Senin (8/2) Program Doktor Ilmu Psikologi UGM menyelenggarakan Kursus Intensif Metode Penelitian Survei. Acara yang berlangsung selama empat hari ini diikuti oleh 163 peserta yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan dan profesi.
Hari pertama kursus ini dimulai pada pukul 10.00 WIB. Pada sesi pembuka materi disampaikan oleh Prof. Dr. Faturochman M.A. dengan tema “Survey Research Output: Beyond te Correlations”. Faturochman memaparkan presentasinya tentang kemungkinan-kemungkinan yang bisa dieksplorasi dari output penelitian survei. Berbagai jenis model analisis seperti model analisis jalur, model regresi dependen variabel ganda, model nonrekursif antar dependen variabel (endogenous variables), dan model kausal antar waktu (two-wave panel model). “Model-model penelitian yang ada idealnya dipahami dan dimanfaatkan peneliti dalam memahami permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitiannya”, jelas Fatur.
Pada sesi kedua yang dimulai pukul 13.00 WIB diisi oleh Yopina Galih Pertiwi , M.A., Ph.D. Ia membawakan sebuah pemaparan materi dengan tajuk “Cross-cultural Survey Research: Why and How.”
Yopina menerangkan bahwa penelitian cross-cultural survey sangat penting dilakukan dalam keilmuan psikologi. Hal ini didasari dari penelitian psikologi yang terpublikasi internasional sangat ‘Amerika sentris’ dan WEIRD (western, educated, industrial, rich, and democratic). Hal itu menyebabkan banyak bias kultural pada penelitian-penelitian psikologi dan sangat riskan jika digeneralisir.
“Peneliti tidak banyak menuliskan data geografis dan etnisitas. Itu berbahaya karena mengabaikan cultural context”, terang Yopina.
Untuk memahami bias budaya yang mungkin terjadi dalam penelitian psikologi, Yopina mencontohkan dalam penelitiannya pada sejumlah lansia di sebuah desa di Jawa diketahui bahwa dalam bahasa Jawa halus itu tidak ada padanan kata untuk kata “bahagia”. Hanya ada beberapa kata yang mendekati arti kata bahagia, yaitu seneng dan ayem. Oleh sebab itulah pemahaman kontekstual pada aspek-aspek psikologi itu sangatlah penting. “Memastikan bahwa konteksnya ekuivalen itu adalah kunci”, tegas Yopina.
Selanjutnya sesi ketiga diisi oleh Dr.rer.pol Bhina Patria, M.A. yang menyampaikan mengenai “Metodologi Sampling dan Regression Discontinuity”. Dalam pemaparannya Bhina menjelaskan bagaima teknik pengambilan sampling akan berpengaruh pada hasil penelitian.
“Hasil penelitian akan dipercaya bila didasarkan pada informasi yang terpercaya yaitu melalui data yang diperoleh dari sampling itu” terang Bhina.
Pada hari kedua kursus intensif kembali diisi oleh Dr.rer.pol Bhina Patria, M.A. dengan materi “Regression Discontinuity” dan Moh. Abdul Hakim, M.A., Ph.D dengan materi “Pengaruh Faktor Kontekstual dalam Penelitian Psikologi”.
Selanjutnya hari ketiga diisi oleh tiga pemateri yaitu Dr. Arum Febriani, M.A. dengan materi Penelitian Cross-Sectional, Elan Satriawan, M.Ec., Ph.D. dengan materi “Survey Longitudinal/Time Series” dan Haidar Buldan Tontowi, M.A., Ph.D. dengan materi “Online Survey Research and Data Collection”.
Pada hari keempat ada empat pemateri yaitu Dr. Avin Fadilla Helmi M.Si. dengan materi “Sharing Pengalaman: Penelitian Psikologi Sosial”, Dr. Yuli Fajar Susetya M. Si. Dengan materi ‘’ Sharing Pengalaman: Penelitian Psikologi Pendidikan”, Diana Setiyawati, M.HSc.Psy., Ph.D. dengan materi “Sharing Pengalaman: Penelitian Psikologi Klinis” dan Indrayanti, M.Si., Ph.D. dengan materi “Sharing Pengalaman: Penelitian Psikologi Industri dan Organisasi”.
Acara ini merupakan sebagian dari kurikulum dari Program Studi Doktor Psikologi UGM dan juga sebagai implementasi program pembelajaran merdeka. Dengan membuka acara ini untuk umum panitia berharap mendapatkan pemikiran yang luas dari peserta yang beragam.