REPSIGAMA Tingkatkan Kesadaran Psikososial Kebencanaan Lewat Seminar Relawan

Relawan Psikologi Gadjah Mada (REPSIGAMA) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui divisi Taruna Siaga Bencana (TAGANA) mengadakan Seminar Relawan Psikososial atau SEREAL bertajuk A Way to Position Yourself in Disaster, Sabtu (27/5). Seminar ini merupakan sarana untuk meningkatkan kesadaran atas pentingnya bantuan psikososial dalam setting kebencanaan, juga menambah wawasan mengenai Psychological First Aid (PFA), mitigasi kebencanaan, dan etika kerelawanan. Tidak hanya untuk mahasiswa, seminar ini juga dibuka untuk kalangan umum, sehingga awareness masyarakat terhadap bantuan psikososial diharapkan dapat semakin meningkat. 

Kinanthi Rahmawati, mahasiswa Psikologi UGM (2020) sekaligus Komandan REPSIGAMA menuturkan, “Seminar ini memang sudah program kerja tahunan, jadi diadakannya setahun sekali. Pembicaranya dari mbak Claudia selaku sesepuh REPSIGAMA yang pengalaman terjunnya sudah banyak, didukung bu Ditya yang memang punya minat di psikologi kebencanaan. Jadi soal materi pasti udah ngelotok banget ya istilahnya”.

Narasumber dalam seminar ini yaitu Konselor Isu kekerasan Berbasis Gender dan Disabilitas, Claudia Zulfiana, S.Psi., yang juga merupakan Komandan REPSIGAMA (2020-2021). Claudia membagikan berbagai pengalamannya terjun di setting bencana sebagai relawan psikososial, seperti pada Gempa Lombok dan Laka Susur Sungai Turi. Materi yang disampaikan Claudia yaitu Mitigasi, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi Bencana. Narasumber selanjutnya, Pradytia Putri Pertiwi, S.Psi, Ph.D., dosen Fakultas Psikologi UGM yang memiliki ketertarikan pada bidang psikologi bencana ini menyampaikan materinya yang bertajuk Penerapan psychological First Aid (PFA).

“Terus di seminar itu kita juga ngadain praktik dari materinya, berupa roleplay menjadi relawan di setting bencana, jadi nanti peserta dibawa ke pos-pos yang sudah ada aktor penyintas dan kita REPSIGAMA bisa langsung ngawasin dan ngasih feedback buat pesertanya,” tambah Kinanthi.

Peserta tidak hanya menerima pemaparan materi dari kedua narasumber ahli, namun juga berkesempatan melakukan roleplay sebagai relawan psikososial di setting bencana. Peserta diberikan penjelasan mengenai lokasi dan informasi terkait bencana yang terjadi dalam bentuk video. Setelah penayangan video, peserta menuju lokasi masing-masing yang telah ditentukan dan didampingi fasilitator. Pada lokasi yang telah ditentukan, terdapat satu hingga dua orang yang berperan sebagai penyintas bencana dengan kisah dan masalah masing-masing. Roleplay langsung bersama aktor yang berperan sebagai penyintas ini diharapkan dapat secara efektif menyukseskan tujuan diadakannya SEREAL.

Sumber: REPSIGAMA
Editor: Erna