Wahyu menjelaskan perilaku seks berisiko merupakan perilaku yang lazim ditemui pada pria, baik dengan orientasi seks heteroseksual, gay, dan biseksual. Penelitian dosen Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Jakarta ini melibatkan pria heteroseksual sebanyak 218 orang, dan pria gay/biseksual sebanyak 109 orang.
"Perilaku seks berisiko pada pria heteroseksual terjadi dikarenakan individu melihat sebagai sesuatu yang bermakna positif dari kelompok teman sebaya sebagai kelompok rujukan dan media massa sebagai media rujukan. Sedangkan pada pria gay dan biseksual, dorongan seks yang tinggi dipandang paling berpengaruh daripada pemaknaan positif terhadap perilaku seks berisiko. Dari hasil penelitian ini, kami merekomendasikan pemerintah agar dapat melakukan kampanye seks aman melalui pendekatan kolektif yang melibatkan komunitas khususnya kepada pria heteroseksual dan pendekatan personal kepada pria gay dan biseksual.", ungkapnya saat ujian terbuka di ruang auditorium Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.