Kamis (21/10) digelar acara Upacara Pengukuhan Guru Besar bagi Prof. Dr. Avin Fadilla Helmi, M.Si. Acara pengukuhan dilakukan secara bauran, dengan pelaksanaan secara luring di Balai Senat Universitas Gadjah Mada dan secara daring melalui Zoom Meeting serta disiarkan langsung melalui YouTube Universitas Gadjah Mada. Upacara Pengukuhan dibuka oleh Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU., ASEAN Eng.
Acara dilanjutkan dengan Upacara Pengukuhan dan penyampaian Pidato Pengukuhan oleh Prof. Dr. Avin Fadilla Helmi, M.Si dengan judul “Aspek-Aspek Psikologis Interaksi Sosial di Ruang Siber”. Melalui pidatonya, Avin menyampaikan bahwa pada bulan Januari 2021 sebanyak 2/3 penduduk dunia telah menggunakan sarana mobile phone, sebesar 60% terhubung dengan internet serta sebagian besar adalah pengguna aktif media sosial. Hal serupa juga terjadi di Indonesia dengan kondisi 73% penduduk terkoneksi dengan internet dan 61% aktif di media sosial. Kenaikan tersebut salah satunya disebabkan oleh adanya Pandemi COVID-19 yang melanda dunia.
“Perkembangan teknologi digital yang pesat memberikan dampak pada kehidupan dan perilaku manusia di ruang siber saat ini atau cyber space. Kondisi ini mendorong munculnya sub-disiplin baru dalam Psikologi, yaitu Cyber Psychology. Cyber Psychology masih relatif baru dan merupakan bagian dari Psikologi Terapan”, jelas Avin. Lebih lanjut, Avin menjelaskan bahwa Cyber Psychology merupakan studi perilaku manusia dalam konteks interaksi manusia dan internet.
Interaksi sosial yang terjadi di ruang siber dapat dikelompokkan menjadi 4 level berdasarkan teori dan konsep Psikologi Sosial. Empat level tersebut terdiri dari intrapersonal (menyuarakan suara hati), interpersonal (dari personal ke ruang publik), intragroup (dalam kelompok), dan intergroup (antar kelompok). Menurut Avin, media sosial adalah bentuk lain dari buku harian yang dulunya bersifat pribadi dan pemberian like pada unggahan media sosial dapat meningkatkan motivasi seseorang untuk lebih membuka dirinya pada ruang siber.
Pada akhir pidato, Avin menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara besar, luas dan memiliki jumlah penduduk yang banyak. Kebijakan seragam pada level nasional tidak akan optimal apalagi kembali ke jaman sebelum pandemi. Akan tetapi, yang harus terus menerus dipertahankan dan dilanjutkan adalah efikasi pembelajaran secara daring pada level diri, kelompok, maupun institusi. “Menurut saya, membimbing dan menguji tugas akhir dapat dipertahankan secara online. Sementara itu, pembelajaran dapat kita pertimbangkan secara bauran”, ungkap Avin.
Harapannya, dengan dikukuhkannya Prof. Dr. Avin Failla Helmi, M.Si sebagai Guru Besar dapat memperkuat dan memperbesar kiprah Fakultas Psikologi UGM secara nasional maupun internasional.