Arsip:

Rilis

Dialog Antargenerasi

Perkembangan Fakultas Psikologi UGM saat ini tidak terlepas dari jasa para pendiri kala itu. Oleh karena itu,  Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan acara "Dialog Antargenerasi" di Ruang Auditorium (G100) Fakultas Psikologi UGM (Kamis, 26/08). Tokoh pendiri Fakultas Psikologi UGM sekaligus narasumber dalam acara tersebut diantaranya Prof. Dr. Bimo Walgito, Prof. Dr. Masrun, M.A., dan Prof. Dr. Sri Mulyani Martaniah, M.A. Beliau secara bergantian menceritakan sejarah awal mula lahirnya Fakultas Psikologi UGM. Acara dimoderatori oleh Prof. Dr. Faturochman, MA yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Psikologi UGM periode tahun 2008-2012.

"Beliau-beliau ini adalah sumber daya kita, yang dulu punya visi, pengalaman, jajaran, yang bagi sebagian diantara kita termasuk saya sendiri mungkin belum memahaminya. Alangkah baiknya kalau kita bawa ke forum dialog antargenerasi. Di bulan yang baik ini insyaAllah dialog kita juga ibadah", ungkap Prof. Dr. Faturochman, MA dalam membuka jalannya dialog.

Acara dihadiri oleh para tenaga pendidik baik yang masih aktif maupaun yang sudah purna tugas, dan tenaga pendidikan serta dilanjutkan dengan buka bersama.  Mengawali berbuka, acara diisi dengan kultum oleh Prof. Dr. M Noor Rochman Hadjam, S.U. Sebelumnya, pada tempat yang sama juga diadakan acara hearing antara dekanat dengan tenaga kependidikan.

Info mengenai sejarah berdirinya Fakultas Psikologi UGM bisa diakses di sini

Pertemuan dengan Ortu Mahasiswa Baru

Bersamaan dengan penerimaan mahasiswa baru Program S1 tahun 2010/2011, UGM mengundang orangtua mahasiswa baru untuk hadir di Kampus Biru (18-8-2010). Selain sambutan dan penjelasan terkait dengan berbagai informasi dan ke-UGM-an, Universitas juga membuka dialog dengan para ortu.

Setelah acara di Universitas, para orangtua diterima di fakultas masing-masing. Pimpinan Fakultas Psikologi UGM dan Persatuan Orangtua Mahasiswa Psikologi (POTMAPSI) menyambut mereka dalam acara sambutan yang dilanjutkan dengan penjelasan dari pihak masing serta dialog. Para orangtua merasa senang dan berharap agar putra-putrinya sukses menempuh studi di Fakultas Psikologi. Para orangtua yang hadir tidak terbatas datang dari Jawa, tetapi banyak yang datang dari Sumatra, Kalimantan, dan lain-lain.

Wisuda Program Sarjana S1 Periode 19 Agustus 2010

Bertempat di ruang Auditorium G-100, Fakultas Psikologi melepas 37 orang lulusan.  Pada periode kali ini terdiri atas 14 orang pria dan 23 orang wanita.  Sehingga sampai saat ini Fakultas Psikologi UGM telah meluluskan sebanyak 3767 orang Sarjana S1.

Zaki Laili Khusna dari Angkatan 2006 berhasil mencapai predikat cumlaude dan prestasi tertinggi dengan IPK 3,88. Selain Zaki Laili Khusna, 10 wisudawan lainnya juga meraih gelar predikat cumlaude. Rata-rata IPK untuk lulusan periode ini adalah 3, 34. Masa studi terpendek, yaitu 3 tahun 4 bulan ditempuh oleh Erfa Anuuri dari angkatan 2006. Lulusan termuda yakni Ayudia Indrawati, berusia 21 tahun 10 bulan.

Segenap civitas akademika Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada menyampaikan ucapan selamat kepada para lulusan Kampus Biru tercinta.

Waskita dalam PRK 2010

Peka dan waspada, cerdas dalam berkarya, dan berguna bagi sesama (Waksita). Demikian jargon yang diusung Psikologi Rumah Kita 2010 yang digelar pada 19-22 Agustus 2010. Bertempat di Fakultas Psikologi UGM, acara inisiasi dan orientasi bagi mahasiswa baru ini diikuti oleh 200 peserta. Acara PRK kali ini terdiri dari sesi pengenalan UGM dan Fakultas Psikologi, Sinudarsana – seminar oleh mahasiswa berprestasi, pembekalan akademis, dan acara-acara lain yang penuh dengan makna,

Panitia yang telah lama mempersiapkan pekan pengenalan ini bisa dikatakan sukses. Pasalnya, meski bertepatan dengan bulan puasa, segenap peserta tetap menujukkan antusias yang tinggi. Mengenai tujuan PRK 2010, Prof. Dr. Faturochman, M.A, mengatakan, "Tujuan akhir dari semua kegiatan di fakultas adalah kesuksesan akademik. Oleh karena itu, orientasi akademik adalah fokus kegiatan yang semestinya dapat diinternalisasi oleh mahasiswa baru."

Pulang Untuk Berbagi: Seminar Alumni tentang Karir Psikologi

Pulang untuk berbagi. Ungkapan tersebut mewakili apa yang telah dilakukan oleh alumni Fakultas Psikologi Angkatan ’90 dalam seminar’ Meraih Peluang Puncak Karir Profesi Sarjana Psikologi’. Acara tersebut digelar pada Sabtu, 7 Agustus yang lalu. Bertempat di gedung G-100, Darmin – Founder AIDA Consultant, Setyo – RD Bank BNI 46, dan Abdul Aziz – ahli NLP, berbagi kisah serta pengalaman mereka kepada mahasiswa dan calon mahasiswa psikologi. Acara yang belangsung dari pukul 9 hingga pukul 12 ini bertujuan untuk memberikan bekal praktis kepada calon lulusan mahasiswa psikologi di masa mendatang.

Dalam seminar tersebut, dikupas secara tuntas tentang kehidupan pembicara semasa mahasiswa hingga mencapai karir sukses. Para pembicara menekankan bahwa berorganisasi semasa mahasiswa adalah hal penting. Kelak, pengalaman organisasi tersebut akan bermanfaat ketika memasuki dunia kerja. Lebih lanjut, para alumni tersebut juga bercerita tentang bagaimana cara memanajemen diri, kapan saatnya untuk menyelesaikan tugas kuliah dan kapan mengerjakan tugas organisasi.

Di sisi lain, para pembicara sangat menegaskan  bahwa mahasiswa merupakan akademisi. Artinya, prestasi akademis juga tetap dijaga agar mempunyai kesempatan yang lebih besar dalam meraih sukses dalam karir psikologi. ‘Karena IP juga salah satu hal yang penting, karena jika IP bagus maka itu sudah jadi pembuka dalam mendapatkan kerja. Namun IP juga bukan segalanya.’

The Harmony Physical Education

Pada usia SD, anak telah sampai pada perkembangan emosi, mampu menyadari serta mereaksi terhadap feelings orang lain. Pendidikan jasmani (penjas) di SD merupakan proses pendidikan melalui gerak manusia sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Gerak manusia dapat berupa aktivitas jasmani, permainan, atau olahraga.

Eunike dalam penelitiannya mengembangkan materi The Harmony Physical Education (HPE).The Harmony Physical Education (HPE)/ Program Pendidikan Jasmani Harmoni adalah program untuk meningkatkan kecerdasan emosi siswa tingkat sekolah dasar. Studi ini berdasarkan teori Bandura (1986) Social Cognitive Theory.

Program HPE ini adalah program kesehatan jasmani, terdiri atas beberapa games, olahraga dan massive dance (tari saman). Studi ini memiliki hipotesis bahwa HPE efektif dalam meingkatkan kecerdasan emosi siswa sekolah dasar, dan HPE juga dalam meningkatkan aspek dari kecerdasan emosi seperti intrapersonal, interpersonal, kemampuan menyesuaikan diri, dan kemampuan manajemen stress dan general mood.

Subjek penelitian ini adalah siswa-siswa kelas 5 Sekolah Dasar, dengan pertimbangan anak kelas 5 sudah cukup mengerti peraturan-peraturan permainan, sudah dapat lebih mengerti pernyataan yang tertulis dalam Skala Perasaan, alat ukur dalam penelitian ini, dan belum disibukkan dengan pelajaran tambahan ujian akhir SD. Adapun SD yang dipilih adalah SDN dengan akreditasi A, akreditasi B dan akreditasi C yang menerima program kesehatan reguler dan program intervensi (dengan 3 kelompok akreditasi serupa di atas) berupa HPE. Eksperimen berlangsung selama 12 minggu. Kecerdasan emosi diukur terlebih dahulu dan diikuti dengan intervensi dengan skala emosi, yang dimodifikasi dari Bar-On EQ.

Untuk melihat pengaruh perlakuan penjas Harmoni, tingkat akreditasi sekolah, dan jenis kelamin terhadap peningkatan kecerdasan emosi digunakan Anova tiga jalur. Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap peningkatan komponen-komponen kecerdasan emosi digunakan Manova satu jalur. Analisis anova tiga jalur menunjukkan bahwa program HPE efektif dalam meningkatkan kecerdasan emosi pada siswa sekolah dasar dan tidak ada perbedaan kecerdasan emosi kenaikan di antara ketiga level akreditasi. Kemudia analisis berdasarkan Manova satu jalur mengindikasikan bahwa Program HPE efektif untuk meningktakan komponen intrapersonal, interpersonal, kemampuan menyesuaikan diri dan general mood. Anova satu jalur juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kecerdasan emsosi
antara siswa laki-laki dan perempuan sedangkan pada t-test kecerdasan emosi pada wanita lebih tinggi daripada laki-laki.

Maka dari sangat dianjurkan bagi guru penjas untyuk mengaplikasikan program HPE dalam cara mengajar mereka, tanpa pembedaan perilaku antara siswa laki-laki dan perempuan.

Eunike lulus ujian terbuka pada 9 Agustus 2010 di ruang G100 Fakultas Psikologi UGM dengan predikat memuaskan. Ibu dari 3 anak ini menyandang doktor UGM ke-1257 dengan disertasi berjudul "Upaya Meningkatkan Kecerdasan Emosi Siswa Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani Harmoni".

Wisuda Program Magister Sains Psikologi Dan Magister Profesi Psikologi Periode Juli 2010

Pada periode kali ini, Fakultas Psikologi melepas 31 orang lulusan pendidikan S2 yaitu 23 orang lulusan dari Program Magister Sains Psikologi dan 8 orang lulusan dari Program Pendidikan Magister Profesi Psikologi. Lulusan Program Magister Sains Psikologi tersebut terdiri atas 16 orang wanita dan 19 orang pria yaitu 5 orang dari minat utama PIO, 3 orang dari minat utama Psikologi Sosial, 5 orang dari minat utama Psikologi Perkembangan, 4 orang dari minat utama Psikologi Pendidikan, 5 orang dari minat utama Psikologi Klinis, dan 1 orang dari minat utama Psikologi Kesehatan. Sedangkan Lulusan Program Pendidikan Magister Profesi terdiri dari 7 orang wanita dan 1 orang pria yaitu 3 orang dari minat utama PIO, 2 orang dari minat utama Psikologi Pendidikan dan 3 orang dari minat utama Psikologi Klinis sehingga sampai saat ini alumni Program Pendidikan S2 Magister Sains dan Profesi sebanyak 1408 orang.

Dari Program Magister Sains, IPK tertinggi yaitu : 3,86 oleh diraih oleh Melina Dian Kusumadewi dengan predikat kelulusan Cumlaude. Disamping Unika Prihatsanti juga memperoleh predikat Cumlaude, sehingga jumlah mahasiswa yang memperoleh predikat Cumlaude 2 orang, sangat memuaskan 9 orang dan Memuaskan 12 orang. Rata-rata IPK wisudawan pada periode ini adalah 3,53. Sedangkan rata-rata masa studi wisudawan adalah 2 tahun 7 bulan dengan masa studi terpendek yaitu 1 tahun 4 bulan ditempuh oleh Unika Prihatsanti dan Maria Yosepha Widharti.

Dari Program Magister Profesi Psikologi, IPK tertinggi yaitu 3.88 diraih oleh Ika Zenita Ratnaningsih dengan predikat kelulusan Cumlaude dan masa studi terpendek yaitu 2 tahun 7 bulan. 3 orang lagi juga memperoleh predikat cumlaude yaitu Libbie Annatagia, Sukma Adi Galuh Amawidyati, dan Erlinda Permatasari.

Sehingga jumlah mahasiswa yang memperoleh predikat cumlaude 4 orang, predikat Sangat Memuaskan 3 orang dan Memuaskan 1 orang. Rata-rata IPK wisudawan pada periode ini adalah 3,75. Sedangkan rata-rata masa studi wisudawan adalah 2 tahun 9 bulan.

Universiti Malaysia Sabah (UMS) menjalin kerjasama dengan Fakultas Psikologi UGM

Setelah mengadakan pagelaran akbar The First International Conference of Indigenous and Cultural Psychology, Fakultas Psikologi UGM kembali kedatangan tamu dari luar negeri. Tamu tersebut datang dari negara tetangga Indonesia, yaitu UMS (Universitas Malaysia Sabah). Selain itu, mereka sebelumnya mengikuti The First International Conference of Indigenous and Cultural Psychology dan mempresentasikan penelitian mereka.

Rombongan UMS yang diketuai Profesor Madya Dr. Chua Bee Seok disambut oleh Prof. Dr. Faturochman, MA selaku dekan fakultas psikologi UGM. Adapun tujuan dari kedatangan mereka ke Fakultas Psikologi UGM dalam rangka menjalin kerjasama penelitian. Kerjasama penelitian tersebut terkait dengan pengembangan Indigenous Psychology.

Disamping itu mereka juga menawarkan kerjasama dalam bentuk pertukaran dosen yang terdiri dari 3 kategori antara lain pertukaran guru besar, doktor non guru besar, dan dosen biasa. Untuk pertukaran mahasiswa saat ini belum dapat dilakukan mengingat adanya perbedaan kurikulum antara kedua universitas.

The First International Conference Of Indigenous And Cultural Psychology

Indonesia adalah salah satu negara yang terletak di kawasan Asia Tenggara. Negara yang pernah mengalami masa penjajahan kolonial Belanda dan mampu bangkit meraih kemerdekaan tahun 1945. Negara yang bisa dikatakan masih muda belia. Di balik kemudaannya, Indonesia adalah negara yang unik, lihatlah keanekaragaman yang menjadi kekayaannya. Lima agama tumbuh dan berkembang dan diakui oleh negara (Islam, Budha, Hindu, Kristen dan Katolik), tidak terhitung jumlah suku yang menempati wilayah Indonesia dengan tradisi dan cara hidup yang mempunyai kekhasan, lebih dari 300 bahasa dan 700 dialek yang menjadi bahasa tutur. Keanekaragaman budaya Indonesia tidak membuat terpecah, namun keanekaragaman membuat kita menjadi negara yang kaya, negara yang hidup dalam perbedaan yang harmonis dan menjadi sumber kreativitas.

Bagaimana dengan ilmu psikologi? Ilmu psikologi sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan proses mental. Sebagian besar dominasi ilmu dalam pembelajaran akademik berasal dari dunia Barat. Teori, metode dan aplikasi ilmu berasal dari Barat. Psikologi belum bertumbuh dari masyarakat Indonesia sendiri. Dunia memberi apresiasi terhadap Indonesia yang mengakui dan mengembangkan keaslian budaya dan perbedaaan yang menjadi sumber kreativitas, perbedaan yang berdampingan dalam suatu kesatuan yang harmonis. Dari internal di tingkat nasional, bahkan telah ada penguat: Bhinneka Tunggal Ika, meskipun demikian ekspresi akademisi masih berkiblat pada sumber ilmu tekstual dari Barat.

Center of Indigenous and Cultural Psychology (CICP) telah dibentuk dengan tujuan untuk memperkenalkan Indonesia beserta masyarakatnya dan kekuatan-kekuatan Indonesia pada dunia. CICP dibentuk di Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada tahun 2009. Fakultas Psikologi UGM telah membangun diri menjadi pionir dan pemimpin di dunia dalam indigenous and cultural psychology. Sebagai langkah pertama, CICP menyelenggarakan The First International Conference of Indigenous and Cultural Psychology ( ICICP ) pada tanggal 24-27 Juli 2010. Dan selama konferensi ini, akan dibentuk pula Asian Association of Indigenous and Cultural Psychology ( AAICP ). 280 peserta yang berasal dari Afrika (Afrika Selatan, Sudan, Mesir, Kenya), Eropa (Inggris, Polandia), Amerika (AS, Meksiko, Kanada), Australia dan New Zealand, dan hampir seluruh negara-negara Asia telah menyatakan akan menghadiri konferensi ini. Mereka akan duduk bersama mengkaji berbagai isu sosial, budaya, seni, pendidikan, dan klinis dari sudut pandang indigenous psychology. Paper-paper ilmiah yang dinilai berkualitas kemudian akan diterbitkan dalam Asian Journal of Indigenous & Cultural Psychology yang berbasis di Fakultas Psikologi UGM.

Dengan aktivitas-aktivitas yang dilakukan ini, CICP akan menjadi pemimpin dunia dalam indigenous and cultural psychology dan Indonesia akan menjadi center untuk penelitian-penelitian mengenai indigenous and cultural psychology tersebut. Para peserta yang berdatangan dari berbagai benua dan negara; Amerika, Asia, Eropa akan belajar mengenai keanekaragaman di Indonesia dan meraih kreativitas, harmoni dan kesatuan dalam keanekaragaman. Saat ini, center penelitian ini digawangi oleh banyak banyak ilmuwan psikologi terkemuka baik secara nasional maupun internasional, antara lain Prof. Faturochman, Prof. Djamaluddin Ancok, Dr. Kwartarini W. Yuniarti, Helly P. Soetjipto, M.A., Dr. Subandi (Indonesia), Prof. Uichol Kim (Korea Selatan, Prof. Kwang-Kuo Hwang (Taiwan), Prof. Girishwar Misra (India), Prof. Susumu Yamaguchi (Jepang), dan Prof. Albert Bandura (Amerika Serikat).

Apakah Indigenous Psychology itu?

Dalam menjawab pertanyaan tersebut, Center For Indigenous and Cultural Psychology (CICP) Fakultas Psikologi Gadjah Mada menyelenggarakan graduate course in Indigenous Psychology. Course ini merupakan rangkaian dari International Conference of Indigenous & Cultural psychology yang berlangsung selama 5 hari (19-23 Juli 2010) di ruang A203 Fakultas Psikologi UGM. Adalah Uichol Kim, Ph.D., Professor sebagai pembicara tunggalnya yang telah berkontribusi besar dalam indigenous and cultural psychology dan telah mempublikasi lebih dari 200 artikel dan 15 buku. Beliau juga pioner Asian Journal of Social Psychology. Tujuan dari course ini adalah memperkenalkan konsep dasar, teori dan metode dalam psikologi Indigenous.

Sampai hari kedua ini, sedikitnya 29 peserta aktif mengikuti setiap sesi acara. Mereka berasal dari Indonesia, Belanda, Malaysia, dan Filipina. Para peserta mendapat materi dari Prof. Uichol Kim dalam kelas kecil. Penyampaian materi menggunakan berbagai metode yang menarik. Selain menggunakan metode pengajaran kuliah, course ini juga melibatkan peserta mendiskusikan film-film yang relevan dengan Indigenous & Cultural Psychology. Tidak berhenti di situ, pada hari kamis (22 Juli 2010) besok peserta juga dilibatkan untuk langsung berinteraksi dan mengamati fenomena budaya di daerah Bawuran-Bantul. Hal tersebut akan memperkaya dan mempertajam pemahaman peserta course mengenai konsep dasar, teori dan metode dalam psikologi Indigenous.