Kuliah Online: Post-traumatic Growth

Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi kembali mengadakan Kuliah Online pada Jumat (4/6). Topik yang diangkat pada acara Kuliah Online kali ini mengenai Post-traumatic Growth yang dibahas oleh Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi., Psikolog dan Wirdatul Anisa, M.Psi., Psikolog. Acara ini diawali dengan sedikit pengantar dari moderator yang menjelaskan apa itu trauma, “Dalam dunia medis, trauma merujuk pada cidera yang terjadi pada tubuh seseorang akibat adanya benturan, pukulan, dan lain sebagainya yang terlihat dari lebam atau kebiruan yang muncul”, jelas moderator. Trauma dalam isitilah psikologi dan medis sebenarnya tidak jauh berbeda, sama-sama memiliki penyebab dan symptom-simptom yang dirasakan.

Hal menarik selanjutnya adalah ketika orang-orang yang mengalami trauma berhasil bertahan bahkan menjadi pribadi yang lebih baik dibandingkan sebelum mengalami kejadian trauma. Kondisi itulah yang berkaitan dengan post-traumatic growth (PTG), “sebenarnya PTG ini istilah lama, tetapi mungkin belum familiar atau kurang popular di kalangan masyarakat”, ungkap Nurul.

Post-traumatic growth merupakan sebuah perubahan atau transformasi positif yang dialami oleh seseorang setelah berjuang menghadapi trauma. Ditandai dengan kualitas diri atau kondisi yang lebih jauh dibandingkan sebelum mengalami trauma. Sayangnya, kondisi PTG hanya bisa dialami oleh orang-orang yang telah selesai dalam berjuang menghadapi trauma. Meskipun begitu, bukan berarti orang yang tidak mengalami trauma tidak bisa mendapatkan nilai-nilai yang dicapai oleh orang-orang yang mengalami trauma, “Bisa jadi (nilai-nilainhya) sudah dimiliki orang yang tidak mengalami trauma. Artinya, dia tidak mengalami trauma karena sudah paham level yang akhirnya dicapai oleh orang yang mengalami PTG”, jelas Nurul.

Wirdatul pun menambahkan, bahwa ketika seseorang berkeinginan untuk belajar dari trauma, maka seseorang tersebut justru bisa melejit lebih baik dari diri sendiri sebelum trauma. Sehingga membandingkan kondisi seseorang setelah trauma tidak dengan orang lain, tetapi dengan diri sendiri ketika sebelum mengalami trauma. Selain itu, transformasi yang dialami oleh seseorang setelah trauma dapat berbeda-beda dan salah satunya dipengaruhi oleh jenis trauma yang dialami.

Terdapat lima domain yang berkaitan dengan post-traumatic growth, yaitu kekuatan personal, hubungan yang lebih baik dengan orang lain, apresiasi akan hidup, kemungkinan yang baru, dan/ perubahan spiritual dan pemahaman baru tentang makna dan tujuan hidup. Kelima domain tersebut tidak harus semuanya dicapai oleh seseorang, cukup satu domain saja maka orang tersebut sudah termasuk mengalami PTG. Hal tersebut dikarenakan PTG memang bukan suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Tidak semua orang bisa mencapainya karena tidak semua orang memiliki kemampuan apresiasi yang baik, “Kita sangat terbiasa untuk menganggap biasa hal-hal yang biasa terjadi pada kita”, ungkap Nurul.

Orang-orang yang mengalami PTG pasti mengalami peningkatan diri sekecil apapun itu. Selain itu, orang-orang yang mengalami PTG pada akhirnya memiliki pandangan yang lebih lebar, ruang toleransi yang lebih luas, ambang stres yang dimiliki naik, serta memiliki kemampuan apresiasi yang meningkat. Selain itu, ketika seseorang mengalami PTG, maka orang tersebut lebih bisa mengenali kerentanan diri sendiri, lebih berani meminta bantuan, menyadari, serta mengenali kapasitas diri.

Dalam menyampaikan materinya, Wirdatul menjelaskan bahwa bukan berarti orang yang berhasil bertumbuh dan mencapai post-traumatic growth, berarti lupa sepenuhnya dengan traumanya. Akan tetapi, meskipun masih ingat dan masih ada ketidaknyamanan yang dirasakan, orang tersebut menyadari bahwa ada hal-hal yang berkembang dalam dirinya.

Tags: cpmh daring