tahap II (7 minggu)
22 Desember – 02 Januari 2009 —> Minggu tenang
05 Januari2009 – 16 Januari 2009 —> Ujian Akhir Semester (2 minggu)
Waktu tiga tahun tidaklah sebentar. Dalam jangka waktu itulah Fakultas Kedokteran UGM dan Fakultas Psikologi UGM bekerjasama dengan RS Dr. Sardjito mengabdikan dirinya kepada masyarakat Aceh yang terkena bencana Tsumani tepatnya pada tanggal 26 Desember 2004 lalu.
Bagi Fakultas Psikologi sendiri, kegiatan terebut mendorong Fakultas Psikologi dalam mengembangkan guideline pemberian pelayanan kesehatan jiwa dalam situasi bencana maupun dalam sistem kesehatan secara umum.
Secara resmi program yang dilakukan di Aceh ini sudah berakhir sejak 31 Desember 2007, dengan masa transisi sampai bulan Juni 2008. Sebagai tindak lanjut dari pengakhiran program di Aceh ini, Fakultas Kedokteran UGM, Fakultas Psikologi UGM dan RS Dr. Sardjito mengadakan acara penutupan di Auditorium Fakultas Kedokteran UGM. Dalam acara ini membahas tentang buku yang berjudul ”Tiga Tahun Kegiatan RS Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi UGM di Aceh” yang merupakan rekapan kegiatan yang dilakukan selama tiga tahun di Aceh. Diharapkan buku ini dapat dijadikan pegangan bagi pihak-pihak lain yang akan meneruskan kegiatan yang serupa.
Berbicara tentang seni ternyata tidak harus tertuang dalam suatu hasil karya seperti tari maupun lukisan. Akan tetapi di dalam science seperti Psikologi ini di dalamnya juga terdapat sebuah seni yang agung.
Menurut Teddi Prasetya Yuliawan alumni dari Fakultas Psikologi UGM tahun 2005 ini, seni dalam Psikologi tak lain adalah NLP. Dalam acara yang diadakan pada tanggal 2 Agustus di ruang G207 ini, Teddi mengungkapkan bagaimana NLP dan pertanyaan-pertanyaan di dalamnya dapat dikatakan sebagai sebuah seni. Pada dasarnya Teddi menyatakan bahwa NLP adalah menjadikan sadar apa yang tidak disadari dan mengotak-atik struktur bukan sebuah content. Secara singkat, dalam acara ini juga dijabarkan mengenai beberapa pilar dalam NLP. Pilar-pilar tersebut antara lain adalah
1. “I”, pada intinya pada pilar ini adalah mengembalikan tanggung jawab klien
2. Out come, apa yang diinginkan oleh klien
3. Rapport, membuat hubungan yang baik dengan klien
4. Sensory acuity, yaitu peka terhadap keadaan klien
5. Behavioral Flexibility
6. Ekologi, yaitu melihat keterkaitan satu hal dengan hal yang lain.
Acara yang dimulai dari pukul 13.00-17.00 ini berlangsung dengan baik dan lancar. Para peserta terlihat antusias dan puas dengan acara tersebut. Selain pulang dengan membawa makanan tentunya peserta juga mendapatkan ilmu yang jauh bermanfaat.
Prof. Byron Good bersama istrinya Prof. Mary-Jo Delvicio Good bukan tamu asing bagi Fakultas Psikologi UGM. Beliau datang pertama kali sebagai Fullbright visiting professor di Fakultas Psikologi UGM pada tahun 1996, sementara itu istrinya menjadi visiting professor di Fakultas Kedokteran UGM. Pada saat itu pak Byron (begitu panggilan akrab beliau) memberikan kuliah untuk mahasiswa S-2 selama satu semester di bidang Culture and Psychopathology. Beliau adalah seorang antropolog yang mendalami bidang kesehatan mental. Sejak kunjungan pertama itu pak Byron secara rutin datang ke UGM bahkan sering 2-3 kali dalam setiap tahun. Beliau melakukan penelitian-penelitian bersama dengan bapak Subandi, Bu Nida dan bu Muhana. Empat tahun terakhir ini beliau juga melakukan penelitian di Aceh dengan fokus pada masalah kesehatan mental akibat konflik berkepanjangan.
Kunjungan pak Byron dan Bu Mary-Jo tanggal 1-27 Juli 2008 merupakan kunjungan mereka yang kedua untuk tahun ini. Karena Fakultas Psikologi UGM telah menyatakan diri untuk fokus pada pengembangan indigenous psychology, maka pada kunjungan kali ini pak Byron diminta untuk menjadi narasumber dalam diskusi dengan para dosen, yang dilaskanakan pada tanggal 20 Juli 2008 yang lalu. Hadir pada kesempatan ini adalah bapak Dekan, Prof. Djamaludin Ancok, Prof. Endang Ekowarni, dan sekitar 15 dosen lain.
Dalam diskusi ini Pak Byron pertama kali memberikan masukan-masukan bagi pengembangan bidang Public Mental Health, (PMH) yang akan mengganti kegiatan Crisis Centre. Diharapkan bahwa PMH tidak hanya fokus pada persoalan psikologis akibat bencana, tapi juga problem-problem lain, seperti konflik sosial-politik.
Setelah itu pak Byron mendiskusikan tentang pengembangan Indigenous Psychology (IP). Beliau mempertanyakan arahnya kemana? Pak Byron mengacu pada pendapat Richard Schweder yang membagi perpaduan antara Psikologi dan Budaya menjadi tiga kelompok, yaitu cross-cultural psychology, ethno psychology dan cultural psychology. Menurut beliau cross-cultural psychology lebih dominan unsur Psikologi. Budaya dijadikan sebagai salah satu variabel yang akan dibandingkan, sehingga pendekatannya bersifat ethic. Sementara itu ethno psychology lebih dominan unsur culture yang bersifat emic, sedangkan cultural psychology mempertimbangkan culture dan psychology secara seimbang. Pak Byron mengatakan bidang ini sungguh-sungguh memperhatikan dimensi budaya dan sungguh-sungguh memperhatikan unsure Psikologi. Namun demikian jika cultural psychology yang memang merupakan fokus dari IP, maka kita harus siap dengan munculnya konflik antara kedua bidang itu. Misalnya dalam diskusi pada hari itu muncul isu tentang pola mendidik anak di daerah Nusatenggara Timur dimana orangtua pada umumnya menggunakan metode yang sangat keras dalam mendidik anak. Tidak jarang mereka dipukul dengan rotan sampai kesakitan. Mereka berdalih di balik kerasnya rotan ini ada madu. Itulah pandangan budaya mereka yang dipelajari secara turun temurun. Tetapi dari sisi Psikologi hal ini bisa dianggap sebagai maltreatment.
Diskusi ditutup dengan usulan supaya untuk merealisasikan bidang ini, perlu ada lembaga atau unit khusus yang menangani. Diusulkan selain ada unit kajian public mental health, juga ada unit kajian indigenous psychology.***
Dalam acara ini, kedua bakal calon dekan saat itu, yakni Faturochman dan Supra Wimbarti, terlebih dahulu menyampaikan sumbangan gagasan mereka kepada fakultas seandainya terpilih untuk menjadi dekan, yang disusul dengan sesi tanya-jawab. Supra menyampaikan position paper ytang bertitel "Penguatan Manajemen Internal Menuju Fakultas Psikologi Bermutu Internasional Mendukung UGM WCRU", sedangkan Faturochman menyampaikan pemikiran yang diberi tajuk "Pengembangan Fakultas Penelitian Bertaraf Internasional". Seusai sesi tersebut, pemilihan dekan dimulai dengan cara pemungutan suara. Pemungutan suara diikuti oleh 63 voter yang terdiri atas staff pengajar fakultas.
Hasil dari pemungutan suara tersebutlah yang membawa Prof. Dr. Faturochman, MA menjadi calon dekan untuk kemudian dilantik menjadi Dekan Fakultas Psikologi UGM periode 2008 – 2012. Beliau unggul dengan 32 suara (1 abstain dan sisanya dihentikan setelah hasil pemungutan mencapai lebih dari setengan dari jumlah voter yang melakukan pemungutan suara).
Dengan hasil tersebut,kini Fakultas Psikologi telah menetapkan sosok pemimpin baru yang diharapkan mampu membawa seluruh aspek fakultas ke arah yang lebih baik. Diperlukan koordinasi baik untuk menjadikan fakultas ini sesuai target yang dituju. Dengan adanya sosok pemimpin yang baru, diharapkan amanah tersebut dapat diemban dengan lebih baik dan bijak. Semoga.