Perjalanan Ilmiah Kajian Hypnotic Guided Imagery di Indonesia

Hypnotic Guided Imagery (HGI) bukanlah merupakan hal baru, namun kehadiran HGI di ranah ilmiah masih sering kali menjadi perdebatan. Pandangan ini yang mendorong Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, M.Med.Sc, Ph.D., peneiti dan dosen di Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam terkait HGI secara ilmiah.

Penelitian yang berada di bawah naungan Penelitian RISPRO Komersial LPDP ini menggaet pakar dari berbagai lintas ilmu dan universitas diantaranya Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM, Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran, dan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran.

Penelitian RISPRO Komersial LPDP ini bertujuan untuk mengatasi salah satu masalah yang dihadapi bangsa yaitu untuk membentuk mental yang sehat agar kesejahteraan bagi seluruh masyarakat dapat tercapai. Hal mendasar yang sudah dilakukan tim ini berupa Systematic Literature Review, Penguatan Evidence-Based Intervention dan Ethical Clearance.

Perjalanan riset ini terus berkembang melalui berbagai tahap diantaranya melakukan rapat koordinasi teknik terkait peralatan yang digunakan dalam HGI ini, terapi klien, uji coba laboratorium terstandar, sharing knowledge, kerjasama dengan rumah sakit sebagai sarana untuk melakukan advokasi dan juga melakukan pelatihan di tujuh center diataranya Universitas Sumatera Utara, Universitas Gunadarma, Universitas Diponegoro, Universitas Kristen Widyamandala, Universitas Udayana dan pusatnya berada di Universitas Gadjah Mada.

Dalam sharing session yang diselenggarakan oleh Pusat Inovasi dan Penelitian Psikologi (PIPP), Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran, Sabtu (31/10) terdapat tiga narasumber yang menceritakan kiprah dan perjalanannya menjadi bagian dari penelitian HGI ini. Dr. Ahmad Gimmy Prathama Siswadi, M.Si., Psikolog., dosen Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran menjelaskan mengenai praktek dan penelitan megenai Psikoterapi di Universitas Padjajaran, termasuk di dalamnya tujuan psikoterapi, kompetensi terapis, dan penjelasan menyeluruh terkait psikoterapi integratif. Menurutnya “terapis harus memperlakukan klien secara komprehensif, kita melihatnya secara keseluruhan, tidak sepotong-potong sehingga kita dapat menanganinya secara menyeluruh.”

Dosen dan juga dokter gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, Dr. Gilang Yubiliana, drg., M.Kes. Gilang turut menyampaikan kajiannya terkait penerapan dental hypnosis dalam bentuk hypnodontic yang menjadi fokus pada penelitiannya. Ia ingin mengkuantitatifkan proses dental hypnosis, “jika mau dikatakan scientific harus reliable, objective, dan repeatable,” jelasnya.

Pada akhir acara Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, M.Med.Sc, Ph.D. selaku ketua peneliti HGI mengimbau para peserta untuk berbagi ilmu dan tidak mengedepankan ego mencari siapa yang paling baik dan benar. “It is time to integrate and doing collaboration rather than rivalry. Sudah tidak masanya lagi kita menjadi rival satu sama lain, tetapi sudah saatnya kita berbagi ilmu yang kita miliki dan memiliki hati dan pikiran yang terbuka.”