Kuliah Online CPMH: Pengasuhan Konvensional di Zaman Sekarang

Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM mengadakan Kuliah Online (KulOn) non-reguler sebagai salah satu agenda Pre-Online Summer Lecture Series 2022 (30/7). Topik yang diangkat kulon kali ini adalah Pengasuhan Konvensional di Zaman Sekarang. Topik tersebut langsung disampaikan oleh Dr. Diana Setiyawati, M.HSc., Psy., sebagai Kepala CPMH Fakultas Psikologi UGM.

Acara diawali dengan Diana yang mengajukan beberapa pertanyaan kepada partisipan. Salah satu pertanyaan yang diajukan adalah apa tujuan utama dari pengasuhan. Partisipan menjawab dengan beberapa jawaban seperti membentuk dan mewadahi anak agar berkembang optimal, memfasilitasi anak bertumbuh sesuai dengan potensinya, mendampingi dan mendidik serta mengasuh anak sesuai tahap perkembangannya. Pertanyaan lain yang juga diajukan di awal acara adalah apa sebenarnya elemen yang ada di dalam pengasuhan. Lalu partisipan menyebutkan beberapa jawaban seperti memberikan kasih sayang, mendidik dan memfasilitasi, memahami serta mendukung, membangun koneksi maupun bounding.

Melalui materi yang disampaikan bahwa elemen yang dari pengasuhan adalah memberi dukungan dan mengontrol yang menjadi kombinasi dalam gaya pengasuhan. “Memberikan dukunga dapat berupa stimulasi maupun edukasi, sementara kontrol itu supervisi”.

Pengasuhan konvensional adalah pengasuhan “seperti zaman dulu aku diasuh”. “Anak-anak hidup untuk masa depan, bukan masa kini, apalagi masa lalu”, ujar Diana. Terdapat empat macam gaya pengasuhan, yaitu authoritarian/gaya otoriter (rigid), permissive/gaya permisif, uninvolved/gaya tidak terlibat, rejecting/gaya penolakan, tidak terlibat

Diana pun menerangkan bahwa tujuan utama dari setiap pengasuhan adalah mendidik anak berkarakter. “Jadi klo kita bicara pola asuh, seharusnya bukan sejak usia dini, tetapi dimulai sejak dalam kandungan. Karena karakter anak ditentukan sekali sejak di dalam kandungan”. Jadi, bagaimana anak di dalam kandungan dipengaruhi oleh bagaimana karakter ibu dan hal itu sangat signifikan berkontribusi terhadap karakter anak di masa depan. Apakah Ibu menerima anak yang dikandungnya dalam kondisi senang atau apakah anak yang dikandung adalah anak yang diharapkan.

“Oleh karena itu, esensi dari keluarga berencana adalah merencanakan kehamilan agar orang tua itu mampu atau siap dengan kehamilan itu”. Hal itu dikarenakan kejadian kehamilan adalah kejadian yang luar biasa bagi anak.

Diana mengungkapkan bahwa saat ini di puskesmas Sleman & Bantul, Ibu hamil yang baru pertama kali datang harus bertemu dengan Psikolog untuk diasesmen. Berkaitan dengan apakah anak itu dicintai sepenuhnya, apakah kehamilan ini dikehendaki sepenuhnya atau tidak dan lain sebagainya. Kondisi ketika hamil sangat memengaruhi karakter anak. Ketika orang tua tidak bahagia disebabkan stres maupun tekanan akan berpengaruh pada plasenta yang tidak mampu menjalankan fungsinya untuk menyaring racun. Hal itu mengakibatkan anak di dalam kandungan rentan terkena zat-zat yang salah satunya adalah kortisol yang sangat korosif terhadap perkembangan otak.

 

 

 

Photo by Tanaphong Toochinda on Unsplash