Arsip:

Rilis

UGM Research Week 2010: Saatnya Psikologi Beraksi…!

Fakultas Psikologi UGM ikut mengambil bagian dalam penyelenggaraan "UGM Research Week 2010" yang diselenggarakan di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada. Berbagai penelitian terbaru dipamerkan dalam pameran tahunan UGM ini. Poster-poster penelitian dari Center for Indigenous and Cultural Psychology (CICP) dan Center for Public Mental Health (CPMH) menghiasi dinding stand Fakultas Psikologi UGM. Stand Fakutas Psikologi UGM juga menampilkan karya-karya mahasiswa yang sebelumnya dipaperkan dalam acara Talk show dan Gelar Karya Mahasiswa Fakultas Psikologi 2010.

Rektor UGM Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D setelah membuka acara "UGM Research Week 2010", bersama Duta Besar Austria Dr. Klaus Woelfer telah mengunjungi stand dan melihat karya-karya penelitian yang dipamerkan. Saat berada didepan stand Fakultas Psikologi UGM, Rektor sempat menjelaskan rencana Fakultas Psikologi UGM mengenai International Conference of Indigenous and Cultural Psychology yang akan diselenggarakan beberapa hari lagi.

Secara umum, stand Fakultas Psikologi memiliki beberapa 3 Sub-Stand. Sub-Stand yang pertama adalah diorama hubungan remaja. Diorama ini berada di bagian depan stand yang menggambarkan secara unik teori kelekatan pada pasangan remaja. Sub-Stand berikutnya adalah Center for Indigenous and Cultural Psychology (CICP) yang memamerkan hasil penelitian psikologi kearifan lokal, khususnya mengenai pola asuh keluarga dan kontribusinya terhadap perkembangan seseorang. Sub-Stand berikutnya adalah Center for Public Mental Health (CPMH) yang memamerkan berbagai karya penelitian terkait stress dan bagaimana cara seseorang mengatasi permasalahan. Di Sub-Stand ini pula terdapat Tes Adversity Quotient yang mencoba memahami respon dan karakter seseorang dalam menghadapi permasalahan kehidupannya. Selain itu terdapat pula contoh pembelajaran psikologi yang atraktif dan interaktif mengenai hasil-hasil penelitian psikologi di salah satu sudut stand.

Stand Fakultas Psikologi UGM berhasil membukukan jumlah pengunjung terbanyak. Berdasarkan buku tamu hari pertama sebanyak 190 orang berantusias mengunjungi stand bernuansa PAUD tersebut. Pengunjung sangat beragam, dari siswa sekolah, mahasiswa, dan masyarakat umum. salah satu yang menarik minat mereka adalah adanya Tes AQ gratis. Mereka rela mengantri untuk sekedar mencoba dan atau mengetahui kemampuan kecerdasan mereka. Banyaknya doorprize yang disediakan serta penjaga stand yang ramah juga membuat mereka tertarik berkunjung ke stand Fakultas Psikologi UGM. Dengan adanya pameran ini, masyarakat diharapkan lebih mengenal peranan dan kiprah Psikolog khususnya Fakultas Psikologi UGM dalam berbagai bidang kehidupan.

Khusus pada hari Rabu, 14-7-2010, pukul 12.00-13.00, Fakultas Psikologi mendapat kesempatan untuk menjadi pengisi acara talkshow di panggung utama UGM Research Week 2010 yang terletak di depan gedung Grha Sabha Pramana. Panitia mengundang Dr. Moordiningsih untuk berbagi pengetahuan perihal "Studi Indigenous : Konsep diri, kebahagiaan, kepercayaan, dan prestasi pada remaja Indonesia". Talkshow ini diperuntukkan bagi setiap pengunjung pameran dan tidak dipungut biaya.

Wolulimo Balik Djogdja

Sebuah kontribusi tidak terbatas oleh batasan ruang dan waktu. Begitu pula yang dibuktikan oleh kehadiran Angkatan 85 Fakultas Psikologi UGM. Setelah 25 tahun menjadi bagian dari Kampus Biru, Angkatan 85 menyelenggarakan reuni angkatan dengan beberapa agenda kegiatan. Selain menyelenggarakan Konser Jazz “Thanks God It’s Friday” yang dimeriahkan oleh Trie Utamie, terdapat acara lain yang tidak kalah menarik dan sangat bermanfaat untuk mahasiswa, yaitu adanya seminar dengan tema “Membangun nilai Kompetitif Mahasiswa”. Sesuai dengan tema yang ada, seminar ini membahas mengenai seluk beluk tentang apa itu kompetitif serta bagaimana peran nilai tersebut dalam membangun integritas mahasiswa dalam dunia kerja kelak.

Dari agenda ini, diharapkan akan terwujud sebuah proses bimbingan karier dari alumni, khususnya kepada mahasiswa yang akan lulus, tentang bagaimana metode yang tepat untuk mencari dan memilih pekerjaan. Bimbingan dari alumni secara khusus akan diberikan setelah para mahasiswa selesai KKN. Dengan program ini diharapkan alumni Fakultas Psikologi tidak akan menunggu lama untuk dapat masuk ke dunia kerja setelah selesai menempuh pendidikan di UGM. “Waktu tunggu bagi mahasiswa yang sudah lulus dengan bimbingan alumni diharapkan tidak lama untuk bisa segera mencari kerja,” ujar Drs. Helly Prajitno Soetjipto, MA.

Alumni angkatan 85 Fakultas Psikologi UGM yang menjadi pembicara dalam seminar tersebut adalah:
Bp. Charles A. Lim (HR Regional Director Procter & Gamble)
Bp. Drs. Awaldi MM (Senior Vice President HR CIMB Niaga)
Bp. Ekoesli Gustiandi (Senior HR Corporate Strategy PT Astra Internasional)
Moderator pada seminar tersebut adalah Bapak Iqbal.

Seminar ini dibuka oleh Dekan Fakultas Psikologi UGM Prof. Dr. Faturochman, MA . Seminar dimulai dengan pertanyaan dari moderator kepada pembicara mengenai makna dari kompetitif itu sendiri. Sebagai pembicara pertama, Charles A. Lim memberikan kata kunci untuk kompetitif yaitu Berbeda (different). Lantas beliau melanjutkan dengan pentingnya kemampuan atau skill selain ilmu psikologi. Salah satunya adalah kemampuan bahasa Inggris. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat dari pembicara kedua yaitu Alwadi. Bahwa kemampuan bahasa Inggris juga turut mempengaruhi proses rekruitmen. Selain itu, Ekoesli Gustiandi menambahkan pentingnya cita-cita dalam upaya meningkatkan nilai kompetitif untuk mahasiswa.

Seminar berlangsung dengan menarik dan atraktif. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan antusiasme peserta untuk mengajukan pertanyaan kepada ketiga pembicara. Diskusi yang atraktif, pertanyaan dan jawaban yang berkualitas, serta moderator yang mampu menghidupkan suasana menambah menariknya jalannya seminar ini.

Dari berbagai materi yang disampaikan dalam seminar tersebut dapat disimpulkan:
Pertama, Nilai kompetitif merupakan usaha yang berkelanjutan untuk membuat perbedaan / unik yang tidak dimiliki kompetitor lain. Usaha ini harus berkesinambungan agar menjadi kebiasaan dan melekat pada diri kita. Setelah melekat maka itu akan menjadi karakter. Kedua, Untuk membangun nilai kompetitif dapat dimulai dari 2 sisi yaitu diri sendiri dan fakultas. Dari diri sendiri artinya harus ada kesadaran dari individu yang bersangkutan untuk membangun nilai tersebut lalu dibantu dengan usaha-usaha dari fakultas dengan mengadakan acara-acara seperti ini. Ketiga, pesan dari moderator yang berupa kata sakti “Jangan lengah atau kompetitor Anda dapat menyusul Anda.” Acara ditutup oleh Wakil Dekan III bidang kemahasiswaan , alumni, dan kerjasma , Drs. Helly Prajitno Soetjipto, MA.

Get Inspired Shape Your Ideas

Tag line inilah yang diambil sebagai tajuk acara yang dihelat HIMAPSI UGM berkolaborasi dengan UIPTB Fakultas Psikologi UGM pada 25 Juni 2010. Bertempat di Auditorium (G100) Fakultas Psikologi UGM. Acara Talk show dan Gelar Karya Mahasiswa Fakultas Psikologi 2010 sukses digelar mulai 08.00 WIB hingga 15.00 WIB. Acara ‘Gelar Karya’ ini digagas oleh Dr. Neila Ramdhani, ketua Unit Informasi dan Pengembangan Teknologi pada Fakultas Psikologi UGM, sebagai event untuk memajang karya mahasiswa Psikologi, baik Strata 1 maupun Pascasarjana.

Sebagai salah satu tugas akhir pada beberapa mata kuliah, mahasiswa membentuk kelompok beranggotakan sekitar 5 orang, yang menggarap sebuah karya yang disebut sebagai ‘project akhir’. Project ini bisa berupa kajian literature, pemikiran, maupun penelitian yang dituangkan dalam bentuk poster, maket, maupun ‘film indie’ yang terkait dengan mata kuliah Psikologi Komunikasi dan Psikologi Sosial. Tercatat terdapat stan-stan yang menggelar karyanya mulai maket tentang hubungan interpersonal sampai pada permasalahan tawuran. Sementara poster yang dipajang juga memiliki variasi tema. Seperti hasil penelitian tentang emotion pada remaja pengguna internet, kajian tentang mengapa sebagian mahasiswa memilih untuk memiliki hand phone lebih dari satu.

Beberapa karya multimedia berupa ‘film indie’ antara lain film tentang komunikasi lintas budaya yang mengambil setting di beberapa asrama mahasiwa daerah di Kota Pelajar Yogyakarta, film tentang kampanye lingkungan bertajuk ‘go green’ hidup maupun film kampanye membuang sampah bagi anak-anak. Semua digelar dengan atraktif dan interaktif. Turut dipamerkan pula kliping artikel opini mahasiawa yang dimuat di beberapa Harian Nasional. Sedangkan di sela-sela acara, juga dipresentasikan proses kreatif yang melahirkan karya yang digelar tersebut, untuk didiskusikan bersama audiens dalam perbincangan akademis yang santai dan gayeng. Di setiap stan, para pemandu setia menjawab antusiasme pertanyaan pengunjung.

Selain akan menampilkan karya kreatif dan komunikatif mahasiswa Fakultas Psikologi, acara ini juga semakin lezat bergizi dengan adanya talkshow. Tidak tanggung-tanggung, empat orang narasumber didaulat untuk mengusung empat topik talk show yang terbagi dalam 3 sesi.
   

1. Komunikasi Bisnis oleh yang dibawakan oleh Fery Irawan (Direktur Mangrove International)

2. Kupas Tuntas Beasisiwa Erasmus Mundus Euro Asia bersama Ingeborg Herbertson dari Hogskolan Boras University Swedia. Inge, begitu narasumber ini memperkenalkan dirinya, tridak hanya mengupas tentang peluang beasiswa dari Erasmus Mundus Euro Asia, namun juga banyak bertutur tentang bagaimana belajar di perguruan tinggi di luar negeri yang berkolaborasi dengan foundation ini. Secara khusus, Inge banyak bercerita tentang Boras University serta budaya di masyarakat Swedia, serta memberikan tips dan trik tentang bagaimana membangun komunikasi lintas-budaya yang efektif dengan masyarakat Swedia.

3. Language of Humanity oleh Megarini Puspasari (Representasi Hoshizora NGO). Mega, begitu ia biasa disapa, adalah seorang peserta pertukaran pelajar SMA dengan Jepang. Sekembalinya ke Indonesia, Mega menggagas lahirnya NGO bernama Hoshizora, yang bergerak di bidang pendidikan, memberi beasiswa serta program kakak asuh untuk anak-anak yang berprestasi, bermotivasi sekolah tinggi namun menghadapi kesulitan finansial. Narasumber yang sempat menjadi Relawan dari Jepang bagi korban tsunami di Sri Lanka dan Aceh ini, membawakan topik menarik tentang Language of Humanity. Terselip cerita suka duka mengkomunikasikan bahasa kemanusiaan dalam kultur yang berbeda-beda di tiap Negara, termasuk di Indonesia.

4. Setiawati Intan Savitri (General Manager PT. Balai Pustaka dan penulis cerita remaja). Nama ini barangkali cukup popular. Namun barangkali masih kalah populer dari nama ’Izzatul Jannah’ yang menjadi nama pena penulis alumnus Pascasarjana Psikologi UGM ini. Mbak Intan, begitu ia biasa disapa memang serang penulis yang super produktif dengan lebih dari 30 buku karyanya. Mbak Intan atau Izzatul Jannah ini mengupas habis tentang proses kreatif penulisan karya-karyanya. Terselip pula cerita tentang karya pertamanya yang dimuat di majalah anak ketika masih duduk di Kelas 5 SD. Ternyata prosesi penyerahan honor tulisan yang diterimakan langsung oleh kepala Sekolah SD di tengah-tengah upacara bendera, begitu berkesan dalam di jiwanya, yang terterawang jelas menjadi penyem,angat untuk terus berkarya. Selain memberi motivasi dan coaching clinic penulisan bagi mahasiswa Psikologi UGM, yang menurutnya memiliki bekal dan potensi intelektual luar biasa karena penguasaan ilmu psikologi yang baik, Intan Savitri juga menggber habis tips dan trik melahirkan karya -karya monumental yang menjadi best seller. ”Menulis bukan pekerjaan dewa-dewa”, begitu Izzatul Jannah mencoba meyakinkan. ”Menulis sesungguhnya adalah pekerjaan kita-kita yang mau berkarya”.

Dari mahasiswa: sebuah konsolidasi intelektual melawan korupsi dari berbagai disiplin ilmu

Kasus korupsi yang sudah mengakar di Indonesia, terutama pada korupsi kelembagaan sejak 32 tahun lalu, membuat Indonesia menjadi kian terpuruk di banyak sisi. Dari sisi pelayanan birokrasi, misalnya, Indonesia menempati peringkat kedua (8,59) terburuk setelah India (9,41) menurut hasil survey PERC di tahun 2010. Pun halnya, dari lembaga survey dan di tahun yang sama, Indonesia menempati peringkat pertama Negara terkorup di Asia-Pasifik diukur dari Negara-negara yang mengalami kemajuan ekonomi yang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Korupsi yang telah terjadi secara sistemik itulah yang membuat setiap anak bangsa di negeri ini harus berjuang secara sistemik, terencana, dan penuh kesungguhan untuk melawan korupsi tersebut. Perjuangan yang dilakukan pun sudah semestinya tidak lagi harus yang bersifat “parlemen jalanan”: demonstrasi, berpanas-panasan, berteriak, dan membuat macet jalan. Tapi, yang dibutuhkan saat ini adalah perjuangan yang berdasarkan kompetensi keilmuan, pengkajian, penelitian, dan berbasiskan data. Sehingga, masyarakat umum dan civitas akademika kampus memahami bahwa mahasiswa tidak hanya dapat berdemo di jalan, tapi juga bisa bersaing di ranah keilmuan.
Hal-hal sistemik seperti inilah yang dilakukan oleh Tim PKM-P ”Social Cost of Corruption” (Azmy Basyarahil, Dani Aufar, Yurisa Nurhidayati, Ridwan Budiman, dan Diany Ufieta) dalam mengadakan Seminar ”Koruptor Dilarang Kaya” bekerjasama oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (BEM FEB) UGM dan didukung oleh LM Psikologi, HMJ Komap Fisipol, dan BEM KM UGM di Ruang Audio Visual FEB UGM mulai pukul 13.00 WIB. Seminar yang sekaligus menjadi puncak acara Sekolah Anti Korupsi (SAK) dalam rangkaian Ekonomi Bebas Korupsi (EBK) ini memaparkan hasil dari penelitian yang dilakukan selama 4 bulan silam untuk menuju Pimnas di Bali Bulan Juli mendatang.

Agar memiliki bobot akademik yang memadai seminar ini mendatangkan 4 pembicara yang pakar tentang korupsi dipandang dari inter-disiplin ilmu yang dipahami masing-masing. Hadir Rahmat Hidayat., Ph.D (pakar psikologi ekonomi UGM), Purwo Santoso., Ph.D (Analis Kebijakan Fisipol), Harry Gemilang (peneliti Ekonomi UGM) yang mewakili Rimawan Pradiptyo., Ph.D, serta Danang Kurniadi., S.H (Peneliti Pukat UGM).

Seminar berlangsung sangat menarik karena kolaborasi perspektifnya. Rahmat Hidayat menyoroti korupsi yang bersifat daily life corruption, dimulai dari hal-hal yang kecil (menyontek saat ujian, dosen yang telat untuk mengajar kuliah, dan sebagainya) yang berdampak pada korupsi berskala besar, seperti yang terjadi pada instansi pemerintah Departemen Agama. Dari sudut pandang mikro ini Rahmat menjelaskan bahwa proses entrainment, pluralstic ignorance, dan mekanisme induksi dalam organisasi bisa menjadi penyebab tereskalasinya tindak koruptif. Purwo Santoso lebih menyoroti pada biaya pilkada yang sangat mahal karena belum jelasnya makna ”publik” dan ”privat” sehingga ruang-ruang politik (DPR, Negara, dan sebagainya) masih menjadi ladang korupsi.

Dari segi Ekonomi, Harry Gemilang menilai bahwa korupsi menghasilkan multiply effect of economy yang sangat luar biasa. Dimana ketika seseorang korupsi dan MA memutuskan nominal uang yang dikembalikan kepada negara itu lebih sedikit dibandingkan uang yang dikorupsi tersebut, maka para tax payer dari semua lapisan masyarakat lah yang akan menggantikan. Terakhir, penyampaian materi dari Danang Kurniadi, bahwa sebagian besar kasus Korupsi terjadi di pusat kekuasaan: Jakarta, di tahun 2008. Kasus korupsi inilah yang pada gilirannya mengakibatkan menurunnya kepercayaan publik kepada aparat penegakkan hukum, selain KPK. Namun demikian, karena KPK masih memiliki citra positif pemberantasan korupsi, maka lembaga yang berdiri sejak tahun 2003 menjadi ”keranjang sampah” yang menerima ”sampah-sampah” yang tak habis diolah oleh kepolisian dan kejaksaan.

Dari semua efek yang sangat kompleks dari korupsi tersebut, maka moderator dan para audiense pada seminar yang berlangsung hingga pukul 15.30 ini, sepakat untuk Memiskinkan Koruptor. Cara untuk Memiskin Koruptor tersebut harus dengan sebuah gerakan yang sistemis, terencana, elegan, tanpa kekerasan, dan berdasarkan kajian. Gerakan inilah yang disebut Gerakan Intelektual Anti Korupsi.
Sebagai tanda penutup dan penghormatan kepada masing-masing lembaga, maka acara seminar dan SAK ini ditutup dengan beberapa orasi dari masing-masing perwakilan lembaga mengenai sikap dan pandangan mereka terhadap masalah korupsi. Acara ini pun juga ditutup dengan indah oleh Prof. Wihana Kirana Wijaya., Ph.D, selaku Wadek Kemahasiswaan FEB UGM, yang sangat mengapresiasi acara ini (rb/yn).

Pengukuhan Prof. Dr. Amitya Kumara, M.S., Psikolog: Belajar atau Bermain untuk Mengasah Keterampilan Membaca

Sudah sekolah namun belum bisa membaca. Seringkali hal tersebut menjadi permasalahan yang dianggap berat, tak hanya bagi anak yang bersangkutan, tetapi juga bagi orangtua. Ketidakpahaman orangtua tentang permasalahan tersebut kadang justru memperkeruh keadaan. Oleh karena itu, mutlak dibutuhkan penanganan yang tepat untuk mengatasi permasalahan ketidaklancaran membaca. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan belajar atau bermain.

Kiranya hal di atas adalah sari dari apa yang disampaikan oleh Prof. Dr. Amitya Kumara, M.S., Psikolog, dalam acara pengukuhan guru besar pada 27 Mei 2010 di Balai Senat UGM. Pidato yang berjudul "Mengasah Ketrampilan Membaca pada Anak Melalui Belajar atau Bermain" menjadi puncak suksesi penganugerahan Guru Besar dalam bidang Psikologi Pendidikan dan Psikometri ini.

Seusai suksesi pengukuhan, acara dilanjutkan dengan syukuran dan ramah-tamah di Gedung G-100 Fakultas Psikologi UGM. Dalam acara tersebut, hadir Prof. Evelin Witruk, guru besar Fakultas Psikologi Universitas Leipzig – Jerman, untuk memberikan pidato ucapan selamat dan kenang-kenangan khusus untuk Prof. Amitya. Prof. Witruk berharap, dengan dikukuhkannya Prof. Amitya sebagai guru besar, kerja sama riset antar dosen dan juga antar lembaga dapat semakin erat dan beragam.

Pengukuhan Prof.Dr.Saifuddin Azwar,MA: Keputusan Seleksi High Stake Exams Dalam Wacana Psikometris

"Berkaca pada kemajuan perkembangan sistem tes dan evaluasinya di negara-negara maju, sudah saatnya penelitian dan evaluasi terhadap kualitas tes yang digunakan dalam pengambilan keputusan seleksi dalam high stake exams seperti ujian masuk perguruan tinggi di Indonesia diperluas lebih dari sekedar evaluasi terhadap validitas prediktifnya saja."

Kalimat penutup yang merangkum analisis, pemikiran, dan asa tersebut disampaikan Prof.Dr.Saifuddin Azwar,MA dalam Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Professor yang telah menerbitkan banyak buku ini merupakan Guru Besar dalam Bidang Psikometri.

Acara pengukuhan dilaksanakan pada Kamis, 20 Mei 2010 dalam rapat terbuka Majelis Guru Besar Universitas Gadjah Mada. Acara yang bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional ini dilanjutkan dengan syukuran di Gedung G-100 Fakultas Psikologi UGM. Dengan dikukuhkannya Prof.Dr.Saifuddin Azwar,MA, segenap civitas Fakultas Psikologi UGM berharap dapat memperkuat dan memperbesar kiprah fakultas, tak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia internasional.

Wisuda Sarjana S1 Fakultas Psikologi UGM Periode Mei 2010

Pada periode Mei 2010 kali ini, Fakultas Psikologi kembali melepas 58 orang lulusan. Para lulusan terdiri atas 16 orang pria dan 42 orang wanita. Sampai saat ini Fakultas Psikologi UGM telah meluluskan sebanyak 3730 orang Sarjana S1.

Di antara mereka yang dilepas hari ini, 20 orang mencapai predikat cumlaude. Salah satu diantaranya adalah Willi Brordus Nugraha Adhi Bhratta dari Angkatan 2006 berhasil mencapai predikat cumlaude dan prestasi tertinggi dengan IPK 3,89.

Rata-rata IPK untuk lulusan periode ini adalah 3, 39. Masa studi terpendek, yaitu 3 tahun 5 bulan ditempuh oleh Martina Mariko Nindar Novena dari angkatan 2006, sedangkan Lulusan termuda pada periode ini adalah Prima Diastari yang pada hari ini berusia 20 tahun 8 bulan.

Segenap civitas akademika Fakultas Psikologi UGM menyampaikan ucapan selamat kepada para lulusan.

Psikologi UGM bersama UNA selenggarakan Seminar dan Workshop Internasional PAUD

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan maka ia belajar berkelahi,
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan maka ia belajar menemukan cinta kasih dalam kehidupan  

(Dorothy L. Nalite)

Apa jadinya bila seorang manusia baru yang sedang belajar kehidupan dihadapkan pada hal-hal negatif tentang kehidupan itu sendiri? Kiranya sajak Dorothy L. Nalite di atas telah memberikan sedikit gambaran tentang sebuah jawaban. Ya, karena masa anak-anak adalah masa tentang belajar dan mengenal. Itulah mengapa pendidikan anak usia dini  (PAUD) menjadi sangat penting artinya. Hal tersebutlah yang menjadi asa Fakultas Psikologi UGM bekerja sama dengan UNA, Global Initiative on Children and Ethnic Diversity, untuk menyelenggarakan International Seminar & Workshop “Early Childhood In Multicultural Perspectives: Multicultural Approach In Improving The Quality Of Early Childhood Program”.

Acara yang terdiri dari seminar pada 17 Mei dan workshop pada 18 Mei 2010 ini diikuti oleh 250 peserta yang terdiri dari Dosen, Mahasiswa S1-S3, Praktisi dari berbagai kalangan dan negara. Tampil sebagai pembicara panel dengan tema "Kualitas PAUD dari Perspektif Inklusi Sosial" adalah Dr Sudjarwo Singowidjojo (Direktur PAUD), Prof. Dr. Faturochman, MA. (Dekan Fakultas Psikologi UGM), Paul Connolly (Direktur UNA), dan Dr. Supra Wimbarti (Dosen Fakultas Psikologi UGM).

Keseluruhan rangkaian acara digelar di Fakultas Psikologi UGM. Panitia yang diketuai oleh Dra.Budi Andayani,MA telah menyiapkan yang terbaik untuk penyelenggaraan acara ini. Dalam workshop, berbagai tema menjadi bahasan dan diskusi yang menarik, antara lain: pendidikan anti bias, acara tv, mainan anak, dan lain-lain.

Segenap panitia berharap bahwa acara ini dapat memberikan sumbangsih terhadap keberlangsungan PAUD ke depannya, baik di Indonesia maupun dunia internasional.

Informasi lebih lengkap mengenai acara ini dapat diakses di situs http://paud.psikologi.ugm.ac.id/seminar

Psikologi UGM Terima Kunjungan Psikologi UNAIR

Kalau biasanya G-100 dipenuhi oleh mahasiswa berjas almamater hijau kecoklatan, kali ini berbeda. Tampak sejumlah mahasiswa menggunakan jas kebanggaan bewarna biru memadati separuh lebih kursi ruangan tersebut. Ya, Fakultas Psikologi UGM kembali menyambut rombongan civitas akademikia dari institusi lain. Pada kesempatan ini -Jumat, 14 Mei- Fakultas Psikologi Universitas Airlangga-lah yang menjadi tamu. Dengan ditemani oleh dua orang staff akademis, enam puluh mahasiswa Unair tampak antusias mendengarkan penjelasan Drs. Helly Prajitno Soetjipto, MA selaku Wakil Dekan Urusan Kerjasama Alumni dan Kemahasiswaan.

Dalam acara tersebut, juga hadir mahasiswa Psikologi UGM yang diwakili Lembaga Mahasiswa Psikiologi UGM, dan Badan Kegiatan Mahasiswa (BKM) lainnya. Koordinator mahasiswa yang akrab disapa Uut, mengutarakan bahwa tujuan Mahasiswa Psikologi Unair berkunjung, selain untuk bersilaturahim, adalah untuk belajar dan berbagi pengetahuan tentang perkuliahan di fakultas psikologi masing-masing. Diharapkan pula, dengan kegiatan semacam ini, kerja sama antar mahasiswa psikologi di berbagai fakultas psikologi yang tersebar di Indonesia dapat berkembang.

Temukan Model Kognitif Sosial Perilaku Merokok pada Remaja, Kamsih Astuti Lulus Doktor UGM ke-1222

Meskipun mengetahui risiko merokok, masih banyak remaja yang melakukan kebiasaan tersebut. Padahal perilaku merokok memberikan dampak buruk yang signifikan, baik terhadap kesehatan fisik, psikologis, serta ekonomis. Disinyalir hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Dr. Kamsih Astuti mencoba menjelaskan perilaku tersebut melalui disertasinya yang berjudul "Model Kognitif Sosial Perilaku Merokok pada Remaja.

Doktor UGM urutan 1222 ini menemukan bahwa ekspetasi efek merokok, persepsi risiko merokok, efikasi diri, teman sebaya yang merokok, dan keluarga yang merokok merupakan prediktor penting dalam perilaku merokok pada remaja. Dengan demikian, program preventif merokok bagi remaja harus memperhatikan aspek-aspek tersebut.

Ibu berputri satu ini lulus ujian terbuka pada 11 Mei 2010 dengan predikat sangat memuaskan. Hadir dalam acara tersebut, tim promotor yang terdiri dari Prof.Dr.Bimo Walgito, Prof.Drs.Koentjoro,MBS,Ph.D, Dr.Tina Afiatin,MSi dan tim penguji: Prof.Dr.Masrun,MA, Prof.Dr.Sartini Nuryoto, Prof.Dr.Siti Partini Suardiman, Prof.Dr.T Dicky Hastjarjo.