Sebagai sebuah usaha untuk terus meningkatkan pelayanan bagi pengguna layanan, Unit Konsultasi Psikologi (UKP) Fakultas Psikologi UGM mempersembahkan acara “Pelatihan Peningkatan Keterampilan: Psychological First Aid”. Acara ini diadakan pada Jumat (3/9) dan diperuntukkan bagi Psikolog dan Asisten Psikolog UKP.
Hadir dalam acara ini Maria Ratih Maharani, M.Psi., Psikolog sebagai pembicara yang saat ini bekerja sebagai Psikolog di RS Panti Rapih Yogyakarta, UKP Psikologi UGM, dan Biro Psikologi Intuisi. “Biasanya, pelatihan Psychological First Aid (PFA) dilakukan minimal 7-8 jam per sesi, namun jika kita ingin melakukan pelatihan PFA hanya selama 1 jam, saya memohon izin untuk tidak melabeli sesi ini dengan sebutan pelatihan atau pembekalan”, jelas Maria. Oleh karena itu, menurut Maria acara kali ini lebih cocok jika disebut dengan pengantar atau perkenalan PFA.
Maria meyakini bahwa pada umumnya orang-orang sudah melakukan PFA, namun yang bersangkutan tidak menyadarinya karena PFA merupakan suatu hal yang sangat sederhana dan melekat pada sisi-sisi manusiawi seorang manusia. Dengan demikian, harapannya tiap orang dapat mempraktekkan PFA untuk lingkungan sekitarnya serta dibantu program pelatihan PFA yang memadai.
Acara ini diawali dengan pertanyaan yang diajukan oleh Maria kepada partisipan mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika PFA. Beberapa diantara pernyataannya mengenai apakah seseorang akan mengalami trauma setelah peristiwa traumatis sampai pertanyaan tentang apakah PFA sama dengan trauma healing.
Menurut Maria, menolong hanya dengan niat saja terkadang tidak cukup. Dibutuhkan keterampilan menolong agar bantuan yang diberikan sesuai kebutuhan, tidak melebihi kemampuan diri, serta mampu mengaktivasi sumber daya dalam diri. Hal-hal tersebut yang pada akhirnya menjadikan PFA sebagai suatu hal yang perlu dipelajari.
Ada beberapa hal yang menjadi tujuan dari dilakukannya PFA, yaitu untuk menenangkan orang lain yang sedang stres, berempati, menumbuhkan perasaan aman, mendengarkan keluhan dengan sepenuh hati, menemani di saat sulit, mengusahakan pemenuhan kebutuhan dasar, normalisasi kecemasan, dan menyediakan informasi yang dibutuhkan.
Pada akhir sesi acara ini, peserta diajak untuk praktek langsung mengenai PFA dengan membagi peserta dalam beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari tiga peserta yang diberi tugas untuk bergantian berperan sebagai pengamat, orang yang membutuhkan PFA, dan orang yang memberikan PFA.
Adanya acara ini diakui oleh peserta sangat menyenangkan dan membantu mereka dalam memahami apa itu PFA dan bagaimana cara melakukannya. Peserta mengaku senang dan antusias serta berharap akan ada acara yang lebih menyenangkan di lain waktu yang juga membantu mereka dalam berperan baik sebagai asisten psikolog maupun psikolog.