Arsip:

Rilis

Mahasiswa UGM – Delegasi Indonesia: “Bawa” Difabel Korban Gempa Bantul ke Jerman

Gempa Bantul 27 Mei 2006 yang lalu tak hanya menyisakan luka dan lara di hati para korbannya. Tetapi, juga melahirkan sebuah kenangan fisik yang terus ingatkan tentang kejadian mahadahsyat di pagi itu. Dan para difabel korban gempa adalah salah satu sosok yang selalu membawa serta ‘kenangan’ tersebut ke manapun mereka beranjak.

Berawal dari rasa keprihatinan terhadap kondisi difabel korban gempa Bantul, Tim Punokawan yang terdiri dari gabungan mahasiswa Komunikasi, Ilmu Pemerintahan, Sosiatri, Psikologi, dan Manajemen – Universitas Gadjah Mada Yogyakarta melakukan riset yang bertujuan untuk menggali keadaan terkini para difabel tersebut. Mereka meninjau dari disiplin ilmu masing-masing. Novi Paramita Dewi selaku ketua tim mengungkapkan bahwa melalui riset yang dilakukan akan didapat gambaran menyeluruh mengenai hasil rehabilitasi selama ini. Hal tersebut sangat berguna untuk mendapatkan penanganan pasca-bencana yang lebih baik di masa mendatang. Terlebih, rehabilitasi Gempa Bantul diakui dunia sebagai penanganan yang sukses, cepat, dan tepat.

Tim yang dibimbing oleh Prof. Dr. Susetiawan, S.U. ini mendapat kehormatan dari Pemerintah Jerman untuk mempresentasikan hasil penelitiannya di dua universitas ternama, yaitu Universitas Leipzig dan Universitas Köln. Di sana, mereka juga akan melakukan workshop, diskusi, mengikuti seminar dari para ahli di kedua universitas itu, dan melakukan studi banding terhadap penanganan difabel di negara yang terkenal dengan Tembok Berlinnya tersebut.

Keberangkatan tim yang beranggotakan Nia Setiyowati, Acniah Damayanti, M. Fathurrohman, Agyllia Swezti, Manda Firmansyah, Dian Ika, Agustina Wulandari, Rizki Darmadi, Difa Ardiyanti, Rychard L, Ingrid Eswarah, Denny Perdana, dan Roviandi Putra ini bukanlah keberangkatan biasa. Mereka merupakan delegasi Indonesia yang didukung khusus oleh Deutscher Akademischer Austausch Dienst [DAAD] selaku Dinas Pertukaran Akademis Jerman,  Universitas Gadjah Mada,.Selain melakukan kegiatan akademis, para mahasiswa berprestasi tersebut juga akan mengenalkan budaya Indonesia yang terdiri dari tari-tarian tradisional, aneka batik, tembang mocopatan, dan kebudayaan Indonesia lainnya. Mereka berharap hal tersebut dapat mendukung suksesnya program “Visit Indonesia 2010” dan memperkuat kerja sama bilateral Indonesia-Jerman.

Tim yang mengusung tema “Make a Better Place” berada di Jerman selama 14 hari, 2 Maret-15 Maret 2010. Setelah kembali ke Indonesia , tim ini akan menggelar seminar dan juga pelatihan untuk difabel korban gempa di Bantul. Mereka berharap, semoga cara yang ditempuh ini dapat menjadi sumbangan berharga dalam ilmu pengetahuan sekaligus dapat diterapkan dalam ranah penanganan difabel pasca gempa di masa mendatang.

Nama tim yang mengambil istilah dalam wayang kulit, Punokawan, sejatinya merepresentasikan sosok difabel itu sendiri. Sebagaimana yang diketahui, bahwa tokoh-tokoh dalam Punokawan seperti Semar, Togog, Gareng, Petruk, dan Bagong adalah sosok yang tidak sempurna. Setiap mereka memiliki cacat tubuh masing-masing. Pun demikian, mereka tetap menjadi tokoh hebat dengan peran yang tak bisa disepelekan. Yaitu, mendampingi dan menasihati para ksatria dalam memerintah kerajaannya agar damai dan sentosa. Layaknya sosok Punokawan dalam lakon wayang, Tim Punokawan dengan segala keterbatasan yang dimiliki, tetap berusaha menjadi pendamping yang baik bagi para difabel agar menjadi ksatria dalam kehidupannya.

Keberangkatan Tim Punokawan tidak bisa lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, antara lain: Pusat Studi Jerman, Fakultas Psikologi, Fakultas Isipol, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Drs. H. Idham Samawi selaku Bupati Bantul, Drs. H. Sri Purnomo selaku Wakil Bupati Sleman, PT Pertamina, Tbk, PT Aneka Tambang, Tbk, DHL, Merck Co & Inc, DIKTI.

Tamu dari Bandung

Fakultas Psikologi UGM kedatangan tamu lagi. Kali ini (11/03) dari Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Sunan Gunung Djati, Bandung. Bertempat di gedung G100, kedatangan rombongan mahasiswa berjaket biru yang berjumlah 30 orang ini disambut ramah oleh Lembaga Mahasiswa (LM) UGM. Acara penyambutan diawali oleh alunan merdu dari Keluarga Rapat Sebuah Teater (KRST) Psikologi UGM membuat suasana menjadi semakin akrab.

Sambutan diberikan oleh Drs. Hadi Sutarmanto, M.S selaku Sekretaris Program Studi S1 Fakultas Psikologi UGM, menggantikan Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama, Drs. Helly Prajitno Soetjipto, MA, yang menyusul hadir. Sambutan kedua diberikan oleh Bambang S. Arifin, M.Si., sebagai Pembantu Dekan UIN Sunan Gunung Djati.

Tak lupa dari ketua LM Psikologi UGM, Joko Suseno, memberikan sambutan pula, disusul oleh Nuryadi mewakili Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Sunan Gunung Djati. Seusai sharing mengenai  kegiatan kemahasiswaan, LM Psikologi UGM menemani para tamu untuk berkeliling dan memperkenalkan lingkungan Psikologi UGM.

Kunjungan dari Fakultas Psikologi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

Fakultas Psikologi UGM menyambut kedatangan tamu dari Fakultas Psikologi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang (22/02). Bertempat di ruang G100 Fakultas Psikologi UGM, acara dimulai dengan sambutan yang hangat dari Drs. Helly Prajitno Soetjipto, MA selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaaan, Alumni dan Kerjasama, kemudian diteruskan sambutan dari Dekan Fakultas Psikologi UPI YPTK, Hernita Wijayaratna, M.Psi.

LM-Psi sebagai Badan Kegiatan Mahasiswa Psikologi juga turut berpartisipasi dalam menerima kunjungan 33 mahasiswa tersebut.  "Kunjungan ini merupakan yang pertama dari Fakultas Psikologi UPI YPTK Padang dan akan kami catat dalam sejarah kami", tutur Joko Suseno mewakili teman-teman mahasiswa dari Fakultas Psikologi UGM.

HDE Hilman Darmawan selaku Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa F. Psikologi UPI YPTK mengatakan alasan memilih berkunjung ke Fakultas Psikologi UGM adalah untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dan juga terinspirasi dari Prof. Dr. M Noor Rochman Hadjam, SU. "Fakultas kami merupakan Fakultas Psikologi pertama di Padang. Sewaktu akreditasi, Bapak Noor Rochman Hadjam sebagai asesor kami, beliau memberi masukan untuk melihat langsung bagaimana Fakultas Psikologi UGM, hal itulah yang menjadi alasan kami ke Jawa (UGM)", paparnya lebih lanjut.

Dalam studi banding tersebut Lembaga Mahasiswa Psikologi UGM mempresentasikan semua hal tentang Badan Kegiatan Mahasiswa (BKM) Psikologi UGM yang semuanya berjumlah 7 dan posisi antar BKM adalah setara. Lebih rinci mereka memaparkan visi dan misi, struktur organisasi LM-Psi, program kerja serta seminar-seminar yang telah dan akan dilakuan oleh Lembaga Mahasiswa Psikologi UGM.

 

Optimalisasi Peran Guru dalam Penanganan Psikologis Anak Berkebutuhan Khusus

Fakultas Psikologi UGM mengadakan acara Workshop Sehari dengan topik “Optimalisasi Peran Guru dalam Penanganan Psikologis Anak Berkebutuhan Khusus” pada tanggal 13 Februari 2010. Acara yang dihadiri oleh 84 guru sekolah luar biasa dari 8 Sekolah Luar Biasa di Yogyakarta berlangsung dari pukul 09.30 hingga 15.30 WIB.
Topik yang dibahas dalam acara ini mengenai asesmen (pengukuran) terhadap kebutuhan khusus anak yang disampaikan oleh Dr. Murtini, penanganan secara psikologis ABK disajikan oleh Dra. Aisah Indati, M.S beserta tim (dua mahasiswa Mapro Pendidikan) yang kemudian menampilkan penanganan psikologis yang berbeda untuk dua anak autis dan permainan sosial.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi sharing antar guru ABK dengan. Dalam acara ini empat guru dari SLB Pembina yang diwakili oleh Muhandis Muttaqin S. Pd, SLB khusus Autistik Fajar Nugraha diwakili oleh Kholifatut Dinitah S. Sos I, SLB Dharma Rena Ring Putra, Rukiyati dan SLB Bina Anggita disajikan oleh M Yasin, S. Pd, menyampaikan program pembelajaran yang dilakukan sekolah masing-masing untuk siswa didiknya.

Sebagai lanjutan dari acara workshop mengenai anak berkebutuhan khusus (ABK), maka Fakultas Psikologi UGM tanggal 20 Februari menyelenggarakan acara workshop setengah yang diberi titel ”Optimalisasi Peran Orang Tua dalam Penanganan Psikologis Anak Berkebutuhan Khusus”. Acara yang ditujukan untuk orang tua ABK ini di hadiri oleh 44 orang tua dan 21 mahasiswa Mapro. Topik pertama mengenai ”berpikir positif: memberikan makna bagi anak berkebutuhan khusus (ABK)” yang disampaikan oleh Dr. MG. Adiyanti, M.S, Psikolog. Beliau menekankan bahwa dibalik kekurangan anak berkebutuhan khusus (ABK) terdapat sisi positif yang dapat dikembangkan dengan dukungan orang tua. Pada akhir penjelasan beliau, tercetuslah istilah anak dengan potensi khusus yang terdengar lebih positif dari istilah anak berkebutuhan khusus. Pada sesi ini juga dihadirkan salah seorang orang tua ABK yang menceritakan pengalamannya membesarkan dan mendidik anak Autis selama 12 tahun. Beliau menjelaskan tantangan dalam membesarkan putrinya dan kiat-kiat yang harus dilakukan agar anak-anak mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya.

Sesi selanjutnnya membahas mengenai optimalisasi anak berkebutuhan khusus yang disajikan oleh narasumber dari guru yang disampaikan olh M Yasin, S. Pd dari SLB Khusus Autistik Bina Anggita yang membahas mengenai pentingnya komunikasi antara pihak orang tua dan sekolah. Bapak Yasin pun menguti salah satu quote ”Sebagus apa pun sekolah, jika tidak ada kerjasama antara orang tua dan sekolah, pendidikan tidak akan berhasil”.

Acara ini ditutup oleh penjelasan oleh Dra. Aisah Indati, M. S dari Fakultas Psikologi UGM mengenai anak berkebutuhan khusus secara umum dan perkembangannya. Sebagai acara penutup, Bapak Helly menyerahkan kenang-kenangan kepada anak-anak dari SLB Khusus Autistik Bina Anggita yang mengisi acara hiburan. Dalam menutup acara beliau berpesan bahwa ”Ketika Tuhan memberikan kita anak dengan kebutuhan khusus, maka sebenarnya kita diberikan kesempatan untuk menjadi orang tua yang sebenarnya dan mengasah pikiran maupun perasaan kita menjadi orang tua”.

 

 

Perspektif Warga Terhadap Bencana dan Usaha Pemulihannya

Sebuah seminar dengan judul ‘Perspektif Warga Terhadap Bencana dan Usaha Pemulihannya’ diselenggarakan di Fakultas Psikologi UGM. Seminar ini merupakan Diseminasi dari riset yang dilakukan oleh tim peneliti yang diketuai oleh Prof. Johana E. Prawitasari, Ph.D.

Riset ini mengambil lokasi di tiga dusun di wilayah kabupaten Bantul DIY ini bertujuan untuk memahami pengalaman subjektif dari warga ketiga dusun tersebut terhadap bencana dan evaluasi mereka terhadap berbagai intervensi yang telah mereka terima.

Banyak kearifan yang terkuak pada warga ketiga dusun yang menjadi pelajaran amat berharga. Bencana bukan penderitaan tetapi sebaliknya warga memaknai sebagai cobaan, peringatan, dan takdir. Bencana juga memberikan berkah berupa munculnya kembali sikap saling menyayangi, dan dorongan untuk saling membantu.

Beberapa hal positif lain yang tumbuh semenjak bencana Gempa tersebut diantaranya semakin kokohnya kepercayaan diri para perempuan sehingga mendudukkan diri mereka sendiri pada posisi pengambil keputusan ekonomi, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, dan mengambil peran aktif dalam organisasi sosial, bahkan masuk dalam struktur kepengurusan organisasi yang selama ini lebih banyak didominasi oleh laki-laki.

Di sisi lain beberapa masukan konstruktif untuk perbaikan dalam pelayanan dan intervensi juga dikemukakan. Beberapa point yang disebutkan antara lain: Fasilitas dan bantuan yang masih dirasakan belum memenuhi prinsip berkeadilan karena belum dapat menjangkau semua lapisan masyarakat, misalnya saudara-saudara kita yang difable dan yang kurang mempunyai akses ke pengambil keputusan.

Seminar yang dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat, diantaranya Guru, Ibu Rumah Tangga, LSM, Tokoh agama, dan kalangan perguruan tinggi dari dalam maupun Luar Negeri ini berlangsung semenjak pukul 9.00 – 16.00. Acara ini dihadiri langsung oleh Bapak Bupati Daerah Tingkat Dua Bantul, yaitu Drs. H. Mohammad Idham Samawi. Dalam kesempatan ini, bapak Bupati tidak hanya berpidato seremonial saja tetapi mengemukakan pemikiran yang searah dengan idealisme peneliti.

 

Wisuda Periode Februari 2010

Pada periode kali ini, Fakultas Psikologi melepas 30 orang lulusan yang terdiri atas 6 orang pria dan 24 orang wanita,  sehingga sampai saat ini Fakultas Psikologi UGM telah meluluskan sebanyak 3672 orang Sarjana S1.

Di antara mereka yang dilepas hari ini, Eka Yulinda Prasetyowati dari Angkatan 2005 berhasil mencapai predikat cumlaude dan prestasi tertinggi dengan IPK 3,61. Predikat cumlaude juga diraih oleh Nadira dan Anselmus Agung Pramudito. Adapun rata-rata IPK untuk lulusan periode ini adalah 3, 20. Masa studi terpendek, yaitu 3 tahun 4 bulan ditempuh oleh Nadira dari angkatan 2006. Lulusan termuda pada periode ini adalah  Novita Triutama Dewi yang pada hari ini berusia 21 tahun 3 bulan.

Segenap civitas akademika Fakultas Psikologi UGM mengucapkan selamat kepada para lulusan dan orang tua atau wali mereka, yang pada hari tadi telah diwisuda secara resmi.

 

Berpikir dengan Outbox Thinking

"Jika ingin sukses dalam bekerja harus menggunakan strategi"

Begitulah salah satu nasehat yang ditekankan oleh Drs. Adji Bintarto , MM dalam pembekalan wisuda periode Februari 2010 di A-203 (16/02). Dalam pembekalan wisuda kali ini beliau menjelaskan tentang pentingnya "Outbox Thinking". Beliau banyak memberikan cerita kesuksesan yang berawal dari outbox thinking. Dalam menjawab permasalahan yang berkaitan dengan permasalahan rekrutmen, mahasiswa selalu dihimbau untuk selalu outbox thinking. Selain itu, beliau juga memberikan tips tips dalam melamar pekerjaan dan bersaing dengan pelamar lain. Dari pembekalan ini diharapkan para lulusan mampu bersaing di dalam dunia kerja. 
 

Mendidik Manusia Menjadi Ilmuwan

Sejumlah 67 mahasiswa baru dan 10 mahasiswa lama Magister Sains Psikologi Universitas Gadjah Mada mengikuti pembekalan mahasiswa baru Magister Sains Psikologi Universitas Gadjah Mada semester genap. Acara bertempat di ruang auditurium Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (8/2/2010).

Dalam kesempatan ini Prof. Dr. Faturochman, MA selalu dekan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada menegaskan bahwa Magister Sains Psikologi Universitas Gadjah Mada bertujuan mendidik manusia menjadi ilmuwan harus menguasai subtansi keilmuannya (metode dan etika keilmuan) dan harus lulus dengan bekal yang cukup (uang dan kemantapan). Dekan juga menginformasikan beberapa fasilitas yang dimiliki oleh Magister Sains Psikologi Universitas Gadjah Mada, seperti; perpustakaan digital, parkiran mobil, ruang kuliah,t enaga administrasi, himpunan mahasiswa psikologi (himapsi), subsidi bagi mahasiswa yang akan presentasi paper baik di dalam negeri maupun luar negeri. Lebih lanjut dekan memaparkan tentang metode pembelajaran problem based dan evidence based yang mengangkat kasus di lapangan untuk di diskusikan di dalam kelas.

Peserta juga diberikan materi tentang UGM melalui tanyangan video ke-UGM-an yang dipandu oleh Dr. Tina Afiatin, MSi. Salah seorang alumni Magister Sains Psikologi Universitas Gadjah Mada, Dr. Moordiningsih, MSi, juga memberikan sharing tentang pengalaman belajar dan situasi akademik yang dialaminya.

 
 

Intervensi Psikologi untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Indonesia.

IPK (ikatan Psikologi Klinis Indonesia) diselanggerakan kembali di Yogyakarta dengan menghadirkan seluruh Praktisi dan Ilmuan Psikologi Klinis Indonesia. Konferensi Nasional I IPK diselenggarakan di Bandung dengan mengangkat tema Stress Management dalam Berbagai Setting Kehidupan pada tgl 2-3 Februari 2007.   Tema yang diangkat pada Konferensi ke-2 kali ini adalah Intervensi Psikologi untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Indonesia.

Pilihan tema ini berlandaskan pada kesadaran IPK atas banyaknya permasalahan psikologis yang dialami masyarakat Indonesia yang membutuhkan upaya intervensi psikologis yang sistematis dan menyeluruh. Bencana alam berkelanjutan dan beruntun, masalah pendidikan dan UAN, masalah sosial-politik, penculikan dan penjualan anak, masalah Bank Century, KDRT, Perceraian, Perselingkuhan dll. membuat ketidaknyamanan psikologis yang membutuhkan intervensi. Dengan berkumpulnya para pakar Psikologi Klinis dan simpatisan Psikologi Klinis dari seluruh Indonesia serta kehadiran beberapa pakar dari Manca Negara bergabung bersama, untuk menyampaikan pendapat, gagasan, mengintegrasikannya dengan kajian ilmiah sehingga diperoleh alternatif solusinya.

Menurut ketua Pelaksana IPK Nasinonal II ibu Dr. gamayanti, Psikolog klinis Indonesia mempunyai tantangan untuk menggali dan meningkatkan potensi manusia melalui pengembangan intervensi psikologis yang didasarkan pada kearifan budaya Indonesia yang sangat kaya dan beragam.  Pemahaman mengenai apa yang dimaksud dengan kualitas hidup dan mengapa harus ditingkatkan, sangat terkait dengan nilai, budaya, kondisi sosial ekonomi politik dan faktor geografis. Untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik atau lebih meningkat semua kondisi diatas harus menjadi pertimbangan sehingga semua masyarakat Indonesia dapat menikmatinya.

Sebuah harap besar dari hasil pemikiran, refleksi pengalaman dan penelitian yang dituangkan dalam berbagai makalah pada pertemuan konferensi ini dapat memberikan sumbang saran, baik bagi Psikologi di Indonesia dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Sumbangsih ini mudah-mudahan dapat bersifat konkrit dan diberlakukan untuk semua lapisan masyarakat Indonesia yang sangat majemuk

 

 

 

Rakor Program Penempatan Psikolog di 18 Puskesmas wilayah Kota Yogyakarta

Sejak dicanangkannya Integrating Mental Health into Primary Care : A Global Perpective oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Dokter Keluarga se Dunia (Wonca) menandakan langkah besar dalam membina upaya global untuk mengintegrasikan dan menjadikan kesehatan mental sebagai perhatian utama. Menyambut langkah-langkah global tersebut pada tahun 2010 Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dibawah koordinasi Pemerintah Kota  Yogyakarta membuka pelayanan kesehatan mental bagi masyarakat melalui Pusat Kesehatan Masyarakat.(Puskesmas) .  Terdapat 18 Puskesmas tersebar di wilayah Kota Yogyakarta. Dalam rangka penempatan psikolog di puskesmas-puskesmas tersebut, Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Yogyakarta mengadakan rapat koordinasi (rakor) dengan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada  pada Selasa, 2 Februari 2010. Tujuan rakor tersebut diantaranya melakukan sosialisasi program penempatan psikolog di Puskesmas kepada para Kepala Puskesmas dan Dokter yang selama ini menangani pelayanan kesehatan masyarakat.

Pertemuan ini membahas model pelayanan dan cakupan pelayanan kesehatan mental di Kota Yogyakarta.  Peserta diharapkan dapat memperolah gambaran mengenai tugas pokok dan fungsi psikolog di Puskesmas wilayah Kota Yogyakarta. Dalam rapat ini dihasilkan pula draft perjanjian kerjasama Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Yogyakarta dengan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada tentang penempatan psikolog di Puskesmas di wilayah kota Yogyakarta.

Perlu diketahui juga bahwa Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada sejak tahun 2007 mengelola dan mensupervisi penempatan tenaga psikolog sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan mental di 25 Puskesmas di Kabupaten Sleman.