Simposium “Serantau Prasangka kaum”

             Di tengah isu merenggangnya hubungan antara Indonesia dengan Malaysia, Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan sebuah simposium dengan topik menarik yaitu ”Serantau Prasangka kaum” atau prasangka bangsa serumpun.  Acara yang diselenggarakan di ruang A-203 pada hari rabu, 21 november 2007 yang lalu, menghadirkan 3 pembicara dari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), yaitu Prof. Madya Dr. Aminuddin Mohd. Yusof, Prof. Madya Dr. Arifin Hj. Zainal, dan Prof. Madya Dr. Khaidzir Hj. Ismail, 2 pembicara dari Fakultas Psikologi UGM, yaitu Prof. Drs. Koentjoro. MBSc. Ph.D dan Drs. Helly Prajitno Soetjipto, MA, serta perwakilan mahasiswa Magister Sains Psikologi UGM.
            Hasil yang disepakati dari simposium ini (berdasarkan presentasi mahasiswa Magister Sains Psikologi UGM) yaitu prasangka yang terjadi antara Indonesia – Malaysia terjadi karena tiga faktor. Pertama, overgeneralisasi yang berlebihan. Masyarakat Malaysia menganggap Bangsa Indonesia adalah bangsa Indon (bangsa yang rendah) karena ulah sebagaian kecil TKI yang melakukan tindak kriminalitas dan tidak mampu memenuhi tuntutan kerja yang profesional di Malaysia. Di Indonesia, telah ada prasangka bahwa semua orang Malaysia jahat karena beberapa kasus penganiayaan terhadap TKI. Kedua, stigma oleh media. Hal ini terutama terjadi di Malaysia karena kebebasan pers di negara tersebut belum sebebas di Indonesia. Ketiga yaitu isu – isu politik yang sampai saat ini belum mampu terpecahkan, misalnya sejarah traumatis tahun 60’an mengenai Kalimantan Utara.
            Hasil dari simposium ini nantinya akan dijadikan buku dengan judul yang sama. Ketiga pembicara dari negeri jiran tidak hanya mengunjungi UGM, namun juga akan berkunjung ke Bandung dan Medan untuk membahas topik prasangka bangsa serumpun ini. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pencerahan bagi kedua bangsa untuk dapat menjalin hubungan yang harmonis tanpa melanggar hak-hak setiap bangsa.