Theory Building Training CICP Fakultas Psikologi UGM (Bagian 1)

Center For Indigenous And Cultural Psychology (CICP) Fakultas Psikologi UGM kembali menghadirkan Theory Building Training (TBT) dengan mengangkat judul Intermediate Level Grounded Theory “ Pelatihan Lanjutan dari TBT basic, berisi materi dan pelatihan untuk mengkritisi teori yang sudah ada serta membangun teori baru melalui pendekatan Grounded Theory”. Training yang berlangsung dari tanggal 26 sampai 27 April 2019 dihadiri berbagai kalangan dari berbagai Instansi Kampus di Indonesia seperti FK Universitas Islam Indonesia, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Universitas Pendidikan Ganesha, UIN Alauddin Makassar, Universitas 17 Agustus 1945, Universitas Katolik Soegjapranata, Universitas Al-Azhar Indonesia, UIN Sunan Kalijaga, dan tentunya UGM.Training Pada hari pertama disampaikan oleh Dr Bagus Riyono, M.A yang merupakan Dosen Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi UGM sekaligus Penemu Teori Ruh. Training di hari pertama disajikan dalam 4 sesi. Dimana sesi pertama meliputi pembahasan materi secara umum mengenai Grounded Theory, kemudian contoh-contoh penelitian yang menggunakan Grounded Theory, dilanjutkan dengan praktik dan presentasi hasil.

Dalam pembahasannya di awal Training, Dr. Bagus Riyono, M.A menyampaikan bahwa teori digunakan untuk mengontrol rekayasa sosial behavioristik yang berarti mengontrol perilaku individu. Dari sini maka akan terbentuk oleh sebuah mekanisme operant conditioning. Lebih lanjut beliau menjelaskan terdapat 4 fungsi teori yaitu mendeskripsikan, menjelaskan,mengontrol dan memprediksikan.

Beliau juga melihat bahwa masih banyak orang yang menganggap teori tidak penting padahal praktik tidak mungkin tanpa adanya bantuan teori. Dan tanpa praktik, teori tidak dapat diaplikasikan. Sehingga teori dan praktik merupakan 2 hal yang saling mendukung dan menyatu. Sebuah teori dikatakan kuat, ketika dia mudah dipraktekan. Jika teori sulit dipraktekan maka teori hanya akan berada pada jurnal saja. Beliau mencontohkan Teori Maslow yang banyak dikritik, tetapi di dunia praktis teori ini dipakai dimana-mana. Salah satu ciri teori yang baik juga jika teori bersifat parsimony (sederhana dan mudah dipahami).

Dalam hal ini Grounded theory bukan opini, bukan pula pendapat, bukan penilaian. Namun apa yang dialami oleh informan dijadikan bahan untuk mengkonstruksi teori, ketika sudah mendapat data atau sebelum terjun ke lapangan.

Hal lain yang harus diperhatikan oleh seorang peneliti kualitatif dengan pendekatan Grounded Theory ini adalah peneliti tidak dapat bertanya sesuatu yang hendak diteliti kepada partisipan secara langsung. Apabila hal itu terjadi berarti penelitian yang dilakukan sudah tidak valid lagi. Karena justru itulah yang harus yang dieksplorasi di Grounded Theory.