Arsip:

cpmh

CPMH UGM Gelar Pertunjukan Seni untuk Advokasi Kesehatan Mental

Center for Public Mental Health (CPMH) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar pertunjukan seni bertajuk  A Visual Symphony for Mental Health di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta, Kamis (15/2). Bekerja sama dengan jaringan Arts for Mental Health Advocacy (AMHA), pertunjukan ini merupakan upaya CPMH dalam mengadvokasi kesehatan mental melalui seni. AMHA sendiri merupakan kolaborasi penelitian antara Universitas Gadjah Mada, Universitas Warwick, Universitas Essex, Universitas Ghana, dan Universitas Middlesex London. read more

Kuliah Online: “Overthinking dan kesehatan mental”

Jumat (18/6) Fakultas Psikologi UGM dan Center for Public Mental Health (CPMH) mengadakan acara Kuliah Online: “Overthinking dan kesehatan mental”.  Acara ini merupakan rangkaian kuliah online yang rutin diadakan CPMH dengan berbagai macam tema tentang kesehatan mental dan terbuka untuk umum. read more

Memahami Spektrum Kesehatan Mental: Dari Keluarga hingga Adiksi

Jumat (9/10) Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan webinar dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Jiwa Dunia yang bertepatan dengan tanggal 10 Oktober. Tema yang diusung Hari Kesehatan Jiwa Dunia tahun ini adalah Mental Health for All, Greater Investment-Greater Access. Everyone, Everywhere – Kesehatan Jiwa untuk Semua, Peningkatan Investasi, Peningkatan Akses, untuk Setiap Orang Dimanapun. Tema ini diangkat untuk mendorong masyarakat agar bersama-sama bersatu dan menyatkuan suara dalam menggerakkan agenda berinvestasi dalam kesehatan jiwa agar menjadi perhatian yang lebih dan meningkatkan akses pelayanan kesehatan jiwa, sehingga jiwa yang sehat dapat terwujud secara nyata untuk setiap orang, dibelahan dunia manapun berada. read more

The Online Summer Lecture Series #3

Seri ketiga merupakan seri penutup di acara “Online Summer Lecture” yang dilaksanakan pada tanggal 5 dan 7 Agustus 2020. Dengan berlatar belakang pandemi yang menyebabkan terhambatnya riset untuk mencari metode riset yang tepat di masa pandemi sekarang ini, maka fokus dari series penutup ini adalah “Metodologi Riset dan Riset di Masa Pandemi”.

Pada tanggal 5 Agustus 2020 acara dibuka oleh Diana Setiyawati, M.HSc.Psy., Ph.D. selaku direktur CPMH dengan diikuti kurang lebih 200 peserta dari berbagai latar belakang seperti mahasiswa yang berasal dari dalam maupun luar negeri, ibu rumah tangga, karyawan, dan lain-lain. Acara dimulai dengan perkenalan para panelis dan pembuat film yaitu Prof. Erminia Colucci dari Middlesex University London, Dr.Angela Suryani dari  Universitas Atma Jaya, Ninik Supartini,M.Si selaku perwakilan dari Elemental Productions, dan Bagus Utomo Pendiri Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI). Dilanjutkan dengan pemutaran film mengenai penderita skizofernia. Film tersebut merupakan hasil kerja sama dari mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Atma Jaya dengan KPSI. Kemudian acara dilanjutkan dengan sesi diskusi.

Pada tanggal 7 Agustus 2020, dengan tema “Conducting Qualitative Research in Pandemics Era” yang dibawakan oleh Prof. Anna Madil seorang profesor di Fakultas Psikologi University of Leeds. Madil adalah seorang ilmuwan yang bekerjasama membangun metode kulitatif masyarakat psikologi di Inggris. Dalam materinya, Madil mengatakan bahwa dalam melakukan penelitian kualitatif di masa pandemi dibutuhkan pengetahuan metode kualitatif untuk mencari alternatif dan berdiskusi dengan kolega lainnya untuk mencari solusi. Setelah menyampaikan materi, beberapa partisipan diberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan narasumber. Diskusi ini menjadi penutup dari acara Online Summer Course Series 3 yang juga menjadi akhir dari rangkaian kegiatan the Online Summer Lecture.

 

The Online Summer Lecture Series #2

The Online Summer Lecture Series telah memasuki sesi kedua. Acara yang diselenggarakan oleh (Center for Public Mental Health) CPMH berlangsung selama 4 hari berturut-turut dari tanggal 27 Juli 2020 hingga 30 Juli 2020. Tujuan dari acara ini adalah untuk mempromosikan kesehatan mental kepada masyarakat.

Prof. Dr. Theo K. Bouman yang merupakan narasumber pertama pada tanggal 27 Juli 2020 di seri kedua ini mengambil tema COVID-19 and Health Anxiety. Bouman merupakan profesor di University of Groningen, Netherland dan juga psikolog klinis yang ahli dalam bidang terapi perilaku kognitif dimana telah berkontribusi pada banyak penelitian tentang CBT dan kecemasan gangguan somatoform yang saat ini juga bekerja sama dengan CPMH untuk mengembangkan protokol CBT berbasis budaya untuk intervensi di Indonesia. Peserta dalam sesi kali ini berjumlah 497 peserta yang berpartisipasi melalui Zoom.

Pada tanggal 28 Juli 2020, sesi ini mengusung tema “Common Mental Disorders & Pandemics” dibawakan oleh narasumber Prof. Grant Blashki, seorang seniman yang juga berprofesi sebagai dokter dan dosen di University of Melbourne. Blashki menjadi penasihat klinis di beyondblue.com.au dimana website tersebut adalah salah satu situs web kesehatan mental terpopuler di Australia. Peserta di hari kedua berjumlah sekitar 494.

Hari ketiga Prof. Stanley Kutcher, seorang emeritus di University Dalhouise dan Senator Kanada menjadi pemateri. Kutcher merupakan ahli kesehatan mental yang mengembangkan sistem kesehatan mental remaja secara nasional dan internasional. Materi yang dibawakan bertema “The Role Schools and Universities in Helping People Cope With Pandemics” diikuti kurang lebih 456 peserta.

Hari terakhir pada sesi kedua ini kembali dibawakan oleh Dr. John DeFrain. Setelah mengisi di series pertama dengan tema keluarga kini DeFrain kembali menjadi narasumber dengan tema “How Strong Families Manage Stress and Crisis” beberapa tips diberikan kepada kurang lebih 438 partisipant yang mengikuti acara tersebut mengenai cara mengelola stress dan krisis pada keluarga.

The Online Summer Lecture Series #1

The Online Summer Lecture Series, merupakan seri kuliah musim panas online yang diselenggarakan oleh Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM. Seri kuliah ini disajikan sebagai pengganti kursus musim panas internasional ke-4 tentang ketrampilan advokasi dalam pengembangan sistem kesehatan mental yang tertunda untuk tahun 2021 karena pandemi Covid-19. Acara yang dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Psikologi UGM, Prof. Dr. Faturochman, M.A., ini diadakan dalam dua sesi dimana sesi pertama dilaksanakan pada tanggal 20 – 23 Juli 2020 dengan narasumber yang berbeda setiap harinya.

Sebagai moderator acara yaitu Direktur CPMH Ibu Dr. Diana Setiyawati, sukses memandu acara dari awal hingga akhir sesi pertama diikuti kurang lebih 400 peserta secara daring melalui WEBEX. Peserta The Online Summer Lecture Series memiliki latar belakang yang beragam seperti mahasiswa, dosen, psikolog, karyawan, hingga ibu rumah tangga. Acara ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sehingga siapapun bisa mengikuti kegiatan ini.

Sesi pertama dari The Online Summer Lecture Series tanggal 20 Juli 2020, diisi oleh Ruth Wraith. Wraith adalah Dosen di University Of Melbourne, Australia dan juga seorang ahli dalam bidang anak-anak, keluarga, dan trauma anak-anak dalam pemulihan bencana. Selain itu, ia juga salah satu pelapor dan pelatih internasional mengenai masalah pemulihan pasca bencana. Pada saat bencana Tsunami Aceh tahun 2004 Wraith pernah menjadi penasihat kesehatan mental. Materi yang disampaikan adalah Understanding COVID-19 as a disaster: refarming pandemics to gain strength berlangsung dari pukul 15.30 – 17.00 WIB.

Pada sesi kedua, 21 Juli 2020, dengan tema Resilience in the History of Pandemics dibawakan oleh Prof. Hans Pols dari University of Sydney. Pols merupakan seorang ahli di bidang sejarah kesehatan mental dan penulis buku. Acara tersebut dimulai dengan diawali pengenalan narasumber, dilanjutkan dengan materi dan diakhiri sesi diskusi oleh peserta yang berjumlah kurang lebih 355 orang.

Erminia Colucci menjadi narasumber di hari ketiga sesi pertama pada 22 Juli 2020 dengan tema “Anticipacing the Worst Psychological Effect of Pandemics: Suicide Prevention”. Colucci adalah seorang psikolog dan dosen di Inggris yang menggunakan penelitian kolaboratif visual dan etnografi dalam kesehatan mental. Ia melakukan penelitian internasional untuk mencari tahu pengalaman gangguan mental di Indonesia dan Ghana menggunakan metode visual kolaboratif. Setelah memperkenalkan diri, Colucci memberikan materi dan tips kepada peserta terkait pencegahan bunuh diri dan kemudian menjawab beberapa pertanyaan peserta.

Penutup dari sesi pertama adalah Dr. John DeFrain yang merupakan Profesor Emeritus Ilmu Keluarga di Department of Child, Youth and Family Studies, College of Education and Human Sciences, University of Nebraska-Lincoln. Ia merupakan salah satu pendiri simposium nasional tentang membangun kekuatan keluarga selama 10 tahun yang memfokuskan perhatian pada upaya nasional untuk meningkatkan hubungan keluarga. Dengan materi yang bertema How Strong Families Manage Stress and Crisis pada 23 Juli 2020, DeFrain memberikan 10 prinsip untuk berkomunikasi positif dan mencari resolusi konflik yang baik kepada peserta.

Kuliah Online Mengenai Cabin Fever oleh CPMH

Wabah COVID-19 merupakan permasalahan yang dihadapi oleh hampir setiap negara di dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Dengan semakin meluasnya wabah ini, kebijakan untuk melakukan membatasi aktivitas di luar rumah pun diterapkan untuk situasi ini. Di Indonesia, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang telah diterapkan di beberapa provinsi, diantaranya DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur. Kebijakan tersebut merupakan langkah pemerintah untuk menekan kemungkinan bagi masyarakat melakukan kontak langsung.

Namun, situasi yang dihadapi serta kebijakan ini pun memiliki efek, yakni terbatasnya pergerakan serta interaksi sosial langsung yang dapat menimbulkan tekanan psikologis tersendiri. Adapun diantaranya yakni cabin fever.

Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM melaksanakan kuliah daring dengan tema “Diggin Deeper: Cabin Fever” yang dilaksanakan pada Selasa 12 Mei 2020 pukul 20.30-21.30 melalui tiga WhatsApp Group secara paralel. Peserta yang bergabung pada sesi pun dari tidak terbatas pada mahasiswa namun umum, dengan jumlah sebanyak 750 peserta. Adapun narasumber yang berperan pada sesi ini, Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi., Psikolog dan Wiradatul Anisa, M. Psi., Psikolog. Keduanya merupakan psikolog di CPMH.

Berdasarkan penjelasan pada sesi online, cabin fever sebenarnya bukan merupakan istilah saintifik atau diagnosis klinis. Istilah tersebut berkembang sejak tahun 1800an untuk menggambarkan perasaan saat berada di situasi terisolasi atau terkurung dalam rumah/cabin dalam waktu yang lama.

Adapun kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat terkait cabin fever yang mungkin dirasakan banyak orang pada kondisi panedemi ini, supaya dapat mengenali ciri-ciri dan tahu cara untuk mengatasinya.

Selain memberikan penjelasan serta infografis terkait cabin fever, juga diadakan sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator.

CPMH Tutup Sesi Sharing Online dengan Tema Kesehatan Mental di Masa Pandemi

(05/05) Center Public For Mental Health (CPMH) mengadakan rangkaian sesi sharing online yang ketujuh pada Selasa, 5 Mei 2020. Tema yang diangkat pada sesi ini adalah “Kesehatan Mental di Masa Pandemi”. Adapun narasumber yang berperan dalam acara yakni, Prof. Dr. Kwartarini W Yuniarti, MMed.Sc., Psikolog, selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama; Tri Hayuning Tyas, M.A., Psikolog, selaku dosen Fakultas Psikologi UGM dan psikolog klinis; Dr. Diana Setiyawati, M.HSc., Psikolog, selaku dosen, psikolog, dan Kepala Center for Public Mental Health Fakultas Psikologi UGM; Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi., Psikolog, selaku psikolog di CPMH, UKP, dan Gama Medical Center (GMC) UGM, serta Wirdatul Anisa, M.Psi., Psikolog, selaku psikolog di CPMH, UKP, dan salah satu fasilitas layanan psikologi swasta di DIY.

Acara dimulai pukul 10.00 hingga 14.00 WIB. Diawali dengan pembukaan oleh Prof. Dr. Kwartarini W Yuniarti, MMed.Sc., Psikolog, diikuti oleh Tri Hayuning Tyas, M.A., Psikolog, Dr. Diana Setiyawati, M.HSc., Psikolog selaku ketua CPMH.

Sesi ini diselenggarakan melalui WhatsApp messenger group, dimana sebelumnya partispan diwajibkan untuk melakukan registrasi online melalui link yang disediakan secara gratis, tanpa dipungut biaya. Pada tahap pengisian, partisipan menuliskan pertanyaan dengan tema seputar kesehatan mental pada masa pandemi ini. Berikutnya, pertanyaan akan dikelola oleh pihak CPMH untuk kemudian dijawan oleh narasumber berdasarakan hasil pengelolaan kategorisasi tersebut. Adapun acara ini ditujukan untuk umum, sehingga dapat merangkul masyarakat luas.

Pertanyaan yang muncul dari peserta pun beragam, mulai dari cara untuk coping hingga arahan untuk penyampaian pesan atau berkomunkasi tanpa menyinggung satu sama lain pada masa pandemi ini.

Adapun sesi ini dilaksanakan secara paralel melalui 12 group WhatsApp, yang dimoderatori oleh staf peneliti dan mahasiswa Fakultas Psikologi, dengan total peserta 2985 orang. Adapun latar belakang usia, pendidikan dan profesi dari peserta cukup beragam. Mulai dari freelancer, IRT, tenaga medis hingga mahasiswa.

CPMH adakan Sesi Daring Bertajuk Family Strenghtening in Crisis Situation

(24/04) Center for Public Mental Health Fakultas Psikologi UGM adakan kuliah umum secara daring pada Jumat, 24 April 2020 pukul 08.00-10.00 WIB. Acara bertajuk Family Strengthening In Crisis Situation yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan terkait ketahanan keluarga pada situasi pandemi saat ini. Adapun pembicara pada sesi kali ini Dr. John DeFrain. Beliau merupakan profesor dari University of Nebraska-Lincoln, Amerika Serikat.

Sesi ini diadakan melalui webex dan diikuti oleh hampir 700 peserta. Adapun peserta berasal dari instansi seperti LIPI, BKKBN dan Mahasiswa Fakultas Psikologi, mulai dari Magister Profesi, Magister Sains dan IUP. Disamping itu, beberapa pengajar dari Fakultas Psikologi UGM juga turut bergabung pada sesi ini, diantaranya Prof. Dr. Tina Afiatin, M.Si,Psikolog sebagai tamu dalam sesi ini.

Acara dibuka dengan sambutan dari Dr. Diana Setyawati, M.HSc., Psikolog selaku ketua CPMH. Selanjutnya Dr. John DeFrain menyampaikan materi terkait ketahanan keluarga. Terdapat enam poin penting yang menjadi kunci dari kuatnya sebuah keluarga yakni afeksi, komunikasi yang positif, komitmen, waktu bersama, spiritual well-being and shared values, serta kemampuan untuk mengelola stres ketika keluarga menghadapi krisis. Keenam hal tesebut saling terkait satu dan yang lain dan tidak memiliki hirarki khusus. Misalnya ketika keluarga memiliki pola komunikasi yang positif, akan lebih lebih mudah untuk menunjukkan afeksi antara satu sama lain.

Dalam acara ini, peserta dapat mengajukan pertanyaan yang dituliskan melalui forum khusus, yang berikutnya disampaikan oleh Dr. Diana Setyawati, M.HSc., Psikolog yang juga berperan sebagai moderator.

Dalam situasi saat ini, penting bagi keluarga untuk tetap menjaga komunikasi yang baik dan menerapkan keenam poin yang disampaikan kususnya ditengah situasi krisis yang dihadapi saat ini. Dengan menghadapinya secara bersama-sama, maka keluarga akan terus berkembang dan menjadi lebih kuat.

Ulasan Artikel: Mengatasi Berbagai Masalah yang Dihadapi Saat WFH

Work From Home (WFH) yang saat ini berjalan di Indonesia memiliki berbagai dampak bagi pekerja, diantaranya sulit bagi para pekerja untuk membedakan hari libur dan hari kerja saat dirumah.

Pada sesi sharing online bertajuk “COVID-19 dan Kesehatan mental pada orang yang bekerja” yang diselenggarakan oleh Center Public of Mental Health (CPMH), Dr. Indrayanti, M.Si selaku pengajar di Fakultas Psikologi UGM, menjelakan beberapa hal terkait pentingnya mengelola waktu bekerja dan rutinitas saat WFH bagi para pekerja. Misalnya menetapkan ruangan yang digunakan untuk bekerja, berpakaian rapi dan membuat agenda. Disamping itu mengkomunikasikan rutinitas dengan keluarga dan pihak kantor juga penting, guna meminimalisir konflik yang mungkin terjadi.

Me time juga merupakan hal yang penting untuk dilakukan bahkan diluar situasi pandemi saat ini. Hal ini berguna untuk melepaskan ketegangan-ketegangan yang ada dalam pikiran, perasaan dan mental.

Hal lain yang disampaikan oleh Dr. Indrayanti, M.Si., yakni penting bagi pekerja untuk melakukan self acceptance atau penerimaan pada situasi saat ini. Penting untuk melakukan penerimaan terhadap situasi dan tidak menyangkalnya, karena hal ini merupakan fakta dan tidak dapat dinegosiasikan. Maka dari itu, guna menunjang WFH, pekerja perlu menyiapkan kondisi mental, fisik, lingkungan dan penunjang lain seperti koneksi internet yang stabil agar tetap fokus selama bekerja.

Sumber: kagama.co – mengatasi berbagai masalah yang dihadapi saat wfh