Virtual Reality: Sebuah Pesan dari Pementasan Drama KRST

Mengangkat tema Virtual Reality yang sedang terjadi akhir-akhir ini, KRST menggelar pementasan drama di Gedung Pertunjukan Societet Militair, Taman Budaya Yogyakarta pada hari Kamis, 18 November 2018. Bayu Suseno, selaku Pimpinan Produksi Pentas Besar KRST 2018, menjelaskan bahwa pementasan ini merupakan acara dua tahun sekali KRST dan tidak menutup kemungkinan untuk dilaksanakan setiap tahunnya. Pementasan yang disutradari oleh Ahmad Adlan Arief dengan Wakil Sutradara yaitu Vinny Marviani diperankan langsung oleh anggota KRST dari berbagai angkatan dan beberapa orang dari luar KRST yang pernah terlibat dalam pementasan KRST sebelumnya untuk mendukung peran lain dalam drama.

Pementasan drama dibuka dengan sambutan oleh Ardian Praptomojati, S.Psi., M.Psi., Psikolog dan dimulai pada pukul 20.30 WIB. Pementasan drama bercerita tentang dunia virtual yang dijalani oleh dua tokoh utama yang dimainkan oleh Fajar Ibrahim dan Syarifa Yurizdiana. Diceritakan dalam drama, kedua tokoh memiliki permasalahan hidup masing-masing. Salah satu tokoh utama merasa bahwa dunia sebenarnya yang ia jalani adalah dunia virtual sedangkan tokoh utama lainnya mendapatkan tekanan hidup dari lingkungan sekitar,  salah satunya adalah sang Ibu yang menginginkan anaknya untuk selalu meningkatkan prestasi. Permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi membuat kedua tokoh utama sering berinteraksi dan berkomunikasi mengenai hidupnya masing-masing maupun kegiatan lainnya seputar misi permainan melalui karakter game online yang dimainkan.

Penonton dibawa untuk mengikuti keseharian tokoh utama dan bagaimana lika-liku kehidupan yang dijalani. “Di akhir cerita, salah satu tokoh utama ada yang melanjutkan kehidupan lebih baik dan menjadi produktif sedangkan yang lainnya berkebalikan dari itu dan memilih untuk mengakhiri hidup. Pesan yang ingin disampaikan dari pementasan ini adalah bahwa dunia virtual ya selamanya akan menjadi dunia virtual. Ayo kembali ke dunia sesungguhnya, ayolah di dunia nyata saja,” ujar Bayu.

Selain mengadakan pementasan drama, KRST juga menggelar stand Payung Lukis dan galeri foto dari REMEN yang dapat dinikmati oleh para penonton. Bayu menuturkan bahwa secara teknis, persiapan untuk menggelar pementasan drama ini sudah berjalan selama 4 bulan dengan melakukan latihan setiap hari untuk para pemain, pengatur cerita, dan pengisi drama lainnya. Panitia KRST yang terlibat terdiri dari panitia produksi yang didominasi oleh anggota KRST dari angkatan 2017 dan 2018 dan panitia artistik yang terdiri dari penata rias, penata lampu, kostum, property, dan musik. Pementasan drama dihadiri oleh dosen Fakultas Psikologi UGM, orang tua para pemain drama, mahasiswa, anggota BKM maupun UKM kesenian, dan tamu undangan yaitu sponsor dan media partner.