Sabtu (21/8) Program Launching & Webinar “Tenang Lapang: Covid 19 Psychological Support Center” berhasil diselenggarakan secara daring. Acara ini merupakan peresmian program layanan dukungan psikologis dan konseling bebas biaya dengan platform daring pada masa pandemi yang diinisiasi oleh Fakultas Psikologi UGM, Kapsigama (Keluarga Alumni Fakultas Psikologi UGM), dan PAMPsi (Paguyuban Alumni Magister Profesi UGM).
Acara yang diikuti oleh 210 peserta dari berbagai kalangan ini dibuka dengan sambutan dari Prof. Dr. Faturochman, MA, dekan Fakultas Psikologi UGM. Turut memberikan sambutan pula dalam acara ini Gubernur Jawa Tengah sekaligus Ketua Umum Kapsigama, Ganjar Pranowo, SH, M.IP. Ganjar mendukung penuh program Tenang Lapang ini agar bisa diterima masyarakat secara umum. Tak ketinggalan pula Ketua Kapsigama, Prabaswara Dewi, S.Psi, Psikolog dan Ketua PAMPsi, Mediantara Tarigan, M.Psi., Psikolog mewakili organisasi masing-masing ynag turut memberikan sambutan dalam acara ini.
Pemateri pertama pada acara ini adalah dr. Riris Andono Ahmad MD, MPH, PhD, Epidemiolog FK-KMK UGM. Dengan presentasinya yang berjudul “How to Prepare the Impact of Long Pandemic” Riris menerangkan secara komprehensif bagaimana proses pandemi COVID-19 terjadi dari sudut pandang epidemiologi. Dengan hal itu diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang pola hidup baru dan protokol kesehatan yang harus dipatuhi sebagai konsekuensui untuk dapat hidup berdampingan dengan COVID-19 dan beradaptasi dengan pandemi.
Pengendalian pandemi sangat dipengaruhi oleh seberapa baiknya penerapan 5M dan 3T pada masyarakat. Selain itu tersedianya vaksin juga sangat menentukan terkendalinya pandemi pada suatu tempat.
“Problemnya kemudian ada kaitannya dengan, satu, kemampuan vaksin untuk melindungi, dan yang kedua kemampuan kita untuk bisa melakukan vaksinasi kepada sekian miliar orang di dunia. Jadi itu ada kaitannya dengan mencapai target herd immunity dunia,” terang Riris.
Selanjutnya pada sesi kedua diisi oleh Dr. Nurlaila Effendy, M.Si, Ketua Asosiasi Psikologi Positif Indonesia (AP2I) Kapsigama membawakan presentasi denga judul “How to Manage the Virulent World” Nurlaila mengajak peserta acara untuk dapat memaknai masa pandemi ini dengan perspektif positif. Nurlaila juga memberikan tips-tips praktis yang bisa dilakukan oleh semua orang untuk dapat memaksimalkan semua potensi diri agar bisa tetap sehat secara psikis di masa pandemi.
Dalam presentasinya Nurlaila juga memperkenalkan istilah growth mindset sebagai lawan dari fixed mindset. Dengan growth mindset diharapkan manusia selalu melakukan pengembangan diri dengan melakukan introspeksi dari kesalahan dan kegagalan yang dialaminya. Untuk masuk ke dalam growth mindset manusia perlu memiliki modal yaitu strength mindset sebagai lawan dari deficit mindset.
“Pola asuh di Indonesia dan kebanyakan juga di pendidikan itu kita pakai pola deficit mindset. Jadi yang dilihat adalah separuh fungsi manusia,” terang Nurlaila sembari menunjukkan bahwa separuh fungsi lainnya yaitu strength mindset juga sangat penting untuk diidentifikasi. Strength mindset berisi tentang kekuatan dan potensi manusia yang bisa digunakan sebagai dasar untuk bertumbuh.
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab. Kedua pemateri mempunyai pesan yang sama yaitu bagaimana kita bisa menyesuaikan diri dengan perubahan, berdamai dengan pandemi, dan mempunyai resiliensi untuk menghadapi apapun yang terjadi.