Sabtu (6/11) Tenang Lapang Covid-19 Psychological Support center menyelenggarakan acara webinar gratis dengan tajuk “Jaga Diri, Jaga Kanan Kiri”. Tenang Lapang Covid-19 Psychological Support center merupakan layanan konsultasi psikologis bagi masyarakat umum terdampak pandemi Covid-19 yang diinisiasi oleh Fakultas Psikologi UGM bekerjasama dengan Paguyuban Alumni Psikologi Profesi UGM, dan Keluarga Alumni Fakultas Psikologi UGM (Kapsigama).
Acara ini dimulai pukul 09.30 WIB dan berakhir pada pukul 12.00 WIB. Acara ini dihadiri oleh 100 peserta dari berbagai kalangan.
Pemateri pada acara ini adalah dr. Mulyaningrum, Sp. THT-KL, dokter RSPAD Gatot Subroto Jakarta dan Yulia Direzkia, S.Psi., M.Si., Psikolog, tenaga kesehatan di klinik psikologi Rumah Sakit Jiwa Aceh, EMDR Europe Accredited Consultant. Mereka memaparkan materi tentang kesehatan pernapasan dan psikologis dalam konteks pandemi Covid-19.
Pada sesi awal dibuka oleh pemaparan tim relawan Tenang Lapang yang diwakili oleh Toetik Septriasih M.Psi., Psikolog. Dalam presentasinya Toetik memaparkan tentang kondisi terkini program Tenang Lapang yang telah berjalan sejak 14 Agustus.
Selanjutnya Dekan Fakultas Psikologi UGM Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Si., Ph.D. juga turut memberikan dukungan penuh terhadap program Tenang Lapang. Pada pemeparannya, Rahmat mengapresiasi semangat dan dedikasi tim relawan baik psikolog, admin pengelola dan semua pihak yang tergabung dalam Tenang Lapang.
Memasuki acara inti moderator acara Yulia Wahyu Ningrum, M.Psi., Psikolog memandu jalannya presentasi. Secara bergantian dr. Mulyaningrum dan Yulia memaparkan presentasinya sekaligus berinteraksi dengan peserta acara yang mengajukan pertanyaan.
Pada presentasi pertama dr. Mulyaningrum banyak menjelaskan tentang virus SARS-COV2 yang termasuk keluarga besar coronavirus. Menurut dr. Mulyaningrum Covid-19 gejalanya mirip SARS. Bedanya adalah angka kematian SARS dari jumlah total kasus 9,6 % lebih tinggi daripada Covid-19 (kurang dari 5%), walaupun jumlah total kasus Covid-19 lebih banyak dibandingkan SARS. Covid juga menyebar lebih luas ke beberapa negara dibandingkan SARS.
Selanjutnya dr. Mulyaningrum juga menjelaskan bagaimana cara menjaga kesehatan hidung. Menurut dr. Mulyaningrum hidung tidak boleh kering karena bisa menyebabkan persarafan hidung terganggu. Pada akhir presentasinya dr. Mulyaningrum juga menjelaskan bagaimana cara membersihkan hidung dengan cara cuci hidung.
Pemateri kedua, Yulia, membawakan sebuah presentasi dengan judul Psychological First Aid (PFA). Dalam presentasinya ini Yulia banyak mengulas tentang kondisi-kondisi krisis yang dialami manusia sehingga mengalami stress. Yulia menggambarkan fase-fase naiknya stress dalam kadar normal naik bertahap menuju puncak yaitu toxic stress.
“Stress itu ternyata dia berkembang. Tidak kemudian setelah stress kalau kita nggak atasi dia akan baik-baik saja. Nggak. Stress itu harus diatasi. Karena kalau dia awalnya normal stress kemudian ketika ada pemicu berikutnya atau ada situasi krisis berikutnya lagi, dia bisa menjadi traumatic stress,” terang Yulia.
Pada sesi akhir Yulia menerangkan tentang Psychological First Aid, yaitu keterampilan untuk mencegah terjadinya trauma. Psychological First Aid adalah suatu cara singkat untuk memberi dukungan psikologis bagi individu, keluarga, maupun masyarakat setelah terjadinya krisis yang di dalamnya melibatkan keterampilan mendengar aktif dan interaksi personal.