Mulakan Bahagia dengan Tawa Yoga Ketawa ala pSMILEchology

Oleh Pariman, Annisa Poedji P., Citra Saraswati, Cystarini Dian S., Maria Ratih M
[Mahasiswa Magister Profesi Psikologi UGM]

“pSMILEchology” berangkat dari gagasan bahwa Senyum, Sapa, Salam (3S) adalah unsur penting dalam suatu fungsi pelayanan. Lebih dari itu, Senyum, Sapa, Salam tentunya mampu menularkan energi positif. Indonesia yang terkenal dengan keramahannya sudah lama menggaungkan betapa pentingnya ketiga hal tersebut. Bahkan, pada beberapa pelayanan (costumer service) seperti kasir di restoran, tempat perbelanjaan, perbankan, selalu diwajibkan untuk tersenyum, dan pelanggan bisa mendapat makanan gratis, potongan harga, atau lainnya jika petugas pelayanan tidak tersenyum saat melayani. Fakultas Psikologi UGM merupakan salah satu lingkungan akademis yang memiliki banyak unsur pelayanan. Menjadi penting untuk memperkuat budaya Senyum, Sapa, Salam yang selama ini tentunya sudah diusahakan seoptimal mungkin di seluruh ranah civitas akademika Fakultas Psikologi UGM. Hal ini merupakan bentuk nyata dalam usaha untuk menciptakan energi positif di lingkungan fakultas.

Dengan energi positif yang dihasilkan dari senyum, sapa, dan salam diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup setiap komponen civitas akademika sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas. Fakta tersebut menjadi dasar pemikiran untuk menggagas ide kegiatan penumbuh budaya Senyum, Sapa, Salam yang dilaksanakan di Fakultas Psikologi UGM, menjadi penting untuk menyoroti unsur pelayanan di dalamnya. Untuk itu, kami sebagai bagian dari pelaksana kegiatan sekaligus civitas akademika Fakultas Psikologi UGM, merasa perlu untuk memberikan sumbang pikir dan merealisasikannya. Ide tersebut kami realisasikan dalam kegiatan “pSMILEchology”.

Acara berlangsung satu minggu mulai dari 11 hingga 15 Februari 2013 dengan beragam rangkaian acara. Salah satu agenda puncak dalam acara pSMILEchology dilaksanakan pada Jumat, 15 Februari 2013. Tiga acara utama yang dilangsungkan adalah pameran fotografi bertajuk “Capture The Way You Smile,” Stand Up Comedy yang diisi oleh Dosen, Karyawan, dan Satuan Keamanan Kampus (SKK), dan ditutup dengan Yoga Ketawa. Pada acara puncak yang sekaligus menutup rangkaian acara pSMILEchology ini, penyelenggara mengajak seluruh civitas akademika Fakultas Psikologi UGM untuk Yoga Ketawa bersama dengan dipandu oleh seorang Certified Laughter Yoga Teacher pertama di Indonesia, Ibu Emmy Liana Dewi.

Acara Yoga Ketawa sendiri dilaksanakan di G-100 Fakultas Psikologi UGM dan diikuti oleh ±120 orang yang terdiri dari civitas akademika Fakultas Psikologi UGM dan umum. Acara ini dilakukan dengan setting ruangan yang cukup luas dimana para peserta berdiri membentuk suatu lingkaran mengelilingi Ibu Emmy selaku Yoga Laughter Teacher yang berada di tengah ruangan. Di awal acara, beliau menyampaikan peraturan kepada peserta agar dapat mengikuti acara yoga laughter dengan nyaman.

“Saya merasakan, hari ini begitu ekspresif, dan lega”, begitulah kesan seorang mahasiswa yang menjadi peserta Yoga Ketawa dalam rangkaian acara pSMILEchology. Peserta yang lain, seorang karyawan kampus mengatakan, “Benar, mas yang memberi kesan tadi selama saya menjadi satpam dulu, saya amati tidak pernah senyum, saya tahu betul”. Sesi Yoga Ketawa ternyata memberikan kesan tersendiri dalam rangkaian acara kegiatan gerakan 3S (senyum, salam, sapa) di kampus Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Sejak awal sesi, peserta dipandu dalam ruangan untuk menirukan gerakan-gerakan tertentu. Mereka menghayati dan terdengar gelak tawa baik karena melihat gerakan orang lain maupun menghayati gerakannya sendiri. Seolah-olah ada bagian diri yang selama ini tersumbat oleh kesibukan dan pikiran yang tegang. Bagian diri yang ekspresif, spontan, ceria, dan enerjik yang dulu semasa kecil ada. Karena bagian tersebutlah barangkali yang menjadikan setiap orang suka dengan bayi. Dalam keadaan menangis sekalipun, bayi seolah nampak menggemaskan, lucu, dan menarik untuk didekati.

Seiring perkembangan waktu, sisi diri yang spontan, ceria, dan menyenangkan tersebut seolah terabaikan. Ketika menghadapi masalah dan lebih banyak rasionalitas. Bagian diri yang spontan dan jauh sudah ada sebelum rasionalitas seakan tidak mendapatkan tempat untuk memberikan solusi. Ungkapan yang biasa muncul adalah dibilangnya kekanak-kanakan.

Yoga Ketawa memberikan kepemahaman tersendiri bagi para peserta dengan mengalaminya langsung bahwa setiap diri sudah selayaknya memberikan kesempatan setiap sisi dirinya tumbuh. Karena hidup ini, kata Mario Teguh, Motivator Golden Ways Indonesia, “Having serious fun, having fun seriously”. Serius dan santai adalah dua hal dalam kehidupan, mengabaikan salah satu darinya sama dengan mengabaikan kehidupan itu sendiri.

Dalam sesi yang berlangsung kurang lebih 1 jam, para peserta dalam satu ruangan, mengekspresikan tawa, dan mendapati rasa bahagia. Tidak ada sekat antara mahasiswa, dosen, satpam, karyawan, semuanya terlibat dan menikmati. Tertawa adalah indikasi dari bahagia. Bukannya bahagia lalu tertawa tetapi tertawa bisa menjadi jalan hadirnya rasa bahagia. Semua orang berhak untuk merasai bahagia. Yoga Ketawa menjadi salah satu caranya.

Testimoni peserta Yoga Ketawa:
1. Setelah selesai mengikuti acara Yoga Ketawa hingga akhir, peserta merasa badan dan pikirannya menjadi lebih segar seperti saat bangun di pagi hari. Padahal acara Yoga Ketawa dilaksanakan setelah jam kantor dan jam kuliah berakhir (pukul 17.00 – 18.00 WIB) dimana tubuh dan pikiran sudah terasa lelah serta membutuhkan istirahat.
2. Melalui acara Yoga Ketawa dibawakan oleh Ibu Emmy, menjadi salah satu wadah untuk lebih saling mengenal antar civitas akademika Fakultas Psikologi UGM, terutama antara mahasiswa dengan karyawan. Tertawa dapat mencairkan suasana dan membuat suasana menjadi lebih hangat serta ramah.
3. Sesi Yoga Ketawa menutup acara dengan sangat meriah. Seorang peserta yang merupakan karyawan Fakultas Psikologi UGM mengungkapkan bahwa belum pernah ada acara yang manfaatnya dapat langsung dirasakan secara fisik. Kegiatan ini menjadi acara yang sukses membuatnya merasa lebih segar dan bahagia.
4. Bagi mahasiswa yang sebelumnya melangsungkan ujian praktik, selepas acara segala kepenatan dan kelelahan yang dirasakan tergantikan dengan perasaan senang dan lega karena bisa tertawa lepas.
5. Peserta umum dari luar Fakultas Psikologi melihat dalam kesempatan tersebut semua orang bisa mengekspresikan tawanya dengan sangat lepas, tidak ada batasan antar peserta, semua menjadi akrab, dan saling berbagi tawa. Hal tersebut belum pernah dilihat dalam kegiatan yang pernah diikutinya sehingga pengalaman ini menjadi pengalaman baru yang sangat bermakna baginya.