Jumat (17/6) Center for Public Mental Health (CPMH) bekerjasama dengan Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan Kuliah Online (KulOn) dengan topik “A sampai Z Kesehatan Mental”. Narasumber dari acara tersebut adalah Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi., Psikolog dan Wirdatul Anisa, M.Psi., Psikolog.
Acara kuliah online yang dihadiri oleh berbagai kalangan, seperti pelajar, mahasiswam psikolog, psikiatri, guru, bahkan ibu rumah tangga diselenggarakan pada pukul 13.00 WIB. Acara kali ini juga disiarkan secara langsung melalui Kanal YouTube CPMH UGM, selain dapat diakses melalui applikasi meeting online. “Berbeda dari konsep acara KulOn sebelum-sebelumnya, hari ini kita mau QnA aja. Jadi, bentuknya talkshow”, ujar Nurul di awal acara.
Jika sebelum-sebelumnya KulOn mempersiapkan tayangan berisi materi, untuk saat ini konsep yang diusung adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang masuk. Pertanyaan-pertanyaan yang masuk akan dipilih dan dijawab satu per satu oleh narasumber. Pertanyaan-pertanyaan yang masuk dihimpun melalui tautan pendaftaran maupun fitur QnA yang tersedia pada aplikasi Instagram.
Diawali dengan pertanyaan paling dasar yang masuk, yaitu mengapa harus memahami kesehatan mental dan apa bedanya kesehatan mental dengan kesehatan jiwa. “Sebenarnya sama saja antara kesehatan mental dengan kesehatan jiwa. Hanya lebih ke masalah istilah, tetapi yang dimaksudkan sebenarnya sama”, jelas Wirdatul. Selanjutnya, memahami kesehatan mental menjadi perlu karena kesehatan mental sama dengan kesehatan fisik. Artinya, kesehatan mental adalah suatu hal yang penting karena tidak ada yang namanya kesehatan, tanpa kesehatan mental.
“Jadi, orang dengan gangguan jiwa bukan berarti tidak akan sehat jiwa. Karena sehat atau tidaknya kondisi jiwa seseorang tidak dilihat dari ada atau tidak adanya gangguan jiwa”, terang Wirdatul. Disambung oleh Nurul yang mengatakan bahwa ketika berbicara sehat mental maka sedang berbicara kontinum. “Kadang kala kita ada di area yang hijau (sehat), kadang kala kita di tengah atau agak ke merah (sakit)”.
KulOn kali ini ditutup dengan pertanyaan yang diajukan tentang bagaimana cara menciptakan ekosistem yang sehat untuk mental di lingkungan pendidikan. “Sebetulnya ketika kita bicara ekosistem maka kita berbicara sistem. Artinya, ketika kita berbicara sistem maka kita akan membahas lini-lini penting yang dibutuhkan”, jelas Nurul. Menurut Nurul, salah satu hal yang bisa dilakukan untuk menciptakan ekosistem yang sehat untuk mental adalah dengan meningkatkan literasi kesehatan mental. Dapat melalui seminar-seminar yang diselenggarakan maupun pamflet yang disebarluaskan.