Fakultas Psikologi UGM melalui Laboratorium Mind, Brain, and Behavior mengadakan research knowledge sharing pada hari Jumat (30/4) yang disampaikan oleh Galang Lufityanto, M.Psi., Ph.D. Sharing session kali ini membahas hasil penelitian dengan topik “How Sleep Deprivation Affects Student’s Cognitive Functioning”. Penelitian tersebut merupakan penelitian yang dilakukan selama masa pandemi dan menjadi bagian dari agenda praktikum mata kuliah Psikologi Kognitif dan Biopsikologi I. Penelitian ini melibatkan 400 partisipan melalui online dengan menggunakan eksperimen sebagai metodenya.
Berawal dari sebuah pertanyaan, “bisakah kurang tidur mempengaruhi fungsi kognitif?” yang kemudian diperkuat dengan data yang dihimpun oleh Pusat Kajian Inovasi dan Akademik (PIKA) UGM melalui survei yang diadakan pada awal tahun 2020 ketika mulai merebaknya pandemi COVID-19 di Indonesia. Survei menemukan bahwa 72,2% responden merasa lebih fleksibel dan santai sebagai keuntungan dari pembelajaran online menurut siswa. Sedangkan 63,7% responden menyatakan bahwa konsentrasi yang sering menurun dan beban kerja yang berlebihan (61,2%) merupakan kekurangan dari perkuliahan online menurut mahasiswa.
Kemudian, dua hal yang menjadi kekurangan kuliah dari dipertimbangkan oleh tim penelitian sebagai hal yang menarik untuk diteliti. Dua hal itu pula yang dikeluhkan menjadi penyebab dari kurang tidurnya mahasiswa selama menjalani kuliah online di masa pandemi. Selain itu, fenomena tersebut ternyata juga memunculkan istilah baru yaitu covidsomnia yang berpotensi tidak hanya dialami oleh mahasiswa.
Selain itu, tim peneliti juga melihat bahwa penyebab dari dosen memberikan tugas yang lebih banyak ketika perkuliahan online salah satunya karena tidak siapnya dosen menggunakan fasilitas e-learning sebagai dampak dari perubahan tiba-tiba yang mau tidak mau harus dihadapi. Pada akhirnya, tidak siapnya dosen menggunakan fasilitas e-learning berdampak pada pemberian tugas lebih banyak yang bertujuan untuk menjaga kualitas dari proses pembelajaran, namun sayangnya justru membuat mahasiswa kurang tidur.
Apabila dikaji melalui teori, fenomena kurang tidur memiliki dampak buruk yaitu bisa menyebabkan mekanisme tertentu yang secara fisiologis dapat meningkatkan cortisol level sebagai indikator dari stres. Ketika cortisol level ini meningkatkan, maka stres pun meningkat yang pada akhirnya dapat membuat seseorang mengalami depresi jika kurang tidur berlangsung dalam waktu yang panjang. Sementara pada aspek kognitif, kurang tidur dapat menyebabkan hilangnya neuron tertentu di bagian otak yang bertanggung jawab terhadap memori atau disebut dengan bagian otak hippocampus. Hal itu juga yang nantinya akan mengurangi kemampuan seseorang dalam atensi dan pengambilan keputusan dalam proses pembelajaran.
Hasilnya ditemukan bahwa efek belajar ada jika tugas tersebut melibatkan proses pemrosesan kognitif sederhana meskipun dalam kondisi kurang tidur. Sementara efek belajar tidak terjadi ketika tugas melibatkan proses kognitif yang lebih kompleks dalam kondisi kurang tidur yang ringan.