Tim relawan yang dikirm ke lokasi bencana terdiri atas dua kelompok. Tim pertama terdiri dari enam orang yang merupakan psikolog dan dosen Fakultas Psikologi UGM. Tim kedua terdiri dari tiga orang laki-laki dan satu orang perempuan mahasiswa aktif S1 Psikologi UGM. Kedua tim diberangkatan dengan jadwal yang berbeda, yaitu tim relawan pertama pada Selasa (16/12) sedangkan tim relawan kedua pada Rabu, (17/12). Para relawan akan membantu selama satu hingga dua minggu hingga keadaan mulai stabil.
Selain bantuan logistik, tim relawan Fakultas Psikologi UGM juga melakukan penanganan psikologis. Kedua tim relawan memiliki tugas yang berbeda. Ketua REPSIGAMA, Brahma menjelaskan tim psikolog dan dosen akan berperan menangani orang dewasa dan anak-anak yang mengalami trauma pascabencana (PTSD). “Karena mahasiswa S1 belum berhak menangani penderita masalah psikologis, maka tim relawan kedua akan menghibur anak-anak di pengungsian”, tutur Brahma. Sebelumnya REPSIGAMA telah melakukan serangkaian pelatihan kepada para anggota dalam menangani persoalan kebencanaan dan menghadapi hambatan di lokasi bencana.
REPSIGAMA menerima donasi dari berbagai pihak yang digunakan untuk belanja logistik dan transport relawan ke lokasi bencana. Walaupun keberangkatan ke Banjarnegara menguras energi dan menyita waktu, namun tim relawan REPSIGAMA tetap mendedikasikan dirinya untuk menolong saudara-saudara di Banjarnegara. Besar harapan agar para korban, penyintas, dan pengungsi dapat pulih kembali kondisi psikologisnya dan memulai kehidupan seperti biasa. “Mereka bisa menemukan kembali jati dirinya sebagai warga Kecamatan Karang Kobar yang di situ adalah tempat wisata yang baik”, ujar Brahma. Selamat bekerja relawan Psikologi UGM! Semoga kehadiran kalian menjadi angin segar bagi saudara-saudara kita di Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah! [Marsa, Alifah]