Jumat (3/9) Program Studi Doktor Ilmu Psikologi UGM menyelenggarakan acara dengan tema “Community defied efidence for children with disabilities: Scoping review and photovoice stories from West Timor”. Acara ini merupakan seri dari Kolokium Dua Mingguan (KDM) Promovendus Club yang diselenggarakan terbuka untuk umum.
Acara dimulai pukul 09.00 WIB dan berakhir pukul 10.45 WIB. Acara ini dihadiri oleh 145 peserta dari mahasiswa Program Doktor Ilmu Psikologi UGM dan umum.
Pemateri pada acara ini adalah Indra Yohanes Kiling, S.Psi, M.A., Ph.D., dosen Universitas Nusa Cendana yang mempunyai disiplin keilmuan di bidang psikologi komunitas dan psikologi perkembangan. Lulusan Program Doktor Ilmu Psikologi The University of Adelaide, Australia ini menjelaskan tentang disertasinya yaitu tentang bukti yang ditetapkan masyarakat untuk anak-anak penyandang disabilitas.
Penelitian yang dilakukan Indra merupakan irisan antara dua ranah penelitian yang sudah sering dibahas yaitu anak usia dini dan disabilitas. Indra menjelaskan bahwa penelitian yang menggabungkan dua ranah tersebut masih sedikit, terutama di negara-negara berkembang. Kurangnya penelitian yang mengkaji tentang intervensi anak disabilitas di negara Indonesia dan negara-negara berkembanglah yang mendorong Indra untuk melakukan penelitian tersebut.
Langkah pertama yang dilakukan oleh Indra adalah studi literatur. Untuk melengkapi studi literaturnya, Indra datang langsung ke perpustakaan UI, UNPAD, UPI, dan UGM. Namun dari beberapa literatur yang didapatnya, hanya sedikit yang sesuai dengan tema intervensi disabilitas pada anak usia dini.
“Dari hasil pencarian tersebut, 1791 yang akhirnya terseleksi cuma hanya sampai 8 saja,” kata Indra sambil menerangkanbahwa keadaan itu membuat publikasinya pada awalnya sering ditolak oleh reviewer.
Pada studi ke-2 Indra melakukan systematic literatur review yaitu mencari literatur dengan kriteria yang dianalisis dengan thematic approach. Pada studi ini Indra membandingkan jenis intervensi disabilitas pada anak usia dini di Indonesia dan 42 negara yang tingkat perkembangannya setara dengan Indonesia, yaitu memiliki Human Development Index (HDI) pada level medium.
Dari kajian literatur tersebut, Indra mendapatkan empat kategori yang salah satunya disability screening, yaitu deteksi awal pada penyandang disabilitas yang mayoritas adalah tuna rungu.
Selanjutnya tema yang ditemukan Indra adalah Communiti Based Rehabilitation (CBR). Dalam penerapannya CBR menggunakan pendekatan multi sektoral sehingga melibatkan banyak sekali elemen dan disiplin keilmuan.
“Jadi ketika saya mengerjakan disertasi, saya otomatis saya harus belajar juga tentang kesehatan, belajar tentang pendidikan, belajar tentang ekonomi, belajar tentang ilmu sosial tentunya, dan juga tentang gerakan-gerakan atau aktivitas pemberdayaan masyarakat,” tutur Indra.
Setelah menjalani dua studi literature, Indra baru melaksanakan studi lapangan. Penelitiannya dilaksanakan di Timor Barat (West Timor), tepatnya di Kupang, daerah yang secara administratif termasuk Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dua studi lapangan berikutnya dilakukan menggunakan metode kualitatif menggunakan pendekatan utama interview dan photovoice.
Tujuan dari studi lapangannya adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi orang tua terhadap anaknya yang menyandang disabilitas, faktor resiko lingkungan, dan layanan-layanan pendukung untuk penyandang disabilitas. Selain orang tua, partisipan pada penelitian ini adalah local leaders yang tinggal di daerah tersebut seperti ketua NGO, kepala desa, pemimpin agama, dan juga kepala dinas.
Selain memaparkan tentang penelitian yang dilakukannya, Indra juga berbagi strategi menyelesaikan studi doktornya yang berhasil Ia selesaikan dalam waktu tiga tahun. Indra juga menjelaskan metode photovoice dan scoping review yang sangat memungkinkan untuk dilakukan secara daring pada masa pandemi COVID-19 sekarang ini.