Prodi Sarjana Fakultas Psikologi UGM pada hari Jumat (6/8) mengadakan acara “Research Knowledge Sharing: Pola Perkembangan Perilaku Prososial dan Motif Moral pada Anak dan Remaja”. Pada kesempatan kali ini, tema tersebut disampaikan oleh Sutarimah Ampuni, S.Psi., M.Psi. Tidak hanya sendiri, Sutarimah juga melakukan penelitian ini bersama dengan Sukmo Bayu Suryo R., Gesta Aulia Nisa, dan Firyal Nur Karimah. “Agak sedikit berbeda judul yang ditampilkan pada poster dengan yang saya tampilkan, namun pada intinya yang saya jelaskan pada intinya sama, yaitu pola perkembangan prososial”, jelas Sutarimah.
Penelitian ini dilakukan dengan dilatar belakangi oleh manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa lepas berinteraksi dengan orang lain, terutama ketika sedang menghadapi kesulitan. Selain itu, Indonesia sebagai negara kolektivistik juga memiliki budaya gotong royong yang menjadi salah satu karakter yang sangat penting dan harus dipertahankan. Selain menjadi sebuah kebudayaan, gotong royong juga menjadi salah satu bentuk prososial
Prososial dapat dimaknai sebagai perilaku sukarela yang bermanfaat untuk orang lain serta bertujuan untuk membangun hubungan yang harmonis di lingkungan. Selain itu, tumbuhnya prososial adalah komponen kunci perkembangan sosial manusia yang membantu individu untuk menyatu dan berkontribusi di masyarakat.
Ada beberapa hal yang menjadi faktor dari prososial, salah satu yang banyak disebut adalah faktor kontekstual. Faktor kontekstual berkaitan dengan sosialisasi value dalam keluarga, komunitas, maupun masyarakat. Selain itu, ada empat hal lain yang berperan sebagai aspek prososial, antara lain comforting, helping, sharing, dan cooperating.
Tujuan dari penelitian yang dilakukan Sutarimah kali ini adalah untuk melihat pola perilaku prososial secara keseluruhan, baik di daerah urban maupun di daerah rural. Melalui penelitian ini, Sutarimah menduga prososial di daerah urban lebih tinggi dibandingkan di daerah rural.
Terdapat dua hal menarik yang ditemukan oleh penelitian ini, yaitu aspek sharing yang menurun pada subjek umur 7-9 tahun lalu kembali naik seiring bertambahnya usia dan aspek comforting pada perempuan yang lebih tinggi dibandingkan subjek laki-laki.
Photo by Mike Scheid on Unsplash