Topik besar yang dibawakan di hari kedua Rabu (30/3) adalah bidang peminatan Psikologi Sosial dengan menghadirkan berbagai narasumber yang ahli pada bidangnya. Dimulai pada pukul 08.00 secara daring, sesi pertama pada acara kali ini diawali penyampaian materi dari Prof. Dr. Faturochman, M.A dengan topik “Penelitian Sosial Psikologis terkait Pandemi”. Pandemi yang terjadi sekarang ini, COVID-19 adalah pandemi yang tidak pernah terjadi sebelumnya, bersifat menular, korban terus bertambah, dan belum ada obatnya. Dampak dari pandemi pun tidak hanya sekadar kesehatan, tetapi juga berdampak pada sosial, ekonomi, dan psikologis yang akan memberikan perubahan pada masa kini maupun yang akan datang.
“Mengapa orang-orang Asia lebih sukses menanggulangi COVID-19?”, tanya Fatur di sela-sela penyampaian materi. Menurut Fatur, hal itu disebabkan karena orang Asia lebih bersatu untuk menanggulangi pandemi dengan mengikuti petunjuk dan mengembangkan keilmuan untuk memahami COVID-19. Hal tersebut juga didukung oleh temuan yang ditemukan oleh Fatur, yaitu responden mengangap bawah petunjuk dan pemaksaan kaitannya dengan penanganan wabah penting dan dapat dilaksanakan, namun responden lebih setuju dengan petunjuk. Hal lain yang juga ditemukan adalah responden menganggap penting upaya mandiri dan bersama-sama untuk upaya perlindungan, namun upaya bersama dinilai lebih penting dibandingkan upaya sendiri.
Sesi kedua, dilanjutkan oleh Prof. Dr. Tina Afiatin, M.Si yang menyampaikan materi tentang “Flourishing Family”. “Flourishing itu tentang individu yang sehat fisik dan mental serta dapat berfungsi dengan baik di kehidupan pribadi dan sosial akibat adanya aktivitas kerja sama antar anggota keluarga”, jelas Tina. Oleh karena itu, flourishing family dapat dimaknai sebagai sebuah keluarga yang dapat membantu menyelesaikan tantangan dan masalah yang ada.
Pada sesi terakhir, hadir sebagai narasumber, yaitu Prof. Koentjoro, M.B.Sc., Ph.D yang menyampaikan tentang “Perubahan Sosial dan Psikologi Sosial dari Revolusi Industri, Pandemi, hingga Chimerika”. “Dunia kita ini selalu berubah dan perubahan itu menghasil perubahan yang menuntut kita untuk wajib adjust dan adapt”, terang Koentjoro di awal penyampaian materi. Selain itu, Koentjoro juga menyampaikan 5 Aja dari Sunan Kalijaga untuk menghadapi perubahan yang cepat, yaitu aja gumunan, aja kagetan, aja aleman, aja getunan, dan aja dumeh.