Rabu (24/11) Fakultas Psikologi UGM bekerjasama dengan Center for Public Mental Health (CPMH) menyelenggarakan Kuliah Online yang mengangkat topik “Perundungan dan Kesehatan Mental”. Topik tersebut disampaikan oleh dua pembicara, yaitu Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi., Psikolog dan Wirdatul Anisa, M.Psi., Psikolog. “Kenapa kami memamaparkan tentang segala macam perundungan, ternyata di lapangan masih banyak temen-temen atau bahkan orang dewasa yang belum memahami bahwa hal itu adalah perundungan atau teman-teman remaja yang pada akhirnya menyadari bahwa ternyata selama ini telah melakukan perundungan”, jelas Nurul.
Acara yang diikuti oleh mahasiswa, pelajar, bahkan orang tua ini dibuka oleh peserta yang dipersilahkan untuk berpendapat mengenai apakah itu perundungan. Secara umum, perundungan dapat dimaknai sebagai perilaku agresif tipe proaktif yang mempunyai unsur aspek kesengajaan untuk mendominasi, menyakiti, atau menyingkirkan dengan disertai adanya ketidakseimbangan kekuatan yang dilakukan secara berulang oleh satu atau beberapa anak terhadap anak lain. “Jadi, perundungan itu ada tipe pasif, ada juga tipe proaktif. Kalau tipe proaktif itu yang dilakukan secara aktif dengan serangan-serangan verbal maupun fisik”, terang Wirdatul
Meskipun demikian, perundungan bukanlah argumen dan ketidaksepakatan bersama bukan pula satu episode penolakan sosial atau ketidaksukaan. Perundungan juga bukan satu episode tindakan kejam atau (pembalasan) dendam dan tindakan agresi atau intimidasi acak
Berdasarkan materi yang disampaikan, terjadinya perundungan dikarenakan sebagai reaksi dari tekanan emosional atau masalah kesehatan mental yang dimiliki sehingga perilaku perundungan sebagai kompensasi dari ketidakberdayaan. Selain itu, perundungan juga dapat terjadi sebagai bentuk pertahanan diri dari tekanan lingkungan dan isolasi sosial, melindungi diri agar tidak mendapatkan perlakuan yang sama bahkan dorongan untuk merasa superior. “Seorang pelaku perundungan merasa tidak berdaya untuk mengatasi sehingga melampiaskan tekanan emosional itu kepada pihak-pihak yang dianggap lebih lemah atau lebih rendah posisinya atau lebih rendah statusnya”, jelas Wirdatul
Ada berbagai jenis perundungan yang dapat terjadi di sekitar kita, yaitu perundungan secara fisik, verbal, maupun sosial. “Kemudian yang banyak semakin terjadi akhir-akhir ini adalah perundungan cyber. Mungkin temen-temen juga pernah denger doxing? Jadi secara sengaja membeberkan atau menyebarluaskan informasi seseorang yang tujuannya untuk menjatuhkan atau melemahkan orang itu”, jelas Wirdatul.
“Jadi mari kita lebih peka terhadap apa yang kita lakukan. Mari kita lebih peka terhadap macam-macam perundungan. Jika pada akhirnya kita paham bahwa itu perundungan, maka berhenti. Karena dampak dari perundungan itu sangat luar biasa. Perundungan tidak hanya berdampak bagi korban, tetapi juga berdampak pada pelaku”, ucap Nurul di tengah-tengah penyampaian materi.