Riset ini mengambil lokasi di tiga dusun di wilayah kabupaten Bantul DIY ini bertujuan untuk memahami pengalaman subjektif dari warga ketiga dusun tersebut terhadap bencana dan evaluasi mereka terhadap berbagai intervensi yang telah mereka terima.
Banyak kearifan yang terkuak pada warga ketiga dusun yang menjadi pelajaran amat berharga. Bencana bukan penderitaan tetapi sebaliknya warga memaknai sebagai cobaan, peringatan, dan takdir. Bencana juga memberikan berkah berupa munculnya kembali sikap saling menyayangi, dan dorongan untuk saling membantu.
Beberapa hal positif lain yang tumbuh semenjak bencana Gempa tersebut diantaranya semakin kokohnya kepercayaan diri para perempuan sehingga mendudukkan diri mereka sendiri pada posisi pengambil keputusan ekonomi, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, dan mengambil peran aktif dalam organisasi sosial, bahkan masuk dalam struktur kepengurusan organisasi yang selama ini lebih banyak didominasi oleh laki-laki.
Di sisi lain beberapa masukan konstruktif untuk perbaikan dalam pelayanan dan intervensi juga dikemukakan. Beberapa point yang disebutkan antara lain: Fasilitas dan bantuan yang masih dirasakan belum memenuhi prinsip berkeadilan karena belum dapat menjangkau semua lapisan masyarakat, misalnya saudara-saudara kita yang difable dan yang kurang mempunyai akses ke pengambil keputusan.
Seminar yang dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat, diantaranya Guru, Ibu Rumah Tangga, LSM, Tokoh agama, dan kalangan perguruan tinggi dari dalam maupun Luar Negeri ini berlangsung semenjak pukul 9.00 – 16.00. Acara ini dihadiri langsung oleh Bapak Bupati Daerah Tingkat Dua Bantul, yaitu Drs. H. Mohammad Idham Samawi. Dalam kesempatan ini, bapak Bupati tidak hanya berpidato seremonial saja tetapi mengemukakan pemikiran yang searah dengan idealisme peneliti.