Center for Indigenous and Cultural Psychology (CICP) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar diseminasi penelitian dalam acara Angkringan 4 dengan tema Disabilitas, Kesiapsiagaan, dan Hubungan Sosial. Acara diadakan secara bauran di aula gedung D Fakultas Psikologi UGM dan zoom meeting pada Kamis (16/5).
cicp
Center for Indigenous and Cultural Psychology (CICP) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Angkringan 2 bertajuk “Psikologi Indigenous dan Kultural dalam Kajian Integrasi Antaretnis di Indonesia” pada hari Selasa, (26/03). Acara yang dilaksanakan secara hybrid di gedung C-103 Fakultas Psikologi UGM dan zoom meeting ini dihadiri oleh dua puluh peserta.
(CICP) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) gelar Angkringan #1 bertajuk Rumah Untuk Kembali: Cara Komunitas Maiyah Merawat
(CICP) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar
Acara dibagi dalam 3 sesi. Sesi pertama membahas mengenai Social Perception of Covid 19 Pandemic: Continuities and Changes, yang disampaikan oleh Dr. Wenty Marina Minza, S.Psi., M.A, salah satu dosen Fakultas Psikologi UGM. Pada pemaparannya, beliau menyampaikna mengenai pentingnya memahami persepsi sosial guna memahami pandemi yang terjadi di Indonesia. Adapun konsep yang digunakan untuk memahami pesepsi masyarakat terhadapa pandemi yakni, percieved threat risk perception and optimism. Disamping itu, dibahas juga megenai budaya kolektif dan sisi positif serta negatif dalam melihat pandemi saat ini.
Hal tersbut sejalan dengan pembahasan yang mengenai Prevention and Optimism oleh pemateri kedua, Prof. Dr. Faturochman, M.A, yang juga merupakan Dekan Fakultas Psikologi UGM.
Pada sesi ketiga, topik yang diangkat yaitu Making sense of the Covid-19 Pandemic Between Fear and Hope. Materi disampaikan oleh Luca Tateo, Ph.D, dari Dept. of Special Needs of Education, University of Oslo. Beliau menyampaikan, ketakutan (fear) dan harapan (hope) merupakan mekanisme dasar yang dimiliki manusia pada setiap peradaban, dan bagaimana manusia menghadapi ketidakpastian juga merupakan hal yang berkaita dengan situasi pandemi saat ini.
Acara yang dihadiri oleh 345 partisipan ini ditutup dengan sesi diskusi yang dipandu oleh moderator.
Sebanyak 67 peserta dari berbagai universitas di Indonesia mengikuti kegiatan ini. “Walaupun diselenggarakan secara daring semoga tetap dapat menampung manfaat yag sangat besar” ungkap kepala CICP Haidar Buldan Thontowi, S.Psi., M.A. Lebih jauh lagi Haidar menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan mendorong peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan hasil penelitiannya terkait Indonesia kepada masyarakat Internasional.
Pemateri pada sesi pertama ini adalah Dr. Bagus Riyono, M.A. Psikolog, dosen Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Grounded Theory sesi Pendekatan Kualitatif menjadi fokus materi yang disampaikan pada sesi ini. “Kualitatif pada tataran awal tidak dimaksudkan untuk men-generalisasi” jelas Bagus.
Lebih jauh lagi Bagus menjelaskan “sikap peneliti kualitatif harus berangkat dari keingintahuan dan keterbukaan untuk mendapatkan yang diperolah dari data. Jangan terlalu yakin bahwa hasil penelitian sesuai yang dibayangkan. Peneliti harus siap denga kejutan”.
Sesi kedua dari TBT diselenggarakan hari berikutnya, Sabtu (26/9) dengan narasumber Haidar Buldan Thontowi, S.Psi., M.A., yang juga merupakan dosen Fakultas Psikologi UGM. Sesi kedua ini mengangkat tema Survei Eksperimen Online sesi Pendekatan Kuantitatif. Umumnya, tantangan dalam melakukan eksperimen online adalah platform yang berbayar, namun terdapat salah satu alternatif platform online yang dapat digunakan yaitu google form. Buldan juga melakukan demonstrasi pembuatan eksperimen sederhana menggunakan google form dan randomisasi dengan allocate monster, web gratis untuk melakukan randominasi perlakuan perlakuan pada eksperimen, jelas Buldan.
“Yang agak tricky dalam melakukan eksperimen online adalah merancang randominasasi alur eksperimen”. Perlu persiapan yang matang dalam pembuatan kuisioner atau alat ukur yang akan digunakan, untuk kemudian dilakukan uji coba atau pilot study, sehingga penting untuk membuat desain eksperimen yang kokoh, jelasnya.
Sesi tersebut diakhiri dengan sesi tanya jawab dengan peserta. Diharapkan setelah selesai mengikuti kegiatan ini peserta dapat memahami pengambilan dan analisis data dengan metode grounded theory dan metode survei eksperimen pada riset daring, sehingga eksperimen daring dapat menjadi alternatif metode penelitian di masa pandemi ini.
CICP Talks dihadiri peserta berjumlah 124 orang yang terdiri dari mahasiswa, dosen, pekerja maupun ibu rumah tangga yang berasal dari institusi dan daerah yang berbeda-beda. Pendaftaran kegiatan dibuka selama satu minggu dan dilakukan secara online dengan mengisi formulir pendaftaran.
Kegiatan CICP Talks terdiri dari 3 sesi yang dipandu oleh Fakhirah Inayaturrobbani, S.Psi sebagai moderator. Pada sesi pertama Dr. Wenty Marina Minza, M.A. yang merupakan dosen Psikologi Sosial Fakultas Psikologi UGM membahas terkait pendekatan kualitatif. Materi yang disampaikan adalah prinsip dasar penelitian kualitatif, teknik pengambilan data melalui pendekatan kualitatif selama pandemi seperti wawancara via daring, observasi dengan kontrol penuh kamera oleh partisipan, dan digital self-report.
Sesi kedua merupakan sesi pendekatan kuantitatif dan mixed method dengan pembicara Haidar Buldan Thontowi S.Psi., M.A. yang merupakan dosen Fakultas Psikologi UGM, sekaligus direktur CICP. Berbagai macam penelitian yang saat ini sedang berjalan di CICP UGM serta penjelasan metode pengambilan data melalui media sosial twitter menurut standar API dijelaskan oleh Thontowi
Sesi ketiga diisi dengan sesi sharing asisten penelitian CICP. Asisten yang mendapatkan kesempatan untuk berbagi pengalaman penelitian mereka adalah Ratri Arista (penelitian mengenai respon warganet terhadap COVID-19 menggunakan data twitter), Atika Dwi A. (yang baru saja menyelesaikan thesis kualitatif), dan Septika Chintya Krismawati (penelitian eksperimen online dengan bantuan Allocate Monster). Sesi ini ditutup dengan tanya jawab dengan tiga pemateri tersebut.
Selain membahas topik terkait riset, CICP Talk juga menjadi media untuk menyampaikan informasi tentang kegiatan CICP lainnya yang berkaitan dengan sosialisasi metode riset, yaitu Theory Building Training (TBT), kegiatan tahunan CICP. Theory Building Training Level Intermediate daring akan diselenggarakan oleh CICP UGM pada bulan September. TBT 2020 ini akan berfokus pada dua pendekatan penelitian yaitu kualitatif khususnya grounded theory, dan pendekatan kuantitatif, khusus mengenai survei eksperimen online.
Judul yang dipilih dalam riset ini adalah “The Social Perception of Covid-19 Risk and Diffusion” yang merupakan sebuah riset berbentuk survei eksploratori. “Kami melakukan survei secara online dengan target 1000 partisipan dari Indonesia,” ungkap Happy Virgina, asisten CICP.
Riset yang dipimpin oleh Dr. Wenty Marina Minza, M.A. ini bertujuan untuk mengeksplorasi persepsi sosial dan penilaian terhadap risiko penyebaran Covid-19 di Indonesia.
Hal ini dikarenakan peneliti dari disiplin ilmu psikologi, sosiologi, dan antropologi menemukan adanya ketakutan-ketakutan yang begitu kuat pada manusia terhadap kondisi darurat kesehatan saat ini. Bentuk-bentuk ketakutan itu antara lain: takut atas ketidakpastian masa depan, perasaan tidak berdaya untuk menghadapi potensi bahaya, dan ketidakmampuan untuk memahami situasi yang sedang terjadi.
Wenty mengungkapkan ketakutan-ketakutan tersebut menimbulkan perilaku-perilaku yang merupakan ekspresi psikologis yang melibatkan fungsi afektif-kognitif, misalnya upaya mendapat kepastian akan masa depan.