Arsip:

Prestasi

Tim Arloji Sukses Meraih Juara 1 dalam Kompetisi Organizational Case Tingkat Nasional

Menggunakan nama tim ARLOJI yang diambil dari nama masing-masing anggota, AR dari Alvin Rizki Sitompul, LO untuk nama Gloria Anggita Purwaningrum, dan JI diambil dari nama Pahru Rozi berhasil memenangkan perlombaan tingkat nasional. Lebih tepatnya, tim ARLOJI memenangkan juara 1 dari 30 tim lebih yang terdaftar dalam Organizational Case Competition. Lomba tersebut diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknologi dan Rekayasa Sistem Institut Teknologi Sepuluh Nopember (BEM FTIRS ITS).

Case Competition yang diselenggarakan selama ini didominasi oleh topik-topik yang berhubungan dengan bisnis saja, “Keingintahuan kami dalam case competition adalah salah satu alasan kami dalam mengikuti lomba. Apalagi case competition kali ini pada bidang organisasi”. Selain karena kedua alasan tersebut, tim ARLOJI memutuskan mengikuti lomba untuk mencari pengalaman terkait mempelajari berbagai bentuk analisis yang belum ditemui pada sesi kelas di perkuliahan.

“Sekaligus menggabungkan pengetahuan serta pengalaman kami sebagai pengurus Lembaga Mahasiswa Psikologi Universitas Gadjah Mada (LM Psi UGM) dan passion di bidang psikologi industri dan organisasi”. Saat ini, Pahru dan Gloria sedang menjalankan tanggung jawabnya sebagai Staf Ahli di Biro PSDMO LM Psikologi UGM, sementara Alvin sebagai Wakil Ketua di organisasi yang sama

Untuk Gloria, pengalaman lomba kali ini menjadi yang pertama, sementara untuk Alvin dan Pahru sebelumnya pernah tergabung dalam tim lomba terkait penulisan esai bersama terkait bagaimana menjaga well-being pada employee yang melakukan remote working. “Harapannya, setelah mengikuti perlombaan ini jadi bisa mengimplementasikan apa yang kami pelajari dimana pun kami berada”. Selain itu, tim ARLOJI juga berharap dapat mengikuti lomba yang serupa di lain waktu.

Terkait persiapan lomba, tim ARLOJI mengawali dengan memelajari materi yang diberikan pada pre-event workshop. Tim ARLOJI mengaku bahwa workshop menjadi momen yang sangat insightful karena dapat mempelajari berbagai macam bentuk analisis guna keperluan identifikasi masalah dan potensi sebuah organisasi. Setelah workshop, panitia lomba merilis kasus yang kemudian dibaca oleh masing-masing anggota sesuai dengan pemahaman dan solusi yang dipahami. “Berikutnya, kami bertemu secara daring beberapa kali untuk melakukan brainstorming dan saling memberikan sudut pandang mengenai kasus”. Selain itu, tim juga menggunakan beberapa bentuk analisis yang dipelajari Ketika workshop serta beberapa sumber di internet maupun jurnal. Persiapan pun ditutup dengan tahapan memindahkan coretan ide masing-masing anggota ke dalam presentasi dan berlatih untuk memapaparkan.

Mahasiswa Psikologi UGM Juara 2 Lomba Desain Intervensi Psikologi Nasional

Tim mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada yang beranggotakan Arma Zalfa Nadifah (2020),  Reni Ramadhina (2020), Safira Nur Aisyah (2020), Serafim Noven Tiara Vasya (2020), dan Zahrah Novianti (2020) berhasil menjadi juara 2 Lomba Desain Psychedelic 2022 yang diselenggarakan oleh Himapsi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Rangkaian perlombaan ini dimulai pada 13 Juni 2022 hingga final pada 25 September 2022.

Tema perlombaan “Getting Back on Track: The Adjustment to the Next Stage of New Normal” inilah yang juga menggugah motivasi tim. Arma mengungkapkan bahwa tema tersebut menimbulkan ketertarikan anggota tim, terlebih perlombaan desain intervensi baru pertama kali diikuti oleh timnya. Tema perlombaan ini sejalan dengan concern Arma dan tim yang merasakan begitu banyak kesulitan beradaptasi di era new normal khususnya sebagai anak muda. 

Arma, Reni, Safira, Serafim dan Zahrah berhasil menjadi Juara 2 dengan karya desain intervensi psikologi berjudul “INDIRA (Integrative Digitized Grouped Therapy) untuk Mengatasi Fenomena Pandemic Time Distortion Bagi Remaja Akhir di Era New Normal”. INDIRA merupakan rancangan program dan media inovatif yang dapat dimanfaatkan sebagai strategi adaptasi psikologis selama menjalani perubahan. Karya ini terdiri dari paper desain intervensi yang didalamnya termasuk gambaran alur intervensi dan desain aplikasi digital. INDIRA juga terdiri dari karya kreatif berupa video berdurasi kurang lebih dua menit sebagai media promosi dan kampanye program. 

Di tengah kesibukan magang wajib yang harus dijalani, Arma dan tim menuturkan bahwa  persiapan hingga final membutuhkan waktu 2 bulan lamanya. Tidak hanya itu, tidak semua anggota tim berada di Yogyakarta, sehingga persiapan lomba dilakukan secara daring. Di bawah bimbingan Dra. Muhana Sofiati Utami, M.S., Ph.D., Psikolog., Arma dan tim melaksanakan berbagai pertemuan yang membahas mengenai pembuatan karya dalam bentuk paper hingga pengerjaan desain visual aplikasi digital. Pertemuan ini juga meliputi persiapan tim mengikuti final Psychedelic 2022 dengan persiapan presentasi dan tanya jawab. 

Arma sebagai wakil tim menyampaikan keinginannya untuk terus belajar dan mengikuti berbagai lomba baik secara tim maupun individu dengan harapan dapat menghasilkan hal bermanfaat bagi masyarakat dengan aplikasi teori yang didapatkan di bangku perkuliahan.

“Karena karya desain intervensi INDIRA yang kami buat ini mendapatkan apresiasi dari dewan juri, kami juga ingin mengembangkan desain intervensi tersebut supaya dapat direalisasikan menjadi sebuah program untuk membantu anak muda Indonesia bangkit dari dampak negatif pandemic time distortion baik yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 maupun pandemi lain yang mungkin saja muncul di masa depan,” terang Arma. 

Keberhasilan menjadi juara ini, selain merupakan usaha yang gigih dan aplikasi ilmu yang luar biasa juga tidak lepas dari pengalaman tiap anggota tim. 

“Kami percaya bahwa pengalaman selalu menjadi bagian dari proses. Sebelum berhasil memenangkan lomba desain intervensi psikologi nasional tahun ini, kami telah menempa diri lewat beberapa kegiatan lomba lain bahkan sejak masih duduk di bangku mahasiswa baru,” ungkap Arma. 

Beberapa capaian perlombaan yang pernah diikuti anggota tim antara lain pemenang dalam Essay Competition IYouth VSDG Conference yang berhasil diraih oleh Zahrah dan Serafim pada tahun 2022, juara dua sekaligus juara favorit dalam Lomba Video Edukasi Psychedelic yang diraih oleh Reni pada tahun 2021, juara satu dalam Lomba Esai Nasional Petitum yang diraih oleh Arma pada tahun 2022.

 

Penulis: Erna

Mahasiswa Fakultas Psikologi UGM Jadi Finalis Duta Bahasa DKI Jakarta 2022

Zaadila Muftial Mabrur, mahasiswa Program Studi Sarjana Psikologi (2018), Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) meraih prestasi sebagai 15 besar finalis Duta Bahasa DKI Jakarta 2022. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Riset Teknologi Republik Indonesia pada Juni-Agustus 2022. 

Rangkaian pemilihan Duta Besar DKI Jakarta 2022 dimulai dari seleksi berkas pada akhir Juni lalu. Dilanjutkan dengan seleksi Ujian Kemahiran Bahasa Indonesia (UKBI) adaptif, seleksi wawancara, penilaian kemampuan bahasa Inggris (english proficiency test), dan final yang dilaksanakan di Perpustakaan Nasional RI pada 25-27 Agustus 2022. Terdapat empat kategori juara dalam kompetisi ini, yaitu terbaik I, terbaik II, terbaik III, dan terfavorit.

Mahasiswa Prodi Sarjana Psikologi yang tengah disibukkan dengan penyusunan skripsi dan aktif di Keluarga Muslim Psikologi (KMP) ini mengungkapkan motivasinya mengikuti kompetisi. Zaadila ingin mencoba dunia kompetisi baru yang belum pernah diikutinya. 

“DKI Jakarta adalah melting pot dan menjadi wadah menarik untuk bersaing, semacam pusat tantangan ada di DKI Jakarta, maka dengan menjadi yang terbaik di DKI Jakarta dapat dikatakan sudah melalui perjuangan yang tidak mudah. Jakarta sebagai Ibukota juga menawarkan pertemuan dan jejaring pasca perlombaan,” tambah Zaadila.

Zaadila juga mengungkapkan panjangnya proses seleksi membutuhkan persiapan yang baik. Salah satu persiapan yang dilakukan yaitu memanfaatkan jejaring komunikasi antar mahasiswa yang dimilikinya, khususnya mahasiswa yang pernah mengikuti ajang sejenis. 

Walaupun belum dapat memperoleh salah satu dari kategori juara, keberhasilan Zaadila menyelesaikan seluruh rangkaian seleksi menjadikannya bagian dari Ikatan Duta Bahasa dan didaulat menjadi Duta Bahasa DKI Jakarta 2022. Selama 1 tahun ke depan, Zaadila bertugas dalam mengawal Tri Gatra Bangun Bahasa yang berbunyi “Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, Kuasai Bahasa Asing”.

Zaadila berharap dirinya dapat mengikuti kompetisi serupa dengan tantangan yang berbeda, persiapan yang lebih matang, dan pengetahuan yang lebih komprehensif.

 

Penulis: Erna 

Kolaborasi Menghasilkan Prestasi: Kisah Zaadila Juara 1 Podcast Kesehatan Eksternal

Berkompetisi dalam bentuk kelompok yang terdiri dari dua orang, Zaadila Muftial Mabrur yang merupakan mahasiswa Psikologi 2018 bersama dengan Annisa Oktaviani Guntara, mahasiswi Kedokteran Gigi angkatan 2018 berhasil memenangkan Juara 1 Podcast Kesehatan Eksternal. Prestasi tersebut diraih dalam perlombaan National Parliamentary Competition in Health yang diselenggarakan oleh Dewan Permusyawaratan Mahasiswa Politeknik Kesehatan Semarang.

Melalui perlombaan ini, Zaadila mengaku bahwa alasan berpartisipasi pada perlombaan adalah untuk menantang diri karena perlombaan ini belum pernah diikuti sebelumnya, yaitu lomba siniar (podcast). Selain itu, Zaadila juga beralasan mengikuti perlombaan ini untuk mengisi waktu sebagai mahasiswa tingkat akhir dan tetap menghasilkan karya bermanfaat untuk masyarakat.

Perlombaan yang diikuti oleh Zaadila merupakan lomba siniar atau bisa juga disebut dengan podcast. Karya yang dikirimkan Zaadila untuk mengikuti lomba dalam bentuk video berdurasi pendek yang merekam 2 orang sedang berbincang. Dalam hal ini yang berbincang adalah Zaadila dan rekannya Annisa. Perbincangan yang dibahas adalah tentang “Tips Menjaga Kesehatan Mental di Masa Pemulihan COVID-19”.

Terkait hal-hal yang dilakukan untuk perlombaan, Zaadila mengungkapkan membutuhkan waktu 1 pekan untuk persiapan. Diawali dengan melakukan riset tema, dilanjutkan mencari data. Setelah mencari data diikuti dengan menyusun narasi dan penyuntingan. Kemudian diakhiri dengan mengunggah siniar tersebut pada akhir pekan.

Selain menyusun skripsi secara berkala, Zaadila juga sedang berdinamika di Keluarga Muslim Psikologi sebagai Majelis Musyawarah. “Akan terus mengisi waktu luang dengan hal bermanfaat”, jawab Zaadila ketika ditanya soal harapan atau keinginan setelah berhasil menjuarai lomba. Hal bermanfaat yang dilakukan bertujuan untuk menambah pengalaman dan menantang diri agar tetap produktif di akhir masa perkuliahan.

Atlet Judo Fakultas Psikologi UGM Sukses Tembus PON XX Papua 2021

Selasa (26/10) tim Humas Fakultas Psikologi UGM mewawancarai I Gusti Agung Dyah Cahyaninggrat, mahasiswa Fakultas Psikologi UGM semester tujuh yang pada tahun ini turut berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua. Cahya mewakili Provinsi Bali di event PON tahun ini pada cabang olahraga beladiri Judo.

Cahya adalah satu dari dua mahasiswa Fakultas Psikologi UGM yang berlaga di PON XX Papua 2021. Bersama Aliffa Milanisty di cabang olahraga Karate, Cahya turut merasakan atmosfer kompetisi empat tahunan yang mempertemukan atlet-atlet terbaik di Indonesia ini.

Cahya menggeluti olahraga Judo sejak kelas 3 SD. Ia mengenal beladiri Judo dari kakak sepupunya. Cahya juga medapat dukungan penuh dari keluarganya ketika orang tuanya mendaftarkan ke klub Judo di Denpasar.

“Karena waktu kecil tuh saya kayak nakal banget gitu. Terus sering main ke luar rumah sama teman-teman. Terus pulang-pulang itu sering luka karena mainnya di luar kan. Terus pulang-pulang bawa luka jatuh dari sepedalah, jatuh di jalanlah atau gimana makanya terus orang tua mungkin was-was juga gitu kan, terus akhirnya didaftarin Judo,” cerita Cahya mengenang masa kecil awal perkenalannya dengan Judo.

Judo sudah menjadi bagian hidup sehari-hari Cahya. Latihan keras dan luka memar yang didapatnya seusai latihan tidak menyurutkannya untuk berhenti berlatih. Beberapa kali sempat berhenti berlatih usai cidera namun pada akhirnya kembali berlatih lagi, kini Cahya sudah memegang sabuk hitam Dan Satu Judo.

Beberapa kompetisi baik lokal, kejuaraan nasional, maupun kejuaraan internasional sudah pernah diikuti Cahya. Dalam keikutsertaannya pada kompetisi-kompetisi tersebut Cahya sering mendapatkan medali dan naik ke podium juara. Beberapa kompetisi Judo internasional yang pernah diikutinya adalah di Singapura dan Malaysia.

Keikutsertaannya pada PON XX Papua di tahun ini merupakan satu pencapaian terbaik Cahya selama karirnya sebagai atlet judo profesional. Tahun ini atlet peserta PON hanya dipilih delapan besar terbaik nasional pada tiap cabang olah raga yang dipertandingkan.

“Untuk mencapai PON tahun ini itu harus dari perangkingan. Jadi hasil dari juara-juara kemarin dikumpulin selama empat tahun. Jadi yang bisa ikut PON ini cuman delapan besar saja,” jelas Cahya.

Pada saat berlaga di PON XX Papua, Cahya bertemu dengan atlet-atlet tangguh yang usianya jauh lebih senior darinya. Walau belum bisa mempersembahkan medali karena kalah dari Jawa Timur, Jawa Barat dan DKI Jakarta, Cahya tetap menampilkan performa terbaiknya. Terbukti pada penampilan pertama Cahya berhasil mengalahkan kontingen tuan rumah Papua.

“Legendnya di kelas 48 kg ini ya emang tiga orang ini dari, yang juara satu itu Jawa Timur, Jawa Barat, sama DKI,” cerita Cahya.

Ketika ditanya tentang karir judo setelah masa kuliah nanti, awalnya Cahya seperti sudah berpikir untuk menyudahi karirnya setelah PON XX Papua 2021 ini. Tapi setelah mengikuti pertandingan sampai selesai semangat dan optimisme Cahya untuk menyambut perhelatan PON berikutnya menjadi bertumbuh. Pengalaman yang didapatnya di PON tahun ini dan juga lawan bertanding yang tentunya terus berganti karena ada pembatasan usia atlet akan membuat peluangnya meraih podium di PON berikutnya semakin besar.

“Sekarang mungkin memang belum giliran saya menjadi juara, tapi kayaknya empat tahun lagi udah bisa nih,” ujar Cahya sambil tersenyum optimis.

Atlet Karate Fakultas Psikologi UGM Wakili Jawa Tengah pada PON XX Papua 2021

Aliffa Milanisty, mahasiswa semester 7 Fakultas Psikologi UGM ini berhasil terpilih menjadi wakil Jawa Tengah pada perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 pada cabang olahraga karate.

Mahasiswi berusia 21 tahun asli Wonogiri ini memang sudah aktif berlatih Karate sejak kecil. Berbagai kejuaraan sudah pernah diikutinya yang beberapa diantaranya mengantarkannya meraih medali. Kesibukannya menyelesaikan skripsi tidak menghalangi proses berlatihnya dan keikutsertaannya dalam kompetisi Karate. Ketekunannya dalam berlatih ini mebawanya berhasil berlaga di ajang olahraga tertinggi Nasional tahun ini, PON XX Papua 2021.

Prestasi Aliffa menembus babak utama PON XX Papua 2021 ini patut diapresiasi, karena atlet yang tampil pada ajang olahraga empat tahunan untuk cabang yang diikuti Aliffa ini hanya delapan atlet terbaik se-Indonesia. Aliffa berhasil menembus delapan besar terbaik Indonesia setelah melewati kompetisi ketat di pra PON.

Pada babak penyisihan PON XX Papua 2021, Aliffa pada cabang olahraga Karate nomor Kata mewakili Jawa Tengah berada satu grup dengan Jawa Barat, Bali, Sumatra Barat dan tuan rumah Papua. Aliffa beserta tim Jawa Tengah mampu melewati babak penyisihan dengan meraih urutan ke 3.

Pada babak perebutan medali perunggu kontingen tim Karate Jawa Tengah harus berhadapan dengan DKI Jakarta. Aliffa dan kawan-kawan menampilkan kemampuan terbaiknya pada babak ini. Walau belum berhasil mengalahkan DKI Jakrta, Aliffa dan kawan-kawan memberikan penampilan terbaiknya sehingga skor akhir hanya berbeda tipis.

Untuk persiapan mengikuti PON ini pada bulan Agustus tim Karate Jawa Tengah melakukan sesi tryout di Bali. Aliffa dan tim Karate Jawa Tengah melakukan tryout untuk mematangkan persiapan sebelum berlaga di PON XX 2021 Papua.

“Jadi karena pandemi, awalnya kan memang biasanya tryout ke luar dan lain-lain, tapi kemaren hanya bisa ke Bali saja,” ungkap Aliffa.

Lima bulan proses latihan menuju PON dilewati Aliffa bersama tim Karate Jawa Tengah. Porsi latihan yang dilaksanakan hampir seminggu penuh dengan ritme yang intens dan jadwal yang ketat. Pukul 10 malam semua atlet harus segera tidur untuk menjaga performa mental dan fisik mereka menjalani program latihan.

“Tiap hari latihannya itu pagi siang sore. Pagi itu fisik, kemudian siangnya kita gym, kita fitness, terus sorenya baru teknik” terang Aliffa ketika menjelaskan program latihan di TPU pada dua setengah bulan pertama dari lima bulan persiapan menuju PON XX Papua 2021.

Ketika ditanya bagaimana Aliffa bisa menjalani kuliah sekaligus mengikuti pemusatan latihan, kuncinya adalah bagaimana membagi waktu dengan cermat dan efektif.

“Kalau capek pasti ya. Apalagi kan kemaren itu masih nyambi KKN (Kuliah Kerja Nyata) juga. Jadi harus pinter-pinter membagi waktu. Kalau masalah tertekan sih ya pasti ada pressure, cuman nggak yang sampai dibawa stress,” jelas Aliffa.

Di Papua GOR tempat pelaksanaan pertandingan Karate berada di Politeknik Penerbangan Papua. Karena daerahnya dekat laut maka suhu udaranya sangat panas. Hal itu menjadi salah satu tantangan tersendiri untuk dapat tetap menampilkan performa yang maksimal di Papua.

Terlepas apapun hasil yang didapat, Aliffa sangat bersyukur karena ini merupakan PON pertama yang diikutinya. Sejak kecil orangtuanya memang mendukung penuh karir Aliffa hingga ia berhasil menembus ajang PON di tahun 2021 ini.

Sepulang dari PON XX Papua 2021 Aliffa ingin berfokus dulu menyelesaikan skripsinya di Fakultas Psikologi UGM dan menata karirnya di bidang akademik. Namun jika di tahun-tahun berikutnya Aliffa masih diberi kesempatan, maka Aliffa akan siap untuk kembali berjuang di gelanggang olahraga pada PON berikutnya.

“Jangan nyia-nyiain kesempatan. Ketika ada kesempatan ambil aja gitu. Kalau nggak sekarang kapan lagi?” begitu pesan singkat Aliffa.

Dewan Laksamana Putra: Raih Medali Emas PIMNAS 34

Mahasiswa Fakultas Psikologi UGM, Dewan Laksamana Putra atau biasa disapa Dewan berhasil meraih medali emas pada ajang PIMNAS ke-34 2021. Bersama dengan kedua temannya yang berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) UGM, Dewan berhasil meraih medali emas melalui judul penelitian “Zoom Hit: Studi Pelanggaran Ekspektasi dalam Hubungan Interpersonal Mahasiswa Baru 2020 melalui Virtual Meeting selama Masa Pandemi”.

Judul tersebut menggunakan konsep penelitian dari Ilmu Komunikasi, sementara keilmuan Psikologi membahas dari segi teori hubungan interpersonalnya. Selain itu, judul yang diangkat oleh Dewan dan teman-teman diangkat berdasarkan fakta di lapangan bahwa akhir-akhir ini aktivitas individu mayoritas dilakukan di dunia maya. “Sebenarnya zoom hit ini tidak terbatas pada zoom saja, tetapi juga media sosial lainnya, seperti WhatsApp, maupun Instagram”, jelas Dewan.

Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana sebuah ekspektasi terlanggar dan berdampak pada hubungan interpersonal. Hasilnya, ekspektasi memang terlanggar namun bersifat positif. Artinya, orang-orang justru menilai lebih baik ketika bertemu langsung secara virtual dibandingkan berkomunikasi melalui chat.

Dewan mengaku memang sudah menyukai kegiatan akademik, terutama penelitian sejak semester satu. “Lewat penelitian, saya menjadi banyak belajar dan menemukan hal-hal baru”, ungkap Dewan. Selain itu, Dewan juga mengungkapkan bahwa motivasinya mengikuti PIMNAS tahun ini karena memang sudah menginginkan sejak lama dan PIMNAS adalah kegiatan bergengsi yang sayang jika dilewatkan.

Ketika ditanya tentang keinginan apa yang masih ingin dicapai kaitannya dengan PIMNAS, Dewan menjawab bahwa ia pengen sekali lagi ikut PKM dan lolos PIMNAS. “Saya menjadi lebih tahu, saya menjadi lebih percaya diri, bisa mengobrol lebih banyak hal, dan saya bisa berbagi”, ungkap Dewan ketika ditanya tentang motivasi mengikuti PIMNAS.

Anak pertama dari lima bersaudara ini mengaku tidak ada waktu minimal belajar atau jumlah minimal sesuatu yang harus dibaca. Akan tetapi, Dewan bertekad untuk tidak pernah melewatkan satu hari pun tanpa belajar. “Kita tidak selamanya bisa pintar di satu hal. Oleh karena itu, jangan berhenti belajar dari berbagai sumber dan jangan menyia-nyiakan kesempatan yang ada”, jelas Dewan.

Hilman Raih Juara 2 Lomba Esai Psyberfest 2021

Hilman adalah salah satu mahasiswa S1 Fakultas Psikologi UGM yang saat ini sedang menempuh kuliah di semester tiga. Hilman berhasil menorehkan prestasi yang membanggakan, yaitu meraih Juara 2 Lomba Esai Psyberfest 2021 yang diselenggarakan oleh Projek Kolaborasi Mahasiswa 7 Fakultas Psikologi.

Dalam perlombaan tersebut, Hilman membuat esai yang berjudul, “Konstruktivisme Sosial: Inovasi Model Pendidikan untuk Meningkatkan Resiliensi Mental di Tengah Dinamika Pendidikan Pascapandemi Covid-19”. Esai tersebut disusun oleh Hilman menggunakan pendekatan dari psikologi dan hal itu yang membuat lomba esai kali ini terasa berbeda dengan lomba-lomba yang pernah Hilman ikuti sebelumnya.

Ketika ditanya mengenai bagaimana perasaannya kembali menjuarai lomba, Hilman mengaku bersyukur karena bisa menorehkan prestasi lagi di bidang tulis-menulis. Mengenai siapa yang selama ini paling mendukung Hilman untuk terus menerus menulis, selain orang tua dan teman-teman adalah diri sendiri. “Motivasi utama dalam menulis sebenarnya diri sendiri karena saya bisa membantu orang tua dan meningkatkan kemampuan saya”, ujar Hilman.

Terkait sosok yang menginspirasi, Hilman mengaku Andrea Hirata adalah penulis yang ia jadikan inspirasi. Meskipun begitu, Hilman tetap terus mengembangkan gaya kepenulisannya sendiri secara otodidak. “Saya menyadari bahwa tulis-menulis adalah kemampuan saya ketika di kelas 3 SMA. Sejak kelas 3 SMA saya mulai mengikuti lomba tulis menulis kecil-kecilan”.

Kendala yang pernah dialami oleh Hilman ketika menulis adalah kecapekan dan manajemen waktu yang kurang baik. Apalagi kondisi seperti saat ini yang mengharuskan perkuliahan dilakukan secara daring dan banyaknya tugas perkuliahan yang diberikan. Hilman harus dituntut lebih lagi untuk memiliki manajemen waktu yang baik. Oleh karena itu, Hilman menyiasatinya dengan sesegera mungkin mengerjakan tulisannya setelah mendapatkan informasi suatu lomba.

Di penghujung sesi wawancara, Hilman memberikan beberapa kiat untuk teman-teman yang masih berat untuk melakukan kegiatan tulis menulis. “Di Psikologi Sosial ada yang namanya mere-exposure effect, semakin terkena paparan berulang oleh suatu stimulus, maka dapat menaikkan tingkat preferensi. Dibiasakan untuk sering bertemu dengan pengalaman tulis-menulis. Bisa diawali dengan genre yang disukai”, ucap Hilman.

Hilman Dwi Himawan, Mahasiswa Fakultas Psikologi UGM Juara 1 Lomba Esai Tingkat Nasional

Sabtu (26/6) tim Humas Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada mewawancarai Hilman Dwi Himawan. Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada berhasil meraih juara 1 lomba menulis opini tingkat nasiomal yang diadakan Surat Kabar Kampus (SKK) Ganto Universitas Negeri Padang pada tanggal 3 Mei – 10 Juni 2021.

Hilman, begitu ia biasa disapa, merupakan mahasiswa yang sudah aktif menghasilkan karya tulis sejak di bangku sekolah. Sejak kelas 3 SMA Hilman yang bersekolah di SMA Negeri 1 Sleman sering mengikuti lomba menulis puisi dan cerpen. Beberapa kali Hilman berhasil mendapatkan juara dan dari event tersebut dan mengharumkan nama almamaternya.

Hobi menulis ini juga masih dipertahankan Hilman ketikan masuk ke bangku kuliah. Anak ke dua dari tiga bersaudara kelahiran tahun 2001  ini terus mengasah kemampuannya dengan rutin berlatih menulis. Hilman juga rajin membaca surat kabar nasional untuk mempelajari gaya bahasa dan struktur kepenulisan sebuah artikel.

“Saya lebih (membaca) surat kabar berita nasional begitu mas contohnya Kompas kemudian Tempo yang fokusnya menyoroti kasus-kasus aktual, contohnya seperti pandemi Covid-19,” terang Hilman ketika ditanya bagaimana cara menemukan gaya tulisan yang dimilikinya.

Di sela-sela jadwal perkuliahan yang padat Hilman selalu menyempatkan untuk mengikuti lomba karya tulis. Beberapa even penulisan yang Hilman ikuti dan berhasil mendapatkan juara adalah Lomba Editorial LPM Unsika pada tahun 2020, Lomba Opini STIE Yasa Anggana, juara dua Lomba artikel yang diadakan DPW Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Hasyim Asy’ari, Lomba esai opini yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, dan yang terakhir adalah lomba esai tingkat nasional Surat kabar Kampus Ganto Universitas Negeri Padang di mana Hilman berhasil meraih juara satu.

Terkait artikel opini yang berhasil menjadi juara satu di Surat Kabar Kampus Ganto, Hilman menceritakan mulai dari awal mendapatkan informasi lomba melalui Instagram. Ketika mengetahui tema dari lomba tersebut bebas, Hilman mendaftarkan diri untuk ikut lomba tersebut. Dengan mengangkat tema dilema pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi, Hilman menuangkan ide-idenya dalam sebuah artikel esai.

“Pembelajaran jarak jauh ini sebenarnya dilema ya mas. Di satu sisi memang bisa memutus rantai penyebaran Covid-19, namun di sisi yang lain itu banyak siswa begitu yang tidak siap dengan penerapan model pembelajaran jarak jauh ini,” terang Hilman.

Dari artikel itu Hilman menyoroti dinamika yang terjadi ketika dilaksanakannya pembelajaran jarak jauh. Tidak sekadar menjelaskan pro dan kontra dari pembelajaran jarak jauh ini, Hilman juga memberikan solusi yang bisa diimplementasikan.

Selain hobi menulis, Hilman juga aktif berorganisasi. Mahasiswa penerima Beasiswa Bidik Misi ini kini tergabung dalam organisasi Jama’ah Shalahuddin UGM, di mana Hilman tergabung dalam divisi Syiar Gadjah Mada Menghafal Qur’an (GMMQ). Di dalamnya, Hilman aktif mengikuti beberapa kegiatan.

“Kegiatan yang pernah saya ikuti diantaranya ada diklat Raja Bandar UGM 2020-2021 kemudian juga lomba-lomba,” ujar Hilman.

Menulis adalah hobi utama Hilman. Hal itu membuat Hilman ingin terus berkarya dan berniat mengikuti event kepenulisan yang akan ada di waktu depan. Dengan tulisan-tulisannya Hilman ingin mengharumkan nama Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada sekaligus menyebarkan ilmu psikologi kepada khalayak umum.

Aliffa Milanisty, Mahasiswa Fakultas Psikologi UGM peraih Juara Harapan 2 Mahasiswa Berprestasi UGM

Minggu (28/3) tim jurnalis Humas Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada berkesempatan melakukan wawancara dengan Aliffa Milanisty. Mahasiswa semerter 6 Fakultas Psikologi UGM ini berhasil meraih juara harapan 2 mahasiswa berprestasi Universitas Gadjah Mada pada bulan Maret 2021.

Aliffa, begitu dia biasa disapa, adalah mahasiswa yang sangat aktif. Selain tekun dan berprestasi di bidang akademik, dia juga mengikuti beberapa organisasi kemahasiswaan baik di tingkat fakultas ataupun universitas.

Ia sudah dua periode menjadi anggota LM (Lembaga Mahasiswa) Fakultas Psikologi UGM. Pada tahun kedua ini Aliffa menjabat sebagai staf ahli. Di dalam LM Psikologi Aliffa aktif mengikuti kegiatan dan program kerja di dalamnya.

“Dan untuk project sosialnya saya pernah ikut English Café Care gitu yang mengajar Bahasa Inggris di Desa Sumenep waktu itu” tutur Aliffa.

Di samping kegiatan akademik dan organisasi, Aliffa juga tercatat aktif sebagai atlet profesional pada cabang olahraga Karate. Olahraga bela diri ini sudah ia tekuni sejak usia 7 tahun ketika ia masih kelas satu sekolah dasar dan berlanjut hingga sekarang di bangku kuliah. Ia juga tercatat sebagai anggota aktif UKM Karate Universitas Gadjah Mada.

Beberapa medali dan penghargaan berhasil ia dapatkan dalam kejuaraan Karate yang pernah ia ikuti baik dari tingkat regional, nasional, hingga tingkat Asean. Beberapa even yang ia ikuti selama menjadi mahasiswa antara lain South East Asian University Karate Championship ia berhasi meraih beberapa medali karena berhasil menjadi juara satu, dua, dan tiga. Kemudian di Popnas Aliffa berhasil meraih medali perunggu. Selanjutnya di Akmil dia berhasil meraih medali emas dan perunggu.

“Sebenarnya masih banyak sih, saya lupa…” imbuh Aliffa sambil tertawa.

Di samping kesibukannya mengerjakan tugas dan aktivitas akademik kuliah, kini Aliffa tengah mempersiapkan dirinya untuk mengikuti PON (Pekan Olahraga Nasional) di Papua pada bulan Oktober 2021 mendatang mewakili Provinsi Jawa Tengah.

Ketika ditanya tentang aktivitas berlatih sebagai atlet Karate yang sangat intensif ini apakah mengganggu akademiknya, mahasiswi asli Wonogiri kelahiran tahun 2000 ini menjawab dengan ringan bahwa itu tidak menggangu perkuliahannya. Ia sudah terbiasa membagi waktu antara berlatih sebagai atlet dan belajar secara akademik.

“Mungkin karena saya sudah kebiasaan dari kecil, dari SD, SMP, SMA hingga kuliah udah kebiasaan jadi udah kayak nggak kerasa gitu. Mungkin lebih ke harus tahu prioritasnya mana dulu gitu, yang penting mana dulu. Memang kadang harus ada yang dikorbankan. Tapi kalau kita managenya baik ya bisa berjalan dua-duanya gitu” Jelas Aliffa.

Terkait keberhasilannya menjadi juara harapan dua Mapres (Mahasiswa Berprestasi) tahun ini, Aliffa telah melewati beberapa tahap mulai dari seleksi di tingkat fakultas hingga tingkat universitas. Sejak bulan November hingga Desember 2020 ia mengikuti seleksi di tingkat fakultas. Ia menyiapkan beberapa berkas untuk portofolio prestasi dan juga menyusun ide kreatif untuk dipresentasikan. Ia berhasil menjadi satu dari dua mahasiswa yang lolos ke babak selanjutnya di tingkat universitas. Di antara 33 mahasiswa yang mewakili masing-masing fakultas, Aliffa berhasil masuk lima besar.

Ketika ditanya apakah ia bercita-cita menjadi atlet profesional atau melanjutkan karir di bidang akademik untuk masa depannya nanti, penggemar musisi Anne-Marie ini tidak memastikan hanya satu tujuan saja. Ia sangat terbuka dengan berbagai kemungkinan yang akan terjadi di masa depan.

“Kalau jadi atlet mungkin dijalani saja ya. Tapi kalau cita-cita mungkin pingin jadi dosen” tutur Aliffa.

Menjadi mahasiswa dengan kesibukan yang padat sambil tetap meraih prestasi baik di bidang akademik maupun non akademik tentunya butuh perpaduan antara usaha yang keras dan cara kreatif dalam menjalaninya agar tetap sinergis. Aliffa juga berpesan kepada teman-teman mahasiswa lainnya untuk selalu terbuka dengan pengalaman baru di masa kuliah.

“Pesannya lebih ke jangan takut untuk nyoba (hal-hal baru) gitu. Terus, gimana ya, selama itu kegiatan yang positif ya dilakuin” ujar Aliffa.

Selanjutnya Aliffa juga berpesan untuk selalu memanfaatkan kesempatan yang ada selama masa kuliah. Ketika kesempatan itu datang maka harus dimanfaatkan sebaik-baiknya karena mungkin kesempatan tidak datang dua kali. Dengan memanfaatkan kesempatan dan berdinamika di dalamnya akan sangat membuka kemungkinan mahasiswa untuk menemukan bakatnya yang selama ini terpendam.