Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menegaskan komitmennya dalam mendukung akses pendidikan yang adil dan inklusif melalui penerapan Kebijakan Beasiswa UKT. Pada tahun akademik 2024/2025, sebanyak 22% mahasiswa baru yang diterima melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) di Fakultas Psikologi UGM mendapatkan subsidi UKT 100%. Sementara itu, 32% mahasiswa baru lainnya menerima subsidi UKT dengan besaran 75%, 50%, dan 25%.
2024
Sebanyak 33 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) telah meraih prestasi sebagai penerima beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) 2024. IISMA merupakan salah satu inisiatif Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk meningkatkan mobilitas mahasiswa Indonesia ke berbagai universitas bergengsi di dunia.
(CLSD) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan riset inovatif bekerja sama dengan Gabrielle Irene, S.Psi, seorang alumnus S1 Psikologi UGM yang kini menempuh program Master Behavioural Science di Radboud University, Belanda, di bawah supervisi Dr. Barbara Muller. Riset ini berangkat dari keprihatinan peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer yang telah melampaui batas normal.
Apa itu APC atau Article Processing Charge?
Lembaga Mahasiswa (LM) Psikologi UGM kembali menggelar “Ngariung”, diskusi tentang fenomena sosial di masyarakat, pada Sabtu (25/5). Ngariung 2024 kali ini mengangkat tema “Diskursus Ableisme: Adakah Inklusivitas untuk Hiburan Berkualitas?”.
Sebanyak 69 wisudawan/wisudawati Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengikuti pelepasan Program Studi Sarjana Psikologi Periode III Tahun Akademik 2023/2024 di Hall-D Fakultas Psikologi UGM, Rabu (22/5). Wisudawan terdiri dari 60 program reguler dan sembilan dari International Undergraduate Program (IUP). Dari jumlah tersebut, 54 wisudawan meraih penghargaan akademik dengan predikat pujian.
Tim yang beranggotakan Nadia Puti Dianesti (2021), Seravin Afra Secunda (2022), dan Alya Nur Faiza (2022) ini telah mengikuti rangkaian perlombaan yang terbagi dalam tiga babak, sebelum akhirnya dinobatkan menjadi juara ketiga pada Kamis (25/4).
“Kami menang pada setiap babak penyisihan dan lolos ke quarterfinal dengan skor tertinggi kedua dari 12 tim,” terang Seravin Afra Secunda semangat, Rabu (22/5).
Timnya terus melaju ke babak semifinal setelah mengalahkan tim UPH pada quarterfinal, namun sayangnya saat menghadapi Universitas Krida Wacana pada babak semifinal, Seravin dan tim harus merelakan kemenangan.
“Kami memasuki babak pre-final melawan Universitas Sanata Dharma. Kami memenangkan babak tersebut dan meraih juara tiga,” lanjutnya.
Seravin menjelaskan Psychology Village 2024 merupakan perlombaan untuk mahasiswa tingkat nasional yang diselenggarakan setiap tahun. Lomba Debat Psychology Village 2024 mempertemukan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia untuk menunjukkan keahliannya dalam mengemukakan argumentasi kritis terhadap mosi tentang tema lomba “Self-Exploration”.
“Lomba debat psikologi sangat membantu dalam meningkatkan pengetahuan serta kemampuan berlogika dan berbicara di depan umum,” tutur Seravin.
Tim di bawah bimbingan Ardian Rahman Afandi, S.Psi., M.Psi., Psikolog, ini mengaku telah melakukan persiapan dari dua bulan sebelum lomba diadakan, yaitu bulan Februari. Persiapan lomba termasuk penentuan peran sebagai speaker pertama, kedua, dan ketiga, serta berbagai diskusi mengenai mosi yang akan muncul terkait tema lomba.
“Dari mosi-mosi yang dikumpulkan, kami berlatih dengan berbagai variasi strategi. Tiga minggu sebelum perlombaan, panitia merilis prepared motion yang akan keluar saat babak penyisihan. Kami berfokus mencari argumen yang berbobot baik pada sisi pro maupun kontra untuk ketujuh mosi yang diberikan. Kami juga berlatih menyampaikan pidato kami untuk memastikan bahwa durasinya tidak melebihi waktu yang ditentukan,” terang Seravin.
Sebelum mengikuti Psychology Village 2024, tim ini juga pernah menjuarai berbagai perlombaan debat lainnya seperti Psychology Fair Universitas Katolik Widya Mandala (4-6 Mei 2023) dan Psyferia Universitas Padjajaran (1-8 Oktober 2023).
Setelah meraih juara tiga di Psychology Village 2024, tim debat Psikologi UGM berharap dapat terus berprestasi dalam bidang debat psikologi maupun cabang lomba lainnya. Mereka bertekad untuk mengembangkan diri lebih lanjut dan membawa nama baik Psikologi UGM di berbagai kompetisi.
Penulis: Erna
(CICP) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar diseminasi penelitian dalam acara Angkringan 4 dengan tema Disabilitas, Kesiapsiagaan, dan Hubungan Sosial. Acara diadakan secara bauran di aula gedung D Fakultas Psikologi UGM dan
Kamu tertarik untuk menjadi psikolog atau menjadi praktisi profesional, pengambil keputusan, tokoh masyarakat, dan manajer di bidang Psikologi? Jika iya, kamu bisa memilih kuliah di Fakultas Psikologi UGM. Prodi ini dalam Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) tahun ini menjadi salah satu prodi yang paling banyak diminati. Perlu diketahui, program studi Sarjana Psikologi UGM telah terakreditasi A oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) sejak tahun 2010 dan akreditasi internasional dari Foundation for International Business Administration Accreditation (FIBAA) pada tahun 2022.
Selepas menjalani ujian sidang skripsi dan menyelesaikan revisi, Hasbi mengirimkan manuskrip publikasinya ke salah satu jurnal internasional bereputasi. Dalam keteranganya, Hasbi menjelaskan bahwa ia memilih mengirim hasil penelitianya ke jurnal Current Psychology karena fokus dan cakupannya sesuai dengan topik penelitianya tentang psikologi budaya, yaitu bakti kepada orang tua (filial piety). Filial piety sendiri adalah konsep kebudayaan yang dapat ditemukan pada berbagai masyarakat kolektivistik, seperti Indonesia. Artikel penelitian Hasbi dikirim pada bulan Agustus 2023, kemudian mengalami revisi mayor pada Oktober 2023. Setelah itu, artikelnya dinyatakan diterima dengan revisi minor pada Februari 2024 dan secara resmi diterima pada bulan Maret 2024. Artikel tersebut kemudian diterbitkan secara daring (online first) pada 8 April 2024.
Berdasarkan informasi yang ditemukan dihalaman utama jurnal, Current Psychology memiliki Impact Factor (IF) sebesar 2,2 pada tahun 2022 dan IF 5 tahun sebesar 2,8 pada tahun yang sama. Waktu rata-rata tanggapan dari editor adalah 18 hari sejak pengiriman artikel.
Proses review manuskrip publikasi Hasbi berlangsung dalam dua putaran. Pada putaran pertama, komentar dari para reviewer cukup kritis. Misalnya, pendahuluan dianggap kurang koheren, diskusi dianggap terlalu sederhana, dan logika penelitian dinilai rancu. Akibatnya, banyak paragraf yang dinilai kurang baik perlu dihapus, yang pada akhirnya membuat manuskrip semakin panjang karena perlu banyak perluasan. Namun, Hasbi bersyukur karena revisi yang dia lakukan dinilai baik, sehingga pada putaran kedua hanya ada saran-saran untuk suntingan-suntingan kecil tanpa komentar lebih lanjut tentang kualitas manuskrip.
Hasbi berbagi tentang prosesnya bisa menulis artikel yang diterima jurnal internasional bereputasi. Menurutnya, yang paling penting adalah memaknai penelitian yang dilakukan. Penelitiannya terkait dengan pertanyaan tentang bagaimana budaya manusia berbeda satu sama lain. Pertanyaan ini memiliki makna personal bagi Hasbi dan dari situ muncul dorongan alami untuk mempertajam kualitas penelitiannya. Hasbi juga menyebutkan pentingnya keterampilan seperti membaca secara efisien dan mencari celah-celah penelitian. Namun, ia menekankan bahwa tidak ada “tips and trick”, “cara jitu”, atau “jurus rahasia” dalam meneliti. Menjadi seorang peneliti itu sulit, memakan waktu, dan memerlukan kesabaran. Ada banyak saat di mana kita mengalami kebuntuan pikiran dan banyak kesalahan yang perlu diperbaiki. Tetapi, ketika ada kedekatan personal dengan alasan ‘mengapa’ kita melakukan penelitian tersebut, seluruh proses yang sulit itu menjadi lebih memuaskan, ungkap Hasbi.
Sementara itu, Arum Febriani, selaku dosen pembimbing, menjelaskan bahwa tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh anak bimbingannya adalah untuk memahami bagaimana nilai-nilai budaya ditanamkan melalui proses pengasuhan pada remaja akhir di Indonesia. Penelitian ini fokus pada konsep filial piety, yang dikembangkan oleh peneliti dari Tiongkok, sebagai sebuah nilai yang dapat digeneralisasikan ke budaya kolektivistik lainnya. Konsep ini ternyata bisa diterapkan di Indonesia dalam kaitannya dengan pengasuhan otoriter (authoritarian) dan ditemukan bahwa tipe pengasuhan tersebut dapat berpengaruh pada filial piety melalui dua mekanisme yang berbeda.
Lebih lanjut, Arum berharap penelitian Hasbi ini dapat memberikan inspirasi sekaligus motivasi bagi peneliti muda untuk lebih banyak meneliti dalam konteks budaya. Selain itu, kemauan dan keberanian untuk memublikasikan hasil penelitian juga harus ditumbuhkan. Untuk membaca dan mensitasi artikel yang ditulis oleh Hasbi dan Arum Febriani ini silakan klik link: https://link.springer.com/article/10.1007/s12144-024-05928-3#citeas
—
Penulis : Syahrul