Kuliah Online CPMH: Menjadi Penolong Pertama Psikologis

Central for Public Mental Health (CPMH) menyelenggarakan Kuliah Online “Menjadi Penolong Pertama Psikologis: Konsep dan Praktik” yang terdiri dari dua sesi pada tanggal 11 dan 25 Februari 2022. Hadir sebagai pembicara yang sama di kedua sesi pertama, yaitu Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi., dan Wirdatul Anisa, M.Psi., Psikolog. “Kuliah Online sebenarnya sudah kesekian kalinya mengangkat topik ini (Psychological First Aid) dan mengapa kami kembali mengangkat topik ini karena ini dapat merangkul banyak partner serta masyarakat lebih luas”, ujar Nurul di awal acara.

Pada sesi pertama pembahasan tentang Psychological First Aid (PFA) dibatasi pada konsep, kemudian di sesi kedua pembahasan PFA akan ditekankan pada prakteknya. “Maksudnya, praktisnya apa sih yang akan kita lakukan secara teknis ketika kita memberikan dukungan psikologis awal”, jelas Wirdatul. Menurut WHO, PFA merupakan sebuah upaya pemulihan psikologis yang diberikan kepada orang-orang terdampak bencana atau krisis.

PFA merupakan salah satu bentuk dari intervensi psikososial, “Jika kita bicara psikososial, maka ada piramida intervensi yang perlu kita bahas”, terang Wirdatul. Tingkat pertama pada sebuah piramida intervensi psikososial berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar dan rasa aman. Kemudian tingkat berikutnya berkaitan dengan bagaimana lingkungan, komunitas, atau kelompok sekitar dapat memberikan dukungan psikososial agar penyintas dapat kembali terlibat dalam aktivitas sehari-hari. Pada lapisan ketiga berkaitan dengan dukungan non-spesialis, salah satunya yaitu PFA dan pada lapisan puncak, intervensi psikososial terdiri dari dukungan spesialis yang berkaitan dengan penanganan lebih lanjut.

Pada sesi kedua pembahasan PFA dilanjutkan dengan praktik dan aplikasinya. Menurut WHO, PFA dilakukan berlandaskan pada prinsip yang sama, yaitu look, listen, dan link.

Prinsip PFA yang pertama adalah look yang menugaskan para first aider-nya melihat secara cermat, melihat lebih jauh, atau memeriksa di sekitar lokasi maupun penyintas. “Sambil memeriksa orang-orang mana yang sekiranya memiliki reaksi stres yang sangat serius, pertimbangkan mana individu yang paling butuh menerima PFA”, jelas Nurul.

Prinsip PFA berikutnya adalah listen yang terdiri dari memulai kontak dengan korban, menanyakan kebutuhan dan kekhawatiran mereka, serta mendengarkan dan membantu mereka untuk tenang. Kemudian, prinsip terakhir PFA adalah link. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah mengakses informasi melalui layanan yang tersedia, menghubungkan dengan badan perlindungan atau dukungan lainnya, mengakses perawatan, dan pengobatan, serta menghubungi kerabat dekat dan orang-orang terpercaya.

Acara berlangsung interaktif dengan peserta yang dapat mengajukan pertanyaan di tengah-tengah pembicara menyampaikan materi sehingga membangun komunikasi dua arah. Selain itu, pihak penyelenggara juga memperbolehkan peserta untuk menyalakan kamera untuk lebih menghidupkan suasana kuliah online.

 

 

 

 

Photo by Diana Polekhina on Unsplash