Pada Jumat (28/5) Promovendus Club Program Doktor Ilmu Psikologi UGM kembali menyelenggarakan acara dengan topik “Dinamika Proses Kognitif pada Pemecahan Soal Cerita Matematika”. Topik tersebut disampaikan oleh Dr. Nani Restati Siregar, S.Psi., M.Si yang merupakan seorang dosen di Universitas Halu Oleo, sekaligus alumni Program Doktor Ilmu Psikologi UGM. Acara ini merupakan bagian dari kolokium yang dilaksanakan rutin tiap dua pekan sekali oleh Promovendus Club secara daring.
Melalui materi yang disampaikan, Nani menjelaskan bahwa pemecahan soal cerita matematika bukan hanya sekedar mengerjakan tugas atau ujian. Akan tetapi, pemecahan soal matematika juga berkaitan dengan empat kompetensi yang dimiliki oleh siswa. Menurut Programme of International Student Assessment (PISA), pemecahan soal cerita matematika berkaitan dengan empat kompetensi, yaitu personal, sosial, okupasional, dan saintifik. Oleh karena itu, belajar matematika terutama terkait pemecahan soal cerita adalah suatu hal yang penting.
Jika diuraikan lebih rinci empat kompetensi tersebut memiliki efek masing-masing pada siswa. Pertama kompetensi personal berkaitan dengan bagaimana pemecahan soal cerita matematika melatih siswa untuk memecahkan masalah personal. Kedua, narasi soal cerita matematika menggunakan persoalan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Hal tersebut erat kaitannya dengan kompetensi sosial. Kemudian, soal cerita matematika memiliki efek pada pengembangan teknologi dan informatika. Hal itu masuk ke dalam kompetensi okupasional. Terakhir, kompetensi saintifik berkaitan dengan melatih siswa untuk tidak hanya sekedar memecahkan masalah, tetapi juga mengumpulkan data yang membantu ketika melakukan kajian ilmiah.
Selain berkaitan dengan kompetensi, soal cerita matematika juga melibatkan beberapa proses kognitif, yaitu working memory, inhibitory control, dan shifting. Working memory adalah proses menandai/mengabaikan informasi tidak penting. Sementara inhibitory control berkaitan dengan cara memecahkan soal cerita. Siswa cenderung secara spontan menggunakan strategi pemecahan masalah yang sebelumnya tanpa saringan ketika menemukan soal cerita yang mirip atau pernah ditemui sebelumnya. Terakhir, proses kognitif yang berkaitan dengan kecepatan siswa memahami kata dan angka disebut shifting.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nani, siswa dengan kapasitas working memory dan shifting tinggi menganggap soal cerita matematika adalah sesuatu yang “biasa”. Sementara siswa dengan working memory yang rendah dan hanya didukung oleh inhibitory control, menganggap soal cerita matematika adalah soal yang sulit.