Problematika yang semakin beragam dalam kehidupan menuntut penyelesaian yang tepat dan cepat. Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari aspek kejiwaan individu diharapkan dapat membantu penyelesaian problematika tersebut. Namun kenyataannya, pendekatan-pendekatan psikologis saat ini kebanyakan berorientasi ke barat sehingga terkadang gagal mengatasi berbagai masalah yang timbul. Hal ini menuntut perlunya dikembangkan psikologi yang lebih berwawasan lokal karena permasalahan lokal memang seharusnya diselesaikan dengan menggunakan pendekatan lokal pula. Indigenous Psychology, begitulah pendekatan psikologi ini disebut.
Wacana tentang Indigenous Psychology masih terbilang baru, dan pengembangan topik ini bukanlah hal yang mudah. Di samping cabang psikologi yang bisa dibilang baru ini tidak populer, penelitian-penelitian objek psikologi terhadap subjek-subjek lokal masih kurang pula. Maka, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada mencoba mengupas permasalahan tersebut dalam seminar dan diskusi tentang Indigenous Psychology yang diadakan pada hari Rabu, 5 Maret 2008. Acara tersebut mengundang pembicara Profesor Uichol Kim dari Korea dan Profesor Girishwar Mishra dari India, psikolog peneliti yang berkecimpung dalam studi lintas budaya. India dan Korea adalah negara yang telah mulai mengembangkan Indigenous Psychology dan menerbitkan buku-buku psikologi yang khas tentang budaya lokal. Dari pihak tuan rumah, Drs. Helly Sutjipto selaku dosen pengajar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, didaulat untuk memperkenalkan kepada kedua tamu dan peserta tentang bagaimanakah psikologi di Indonesia. Diskusi tersebut menghasilkan rekomendasi perlunya sosialisasi hasil-hasil penelitian dalam publikasi nasional dan internasional, serta pentingnya para psikolog Indonesia untuk menggabungkan diri dengan asosiasi profesi Indigenous Psychology atau memulai aktivitas sebagai cikal bakal pembentukan asosiasi Indigenous Psychology di Asia.
Tak hanya berhenti pada seminar, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada segera menyusun rencana pengembangan Indegenous Psychology di lingkungan kampus. Maka disusunlah proposal penyusunan RPKPS matakuliah yang bermuatan Indigenous Psychology. Ada beberapa kendala yang dihadapi, yaitu kurangnya hasil penelitian untuk materi pengajaran dan materi-materi tersebut belum tersusun rapi. Sebagai langkah awal, kiranya hasil-hasil penelitian berwawasan lokal yang telah ada dapat digunakan untuk menyempurnakan materi perkuliahan. Dalam proses pengajaran, mahasiswa juga akan dilibatkan dalam penelitian-penelitian berwawasan lokal sesuai topik kuliah untuk menumbuhkan kepekaan mereka terhadap budaya lokal. Dalam proposal itu diusulkan terdapat dua matakuliah yang bermuatan Indigenous Psychology, yaitu mata kuliah Asesmen dan Psikologi Sosial. Namun dalam pelaksanaaannya, terdapat enam matakuliah yang akan diberikan mewakili tiap bidang psikologi yang diajarkan dalam tingkat S1, antara lain; matakuliah Psikologi Umum dari bidang Psikologi Umum, Psikologi Perkembangan Anak dari bidang Psikologi Perkembangan, Psikologi Pendidikan dari bidang Psikologi Pendidikan, Psikologi Emosi dari bidang Psikologi Klinis, Psikologi Kewirausahaan dan Inovasi dari bidang Psikologi Industri dan Organisasi, dan Psikologi Sosial dari bidang Psikologi Sosial. Terlepas dari kegiatan perkuliahan, kiranya sebuah tim perlu dibentuk untuk mengembangkan topik ini lebih lanjut. Tim ini akan menjadi pusat kajian Indigenous Psychology. Berbagai penelitian juga perlu dilakukan dan disupport kemudian dipublikasikan sehingga topik ini tak lagi menjadi topik yang asing. Karena topik ini tak hanya dapat disebarluaskan lewat dunia akademik, seminar dan diskusi juga perlu dilakukan.
Penyusunan proposal tersebut menunjukkan komitmen Fakultas psikologi Universitas Gadjah Mada untuk mengembangkan Indigenous Psychology di ranah lokal, nasional, maupun internasional. Dengan demikian, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada akan menjadi pelopor pengembangan psikologi yang berwawasan lokal. Sejatinya, banyak sekali hal yang bisa dilakukan untuk mengembangkan Indigenous Psychology. Subjek-subjek yang diteliti berada di sekitar kita dan kita sendiri pun menjadi bagian dari topik ini. Hal yang sangat diperlukan adalah kesungguhan dan dukungan berbagai pihak untuk memajukan ilmu pengetahuan itu sendiri. Harapannya, teori-teori psikologi akan menjadi lebih aplikatif dan bermanfaat dalam menghadapi tantangan perubahan global sehingga bangsa ini tidak akan kehilangan identitas diri oleh ilmu pengetahuan yang selalu berkiblat ke barat.