Plastik Sithik, Kampus Resik

Plastik sebagai produk buatan manusia selain membawa manfaat juga memiliki efek bagi lingkungan yang kadang terabaikan. Produk kemasan plastik di Indonesia mencapai 1,6 juta ton per tahunnya. Sedangkan untuk menguraikan plastik dibutuhkan waktu sekitar 100 tahun. Di kampus Psikologi juga terdapat banyak sampah plastik yang dihasilkan dari kantin saat membeli makanan. Setiap hari 96 minuman boto, 20 karton kresek, 200 plastik putih, dan 60 bungkus plastik mie instan yang terbuang di kantin. Kita bisa membayangkan berapa banyak sampah plastik yang dihasilkan oleh masyarakat luas dalam sebulan atau setahun?

Sampah plastik selain sukar terurai juga berbahaya bagi tubuh. Racun dari plastik terlepas pada saat terurai atau terbakar, yaitu Dioksin yang bisa menimbulkan kanker. Beberapa upaya yang bisa kita lakukan adalah dengan Reuse (menggunakan kembali), Reduce (mengurangi), dan Recycle (mendaur ulang) plastik yang sudah digunakan.

Program “Sampah Sithik, Kampus Resik” ditujukan untuk meningkatkan kesadaran civitas akademika fakultas psikologi UGM tentang bahaya sampah plastik, sehingga dapat mengurangi penggunaan plastik (Reduce) dalam kehidupan sehari-hari, terutama di area kampus. Adapun rangkaian program ini mencakup: happening art, konversi plastik makanan ke pincuk yang terbuat dari daun pisang. Selain itu, juga diadakan aksi pengumpulan tanda tangan untuk mencari dukungan mengurangi penggunaan plastik dan melakukan aksi simbolik membawa cangkir dan poster bertuliskan upaya mengurangi sampah plastik.

Semua program ini dilaksanakan oleh mahasiswa Magister Profesi Psikologi Klinis Angkatan VIII dalam rangka Praktek Intervensi Komunitas di bawah bimbingan Bapak DR. Rahmat Hidayat, M.Sc. Program ini diselenggarakan pada Senin-Selasa, 2-3 Januari 2012 di Fakultas Psikologi UGM.