Workshop Penulisan Publikasi: Kiat Menembus Publikasi Jurnal Internasional Bereputasi

Jumat (25/11) Center for Life Span Development atau biasa disebut dengan CLSD mengadakan “Workshop Penulisan Publikasi: Kiat Menembus Publikasi Jurnal Internasional Bereputasi”. Acara ini diselenggarakan sebagai bagian dari akhir rangkaian acara Workshop CLSD. “Rencananya akan ada dua bentuk publikasi yang akan dihasilkan, yaitu publikasi untuk masyarakat umum yang dapat dilihat pada akun Instagram CLSD dan publikasi untuk ranah internasional serta kalangan akademisi dalam bentuk publikasi jurnal internasional”, jelas Elga Andriana, M.Ed., Ph.D, selaku ketua CLSD dalam sambutannya.

Acara workshop ini menghadirkan pembicara Dr. Vina Adriany sebagai Head Center for Gender and Childhood Studies Universitas Pendidikan Indonesia dan Editorial Board International Journal of Early Years Education. Pada sesi pertama, Vina menyampaikan materi terkait konsep dasar publikasi terdiri dari hal-hal umum dan jurnal mana saja yang tepat serta baik untuk dikirimkan naskah publikasi. “Saya mungkin harus disclaimer sebentar bahwa apa yang saya sampaikan pada pertemuan ini berangkat dari penglaman saya ketika menjadi editor di berbagai jurnal dan juga pengalaman saya sebagai reviewer”, ungkap Vina.

Melalui materi yang disampaikan, Vina mengajak para peserta untuk tidak menulis sekedar mengejar indexing saja, tetapi juga harus memahami hal-hal fundamental terkait naskah publikasi. “Kalau boleh saya mengungkapkan, agar sama-sama bisa meluruskan niat terkait melakukan publikasi”, ungkap Vina. Hal tersebut disampaikan berkaitan dengan beban yang dimiliki peneliti maupun akademisi di seluruh dunia tentang melakukan publikasi.

Vina juga menjelaskan mengapa publikasi jurnal adalah hal yang prestige karena proses publikasi jurnal melibatkan blind peer review. Proses tersebut adalah proses review artikel yang dilakukan oleh beberapa pakar lain dalam bidang yang sama dengan naskah yang ditulis sekitar 2-3 orang sebelum naskah tersebut terbit. “Kurang lebih proses blind peer review adalah peneliti melakukan penelitian kemudian hasilnya ditulis lalu mengirimkan kepada editornya. Jadi, peneliti tidak berhubungan langsung dengan reviewer”, jelas Vina. Oleh karena itu, tugas editor pada blind peer review hanya pada penolakan naskah atau apakah naskah tersebut layak diteruskan pada reviewer, bukan pada keputusan naskah ditolak atau tidak.

Menulis khususnya menulis hasil penelitian adalah salah satu keniscayaan bagi akademisi dan peneliti. Melalui karya tulis legacy sebagai akademisi dan peneliti dapat diturunkan dan menjadi keabadain. Seperti kutipan Pramoedya Ananta Toer yang berbunyi menulis adalah jalan menuju keabadian.

 

Photo by Jan Kahánek on Unsplash
Tags: clsd workshop