(3/10) Meniti karir pada bidang psikologi forensik di Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi lulusan psikologi. Tidak hanya itu, bidang yang tergolong cukup baru di Indonedia ini juga menarik minat khalayak umum untuk mengetahui lebih lanjut mengenai psikologi forensik. Hal tersebut menjadi latar belakang diadakannya Pengen Ngobrol Episode 5, dengan mengangkat topik The Journey and Career in Forensics Psychology.
Kali ini tim Pengen Ngobrol yang berkolaborasi dengan Unit Kerjasama Hubungan Internasional dan Alumni Fakultas Psikologi (OCIA) Fakultas Psikologi UGM menggandeng Putri Marlenny P. dan Lucia Peppy Novianty sebagai pembicara pada episode kelima Pengen Ngobrol.
Acara yang dihadiri oleh 100 peserta ini, dibuka dengan sesi pengantar singkat dari moderator dan dilanjutkan dengan sesi pemaparan dari permbicara pertama, Lucia Peppy Novianty. Peppy merupakan alumni dari Fakultas Psikologi UGM dan CEO dari Wiloka Workshop. Disamping itu, ia juga merupakan Psikolog Berkualifikasi Forensik dari BNSP. Pada pemaparannya, Peppy menjelaskan mengenai Psikologi Forensik di Indonesia, seperti area penanganan dan lingkup kerja. Umumnya, Psikolog Forensik maupun Asisten Psikolog Forensik akan berkontribusi mulai dari pra proses, pelaksanaan hingga pasca pelaksanan suatu proses hukum. Adapun contohnya, proses pmeriksaan kasus pada korban tersangka, warga binaan, proses rehabilitasi, hingga mejadi saksi ahli. Secara lebih lanjut, “area dari psikologi forensik sangat luas dan tidak hanya terbatas pada psikologi klinis saja” ujar Peppy. Karena di lapangan, latar belakang pengetahuan di bidang psikologi sosial maupun organiasi juga akan membantu, tergantung pada pada kasus-kasus yang terjadi.
Sejalan dengan hal tersebut, pada sesi kedua, Putri Marlenny, yang juga merupakan alumni Fakultas Psikologi UGM dan saat ini aktif sebagai Koordinator Pelaksanaan Program Revolusi Mental di Dinas Pendidikan Kota Semarang membagikan pengalamannya selama bekerja di bidang Psikologi Forensik, khususnya pada setting pendidikan. Putri mengatakan bahwa selain menjadi pendamping selama proses kasus, para lulusan psikologi juga dapat menjadi evaluator dalam pembuatan kebijakan publik.
Pasca sesi sharing dari kedua narasumber, acara ditutup dengan sesi diskusi yang dipandu oleh moderator.