Youth Empowerment Studio (YES!) bekerjasama dengan Central Public Mental Health (CPMH) mengadakan acara Webinar dengan topik “Prokrastinasi dan Manajemen Waktu” pada Jumat (2/7). YES! merupakan salah satu unit yang ada di kluster pendidikan CPMH Fakultas Psikologi UGM yang memiliki visi untuk menyebarkan dan mengkampanyekan akan pentingnya kesehatan mental di kalangan remaja. Webinar yang diadakan YES! kali ini merupakan rangkaian acara dalam menyambut summer lecture series 2021 yang diadakan oleh CPMH pada tanggal 19 Juli-4 Agustus 2021.
Acara webinar kali ini dibersamai oleh Anggit Nursasmito, S.Psi dan Almira Salsabila Wicahyanto sebagai narasumber serta Satria Farqi Kilali sebagi moderator. Acara ini dilaksanakan melalui daring dan diikuti oleh 105 peserta dari berbagai kalangan, seperti pelajar SMA, Mahasiswa, Remaja, dan lain sebagainya. Selain itu, acara ini dimulai pada pukul 13.00 WIB dan berakhir pada pukul 15.00 WIB dengan pembagian sesi pertama untuk pembahasan prokrastinasi dan sesi kedua untuk pembahasan manajemen waktu.
Diangkatnya topik prokrastinasi dikarenakan hal tersebut dapat dialami oleh siapapun, mulai dari mahasiswa maupun pelajar sampai orang-orang yang sudah bekerja. Prokrastinasi merupakan perilaku yang dilakukan oleh seseorang dalam menunda, mengulur waktu, bahkan sengaja menghindar untuk melakukan sesuatu walaupun hal itu penting dan akan berdampak negatif.
Ada lima tahap prokrastinasi yang dapat dialami oleh seseorang, diawali dari perilaku mengindar dan merasakan aman yang timbul dari perilaku menghindar (false security). Setelah menghindar, maka akan muncul perasaan masih ada banyak waktu untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan tersebut (laziness). Selanjutnya, berlanjut dengan mencari-cari alasan agar tidak menyelesaikan tugas atau suatu pekerjaan (excuses) dan semakin menunda pekerjaan semakin merasa tertekan (crisis or pressure) yang berujung pada perasaan frustasi karena tugasnya tidak kunjung usai (frustrated).
Terdapat dua faktor yang dapat melindungi diri dari prokrastinasi atau disebut faktor protektif dan fraktor risiko yang terdiri dari hal-hal yang membuat seseorang rentan untuk melakukan prokrastinasi. Salah satu hal yang dapat melindungi seseorang untuk tidak melakukan prokrastinasi adalah GRIT yang merupakan gabungan dari passion dan kegigihan, “jadi untuk menyelesaikan tugas juga butuh daya juang dan daya tahan”, jelas Almira. Sementara untuk faktor resiko, terdiri dari perspektif negatif, kecemasan, low level of self identity, time orientation, dan time preference.
Salah satu hal lain yang juga membantu seseorang untuk tidak melakukan prokrastinasi adalah manajemen waktu, “atau semakin disini malah bukan manajemen waktu, tetapi manajemen diri terhadap waktu. Jadi kenali diri sendiri dulu, kira-kira orang yang seperti apa dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan”, terang Anggit. Selain itu, manajemen waktu juga memiliki dampak positif, seperti mengurangi kecemasan, memberikan keseimbangan antara kehidupan dan kerja, berkurangnya perasaan overload dan beban kerja, sebagai salah satu langkah dasar untuk mengembangkan kebiasaan belajar yang baik, menjaga kesehatan fisik, serta menjaga fokus terhadap suatu pekerjaan atau tugas.