Jumat (28/5) Office of Cooperation, International Affairs, and Alumni (OCIA) Fakultas Psikologi UGM mengadakan acara webinar dengan tema “Psychology as a Cultural Developmental Science”. Acara ini merupakan seri ke-11 dari rangkaian acara International Guest Lecture Series.
Acara berlangsung mulai pukul 15.30 WIB dan berakhir pada pukul 17.15 WIB. Acara dihadiri oleh 130 orang peserta yang terdiri dari mahasiswa S1 reguler dan IUP Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada dan beberapa dari masyarakat umum.
Pemateri pada acara ini adalah Giuseppina Marisc, Ph.D. peneliti dan staff pengajar di University of Salerno Italia. Pina, begitu ia biasa disapa, membawakan sebuah presentasi yang berjudul “Psychology as a Cultural Developmental Science”. Presentasinya mencakup tiga pokok pembahasan yaitu beberapa konsep dasar psikologi budaya, perspektif perkembangan dalam psikologi budaya, dan beberapa akar sejarahnya.
Sebelum masuk pada pokok pembahasan, Pina terlebih dahulu mengajak peserta untuk memahami kompleksitas dari psikologi budaya yang merupakan persimpangan dari berbagai disiplin keilmuan. Setiap pengalaman manusia bisa masuk ke dalam lanskap penelitian psikologi budaya. Pina menyatakan bahwa psikologi budaya tidak dapat direduksi menjadi disiplin ilmu reguler dalam bidang akademik karena merupakan sesuatu yang lebih bersifat spesifik, yaitu cara untuk memahami manusia
Lebih lanjut Pina menjelaskan psikologi budaya adalah tentang fungsi psikologi yang lebih tinggi dan juga mempelajari “produksi” dari fungsi tersebut dalam interaksinya dengan seni, teknologi, institusi dalam kehidupan dan sebagainya. Psikologi budaya juga membahas tentang keunikan manusia dalam berinteraksi dengan alam.
Selanjutnya Pina menjelaskan tentang unit analisis dasar psikologi untuk memahami lebih dalam tentang psikologi budaya. Bagaimana interaksi antara manusia dan lingkungannya yang sangat kontekstual dan mempunyai hubungan timbal balik diterangkan menggunakan konsep individual-sosioekologi. Terjadi hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan sekitarnya. Pina menyatakan bahwa unit analisis psikologi budaya merupakan interkoneksi atau hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya.
Pina juga menjelaskan bagaimana apa yang membuat kajian psikologi budaya ini menjadi penting dan berbeda dengan kajian budaya pada lanskap keilmuan lainnya. Psikologi kultural diasumsikan lebih dimasukkan ke dalam epistemologic of become daripada epistemologic of being. Pina menerangkan bahwa poin penting dalam psikologi budaya bukanlah jumlah produk pikiran manusia tapi proses yang terjadi di baliknya.
Pada sesi terakhir presentasinya Pina menjelaskan tentang peran tokoh psikologi perkembangan di mana konsep dan teorinya turut berkontribusi membentuk psikologi budaya. Seleksi organiknya Baldwin, asimilasi dan akomodasinya Piaget, ZPDnya Lev Vyogotsky, dan scaffoldingnya Bruner memberi warna pada lanskap berpikir psikologi budaya.
Acara berlangsung sangat lancar. Di sesi tanya jawab peserta menanyakan beberapa pertanyaan terkait psikologi budaya yang dijawab dengan baik oleh pemateri. Pemateri memberikan wawasan dan pemahaman baru tentang psikologi budaya dalam memahami lokalitas di satu sisi tapi juga mampu membuat generalisasi dalam konteks yang lebih luas.