Sabtu (2/10) Center for Life-Span Development (CLSD) mengadakan webinar dengan tema “Pentingnya Mendampingi Perkembangan Daya Pikir Anak di Masa Golden Age”. Event pertama CLSD di bulan Oktober 2021 ini adalah kegiatan psikoedukasi sebagai bagian dari rangkaian Penelitian Perkembangan Memori dan Keterampilan Eksekutif pada Bayi 12-24 Bulan: Sebuah Metode Skrining oleh Ibu.
Acara berlangsung pukul 10.00 WIB hingga pukul 11.30 WIB dihadiri oleh 120 peserta yang dihadiri oleh ibu yang memiliki anak usia batita, pendidik PAUD, pengasuh TPA, dan pemerhati perkembangan anak.
Narasumber dalam acara ini adalah Elga Andriana, S.Psi., M.Ed, Ph.D., Ammik Kisriyani, S.Psi., M.A., dan Hanifah Nurul Fatimah, S.Psi., M.Sc. Ketiganya adalah dosen Fakultas Psikologi UGM yang merupakan ahli di bidang perkembangan anak. Ketiganya kini juga aktif dalam satu tim penelitian perkembangan memori dan keterampilan eksekutif pada bayi.
Elga sebagai ketua peneliti sekaligus kepala CLSD memmbuka acara ini sekaligus memberi kata sambutan dan terima kasih bagi peserta webinar yang mengikuti acara ini.
“Jadi pagi ini merupakan bagian di mana kami ingin mengajak ayah dan bunda dan pengasuh maupun pendidik PAUD untuk belajar bersama tentang pentingnya perkembangan memori dan keterampilan eksekutif pada bayi. Dan nanti berdiskusi dan bertanya jawab sehingga kita juga semakin memperkaya satu sama lain,” jelas Elga.
Pemateri kedua, Hanifah, dalam acara ini membahas lebih dalam tentang salah satu aspek dalam perkembangan kemampuan berpikir anak di tahap golden age yaitu fungsi eksekutif. Ia juga menjelaskan tentang fokus-fokus yang harus diperhatikan orang tua untuk mendukung perkembangan anak secara optimal.
Dalam presentasinya Hanifah menjelaskan bahwa bayi sudah mempunyai daya berpikir meskipun dalam tahap yang masih sederhana. Ia menjelaskan bahwa bayi sudah memiliki pondasi berpikir untuk mengenali informasi dan stimulus yang ada di sekitarnya.
“Bayi itu meskipun tidak bisa mengekspresikan secara verbal, mengkomunikasikan secara verbal begitu ya, apa yang dia pikirkan, apa yang dia rasakan, tapi dia bisa menerima semua informasi apapun yang ditangkap oleh panca indranya,” jelas Hanifah sekaligus menekankan bahwa kemampuan mengenali bahasa sudah dimiliki bayi bahkan pada saat belum lahir dan berkembang sangat pesat pada tahun pertama usia bayi.
Hanifah juga menerangkan tentang fungsi eksekutif yaitu sebuah keterampilan kognitif yang memfasilitasi kemampuan kognitif tingkat tinggi dalam melakukan perencanaan, melakukan prioritas, membuat keputusan, atau mengendalikan diri. Fungsi eksekutif otak mempunyai tiga aspek yaitu fleksibilitas berpikir, pengendalian diri, dan working memory.
Selanjutnya pada sesi kedua Ammik menjelaskan satu aspek yang juga penting dari perkembangan kognitif di usai golden age yaitu kemampuan mengingat pada anak. Kemampuan mengingat pada masa awal usia anak ini mempunyai dinamika yang kompleks sekaligus sangat penting untuk proses perkembangan kognitif pada tahapan usia berikutnya.
Pada masa golden age anak sudah bisa mengingat apa yang sudah dialami dan dilihatnya pada waktu sebelumnya. Ammik menjelaskan suatu kemampuan deferred imitation untuk menjelaskan fenomena itu. Walaupun belum bisa menjelaskan apa yang diingatnya dengan kata-kata, ingatan itu bisa diketahui dalam bentuk perilaku.
“Kemampuan mengingat ini sangat penting dalam aspek perkembangan daya pikir pada anak. Kenapa? Karena tanpa adanya kemampuan mengingat ini yang disimpan kemudian diingat kembali selang beberapa waktu, kita tidak akan mampu untuk belajar banyak hal di awal kehidupan,” jelas Ammik.
Ammik menambahkan bahwa semua ingatan pada anak pada tahun-tahun awal anak akan tetap tersimpan dan menjadi pondasi penting untuk belajar di tahap selanjutnya. Anak dapat belajar menggunakan suatu barang di sekitarnya melalui ingatannya ketika melihat orang dewasa yang menggunakan barang tersebut pada waktu sebelumnya.